Anda di halaman 1dari 6

NAMA : TOMI

NIM : 201015250082
MATA KULIAH : BUDAYA ORGANISASI

SOAL UJIAN
UJIAN TENGAH SEMESTER
1. Sebutkan dan jelaskan teori budaya organisasi menurut para ahli ? 
Jawab : Menurut Trice dan Bayer dalam Fachreza, Said Musnadi, dan M. Shabri Abd Majid
(2018), budaya organisasi ternyata semakin marak berkembang sejalan dengan
meningkatnya dinamika iklim dalam organisasi. Dengan demikian konsep budaya organisasi
dikembangkan dengan berbagai versi mengingat istilah budaya dipinjam dari disiplin
ilmuan tropologi dan sosiologi, sesuai dengan makna budaya yang mengandung konotasi
kebangsaan, ditambahkan lagi implikasinya begitu luas sehingga dapat dilihat beragam
sudut pandang. Namun dalam proses adaptasi, kebanyakan berpendapat bahwa inti budaya
adalah sistem nilai yang dianut secara bersama - sama.

Menurut Geert Hofstede dalam Wibowo (2010, p.15), menyatakan bahwa budaya terdiri dari
mental program bersama yang mensyaratkan respon individual pada lingkungannya.
Definisi tersebut mengandung makna bahwa kita melihat budaya dalam perilaku sehari -
hari, tetapi dikontrol oleh mental program yang ditanamkan sangat dalam. Sedangakan
menurut Edgar Schein dalam Wibowo (2010, p.16), yang mengemukakan bahwa budaya
organisasi adalah sebagai filosofi yang mendasari kebijakan organisasi, aturan main untuk
bergaul, dan perasaan atau iklim yang dibawa oleh persiapan fisik organisasi.

2. Jelaskan Konsep Dasar Struktur Budaya Organisasi secara teoritis ?


Jawab : Menurut Robbin (1991:572), budaya organisasi adalah suatu persepsi bersama
yang dianut oleh anggota-anggota organisasi itu; suatu sistem dari makna bersama. Budaya
organisasi memiliki kepribadian yang menunjukkan ciri suasana psikologis organisasi, yang
memiliki arti penting bagi kehidupan organisasi, kenyamanan, kelancaran, dan keefektifan
organisasi. Suasana psikologis terbangun pola-pola kepercayaan, ritual, mitos, serta
praktek-praktek yang telah berkembang sejak lama, yang pada gilirannya menciptakan
pemahaman yang sama diantara para anggota organisasi mengenai bagaimana sebenarnya
organisasi itu dan bagaimana para anggota harus berperilaku. Dalam hal ini sebagaimana
yang dinyatakan Peterson (1994), bahwa budaya organisasi itu mencakup keyakinan,
ideologi, bahasa, ritual, dan mitos dan pada akhirnya Creemers dan Reynold (1993)
menyimpulkan bahwa budaya organisasi adalah keseluruhan norma, nilai, keyakinan, dan
asumsi yang dimiliki oleh anggota di dalam organisasi.

Oleh karena itu, budaya organisasi itu berwujud dalam filosofi, ideologi, nilai-nilai, asumsi-
asumsi, keyakinan, serta sikap dan norma bersama anggota organisasi tersebut dalam
memandang berbagai realitas, terutama berkaitan dengan permasalahan internal maupun
eksternal organisasi. Senada dengan itu, Owens (1995) mendefinisikan budaya
NAMA : TOMI
NIM : 201015250082
MATA KULIAH : BUDAYA ORGANISASI

organisasi sebagai

Dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi memiliki 3 aspek penting, yaitu pengertian
bersama, pembentukan sistem dalam organisasi, dan sebagai pembeda antara organisasi
yang satu dengan yang lain. Konsep dasarnya :

- Kebijakan merupakan dasar dari struktur budaya Organisasi


- Terpusat, merupakan sifat dari struktur Budaya Organisai
- Perintah, merupakan inti dari Struktur Budaya Organisasi
- Keseragaman dan Konsistensi, merupakan hasil dari Struktur Budaya Organisasi

3. Jelaskan peran budaya kerja dalam organisasi ?


Jawab : Secara parsial pengertian budaya dan organisasi mempunyai pengertian yang
berbeda dan budaya organisasi pun mempunyai pengertian berbeda pula. Budaya
merupakan konsep yang penting dalam memahami masyarakat dan kelompok manusia untuk
waktu yang lama. Stoner et al. (1995) memberikan pengertian budaya sebagai kompleks atas
asumsi tingkah laku cerita, metos metafora, dan berbagai ide lain yang menjadi satu untuk
menentukan apa arti menjadi anggota masyarakat tertentu. Pengertian yang lain
dikemukakan oleh Krech dalam Graves (1986), Moeljono (2003: 16) budaya adalah sebagai
pola semua suasana baik materiel atau semua perilaku yang sudah diadopsi masyarakat
secara tradisional sebagai pemecahan masalah anggotanya budaya di dalamnya juga
termasuk semua cara yang telah terorganisasi, kepercayaan, norma, nilai-nilai budaya
implisit serta premis yang mendasar dan mengandung suatu perintah.

Suatu keberhasilan kerja, berakar pada nilai-nilai yang dimiliki dan perilaku yang menjadi
kebiasaannya. Nilai-nilai tersebut bermula dari adat kebiasaan, agama, norma dan kaidah
yang menjadi keyakinannya menjadi kebiasaan dalam perilaku kerja atau organisasi. Nilai-
nilai yang telah menjadi kebiasaan tersebut dinamakan budaya. Oleh karena budaya
dikaitkan dengan mutu atau kualitas kerja, maka dinamakan budaya kerja

Kata budaya itu sendiri adalah sebagai suatu perkembangan dari bahasa sansekerta
„budhayah‟ yaitu bentuk jamak dari buddhi atau akal, dan kata majemuk budi-daya, yang
berarti daya dari budi, dengan kata lain ”budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta,
karsa dan rasa. Sedangkan kebudayaan merupakan pengembangan dari budaya yaitu hasil
dari cipta, karsa dan rasa tersebut”
Di sisi lain, Moeljono mengemukakan pendapat Graves (1986) ada tiga sudut pandang
mengenai budaya, yaitu :
 Budaya merupakan produk konteks pasar di tempat organisasi operasi, peraturan yang
menekan dan sebagainya
NAMA : TOMI
NIM : 201015250082
MATA KULIAH : BUDAYA ORGANISASI

 Budaya merupakan produk struktur dan fungsi yang ada dalam organisasi, misalnya
organisasi yang tersentralisasi berbeda dengan organisasi yang terdesentralisasi.
 Budaya merupakan produk sikap orang dalam pekerjaan mereka, hal ini berarti produk
perjanjian psikologi antara individu dan organisasi.

4. Bagaimana perusahaan/ organisasi mempertahankan nilai-nilai budaya organisasi di


tengah-tengah perubahan?
Jawab : memahami tidak semua perusahaan memiliki privilege dalam mengubah budaya
organisasi, atau menawarkan benefit yang mengikuti perkembangan kebutuhan generasi
muda. Oleh karena itu, perusahaan dengan budaya organisasi yang sudah berjalan tahunan
serta memiliki jumlah karyawan yang besar disarankan melakukan dialog internal serta
melakukan adaptasi yang mungkin akan berjalan lama panjang dalam melaksanakan
transformasi budaya perusahaan.

Globalisasi masyarakat manusia yang menimbulkan tantangan baru yang berkaitan dengan
masalah manajemen, kepemimpinan dan penggunaan sumberdaya, iptek dan kebijakan
internasional. Untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut Prosiding Seminar Nasional
Peran Budaya Organisasi Terhadap Efektivitas dan Efisiensi Organisasi 185 setiap
organisasi harus mampu melakukan penyesuaian budaya organisasinya dengan cara;
pertama, menyesuaikan visi, misi dan strategi serta program organisasi, menerapkan
kepemimpinan yang sesuai dengan tuntutan perkembangan, merubah cara kerja para
anggota organisasi selaku agen-agen budaya yang membawa perubahan, memanfaatkan
sumberdaya dan teknologi yang memadai. Kedua, dari segi, manajemen dengan melakukan
penyesuaian nilai-nilai, normanorma dan aturan-aturan yang berlaku bagi para
anggotanya, dan yang ketiga mengembangkan pembelajaran budaya yang sistematis melalui
sosialisasi global cultural strategies dan melakukan pelatihan kepekaan budaya (cultural
awareness).

Perubahan merupakan salah satu sifat dunia, tidak ada yang bisa mengintervensi, kita
semua hanyalah bagian yang harus menyikapinya, berusaha mengikuti dan beradaptasi
adalah tindakan yang tepat (Peterson, et, al., 2011). Di tahun 2000-an Nokia merajai telpon
genggam, kemudian digantikan oleh Blackberry, dan pada hari ini kedua merek raksasa
tersebut sudah di tinggalkan. Begitupun dengan perkembangan komputer, dulu kita
mengenal istilah Pentium 1 – 4, Intel Celeron, Dual Core, Core 2 Duo, kemudian Core i.

5. Bagaimana kontribusi perilaku kerja yang didasarkan nilai-nilai budaya organisasi


terhadap tujuan organisasi?
Jawab : Sumber daya yang berkualitas menjadi tumpuan dalam mengembangkan suatu
organisasi. Organisasi yang baik haruslah dimotori oleh sumber daya manusia yang
NAMA : TOMI
NIM : 201015250082
MATA KULIAH : BUDAYA ORGANISASI

berkualitas, handal, berdedikasi, bersemangat tinggi, proaktif, penuh dengan upaya-upaya


inovatif, yang dapat menghasilkan pekerjaan yang sangat bermutu. Salah satu kunci
keberhasilan dan ujung tombak keberhasilan pegawai adalah yang dapat menghasilkan out
put atau hasil kerja yang baik. Hal ini akan berdampak positif dalam pencapaian tujuan
organisasi.
Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya sangat ditentukan oleh kemampuan
pegawainya mentransformasikan diri sesuai dengan tuntutan perubahan dan memperkuat
budaya organisasi dan meningkatkan motivasi kerja yang dapat mendukung tujuan
organisasi.

Organisasi memasuki era perbaikan terus menerus yang kelangsungan hidupnya ditentukan
oleh kemampuan organisasi mengembangkan potensi sumberdaya manusianya.

Budaya organisasi merupakan norma, nilai – nilai, asumsi, kepercayaan, filsafat, kebiasaan
organisasi, dan sebagainya (isi budaya organisasi) yang dikembangkan dalam waktu yang
lama oleh pendiri, pemimpin, dan anggota organisasi yang disosialisasikan dan diajarkan
kepada anggota baru serta diterapkan dalam aktivitas organisasi sehingga mengaruh pada
pola pikir, sikap, dan perilaku anggota organisasi dalam memproduksi produk, melayani para
konsumen, dan kinerja pegawai dalam organisasi (Wirawan, 2007 : 10).

Budaya organisasi menurut Schein (2009:27), budaya organisasi adalah pola asumsi bersama
yang dipelajari oleh suatu kelompok dalam memecahkan masalah melalui adaptasi eksternal
dan integrasi internal, yang telah bekerja cukup baik untuk dipertimbangkan kebenarannya,
oleh karena itu, untuk diajarkan kepada anggota baru sebagai cara yang benar untuk melihat,
berpikir, dan merasakan kaitannya dengan masalah-masalah yang ada. Adapun menurut
Munandar (2006:262), budaya organisasi terdiri dari asumsi asumsi dasar yang dipelajari bai
sebagai hasil memecahkan masalah yang timbul dalam proses penyesuaian dengan
lingkungannya, maupun sebagai hasil memecahkan masalah yang timbul dari dalam
organisasi.

Robins (2003:525), budaya organisasi “A system of shared meaning held by members that
distinguishes the organization from other organization” dalam arti Budaya organisasi
merupakan suatu sistem dari makna atau arti bersama yang dianut para anggotanya yang
membedakan organisasi dari organisasi lainnya. Berdasarkan pada penjelasan tentang teori
sikap dan budaya organisasi, maka dapat ditarik sebuah pengertian dasar tentang sikap pada
budaya organisasi. Artinya konsep budaya organisasi menjadi obyek dari sikap. Budaya
organisasi yang kuat mendukung tujuan-tujuan organisasi, dan sebaliknya yang lemah atau
negatif menghambat atau bertentangan dengan tujuan-tujuan organisasi. Dalam suatu
organisasi yang budayanya kuat, nilai-nilai bersama dipahami secara mendalam, dianut dan
NAMA : TOMI
NIM : 201015250082
MATA KULIAH : BUDAYA ORGANISASI

diperjuangkan oleh sebagian besar para anggota organisasi. Budaya organisasi sebagaimana
yang dikemukakan oleh Kennedy, Miner dan Robins dalam Sutrisno (2010:3) adalah budaya
yang kuat dan positif sangat berpengaruh terhadap perilaku dan efektivitas kerja. Menurut
Ardana (2009:147) mengemukakan bahwa dalam analisis dan diskusi tentang motivasi kerja
dalam manajemen organisasi senantiasa berfokus pada bagaimana memperoleh perilaku dan
prestasi yang diinginkan, namun sering yang muncul adalah prestasi dan perilaku justru tidak
diinginkan

Budaya organisasi adalah isu yang sangat mendapat perhatian dari berbagai kalangan,
utamanya para praktisi ataupun pengelola organisasi. Berdasarkan dari pengalaman yang
telah dialami oleh berbagai organisasi, terdapat bukti yang cukup signifikan bahwa budaya
organisasi berkontribusi terhadap efektivitas total organisasi. Budaya organisasi akan
berdampak pada perilaku anggota organisasi, dari level yang paling tinggi sampai level
terendah, sehingga dampak tersebut terutama pada kinerja dan kepuasan kerja. Dengan
demikian terlihat akan pentingnya nilai budaya organisasi dalam mempengaruhi perilaku dan
sikap individu baik dalam bekerja maupun dalam bertindak.

Budaya organisasi adalah isu yang sangat mendapat perhatian dari berbagai kalangan,
utamanya para praktisi ataupun pengelola organisasi. Berdasarkan dari pengalaman yang
telah dialami oleh berbagai organisasi, terdapat bukti yang cukup signifikan bahwa budaya
organisasi berkontribusi terhadap efektivitas total organisasi. Budaya organisasi akan
berdampak pada perilaku anggota organisasi, dari level yang paling tinggi sampai level
terendah, sehingga dampak tersebut terutama pada kinerja dan kepuasan kerja. Dengan
demikian terlihat akan pentingnya nilai budaya organisasi dalam mempengaruhi perilaku dan
sikap individu baik dalam bekerja maupun dalam bertindak.

6. Jelaskan Unsur-unsur Kualitas Budaya Organisasi ?


Jawab :
Budaya berkenaan dengan harapan organisasi dan harapan pekerja, tujuan organisasi dan
tujuan pekerja, cara kerja, dan kecenderungan pegawai terhadap pelaksanaan tugas. (Robbins
(2014).

Maka Unsur-unsur Kualitas Budaya Organisasi adalah sebagai berikut Kualitas lingkungan
kerja. Lingkungan merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kualitas budaya
(Kotter & Heskett, 2008). Misalnya Membangun lingkungan kondusif, nyaman, persaingan
sehat Kesesuaian nilai-nilai. Kesesuaian nilai-nilai berarti anggapan penting yang sama
antara pegawai dengan perusahaan (Kotter & Heskett, 2008). Misalnya Kesesuaian prinsip,
harapan, dan tujuan.
NAMA : TOMI
NIM : 201015250082
MATA KULIAH : BUDAYA ORGANISASI

Konsep besar budaya Organisasi. Diperlukan sebuah konsep penerapan budaya sehingga
mampu menjawab harapan-harapan banyak pihak (Kotter & Heskett, 2008)

Pentingnya muatan kualitas dalam budaya, sebagai respon terukur atas aktivitas yang
dijalani, sehingga memberikan dampak positif bagi lingkungan, misalnya tercipta lingkungan
kerja nyaman, terbentuk suasana menyenangkan dalam pelayanan, dan sebagainya. Dengan
kata lain, terdapat jaminan mutu dalam sikap dan perilaku kerja yang memiliki dampak
langsung dan tidak langsung terhadap tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang.
Schein (2016), yang menarik dari budaya kualitas adalah ada kecenderungan para pegawai
untuk disukai dengan menunjukkan kinerja dan produktivitas kerja.

Hal ini mengisyaratkan, perusahaan melalui para manajer hendaknya memberikan perhatian
lebih terhadap kadar penerapan nilai-nilai, melalui tindakan-tindakan manajerial, di
antaranya: Sosialisasi, Rapat kerja, Peninjauan langsung/ pemeriksaan, Kegiatan evaluasi
terhadap laporan/ daftar kinerja dan Umpan balik.

Robbins (2014) menjelaskan, pekerjaan yang dilaksanakan atas dasar kompetensi hanya
menghasilkan kesesuaian, sedangkan mutu budaya memberikan peluang pada hasil yang
berdampak. Dengan kata lain, nilai-nilai budaya berfungsi sebagai nilai tambah bagi hasil
kerja. Terbangun sebuah perilaku yang teliti, yakni pada hal-hal sederhana atau kecil
sekalipun akan diperhatikan, sehingga tidak ada sikap atau perilaku kerja yang menyepelekan
sesuatu. Penjelasan di atas membawa pada penjelasan yang lebih spesifik, bahwa budaya
tidak hanya sekedar ketentuan dalam melaksanakan tugas, namun menjadi kebaikan bagi
semua pihak, khususnya pegawai. Melalui budaya, maka sedang terjadi proses transformasi
sikap dan perilaku kerja berkelas, yakni menjadi pribadi yang profesional dan berintegritas
(Sutrisno, 2019).

Berikut ini merupakan ciri-ciri dari budaya kerja bermutu di antaranya:


- Bersikap kompleks dan komprehensif, mulai dari hal kecil sampai hal besar.
- Melaksanakan seluruh proses dengan seksama, sistematis, dan berskala prioritas
- Berpikir kritis, logis, dan berorientasi pada kepuasan pengguna
- Menjadikan profesionalitas dan integritas sebagai jaminan kerja.
- Berkepribadian humanis (sosial) dan religius (berpegang teguh pada hati nuran

Anda mungkin juga menyukai