Anda di halaman 1dari 27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian pada

umumnya bertujuan untuk mengetahui dan menemukan sesuatu yang baru tentang

suatu masalah atau fenomena yang terjadi pada suatu objek.

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada PT. Torabika Eka Semesta Region Balaraja

(Mayora Grup) yang bertempat di Cikupa, Kab Tangerang. Pertimbangan

ini diambil untuk memperlancar dalam membuat pelaporan dan

pengumpulan data akurat dalam penelitian sehingga proses dalam

pengambilan data, penggunaan dana yang tidak terlalu besar serta

penghematan waktu dan tenaga yang dipergunakan.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan selama 6 (bulan) dimulai pada Bulan

Februari 2023 sampai dengan Juli 2023.

Adapun penelitian dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan tingkat

kebutuhan penulis. Rangkain penelitian ini meluputi tiga tahapan yaitu:

a. Pertama, persiapan penelitian meliputi penelitian dan ujian proposal

b. Kedua, pelaksanaan penelitian yang meliputi menjaring data, tabulasi

data, analisis data dan pengecekan data.

76
c. Ketiga, akhir penelitian yang meliputi penyusunan laporan penelitian

pemeriksaan, penyusunan final, penyajian laporan/ujian tesis dan

perbaikan laporan

B. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah prinsip di dalam penelitian. Sifatnya

mengakar dan menjadi landasan (Boedi H, Rusilowati, & Wahyudi, 2022)

metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian yang digunakan

oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian ini menggunakan metode

penelitian kuantitatif

Menurut (Sugiyono, 2018) metode penelitian kuantitatif diartikan

metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat positivisme, digunakan

untuk meneliti pada populasi atau sample tertentu, pengumpulan data

menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik,

dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan

Dengan menggunakan metode penelitian ini akan diketahui pengaruh

yang signifikan dari variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan

yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti

C. Desain Penelitian

Desain penelitian diawali dengan studi pendahuluan yang bertujuan

untuk mengidentifikasi fakta dan masalah yang terdapat dan terjadi ditempat

penelitian, dan dilanjutkan dengan menyusun kerangka penelitian serta

menetapkan hipotesis penelitian. Penelitian ini memerlukan pedoman atau

77
prosedur serta teknik dalam perencanaan penelitian yang berguna sebagai

panduan untuk membangun strategi yang menghasilkan metode penelitian.

Tipe dan desain penelitian dalam penelitian ini adalah survey research yaitu

penelitian bersifat kuantitatif yang didasarkan dengan hasil survei pada suatu

individu atau kelompok dalam perusahaan.

Secara rinci alur desain penelitian ini dapat dilihat pada gambar

berikut dibawah:

Studi Pendahuluan

Kerangka
Identifikasi dan Hipotesis
Penelitian
Perumusan Masalah Penelitian

Konseptualisasi Desain Penelitian Populasi dan


Variabel Sampel
Penelitian

Pengumpulan Data
Operasionalisasi
Variabel Penelitian

Validitas dan Analisis Data


Reabilitas Data

Kesimpulan dan Penyusunan Hasil


Saran Penelitian

Gambar 3.1
Desain Penelitian

78
D. Teknik Penentuan Data

1. Populasi

(Roflin, Liberty, & Pariyana, 2021) menyebutkan pengertian populasi

menurut Sugiyono adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau

subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi penelitian yang dimaksud adalah seluruh

karyawan yang bekerja pada PT. Infocipta Polanusa Jakarta yang

berjumlah 258 orang.

2. Sampel

(Roflin, Liberty, & Pariyana, 2021) menyebutkan Sample merupakan

bagian dari populasi. Kalimat ini dua makna, yaitu (1) semua unit populasi

harus memiliki peluang untuk terambil sebagai unit sampel, dan (2)

sampel dipandang sebagai penduga populasinya atau sebagai populasi

dalam bentuk kecil (miniature populasi).

Dalam hal ini, peneliti melakukan penarikan sampel penelitian dengan

cara sampling acak sederhana (simple random sampling) dimana sampel

dipilih secara acak dari jumlah yang telah ditentukan. (Sumargo, 2020)

menyebutkan S. R. S. (Simple Random Sampling) merupakan prosedur

pengambilan sampel yang paling sederhana yang dilakukan secara fair,

artinya setiap unit mempunyai kesempatan yang sama untuk dapat terpilih.

Dalam penentuan jumlah sampel, peneliti menggunakan rumus

perhitungan Slovin sebagai berikut: 

79
N
n=
1+ ( N . e 2 )

Sumber : (Supriadi, 2020)

Dimana:
n = Ukuran sampel
N = 258 Jumlah Populasi
e = 5% Toleransi Ketidaktelitian (error tolerance)

Dalam menentukan jumlah sampel yang akan dipilih, penulis

menggunakan tingkat kesalahan sebesar 5%, karena dalam setiap

penelitian tidak mungkin hasilnya sempurna 100%, semakin kecil toleransi

kesalahan, semakin akurat sampel menggambarkan populasi. Maka sampel

yang akan digunakan dalam penelitian ini sebanyak 258 orang / responden

dengan melakukan penghitungan sebagai berikut:

N
n=
1+ ( N . e )
2

258
n=
1+ ( 258.0,052 )

258
n=
1+0,645

258
n=
1,645

n=¿156,83

n=¿157 (pembulatan)

Melihat hasil perhitungan di atas, maka sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah 157 responden. Berikut 157 responden sampel yang

akan diambil:

Tabel 3.1

80
Proporsional pengambilan sampel setiap jenis jabatan
No Jenis Jabatan Jumlah Proporsional Pembulatan
1 Direksi 1 (1/258)x158=0,61 1
2 Manajer & Spv 25 (25/258)x158=15,21 15
3 Teknisi 15 (15/258)x158=9,13 9
4 Security 13 (13/258)x158=7,91 8
5 Operator Mesin 29 (29/258)x158=17,65 18
6 QA 27 (27/258)x158=16,43 16
7 Werehouse 45 (45/258)x158=27,38 27
8 Staff Administrasi 25 (25/258)x158=15,21 15
9 Operator Produksi 51 (51/258)x158=31,03 31
10 Helper 27 (27/258)x158=16,43 16
Total 258 157 157
Jumlah pegawai
Rumus sederhana x= x 100
258

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian

(Sugeng, 2022) Operasional variabel adalah pengertian atau Batasan

atau konstruk yang diberikan oleh peneliti terhadap variabel yang diteliti agar

variabel yang semula hanya berupa konsep yang abstrak dan luas menjadi

konsep operasional dan spesifik sehingga tidak multi tafsir dan pada

gilirannya variabel tersebut bisa diukur. Definisi operasional ini memberikan

informasi yang diperlukan untuk mengukur variabel yang akan diteliti.

Macam-macam variabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi tiga jenis

yaitu:

1. Variabel independen

Variabel ini disebut juga sebagai variabel stimulus, predictor,

antecendent, eksogen. Dalam bahasa Indonesia sering juga disebut sebagai

variabel bebas. (Saragih, Saragih, Purba, & Panjaitan, 2021) Variabel

independent adalah variabel yang memengaruhi atau menjadi sebab

perubahan sehingga menimbulkan variabel terikat (dependen). Dalam

81
penelitian ini yang merupakan variabel independen atau variabel bebas

adalah kompetensi (X1), kompensasi (X2) dan motivasi kerja (X3)

2. Variabel Intervening

(Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, 2019) Variabel intervening

adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara

variabel independent dengan dependen, tetapi tidak dapat diamati dan

diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang terletak

diantara variabel independent dan dependen, sehingga variabel independen

tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel

dependen. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel intervening

adalah kepuasan kerja (Y).

3. Variabel dependen

Variabel ini disebut juga sebagai variabel output, kriteria,

konsekuen, endogen. Dalam bahasa Indonesia sering juga disebut variabel

terikat. (Saragih, Saragih, Purba, & Panjaitan, 2021) Variabel dependen

merupakan jenis variabel yang telah dipengaruhi oleh variabel independent

atau variabel bebas. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel terikat

adalah Kinerja (Z).

Untuk lebih jelasnya butir-butir pertanyaan dalam bentuk pernyataan

tersebut diatas dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen
Kisi-Kisi
Variabel Indikator
Instrumen
Kompetensi (X1) 1. Pengetahuan 1, 2dan 3

82
Kisi-Kisi
Variabel Indikator
Instrumen
Sumber: 2. Keterampilan 3, 4 dan 5
3. sikap 6, 7 dan 8

kompensasi (X2) 1. Upah 1, dan 2


Sumber : 2. Insentif 3 dan 4
3. Tunjangan 5 dan 6
4. Gaji
7 dan 8
5. Pensiun
Motivasi Kerja (X3) 1. fisiologis 1, dan 2
2. rasa aman 3 dan 4
3. social 5 dan 6
4. penghargaan
7 dan 8
5. aktualisasi diri
9 dan 10
Kepuasan Kerja (Y) 1. Pekerja itu sendiri 1, dan 2
Sumber: 2. Gaji (pay) 3 dan 4
3. Promosi (Promotion Opportunities) 5 dan 6
4. Rekan kerja (cowokers)
7 dan 8
5. Pengawasan (Supervision)
9 dan 10
Kinerja (Z) 1. Kualitas kerja 1 dan 2
Sumber: 2. Kuantitas 3 dan 4
3. Ketepatan waktu 5 dan 6
4. Efektivitas
7 dan 8
5. kemandirian
9 dan 10

F. Sumber Data dan Cara Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Pengumpulan data merupakan upaya untuk mendapatkan informasi yang

akan digunakan dalam pengukuran variabel. Menurut (Sugiyono, 2018)

“metode pengumpulan data adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data

yang valid dengan tujuan dapat dibuktikan, dikembangkan suatu

pengetahuan sehingga dapat digunakan memecahkan dan mengantisipasi

masalah berdasarkan sumber data terbagi dua yaitu data primer dan data

sekunder:

a. Data Primer

(Siyoto & Sodik, 2015) Data primer adalah data yang diproleh atau

dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data

83
primer yang didapatkan adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti

dari responden dan diperoleh secara langsung melalui penyebaran

angket atau kuesioner pada tempat penelitian yaitu pada PT. Torabika

Eka Semesta Region Balaraja (Mayora Grup) Cikupa, Kab Tangerang.

b. Data Sekunder

(Siyoto & Sodik, 2015) Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau

dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti

sebagai tangan kedua). Data Sekunder yang dikumpulkan oleh peneliti

yang diperoleh secara langsung melalui buku-buku, literatur

kepustakaan seperti laporan-laporan, majalah dan bahan hasil kuliah

dan jurnal penelitian ilmiah.

2. Cara Pengumpulan Data

Sumber data primer dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Observasi

(Matuzahroh & Prasetyaningrum, 2018) menyebutkan Istilah observasi

berasal dari Bahasa Latin yang berarti melihat dan memperhatikan,

secara luas observasi diarahkan pada bagian memperhatikan fenomena

secara akurat, mencatat fenomena yang muncul dan

mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut

(Banister dalam Poerwandari 2001).

b. Angket

(Setiana & Nuraeni, 2018) Angket adalah suatu cara pengumpulan

data atau suatu penelitian mengenai masalah yang umumnya banyak

84
menyangkut kepentingan umum (orang banyak). Angket ini dilakukan

dengan mengedarkan suatu daftar pertanyaan yang berupa formulir-

formulir, diajukan secara tertulis kepada sejumlah subjek untuk

mendapatkan tanggapan, informasi, jawaban, dan sebagainya.

c. Dokumentasi

Menurut (Sugiyono, 2018)“dokumen merupakan catatan peristiwa

yang sudah berlalu “dokumen bisa berbentuk tulisan atau gambar”.

Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang kepemimpinan,

kompensasi, budaya organisasi, sejarah organisasi.

d. Studi kepustakaan

Menurut (Sugiyono, 2018)”studi kepustakaan berkaitan dengan kajian

teoritis dan referensi lain yang berkaitan dengan nilai, budaya dan

norma yang diteliti dan penting dalam melakukan penelitian, hal ini

dikarenakan penelitian tidak akan lepas dari literatur ilmiah. Dalam

penelitian ini studi kepusakaan dilakukan dengan membaca buku,

membaca jurnal penelitian

Sumber data sekunder dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Pengumpulan data sekunder yang dilakukan yaitu dengan cara studi

literatur / studi kepustakaan dengan cara mempelajari, meneliti,

mengkaji serta menelaah literatur-literatur yang ada kaitanya dengan

masalah yang diteliti. (Suharto, Nugraho, & Santoso, 2022) dalam

buku metode penelitian dan statistika dasar menyebutkan Castetter dan

Heisler (1984) Kegunaan studi pustaka ini adalah mengkaji sejarah

85
permasalahan, membantu pemilihan prosedur penelitian, mendalami

landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan, mengkaji

kelebihan dan kekurangan hasil penelitian terdahulu, menghindari

duplikasi penelitian, menunjang perumusan permasalahan.

G. Teknik Penentuan Data

Teknik penentuan data dalam penelitian ini penulis membuat kuesioner

dalam bentuk pernyataan untuk disebarkan kepada seluruh pegawai PT.

Torabika Eka Semesta Region Balaraja, Cikupa Kab Tangerang dengan 157

responden sebagai sampel penelitian.

Setelah dilakukan pengisian instrumen (kuesioner) oleh responden,

kemudian peneliti mengumpulkan kembali angket yang telah dijawab oleh

responden yang kemudian seluruh jawaban responden akan diolah dan

dianalisa, berdasarkan jumlah jawaban dari 5 variabel yang diteliti yaitu

Kompetensi (X1), kompensasi (X2), dan motivasi (X3), terhadap Kepuasan

kerja (Y) serta danpak terhadap Kinerja (Z) dalam bentuk angka.

Selanjutnya dari kelia variabel penelitian dibuat skala penilaian dengan

rentang jawaban 1 sampai dengan 5 dan instrumen dikembangkan berdasarkan

indikator yang ada dengan menggunakan skala likert.

Alat ukur penelitian ini berbentuk angket, dengan tingkat pengukuran

ordinal, kategori jawaban terdiri dari 5 tingkatan. Untuk analisis secara

kuantitatif, maka alternatif jawaban tersebut diberi skor 1-5 sebagai berikut:

Tabel 3.3
Skala Likert
Alternatif Jawaban atau Respons pada Skala lima
No Alternatif Sk Alternatif Skor Alternatif Skor
Jawaban or Jawaban Jawaban

86
1 Sangat Setuju (SS) 5 Setuju 5 Sangat baik 5
2 Setuju (S) 4 Sering 4 Baik 4
3 Ragu-ragu/Netral 3 Kadang- 3 Sedang 3
kadang
4 Tidak Setuju (TS) 2 Hampir tidak 2 Tidak baik 2
pernah
5 Sangat Tidak 1 Tidak pernah 1 Sangat 1
Setuju tidak baik
Sumber: (Machali & Hidayat, 2018)

Untuk mengetahui rentang skala rata-rata skor instrumen dapat

dihitung dengan cara :

x
X=
N

keterangan : X = skor rerata yang dicari


x = jumlah skor gabungan (hasil kali frekuensi
dengan bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban
N = jumlah responden

Tabel 3.4
Rentang Interval Skor
Kriteria Skor Rerata
Rentang Nilai Kriteria Penafsiran
4,01 – 5,00 Sangat Tinggi Sangat Baik
3,01 – 4,00 Tinggi Baik
2,01 – 3,00 Cukup Cukup Baik
1,01 – 2,00 Rendah Kurang Baik
0,01 – 1,00 Sangat Rendah Sangat Kurang Baik

Sumber: (Machali & Hidayat, 2018)

H. Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis

1. Rancangan Analisis

Agar suatu data yang terkumpul dapat bermanfaat dalam suatu penelitian,

maka perlu dilakukan sebuah analisis data. dengan rancangan analisis

penelitian sebagai berikut:

87
a. Uji Kulitas Data

1) Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah

instrumen penelitian yang digunakan telah memenuhi persyaratan

dilihat dari segi kesahihan atau validitas. (Hidayat, 2021)

menyebutkan validasi merupakan Alat ukur atau sebuah intrumen

yang akan dilakukan penelitian untuk menjadi alat ukur yang bisa

diterima atau standar maka alat ukur tersebut harus melalui uji

validitas dan reabilitas dari data, uji validitas menurut pendapat

dari ahli dapat menggunakan rumus person product moment,

kemudian setelah itu diuji dengan menggunakan uji t dan setelah

itu baru dilihat penafsiran dari indeks korelasinya.

n ( ∑ xy ) −( ∑ x )( ∑ y )
r xy =
√ {n ∑ x ²−( ∑ x )}{n ∑ y ²−(∑ y ) ² }
Sumber rumus : (Hidayat, 2021)

Keterangan :

r = Koefisien Korelasi

N = Jumlah Subyek

X = Skor Item

Y = Skor Total

∑X = Jumlah Skor Item

∑Y = Jumlah Skor Total

∑X² = Jumlah Kuadrat Skor Item

88
∑Y² = Jumlah Kuadrat Skor Total

Dalam penelitian ini untuk menghitung tingkat validitasnya

dilakukan dengan menggunakan sofwere alat bantu program

statistical package for social science (SPSS) for window versi 26,

sehingga dapat diketahui nilai dari kuesioner pada setiap variabel

bebas.

Kriteria atau syarat keputusan suatu instrumen dikatakan valid dan

tidaknya menurut (Sugiyono, 2018) yaitu dengan membandingkan

antara rhitung dengan rtabel dengan ketentuan:

a) Jika rhitung>rtabel, maka instrumen valid

b) Jika rhitung>rtabel, maka dikatakan tidak valid

2) Uji Reliabilitas

(Ovan & Saputra, 2020) Reliabilitas adalah istilah yang

dipakai untuk menunjukan sejauh mana suatu hasil pengukuran

relative konsisten apabila pengukuran diulang dua kali atau lebih.

Instrument dikatakan reliabel saat dapat mengungkapkan data yang

bisa dipercaya (Arikunto, 2010)

Rumus yang dapat dipergunakan untuk menghitung

reliabilitas suatu instrumen yaitu:

( )( ∑ S1
)

k
r 11= 1−
k−1 s1 ❑

Sumber: (Riduwan, Metode dan Teknik Menyusun Tesis, 2018)

Keterangan:

r11 = Nilai Reabilitas

89
K = jumlah item

∑ S❑i = Jumlah varians skor tiap-tiap

si ❑ = Varians Total

Menurut (Riduwan, Metode dan Teknik Menyusun Tesis,

2018) dalam buku metode dan Teknik menyusun tesis

menyebutkan “Arikunto (1995:109) bahwa kesalahan fatal yang

sering kita jumpai adalah penggunaan Teknik belah dua untuk

menghitung reabilitas angket. Dalam menggunakan Teknik belah

dua, peneliti harus selalu ingat persyaratannya antara lain bahwa

belahan pertama dengan belahan kedua yang dicari kesejajarannya

harus seimbang.”

Adapun kriteria yang dipergunakan dalam menentukan

reabilitas suatu instrumen mengacu pada pendapat yang

dikemukakan oleh (Riduwan, Metode dan Teknik Menyusun Tesis,

2018), dimana suatu variabel penelitian dikatakan reliable apabila

memenuhi kriteria sebagai berikut:

a) Jika r11 > tabel berarti Reliabel.

b) Jika r11 > tabel berarti Tidak Reliabel.

Dalam penelitian ini untuk menghitung tingkat reliabilitas

dilakukan dengan menggunakan sofwere alat bantu program

statistical package for service solutions (SPSS) for window versi

26, kriteria yang digunakan apabila suatu ala ukur memberikan

90
hasil yang stabil maka disebut alat ukur itu handal. Pengukuran

dilakukan sekali dan reabilitas dengan uji statistik.

Dalam pengukuran menggunakan cronbach’s alpha, dimana

menurut (ghozali, 2019) dilakukan dengan kriteria:

a) Jika nilai cronbach alpha > 0,60, maka instrumen realibel

b) Jika nilai cronbach alpha<0,60, maka instrumen tidak reabel

b. Uji Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas

(Sutha, 2019) Uji normalitas data adalah uji untuk

mengukur apakah data yang didapatkan memiliki distribusi normal

sehingga dapat dipakai dalam statistic. Pengujian normalitas data

berfungsi atau bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi data

yang didapatkan dari penyebaran stratum (unsur) yang mewakili

beberapa pihak (sub populasi) berdistribusi normal atau tidak

normal. Berdistribusi normal artinya bahwa jumlah kuesioner yang

diberikan kepada masing-masing stratum berlaku secara

proposional menurut jumlah subjek pada masing-masing stratum.

Kriteria yang dipergunakan dalam menentukan normal atau

tidaknya suatu data penelitian mengacu pada pendapat yang

dikemukakan oleh (Sutha, 2019) dimana data dalam variabel

penelitian menggunakan analis grafik (Histogram dan P-Plot)

dikatakan berdistribusi normal apabila memenuhi kriteria sebagai

berikut:

91
a) Mempunyai 2 parameter populasi yang lengkap yaitu mean dan

standar deviasi.

b) Kurva mempunyai bentuk seperti konceng dan simetris

terhadap mean.

c) Mean, median, dan modus dari seluruh distribusi adalah sama

d) Total daerah dibawah kurva nilainya adalah satu.

e) Mempunyai ekor yang Panjang dikedua sisi sumbu x sesuai

dengan frekuensi distribusi

2) Uji Multikoliniearitas

(Matondang & Nasution, 2021) Uji multikolinearitas

bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditentukan korelasi

antara variabel bebas (independent). Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independent.

Jika variable independent saling berkorelasi, maka variable-

variabel ini tidak orthogonal. Variable orthogonal adalah variabel

independent yang nilai korelasi antar sesame variable independent

sama dengan nol (Ghozali, 2013).

Sebagai dasar acuan untuk melihat nilai korelasi antar

variabel bebas dan juga melihat tolerance value dan variance

inflation factor (VIF) dapat ditentukan hipotesa sebagai berikut:

 Jika nilai tolerensi<1 dan nilai VIF<10, maka data tidak ada

gangguan multikolinieritas

92
 Jika niai toleransi>1 dan nilai VID>10, maka data ada

gangguan multikolinieritas

3) Uji Heterokedastisitas

(Yusuf & Daris, 2019) Uji hetorekedastitas adalah uji yang

menilai apakah terdapat ketidaksamaan varian dari residual untuk

semua pengamatan pada model regresi linear. Uji

heteroskedastisitas memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam

sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual,

dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari

residual dari satu pengamatan kepengamatan yang lain tetap, maka

disebut homoskedastisitas dan jika varians berbeda, disebut

heteroskedastisitas.

(Mulyono, 2018) Untuk mendeteksi ada atau tidaknya

heteroskedastisitas yaitu dengan melihat grafik plot antara nilai

prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan

residualnya SRESID. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedasitas

dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada

grafik sctterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y

adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y

prediksi – y sesungguhnya) yang telah di-studentized.

Selain itu metode yang digunakam dalam uji

heteroskedastisitas dalam peneltiian ini adalah dengan

menggunakan uji Park. Uji Park dilakukan dengan

93
mentrasformasikan data dan menghitung logaritma dari kuadrat

residual Logaritma Natural (LN2i).

Ketentuan dalam uji Park adalah:

a) Jika thitung < ttabel atau nilai sig > 0,05 artinya variabel independen

tidak signifikan secara statistic mempengaruhi independen,

maka tidak ada indikasi terjadi heterokedastisitas

b) Jika thitung ≥ ttabel atau nilai sig ≤ 0,05 artinya variabel independen

signifikan secara statistic mempengaruhi independen, maka ada

indikasi terjadi heterokedastisitas

Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedasitas pada suatu

mode dapat dilihat dengan pola gambar scatterplot, regresi yang

tidak terjadi heterokedasitas jika:

a) Titik-titik datar menyebar diatas dan dibawah atau disekitar

angka 0

b) Titik-titik tidak dapat mengumpl hanya diatas atau dibawah

saja

c) Penyebaran titik-titik dan tidak berpola. Uji glester juga

digunakan untuk menguji apakah terdapat heteroskedatisitas.

Uji glester mengusulkan meregresi nilai absolut residual

terhadap variabel independen.

Ketentuan dalam uji glester adalah:

94
 Jika thitung atau nilai sig > 0,05 artinya variabel independen

tidak signifikan secara statistik mempengaruhi dependen,

maka tidak ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.

 Jika thitung > ttabel atau nilai sig < 0,05 artinya variabel

indenpenden signifikan secara statistik mempengaruhi

dependen, maka tidak ada indikasi terjadi

heteroskedastisitas

Tidak terdapat multikolinearitas antar variabel bebas dalam

model regresi, bila nilai korelasi antar variabel bebas <95%

atau nilai toleransi>0,1 persen dan nilai VIF<10

2. Uji Hipotesis

Uji Hipotesis diperlukan untuk menguji apakah variabel bebas

berpengaruh terhadap variabel terikat. Menurut Sugiyono (2016:275),

pengertian hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan

masalah penelitian, oleh karena itu rumusan maslah penelitian biasanya

disusun dengan bentuk kalimat pertanyaan. Dengan demikian hipotesis

penelitian dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara

terhadap masalah penelitian, sampai terbukti dengan data yang terkumpul

dan harus diuji secara empiris.

Tingkat signifikan yang dipilih dalam peneletian ini adalah 5%,

karena merupakan tingkat umum yang digunakan dalalm penelitian sosial.

Tingkat signifikan 5% berarti kemungkinan besar hasil penarikan

kesimpulan memiliki probabilitas sebesar 95%, atau toleransi kesalahan

95
sebesar 5%, sedangkan untuk menguji diterima atau ditolaknya hipotesis

dapat dilakukan dengan cara uji berikut:

a. Uji Regresi

(Riduwan, Metode dan Teknik Menyusun Tesis , 2018)

Kegunaan regresi dalam penelitian salah satunya adalah untuk

meramalkan atau memprediksi variabel terikat (Y) apabila variabel

bebas (X) diketahui. Regresi sederhana dapat dianalisis karena didasari

oleh hubungan fungsiona atau hubungan sebab akibat (kausal) variabel

bebas (X) terhadap variabel terkait (Y).

Regresi sederhana digunakan untuk menguji hipotesis pertama

dan kedua, teknik korelasi parsial yang digunakan adalah korelasi

person. Tujuan uji regresi sederhana ini adalah untuk mengetahui

hubungan antara variabel bebas dan terikat.

Langkah-langkah menjawab Regresi Sederhana:

Langkah 1. Membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat:

Langkah 2. Membuat Ha dan Ho dalam bentuk statistika:

Langkah 3. Membuat table penolong untuk mengetahui angka statistic:

Langkah 4. Masukkan angka-angka statistic dari table penolong

dengan rumus:

n . ∑ XY −. ∑ X . ∑ Y . ∑ Y −b . ∑ X
b= a¿
n . ∑ X −¿ ¿
2
n.

Langkah 5. Mencari Jumlah Kuadrat Regresi (JKreg (b)) dengan rumus:

JK ℜ g ( b|a )=¿ ¿

96
Langkah 6. Mencari Jumlah Kuadrat Regresi (JKReg ) dengan
(b│a)

rumus:

JKreg ( b|a )=B . {∑ XY ¿ ¿

Langkah 7. Mencari Jumlah Kuadrat Residu (JKRes) dengan rumus:

JKres= ∑ −¿ ∑ ❑¿
reg[ b∨a] reg[ a]

Langkah 8. Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJKreg(a))

RJK reg [ a ]=JK reg [a ]

Langkah 9. Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJK reg (b│a) )

dengan rumus:

RJK reg [ b|a ] =JK reg[b ∨a]

Langkah 10. Mencari rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres) dengan

rumus:

JK res
RJK res =
n−2

Langkah 11. Menguji signifikasi dengan rumus:

RJK reg(b∨a )
F hitung =
RJK res

Langkah 12. Membuat kesimpulan

b. Uji Regresi Berganda

Analisis regresi ganda ialah suatu alat analisis peramalan nilai

pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terkait untuk

membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsi atau hubungan

kasual antara dua variabel bebas atau lebih (X 1), (X2), (X3)……..(Xn)

97
dengan satu variabel terkait. Rumus yang dapat dipergunakan dalam

uji regresi ganda adalah sebagai berikut:

Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β2 X3 +X3
Keterangan:

Y = Kinerja Karyawan

α = Konstanta

β1 = Koefisien regresi variabel X1 (Kepemimpinan)

β2 = Koefisien regresi variabel X2 (Kompensasi)

β3 = Koefisien regresi variabel X3 (Budaya Organisasi)

X1 = Kompensasi

X2 = Kompetensi

X3 = Lingkungan Kerja

ε = Distrubance Error atau variabel penggangu

c. Uji Parsial t

Tujuan uji t dua variabel bebas adalah untuk membandingkan

(membedakan) apakah kedua variabel tersebut sama atau berbeda.

Gunanya untuk menguji kemampuan generalisasi (signifikansi hasil

penelitian yang berupa perbandingan keadaan variabel dari dua rata-

rata sampel, rumus uji t dua variabel sebagai berikut:

x 1−x 2
t hitung =

√ s1 s2
+ +
( )( )
s1
n1 n 2 √ n1
+
s2
√n 2
Keterangan:

r = nilai korelasi x1 dengan x2

98
n = Jumlah sampel

x1 = rata-rata sampel ke-1

x2 = rata-rata sampel ke-2

s1 = standar devisiasi sampai ke 1

s2 = standar devisiasi sampai ke 2

s1 = varian sampel ke-1

s2 = varian sampel ke-2

Dengan menggunakan rumus diatas, agar dapat ditarik kesimpulan dari

hipotesis maka hasil perhitungan statistik uji t (thitung) dibandingkan

dengan (ttabel) dengan tingkat signifikansi (5%) atau 0,05 dan derajat

bebas n – 3

Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis yang diajukan adalah

sebagai berikut :

1) Jika thitung > ttabel, pada a = 5% maka Ho ditolak dan Ha diterima

2) Jika thitung ≤ ttabel, pada a = 5% maka Ho diterima dan Ha ditolak

d. Uji Simultan F

Uji F digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh

bersama (simultan) variabel Kompensasi, Kompetensi dam

Lingkungan Kerja terhadap kinerja karyawan. Menurut Ghozali

(2016:98), uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel-

variabel independen secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel

dependen. Untuk menguji ada atau tidaknya hubungan antar variabel

bebas (X1, X2 dan X3) secara simultan berpengaruh terhadap varibel

99
terikat (Y) dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

R2
k
F hitung=
[ ]
2
1−R
n−k −1

Keterangan:

R2 = koefisien korelasi ganda

k = jumlah variabel bebas

n = jumlah data

Untuk menguji adanya hubungan antara varibel bebas (X1, X2 dan X3),

secara simultan berpengaruh terhadap varibel terikat (Y) maka

pengujian dilakukan dengan menggunakan uji statistik F dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menentukan hipotesis secara simultan atau keseluruhan antara

varibel bebas (Kompensasi, Kompetensi, dan Lingkungan Kerja)

terhadap variabel terikat (kinerja karyawan).

2) Menentukan nilai signifikansi yang dipilih yaitu sebesar 5% atau

0,05 dan derajat bebas (df = n - 3), untuk mengetahui daerah F

tabel sebagai batas daerah penolakan, adapun rumusan

hipotesisnya yaitu sebagai berikut ini:

Ho: ρ1,2,3 =¿ 0 Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan secara

simultan antara Kompensasi, Kompetensi, dan

Lingkungan Kerja terhadap kinerja karyawan

100
Ha: ρ1,2,3 ≠ 0 Terdapat pengaruh positif dan signifikan secara

simultan antara Kompensasi, Kompetensi, dan

Lingkungan Kerja terhadap kinerja karyawan

3) Selanjutnya untuk menguji koefesien regresi secara keseluruhan

atau secara simultan berdampak terhadap variabel terikat, dapat

dilakukan dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel.

Adapun kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis yang telah

diajukan adalah sebagai berikut:

a) Jika Fhitung ≤ Ftabel , maka Ho di terima dan Ha di tolak

b) Jika Fhitung> Ftabel , maka Ho di tolak dan Ha di terima

Kriteria pengambilan keputusan hipotesis dilakukan pada tingkat

signifikansi (level of significant) 5% atau 0,05

e. Uji Koefeisien Determinasi

Menurut Menurut Neolaka (2016:30) koefisien determinasi adalah

kadar kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat (r 2). Koefisien

determinasi dilambangkan r2.

Untuk mengetahui besarnya kontribusi varibel (X1, X2 dan X3)

terhadap varibel terikat (Y), dapat di hitung menggunakan rumus

sebagai berikut:
2
KD=r x 100 %

Keterangan:

KD : Koefisien determinasi

r : Koefisien korelasi

101
Besar kecilnya nilai koefesien determinasi, menunjukan besar kecilnya

kontribusi atau sumbangan variabel bebas (X1, X2 dan X3) terhadap

varibel terikat (Y).

102

Anda mungkin juga menyukai