Anda di halaman 1dari 17

RESUME

DESAIN RISET
Laporan ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian

Dosen: Dr. Sri Rahayu, S.E., M.S.A., A.k. CA,CIQaR, CIQnR

Di susun oleh:

Cristina Merry Des AnggelitaC1C021218

Nurul Vialeta C1C021219

Reandl Taffenly Han C1C021221

Nurjannah C1C021225

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JAMBI

2023
1. PENGERTIAN DESAIN PENELITIAN
Desain penelitian (research design) adalah rencana untuk pengumpulan, pengukuran,
dan analisis data, berdasarkan pertanyaan penelitian dari studi. persoalan terkait dengan
keputusan yang berhubungan dengan tujuan studi (eksploratif, deskriptif, kausal), strategi
penelitian (sebagai contoh; eksperimen, survei, wawancara, studi kasus), lokasi penelitian
(misalnya, situasi studi), tingkat di mana studi dimanipulasi dan dikendalikan oleh peneliti
(tingkat intervensi peneliti), aspek temporal (horizon waktu), tingkat di mana data akan
dianalisis (unit analisis), merupakan hal penting dalam desain penelitian. Hal-hal tersebut
dibahas dalam bab ini. Selain itu, keputusan harus dibuat sesuai dengan jenis sampel yang
akan digunakan (desain pengambilan sampel), bagaimana variabel akan diukur (pengukuran),
dan bagaimana variabel-variabel tersebut akan dianalisis untuk menguji hipotesis (analisis
data)(Uma, n.d.).
Terdapat banyak definisi desain penelitian, tetapi tidak ada satu definisi yang
memberikan informasi lengkap terkait aspek-aspek penting.

 Desain penelitian meliputi rencana awal pengumpulan, pengukuran, dan analisis data.
 Desain penelitian membantu peneliti dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas
dengan membuat pilihan-pilihan penting dalam metodologi."
 Desain penelitian merupakan suatu perencanaan dan struktur dari investigasi yang
disusun untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan penelitian. Perencanaan merupakan
skema menyeluruh atau program dari penelitian. Perencanaan meliputi garis besar dari
apa yang ingin dilakukan oleh peneliti dari penulisan hipotesis, dan bagaimana implikasi
operasional hipotesis tersebut untuk analisis data akhir.?
 Desain penelitian menunjukkan, baik struktur permasalahan penelitian-kerangka kerja,
organisasi, atau konfigurasi dari hubungan antarvariabel studi yang diteliti-maupun
perencanaan investigasi yang digunakan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai
hubungan tersebut.
Definisi tersebut berbeda secara detail, tetapi secara umum definisi-definisi tersebut
memberikan inti dari makna desain penelitian (research design):

 Perencanaan berdasarkan aktivitas dan waktu.


 Perencanaan selalu berdasarkan pada pertanyaan penelitian.
 Petunjuk untuk memilih sumber dan jenis informasi.
 Kerangka kerja untuk menjelaskan hubungan di antara variabel-variabel penelitian.
 Garis besar prosedur untuk setiap aktivitas penelitian.
Pada intinya, penelitian adalah proyek dan alat manajemen proyek, seperti metode
jalur kritis (critical path method-CPM) yang dapat digunakan untuk menggambarkan langkah
yang berurutan dan simultan serta untuk memperkirakan penjadwalan dan waktu untuk setiap
aktivitas atau tahap penelitian

2. Tipe-Tipe Desain penelitian


Desain penelitian adalah pedoman atau prosedur serta teknik dalam perencanaan
penelitian yang berguna sebagai panduan untuk membangun strategi yang menghasilkan
model atau blue print penelitian. Dalam desain penelitian, terdapat beberapa tipe desain
penelitian yang bisa kita gunakan. Tipe-tipe desain peneitian tersebut, ialah
1. Penelitian Survei
Penelitian yang dilakukan untuk mengumpulkan informasi yang dilakukan dengan
cara menyusun daftar pertanyaan yang diajukan pada responden. Dalam penelitian
survei digunakan untuk meneliti gejala suatu kelompok atau perilaku individu.
Penggalian data dapat melalui kuesioner dan wawancara. Pengumpulan data jika
menggunakan kuesioner, dibuat sejumlah pertanyaan untuk diisi olehresponden.
Wawancara dapat dilakukan dengan cara tanya jawab secara langsung.Untuk
memperoleh data dari pengumpulan kuesioner dibutuhkan jumlah responden yang
cukup agar memenuhi validitas dan reliabilitas dengan baik. Responden pada penelitian
ini deperlukan jumlah yang cukup agar pola yang menggambarkan objek yang diteliti
dapat dijelaskan dengan baik.
Dengan jumlah responden yang cukup banyak diharapkan akan lebih mampu
memberi gambaran yang lebih baik tentang suatu profil. Tapi jangan dilupakan untuk
MA memperhatikan pemelihan teknik sampling.
Karena validitas dan reliabilitas data sangat tergantung pada kejujuran
responden maka peneliti sebaiknya juga menggunakan cara lain untuk meningkatkan
keabsahan data itu. Misalnya, peneliti mungkin bertanya kepada responden tentang
identitas responen. Dalam hal ini, peneliti juga mempunyai sumber data lain untuk
meyakinkan kebenaran data yang diberikan responden. Jika hal ini sulit ditemukan
maka peneliti terpaksa harus berasumsi bahwa semua data yang diberikan responden
adalah benar. Contoh: Analisis hubungan kualitas pelayanan dengan kepuasan
pelanggan di Bank XY.
2. Penelitian Eksperimen
Metode Eksperimen adalah metode yang mempunyai tujuan untuk menjelaskan
hubungan sebab-akibat (kausalitas) antara satu variabel dengan lainnya (variabel X dan
variabel Y). Dalam hubungan kausalitas ini, peneliti harus melakukan kontrol dan
pengukuran yang sangat cermat terhadap variabel-variabel penelitiannya. Eksperimen
dapat juga digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi gerak atau arah
kecenderungan suatu variabel di masa depan atau dapat digunakan untuk memprediksi.
Menurut Arikunto (2006), mendefinisikan eksperimen adalah suatu cara untuk
mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja
ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan
faktor-faktor lain yang mengganggu.
Menurut Solso & MacLin (2002), penelitian eksperimen adalah suatu
penelitian yang di dalamnya ditemukan meminimal satu variabel yang dimanipulasi
untuk mempelajari hubungan sebab-akibat. Oleh karena itu, penelitian eksperimen erat
kaitanya dalam menguji suatu hipotesis dalam rangka mencari pengaruh, hubungan,
maupun perbedaan perubahan terhadap kelompok yang dikenakan perlakuan.
Menurut Sukardi, (2003) pada umumnya, penelitian eksperimental dilakukan
dengan menempuh langkah- langkah seperti berikut:
a. Melakukan kajian secara induktif yang berkait erat dengan permasalahan yang
hendak dipecahkan.
b. Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah.
c. Melakukan studi literatur dan beberapa sumber yang relevan, memformulasikan
hipotesis penelitian, menentukan variabel, dan merumuskan definisi operasional dan
definisi istilah.
d. Membuat rencana penelitian yang di dalamnya mencakup kegiatan.
3. Penelitian Ex Post Facto
Yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengungkap peristiwa yang sudah terjadi,
dan kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat
menimbulkan kejadian tersebut. Misalnya, penelitian tentang penyebab terjadinya
kenaikan nilai tukar rupiah ke dollar.
4. Penelitian Deskriptif
Adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai masing-masing
variabel, baik satu variabel atau lebih sifatnya independen tanpa membuat hubungan
maupun perbandingan dengan variabel yang lain. Variabel tersebut dapat
menggambarkan secara sistematik dan akurat mengenai populasi atau mengenai bidang
tertentu. Atau adalah Suatu Penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk
memberikan Gambaran atau Deskripsi tentang suatu keadaan secara Objektif. Contoh:
Analisis gambaran tingkat um ekonomi penduduk di wilayah Gunung Kidul Yogyakarta.
5. Penelitian Komparatif
Adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan variabel yang satu dengan
variabel yang lain atau variabel satu dengan standar. Contoh analisis perbedaan jumlah
penjualan motor yang ada di desa dan di kota.
6. Penelitian Asosiatif/Hubungan
Merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui ni hubungan antara dua
variabel atau lebih. dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang
dapat ini berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.
Contoh: Hubungan motivasi kerja dengan tim prestasi kerja di PT PRATAMA INDAH,
pengaruh profitabilitas terhadap harga saham.
Untuk judul penelitian pengaruh pertumbuhan penjualan, rasio hutang, struktur
aktiva, dan profitabilitas terhadap struktur modal(R., n.d.).

3. Pendekatan Desain Penelitian


Riset dengan rancangan kuantitatif sudah dikenal serta digunakan oleh periset sejak
lama dalam bidang riset. Oleh sebab itu, riset kuantitatif diketahui sebagai riset tradisional.
Tidak hanya diketahui sebagai tata cara riset yang sudah dan hasilnya bisa digeneralisasikan.
Dikarenakan memegang prinsip yang bisa digeneralisasikan,sehingga riset ini biasanya
memakai populasi ataupun ilustrasi yang representatif. Pada alur riset kuantitatif sama halnya
semacam alur riset seperti biasanya, yaitu dimulai dengan terdapat masalah-masalah yang
selanjutnya diturunkan dalam wujud variabel- variabel, merumuskan permasalahan,
melaksanakan kajian teori, merumuskan hipotesis, mengumpulkan informasi (memastikan
populasi ataupun ilustrasi dan pengembangan serta pengujian instrumen) melaksanakan
analisis informasi, mengemukakan ulasan serta menyusun kesimpulan. Riset kuantitatif
sendiri dibagi dalam 2 jenis, pertama riset non- eksperimen, lalu berikutnya riset eksperimen.
Riset non- eksperimen merupakan riset kuantitatif yang dicoba tanpa adanya perlakuan
(treatment). Sehingga riset ini biasanya berkaitan dengan pengujian satu ataupun lebih
variabel. Sedangkan pada riset eksperimental merupakan riset kuantitatif yang dicoba dengan
metode membagikan perlakuan (treatment) (Rukminingsih, Gunawan Adnan, 2020).
Selanjutnya riset kualitatif atau sering disebut pula sebagai metode penelitian baru
sebab popularitasnya belum lama. Adapun metode ini dinamakan postpositivistik karena
berlandaskan pada filsafat post positifisme. Selain itu adapula metode artistic dimana proses
penelitian ini lebih bersifat seni (kurang terpola), serta disebut metode interpretive karena
informasi hasil peneletian lebih berkenaan dengan interprestasi terhadap informasi yang
ditemui di lapangan. Tata cara riset kualitatif kerap diucap tata cara penelitian naturalistik
sebab penelitianya dicoba pada keadaan yang alamiah (alami setting). Riset kualitatif pun
digunakan untuk mengekplorasi serta menguasai suatu arti, oleh beberapa orang ataupun
sekelompok orang riset ini dikira berasal dari permasalahan sosial ataupun kemanusiaan.
Proses riset kualitatif ini mengaitkan upaya- upaya yang berarti, semacam mengajukan
persoalan untuk menguasai prosedur, mengumpulkan informasi yang khusus dari para
partisipan, menganalisis informasi secara induktif mulai dari tema- tema yang spesial ke
tema- tema universal, serta menafsirkan arti informasi. Laporan akhir pada riset ini pun
mempunyai struktur ataupun kerangka yang fleksibel. Siapapun yang ikut serta dalam wujud
riset ini wajib mempraktikkan metode pandang riset yang bergaya induktif, berfokus terhadap
arti individual, serta menerjemahkan kompleksitas sesuatu perkara (diadaptasi dari Creswell,
2007). Riset kualitatif menekankan aspek uraian secara mendalam terhadap sesuatu fenomena
dengan anggapan kalau tiap fenomena tentu memilik pola yang dapat dibeberkan. Tipe riset
ini lebih banyak memakai metode analisis mendalam (in- depth analysis), dimana fenomena
akan dikaji secara permasalahan perkasus sebab metodologi kulitatif percaya jika watak suatu
fenomena satu berbeda dengan watak dari fenomena yang lain. Tujuan dari tata cara ini bukan
untuk melaksanakan generalisasi namun untuk uraian secara mendalam terhadap sesuatu
fenomena. Riset kualitatif berperan dalam membagikan jenis substansi (Ryan et al., 2013).

4. Klasifikasi Desain
a. Tingkat Penyelesaian Pertanyaan Penelitian
Suatu studi dapat dipandang sebagai studi eksploratif atau formal. Perbedaan
utama dari kedua pilihan tersebut adalah tingkatan struktur dan tujuan studi. Studi
eksploratif (exploratory studies) cenderung memiliki struktur yang lebih longgar dengan
tujuan untuk menemukan tugas penelitian selanjutnya. Tujuan utama eksplorasi adalah
untuk mengembangkan hipotesis atau pertanyaan dalam penelitian selanjutnya. Studi
formal (formal studies) dimulai saat eksplorasi berakhir-studi formal dimulai dengan
hipotesis atau pertanyaan penelitian dan melibatkan prosedur yang tepat serta spesifikasi
sumber data. Tujuan dari desain studi formal adalah untuk menguji hipotesis dan
menjawab semua pertanyaan penelitian yang dikemukakan..
Dikotomi studi eksploratif-formal kurang tepat dibandingkan dengan klasifikasi
lainnya. Semua studi memiliki elemen eksplorasi di dalamnya, dan beberapa studi sama
sekali belum diklasifikasikan.

b. Metode Pengumpulan Data


Pengklasifikasian membedakan antara pengamatan dan proses komunikasi. Kita
akan menggunakan istilah komunikasi untuk membedakannya dengan pengamatan
karena pengumpulan data dengan bertanya mencakup banyak hal di samping metode
survei. Pengamatan (monitoring) melibatkan studi di mana peneliti menyelidiki aktivitas
subjek atau sifat alami dari beberapa materi tanpa berusaha untuk mengurangi respons
dari siapapun. Perhitungan lalu lintas, plat kendaraan yang tercatat di tempat parkir
sebuah restoran, pencarian koleksi buku di perpustakaan, observasi dari tindakan
sekelompok pembuat keputusan, State Farm Dangerous Intersection Study--semuanya
merupakan contoh pengamatan. Pada setiap kasus, peneliti mencatat dan merekam
informasi yang tersedia dari setiap observasi. Pengamatan kasus MindWriter dapat
dilakukan dengan "menelusuri" komputer selama proses perbaikan, mendokumentasikan
setiap aktivitas atau interaksi antara CompleteCare dan pegawai call center dan laptop
yang rusak..
Dalam studi komunikasi (communication study), peneliti memberikan
pertanyaan kepada subjek penelitian dan mengumpulkan respons mereka berdasarkan
makna personal maupun umum. Data yang dikumpulkan berasal dari (1) wawancara atau
percakapan melalui telepon, (2) instrumen data pribadi atau riwayat hidup yang
dikirimkan melalui surat yang dikelola dengan baik, atau dikirimkan melalui media
elektonik atau cara lainnya, atau (3) instrumen dihadirkan sebelum dan/atau setelah
dilakukan penanganan atau stimulus dalam sebuah eksperimen. Sara dan Jason
mengusulkan sebuah studi komunikasi dengan menggunakan survei secara online di
antara para pemilik laptop yang dikembalikan setelah perbaikan dari CompleteCare.
c. Kontrol Peneliti terhadap Variabel
Berdasarkan kemampuan peneliti untuk memanipulasi variabel, kita
membedakan antara eksperimental dan ex post facto. Dalam eksperimen (experiment),
peneliti berusaha untuk mengontrol dan/atau memanipulasi variabel-variabel dalam studi.
Pemanipulasian ini dapat menyebabkan perubahan pada variabel-variabel atau menjaga
konsistensi tujuan penelitian. Desain eksperimental cocok ketika seseorang ingin
mengetahui apakah suatu variabel tertentu akan memberikan pengaruh terhadap variabel
lainnya. Eksperimen memberikan bukti paling kuat yang memungkinkan untuk hipotesis
sebab akibat.
Dengan desain ex post facto (ex post facto design), peneliti tidak memiliki
kontrol terhadap variabel-variabel, dalam arti memanipulasinya. Peneliti hanya dapat
melaporkan apa yang telah terjadi atau apa yang sedang terjadi. Menjadi hal penting
bahwa peneliti yang menggunakan desain penelitian ini tidak memengaruhi variabel
yang diteliti; sehingga tidak ada bias. Peneliti memiliki keterbatasan untuk
mengendalikan faktor-faktor konstan dengan pemilihan subjek secara bijak berdasarkan
prosedur pengambilan sampel yang ketat dan dengan manipulasi statistik temuan.
MindWriter berencana menggunakan desain ex post facto
d. Tujuan Studi
Perbedaan utama di antara berbagai macam studi dalam pengelompokan ini-
pelaporan, deskriptif, dan kausal-eksplanatori atau kausal-prediktif terletak pada
tujuannya. Studi pelaporan (reporting study) menyajikan rangkuman data, sering kali
mengubah kembali data untuk mencapai pemahaman yang lebih mendalam atau untuk
menghasilkan statistik sebagai perbandingan. Misalnya, dalam studi kejahatan, studi
pelaporan dilakukan dengan menghitung banyaknya pencurian oleh pegawai di pusat
perbelanjaan versus toko-toko bebas lainnya. Jika fokus penelitian adalah untuk
menemukan siapa, apa, di mana, kapan, atau berapa banyak. studi tersebut adalah
deskriptif (descriptive). Penelitian deskriptif terhadap pencurian oleh pegawai mengukur
jenis pencurian yang dilakukan (pakaian vs. elektronik vs. peralatan rumah tangga),
seberapa sering, kapan (tahun, hari, minggu), di mana (tempat penerimaan barang.
gudang, area penjualan), dan oleh siapa (jenis kelamin, usia, lamanya bekerja,
departemen penugasannya). Jika fokus studi adalah pada pertanyaan "mengapa"-yaitu,
bagaimana satu variabel menyebabkan perubahan pada variabel lainnya termasuk kausal-
eksplanatori (causal-explanantory). Dalam studi kausal-eksplanatori, kita berusaha untuk
menjelaskan hubungan antarvariabel-misalnya, mengapa tingkat kejahatan di pusat
perbelanjaan A lebih tinggi daripada di pusat perbelanjaan B atau mengapa pegawai laki-
laki mencuri lebih banyak daripada pegawai perempuan. Studi kausal-prediktif (causal-
predictive) berusaha untuk memprediksi pengaruh dari satu variabel dengan
memanipulasi variabel lainnya, tetapi juga menjaga semua variabel agar tetap konstan.
Dalam contoh kasus kejahatan ini, peneliti yang menggunakan studi kausal-prediktif
mungkin tertarik dengan apakah penggunaan kamera pengintai di tempat penerimaan
barang dan gudang akan mengurangi pencurian yang dilakukan oleh pegawai di pusat
perbelanjaan. Pada bagian awal, proyek MindWriter ini merupakan penelitian deskriptif,
walaupun studi selanjutnya bisa saja menjadi kausal.
e. Dimensi Waktu
Studi cross-sectional (cross-sectional studies) dilakukan satu kali dan
menyajikan potret ssat kejadian dalam satu waktu. Sementara, studi longitudinal
(longitudinal studies) dilakukan berulang-ulang pada waktu yang lebih panjang.
Keuntungan dari studi longitudinal adalah studi ini dapat menelusuri perubahan di
sepanjang waktu. Proposal milik Jason dan Sara menggambarkan suatu studi longitudinal
dengan pengukuran tingkat kepuasan yang secara terus-menerus selama beberapa bulan
dan dilaporkan secara bulanan. Dalam studi longitudinal berbagai panel, peneliti dapat
meneliti subjek yang sama dalam diambil suatu waktu. Dalam pemasaran, panel
dirancang untuk melaporkan data konsumsi pada berbagai produk. Data yang
dikumpulkan dari sampel keseluruhan ini menyediakan pusat data utama mengenai
pangsa pasar yang relatif, respons konsumen terhadap produk baru, dan metode promosi
baru. Studi longitudinal lainnya, seperti kumpulan pengikut kelompok. menggunakan
subjek yang berbeda untuk setiap pengukuran yang berurutan. Industri jasa mungkin
telah melihat kebutuhan masalah penuaan pada orang-orang yang lahir pada masa "baby
boomer" dengan pengambilan sampel pada subjek yang memiliki usia antara tahun pada
1990 dan usia 50-55 tahun pada 2000. Walaupun setiap sampel akan berbeda. populasi
dari tahun 1945 hingga 1950 tetap sama. Beberapa jenis informasi yang dikumpulkan
pada satu waktu tidak dapat dikumpulkan 40-45 untuk kedua kalinya dari orang yang
sama karena akan berisiko memunculkan bias. Studi mengenai kesadaran publik terhadap
kampanye iklan selama periode enam bulan membutuhkan sampel yang berbeda untuk
setiap pengukuran.
Penelitian longitudinal memang penting, tetapi keterbatasan anggaran dan waktu
memaksa adanya kebutuhan analisis cross-sectional. Beberapa keuntungan dari studi
longitudinal juga dapat ditemukan pada studi cross-sectional dengan mempertanyakan
secara cerdas mengenai perilaku di masa lampau, sejarah, dan ekspektasi di masa
mendatang. Bagaimanapun, respons terhadap pertanyaan ini harus diinterpretasikan
dengan hati-hati.
f. Cakupan Topik
Dalam beberapa hal, studi statistik berbeda dengan studi kasus. Studi statistik
(statistical studies) didesain untuk cakupan yang lebih luas dan bukan lebih mendalam.
Studi ini berusaha untuk menangkap karakteristik populasi dengan membuat kesimpulan
dari karakteristik sampel. Hipotesis diuji secara kuantitatif. Generalisasi tentang temuan
penelitian disajikan berdasarkan representasi sampel dan validitas desain. MindWriter
merencanakan studi statistik.
Studi kasus (case studies) lebih menekankan pada analisis kontekstual secara
menyeluruh terhadap beberapa kejadian atau kondisi dan hubungan timbal baliknya.
Walaupun hipotesis sering kali digunakan, ketergantungan pada data kualitatif akan
membuat dukungan atau penolakan lebih sulit. Penekanan pada detail memberikan
pemahaman yang penting untuk penyelesaian masalah, evaluasi, dan strategi. Detail ini
didapatkan dari banyak sumber informasi. Detail ini membuat bukti-bukti dapat
diverifikasi dan menghindari kehilangan data.
Walaupun studi kasus disebut sebagai penelitian yang "tidak berguna secara
ilmiah" karena tidak memenuhi syarat desain penelitian untuk perbandingan,' studi kasus
memiliki peran ilmiah yang penting. Diketahui bahwa "proposisi ilmiah yang penting
memiliki bentuk universal, dan suatu bentuk universal dapat dimanipulasi dengan satu
contoh kebalikannya.""" Oleh karena itu, studi kasus yang didesain dengan baik dapat
memberikan tantangan utama untuk teori dan menyediakan sumber hipotesis serta ide baru
secara bersamaan. Menemukan hipotesis baru untuk menyelesaikan keluhan
pascaperbaikan menjadi keuntungan utama dari penelusuran jumlah laptop MindWriter
yang rusak melalui desain studi kasus.
g. Lingkungan Penelitian
Perbedaan desain penelitian juga ditentukan dari apakah desain tersebut muncul
pada kondisi lingkungan aktual (kondisi lapangan-field conditions) atau pada kondisi yang
direkayasa atau dimanipulasi (kondisi laboratorium-laboratory conditions).
Membuat simulasi adalah membuat replika inti dari sebuah sistem atau proses.
Simulasi (simulations) banyak digunakan dalam penelitian, khususnya dalam penelitian
operasi. Karakteristik utama dari berbagai kondisi dan hubungan dalam situasi aktual
sering kali direpresentasikan dalam model matematika. Permainan peran dan aktivitas
perilaku lainnya juga dapat dilihat sebagai simulasi. Simulasi untuk kasus MindWriter
dapat meliputi penelusuran laptop yang rusak secara acak melalui call center dan program
CompleteCare, hasil monitoring di setiap tempat kerja. Simulasi lain yang sering
dilakukan adalah studi jasa retail dengan melibatkan "pegawai yang menyamar sebagai
pembeli untuk menguji kualitas pelayanan."
h. Kesadaran Persepsi Partisipan
Fungsi desain mungkin akan berkurang karena adanya kesadaran persepsi
partisipan (participant's perceptual awareness) ketika orang-orang di dalam lingkungan
studi disamarkan merasa bahwa penelitian sedang dilakukan. Kesadaran persepsi
partisipan memengaruhi hasil penelitian secara tidak langsung atau bahkan lebih jelas,
seperti yang dipelajari dalam penelitian Hawthorne pada akhir 1920-an. Walaupun belum
ada bukti yang tersebar luas mengenai usaha partisipan atau responden untuk memuaskan
peneliti dengan berhasil menebak hipotesis atau bukti sabotase yang lazim, ketika
partisipan percaya bahwa terjadi hal ganjil, mereka mungkin bersikap tidak normal (tidak
natural). Terdapat tiga tingka persepsi: yang
1. Partisipan tidak merasakan adanya penyimpangan dalam rutinitas kesehariannya.
2. Partisipan merasa ada penyimpangan, namun tidak ada hubungannya dengan peneliti.
3. Partisipan merasakan adanya penyimpangan ketika terlibat dengan peneliti.
i. Studi Eksploratif
Secara khusus, eksplorasi berguna ketika peneliti tidak memiliki gambaran yang
jelas mengenai permasalahan yang akan mereka temukan selama studi berlangsung.
Melalui eksplorasi. peneliti membangun konsep dengan lebih jelas, membuat prioritas,
membangun definisi operasional, dan memperbaiki desain penelitian akhir. Eksplorasi
juga dapat menghemat waktu dan dana penelitian. Jika permasalahan tidak sepenting
seperti apa yang pertama kali dipikirkan, studi yang lebih formal dapat dibatalkan.
Eksplorasi juga membantu dalam mencapai tujuan penelitian yang lain. Area
investigasi bisa menjadi hal yang baru dan tidak jelas sehingga peneliti harus melakukan
eksploras untuk mempelajari dilema yang dihadapi oleh manajer. Variabel-variabel utama
mungkin saja tidak diketahui atau sulit didefinisikan sehingga membutuhkan hipotesis
penelitian. Selain itu, peneliti harus melakukan eksplorasi untuk meyakinkan bahwa
penelitian dalam are tertentu dapat dilakukan. Agen pemerintah federal, Kantor Analisis
Industri, mengusulkan bahwa penelitian akan dilakukan terkait bagaimana para eksekutif
dalam industri tertentu membuat keputusan mengenai pembelian bahan baku. Rencananya,
pertanyaan penelitian akan menanyakan bagaimana (dan pada sebaran harga berapa) satu
bahan baku diganti dengan bahan baku lain dalam produk manufaktur tertentu. Sebuah
eksplorasi untuk mengetahui apakah para eksekutif dalam industri tersebut akan
memberitahukan informasi rahasia terkait pembuatan keputusan pada topik ini merupakan
hal yang penting dalam menunjang kesuksesan penelitian.
Walaupun eksplorasi memiliki banyak manfaat, peneliti dan manajer kurang
tertarik untuk melakukan hal tersebut. Terdapat tekanan yang besar untuk menemukan
jawaban dengan cepat. Terlebih, terkadang eksplorasi dihubungkan dengan bias mengenai
penelitian kualitatif: subjektivitas, tidak representatif, dan desain yang tidak sistematis.
Akan tetapi, faktanya, eksplorasi akan menghemat waktu serta dana penelitian, dan
seharusnya tidak diabaikan.
j. Teknik Kualitatif
Kualitas merupakan karakter penting atau sifat alami dari sesuatu; kuantitas adalah
jumlahnya. Kualitatif adalah apa; kuantitatif adalah berapa banyak Kualitatif merujuk pada
pengertian, definisi, analogi, model, atau metafora yang mengarakteristikkan sesuatu,
sementara kuantitatif mengasumsikan pengertian dan merujuk pada ukurannya....
Perbedaannya terletak dalam deskripsi Steinbeck (1941) mengenai Mexican Sierra, ikan
dari Laut Cortez. Seseorang dapat menghitung tulang belakang Sierra, 17 ditambah 15
ditambah 9. "Namun," ucap Steinbeck, Jika Sierra menabrak dengan keras garis pembatas
hingga tangan kita terbakar, kemudian bersuara dan hampir lepas hingga akhirnya
melompati pembatas, lalu warnanya mamudar dan ekornya memukul-mukul, eksternalitas
hubungan yang baru terjadi begitu saja. Penelitian kualitatif mendefinisikan perilaku ikan
tersebut, keadaan kota, keadaan warga sekitar, dan keseragaman tradisi suatu kelompok."
Ketika kita mempertimbangkan cakupan penelitian kualitatif, beberapa pendekatan
dapat disesuaikan untuk investigasi eksploratif pertanyaan manajemen:

 Individual depth interview (biasanya dilakukan dengan percakapan, bukan secara


struktural).
 Observasi partisipan (untuk melihat sendiri siapakah partisipan dalam kejadian yang
sudah diatur).
 Film, foto, dan rekaman video (untuk merekam kehidupan suatu kelompok dalam
penelitian).
 Teknik proyektif dan pengujian psikologi (misalnya, Pengujian Apersepsi Tematik,
pengukuran proyektif, permainan, atau permainan peran).
 Studi kasus (untuk analisis konseptual secara mendalam terhadap beberapa kejadian
atau kondisi).
 Etnografi jalanan (untuk menemukan bagaimana sub-kelompok budaya
mendeskripsikan dan membentuk dunia mereka pada tingkat jalanan).
 Wawancara para tokoh atau ahli (untuk mendapatkan informasi dari orang yang
berpengaruh atau berpengetahuan luas dalam suatu organisasi atau komunitas).
 Analisis dokumen (untuk mengevaluasi catatan sejarah atau catatan rahasia atau
catatan publik, dokumen pemerintah, dan opini).
 Proxemics dan kinesics (untuk mempelajari penggunaan ruang dan komunikasi
dengan gerakan tubuh, secara berturut-turut).
Ketika pendekatan-pendekatan tersebut dikombinasikan, muncul empat teknik
eksploratif dengan pengaplikasian yang luas untuk peneliti manajemen:
1. Analisis data sekunder.
2. Survei pengalaman.
3. Kelompok fokus.
4. Desain dua tahap.
k. Analisis Data Sekunder
Langkah awal dalam studi eksploratif adalah pencarian literatur sekunder.
Penelitian yang dilakukan oleh orang lain untuk tujuan mereka sendiri mewakili data
sekunder (secondary data). Tidak akan efisien untuk menemukannya lagi melalui
pengumpulan data primer (primary data) atau penelitian asli yang telah dilakukan dan
dilaporkan pada tingkat yang cukup untuk pembuatan keputusan bagi manSekunde
Dalam eksplorasi data sekunder (merujuk pada Bab 5). peneliti perlu memulai
dengan menyelidiki arsip data yang dimiliki organisasi. Laporan penelitian sebelumnya
sering kali mengungkapkan data historis yang cukup banyak atau pola pengambilan
keputusan. Dengan memeriksa studi sebelumnya, Anda dapat mengidentifikasi metodologi
yang membuktikan keberhasilan dan kegagalan manajemen. Solusi yang tidak terlalu
diperhatikan pada masa lalu karena keadaan lingkungan yang berbeda dapat dijadikan
subjek untuk penelitian selanjutnya, Peneliti perlu menghindari duplikasi dalam contoh
ketika pengumpulan data sebelumnya dapat memberikan cukup informasi untuk
memecahkan dilema pengambilan keputusan sekarang. Program CompleteCare yang
dimiliki MindWriter baru diperkenalkan, program ini seperti satu penelitian atau lebih
mengenai praktik dan kebijakan pelayanan sebelumnya yang mengungkap perilaku
pelanggan, yang menjadi dasar desain dari program MindWriter saat ini.
Sumber kedua dari data sekunder adalah dokumen yang dipublikasikan dan telah
disiapkan oleh penulis di luar organisasi sponsor. Terdapat puluhan ribu majalah dan
ratusan ribu buku yang berhubungan dengan aspek bisnis. Data dari sumber sekunder
membantu kita dalam memutuskan apa yang harus dilakukan dan dapat menjadi sumber
yang kaya akan hipotesis. Katalog khusus, panduan subjek, dan indeks elektronik tersedia
di banyak perpustakaan- akan membantu pencarian data ini. Dalam berbagai kasus, Anda
dapat menggunakan sumber kedua dari rumah atau kantor Anda melalui komputer, jasa
online, atau dengan koneksi Internet. Merujuk pada kasus MindWriter, ribuan artikel telah
dituliskan dalam pelayanan pelanggan, dan pencarian Internet dengan menggunakan kata
kunci pelayanan pelanggan dapat mengungkapkan ribuan petunjuk.
l. Survei Pengalaman
Walaupun data yang telah beredar merupakan sumber yang berharga, tidak banyak
pengetahuan yang ada dituangkan ke dalam suatu tulisan. Bagian penting dari suatu topik
mungkin merupakan hak milik organisasi tertentu sehingga tulisan tersebut tidak tersedia
untuk peneliti dari luar organisasi. Selain itu, arsip data internal jarang dikelola dengan baik.
sehingga membuat sumber sekunder-walaupun sudah diketahui sulit untuk ditemukan.Oleh
karena itu, akan menguntungkan bagi kita untuk mencari informasi dari orang-orang yang
berpengalaman dalam area yang akan diteliti, dapatkan seluruh memori dan pengalaman yang
mereka miliki.
Saat kita mewawancarai seseorang dalam sebuah survei pengalaman (experience
survey), kita harus mencari tahu pemikiran mereka mengenai masalah atau aspek penting dari
subjek serta menemukan apakah hal penting di dalam berbagai pengetahuan dari subjek
tersebut. Format penyelidikan yang digunakan harus cukup fleksibel sehingga kita kita dapat
mengeksplorasi berbagai kesempatan yang hadir selama proses wawancara.

 Apa yang sedang dilakukan?


 Usaha apa yang gagal dilakukan pada masa lalu?
 Usaha apa yang berhasil dilakukan pada masa lalu?
 Bagaimana hal-hal berubah?
 Elemen apa yang menyebabkan perubahan dalam situasi tersebut?
 Siapakah yang terlibat dalam keputusan dan peran apa yang setiap orang lakukan?
 Apa area dan batasan permasalahan yang dapat dilihat?
 Berapa biaya proses tersebut selama penelitian?
 Siapakah yang dapat diandalkan untuk membantu dan/atau turut berpartisipasi dalam
penelitian?
 Apa sajakah area prioritas?
Hasil dari pertanyaan tersebut bisa jadi merupakan hipotesis baru, penghapusan hipotesis
yang lama, atau informasi mengenai pelaksanaan penelitian secara praktis. Penyelidikan
mungkin dapat menunjukkan apakah terdapat fasilitas tertentu, faktor apa yang harus
dikontrol dan bagaimana cara mengontrolnya, dan siapakah yang akan terlibat dalam
penelitian.
Penemuan dapat dilakukan lebih mudah jika peneliti dapat menganalisis
permasalahan memberikan pemahaman khusus. Seperti eksplorasi, kita tidak begitu tertarik
untuk yang mendapatkan perwakilan dari berbagai bidang dibandingkan mendapatkan
informasi dari sumber yang mungkin sudah jelas. Misalkan kita akan meneliti pabrik
perakitan mobil StarAuto. Pabrik ini memiliki sejarah penurunan produktivitas, peningkatan
biaya, serta meningkatnya jumlah kerusakan. Orang-orang yang mungkin dapat memberikan
informasi akurat adalah:

• Pendatang baru di lokasi tersebut-pegawai atau pihak yang baru dipindahkan ke pabrik
ini dan berasal dari pabrik yang sejenis.
• Individu yang memiliki peran kecil atau tidak begitu penting-orang-orang yang
pekerjaannya berada di antara grup yang menantang. Supervisor pertama dan kepala
pekerja sering kali tidak termasuk sebagai manajemen maupun pekerja.
• Seseorang yang berada dalam transisi seseorang yang baru saja dipromosikan untuk
dipindahkan ke departemen baru.
• Orang-orang yang menyimpang dan yang diasingkan-mereka yang berada pada
kelompok tertentu yang memegang posisi berbeda dari umumnya, seperti pekerja yang
senang dengan situasi yang ada, departemen dan pekerja dengan produktifitas tinggi.
penyendiri, dan semacamnya.
• Masalah "murni" atau masalah yang menunjukkan contoh ekstrem dari kondisi yang
akan diteliti-departemen yang sangat tidak produktif, pekerja yang sangat menentang.
dan lain-lain.
• Orang-orang yang sangat tepat dan yang sangat tidak tepat para pekerja yang
membangun organisasi dengan baik versus pekerja yang buruk, para eksekutif yang
sungguh-sungguh merefleksikan pandangan manajemen dan para eksekutif yang
menentang.
• Orang-orang yang mewakili posisi berbeda dalam sistem pekerja, pemimpin, pengawas
tanpa keahlian dan lainnya.10

m. Kelompok Fokus
Diskusi kelompok sering digunakan dalam penelitian selama tahun 1980-an dan
berkembang dalam berbagai aplikasi penelitian saat ini." Kelompok fokus (focus group)
adalah sekelompok orang (biasanya terdiri atas 6-10 partisipan) yang dipimpin oleh
moderator berpengalaman, di mana mereka akan bertemu selama 90 menit hingga 2 jam.
Fasilitator atau moderator menggunakan prinsip kelompok dinamis untuk berdiskusi atau
memandu kelompok yang saling bertukar ide, perasaan, dan pengalaman mengenai topik
tertentu.
Satu tujuan berdasarkan topik dari kelompok fokus bisa jadi adalah produk atau
konsep baru, program baru motivasi pegawai, atau organisasi dengan peningkatan produksi.
Hasil yang paling mendasar dari sesi pertemuan tersebut adalah daftar ide dan observasi
perilaku, dengan rekomendasi dari moderator. Ide dan observasi perilaku ini sering digunakan
untuk pengujian kuantitatif selanjutnya. Dalam penelitian eksploratif, data kualitatif yang
dihasilkan pada kelompok fokus dapat digunakan untuk memperkaya tingkat pertanyaan
penelitian dan hipotesis, serta membandingkan efektivitas pilihan desain. Aplikasi penelitian
kelompok fokus yang paling umum tetap berada dalam aktivitas pelanggan. Bagaimanapun,
perusahaan menggunakan hasil kelompok fokus untuk aplikasi eksploratif yang berbeda-beda.
MindWriter dapat menggunakan kelompok fokus yang melibatkan para pegawai (dari
call center dan departemen pelayanan) untuk menentukan perubahan dan memberikan suatu
analisis terhadap ide perubahan. MindWriter mungkin menginginkan kelompok fokus dengan
pelanggan (baik yang puas atau tidak) untuk mengungkap pengalaman para pelanggan yang
berbeda-beda. Pada aplikasi lain, ketika perusahaan asuransi besar mengembangkan sistem
penunjang terkomputerisasi, perusahaan menggunakan kelompok fokus dengan pegawai
administrasi di kantor cabang untuk mengirimkan berkas melalui intranet perusahaan
(jaringan yang dimiliki perusahaan di balik pengamanan "firewall" yang membatasi akses
hanya untuk pengguna yang memiliki akses). Dalam kasus lainnya, universitas kecil
menggunakan kelompok fokus untuk mengembangkan rencana dalam menarik lebih banyak
aplikasi siswa baru, dan lembaga pusat darah menggunakan kelompok fokus untuk
meningkatkan jumlah donor darah.
n. Desain Dua Tahap
Cara yang baik untuk mendesain studi penelitian adalah dengan desain dua tahap
(two- stage design). Dengan pendekatan ini, eksplorasi akan menjadi tahap awal yang terpisah
dengan tujuan yang terbatas: (1) mendefinisikan pertanyaan penelitian dengan jelas dan (2)
mengembangkan desain penelitian.
Berdasarkan perdebatan dalam pendekatan dua tahap, kita menyadari bahwa terdapat
banyak hal tentang permasalahan yang tidak diketahui, namun harus diketahui sebelum usaha
dan sumber ditentukan. Dalam keadaan ini, seseorang bekerja di area yang tidak diketahui, di
mana sulit untuk memprediksi masalah dan biaya penelitian. Proposal yang menerima
kepraktisan pendekatan ini biasanya berguna ketika anggaran penelitian tidak fleksibel.
Misalnya, eksplorasi terbatas untuk biaya tertentu yang rendah akan memiliki risiko kecil baik
untuk sponsor maupun peneliti, dan sering kali mengungkap informasi yang mengurangi total
biaya penelitian.

 Studi eksploratif selesai ketika peneliti telah mencapai hal-hal berikut:


 Membuat dimensi utama dari tugas penelitian.
 Menentukan serangkaian pertanyaan penyelidikan tambahan yang dapat digunakan
sebagai pedoman untuk desain penelitian yang lebih detail.
 Mengembangkan beberapa hipotesis tentang kemungkinan penyebab dilema manajemen.
 Mengetahui bahwa hipotesis tertentu merupakan kemungkinan lain yang aman untuk
dapat mereka abaikan dalam studi selanjutnya.
 Menyimpulkan penelitian tambahan tidak dibutuhkan atau tidak memungkinkan lagi.

o. Studi Deskriptif
Berbeda dengan studi eksplanatori, studi yang lebih formal biasanya dibangun dengan
hipotesis atau pertanyaan penyelidikan yang dinyatakan dengan jelas. Penelitian formal
menyediakan berbagai tujuan penelitian:
1. Deskripsi fenomena atau karakteristik yang berhubungan dengan populasi subjek (siapa,
apa, kapan, di mana, dan bagaimana topik).
2. Estimasi proporsi dari populasi yang memiliki karakteristik tersebut. 3. Menemukan
hubungan di antara variabel-variabel yang berbeda.
Tujuan penelitian yang ketiga terkadang disebut studi korelasional, bagian dari studi
deskriptif. Studi deskriptif bisa menjadi sederhana atau kompleks; hal ini dapat dilakukan
dalam berbagai kondisi. Apapun bentuknya, studi deskriptif hanya membutuhkan keahlian
penelitian seperti studi kausal, dan kita harus menuntut standar tinggi yang sama untuk
desain dan pelaksanaan penelitian.
Studi deskriptif yang paling sederhana fokus pada pertanyaan atau hipotesis univariat
terkait sesuatu yang kita tanyakan atau yang kita nyatakan terkait ukuran, bentuk, distribusi,
atau keberadaan variabel. Dalam analisis rekening BankChoice (dijelaskan pada Bab 4 dan
5), kita mungkin tertarik untuk membangun profil para nasabah. Pertama, kita ingin
menetapkan mereka berdasarkan kantor utama. Pertanyaannya mungkin saja, berapa
persentase dari nasabah yang tinggal dalam radius 2 mil dari kantor utama? Dengan
menggunakan format hipotesis, kita dapat memprediksi, 60 persen atau lebih nasabah tinggal
dalam radius dua mil dari kantor utama.
Kita juga mungkin tertarik untuk memperoleh informasi mengenai variabel lainnya.
seperti ukuran relatif dari rekening, jumlah rekening minoritas, jumlah rekening yang dibuka
selama enam bulan terakhir, dan jumlah aktivitas rekening (jumlah uang yang ditabung dan
diambil per tahun). Data pada setiap variabel dapat bermanfaat untuk keputusan manajemen.
Hubungan bivariat antara variabel tersebut atau variabel yang lain mungkin juga menjadi hal
yang lebih menarik. Tabulasi silang antara jarak kediaman pemilik rekening atau pegawai
dengan kantor cabang dan aktivitas setiap rekening mengindikasikan bahwa perbedaan
tingkat aktivitas berhubungan dengan lokasi pemilik rekening. Tabulasi silang terhadap
ukuran rekening dan jenis kelamin pemilik rekening juga dapat menunjukkan keterkaitan.
Namun, temuan semacam itu tidak menyatakan hubungan kausal. Sebenarnya, tugas kita
adalah untuk menentukan apakah variabel-variabel tersebut bebas (atau saling tidak
berhubungan) atau tidak, kemudian menentukan kekuatan atau besarnya hubungan tersebut.
Tidak ada prosedur yang menyatakan variabel mana yang menjadi penyebab. Misalnya, kita
mungkin dapat menyimpulkan bahwa jenis kelamin dan ukuran rekening berhubungan, tetapi
jenis kelamin bukanlah faktor penyebab ukuran rekening.
Studi deskriptif sering kali lebih kompleks dari contoh tersebut. Satu penelitian
terhadap nasabah dimulai seperti yang telah dijelaskan, kemudian berlanjut pada pemahaman
yang lebih mendalam. Beberapa penelitian melibatkan observasi catatan rekening yang
mengungkapkan perhatian nasabah yang dekat. Rekening mereka biasanya lebih besar dan
lebih aktif daripada rekening nasabah yang kediamannya jauh. Survei sampel nasabah
memberikan informasi mengenai siklus hidup keluarga, pola menabung, tingkat pendapatan
keluarga mereka, dan hal lainnya. Hubungan informasi ini dengan data tabungan yang
diketahui menunjukkan bahwa wanita memiliki rekening yang lebih besar. Penyelidikan
selanjutnya menunjukkan bahwa wanita dengan rekening yang lebih besar seringkali adalah
janda atau wanita karir yang masih sendiri dengan usia yang lebih tua dari rata-rata usia
pemilik rekening yang lain. Informasi mengenai perilaku dan praktik menabung mereka
menyebabkan arahan strategi bisnis pada bank.
Beberapa bukti yang dikumpulkan menghasilkan pertanyaan kausal. Korelasi antara
kedekatan dengan kantor dan kemungkinan memiliki rekening di kantor bank tersebut
mengindikasikan pertanyaan: mengapa orang-orang yang tinggal jauh dari kantor memiliki
rekening di kantor bank tersebut? Untuk jenis pertanyaan ini, sebuah hipotesis memberikan
kontribusi besar dengan memberikan arahan penelitian yang dapat diikuti oleh peneliti. Hal
ini dapat dihipotesiskan sebagai berikut:
1. Nasabah yang jauh (secara operasional didefinisikan sebagai mereka yang tinggal lebih
dari 2 mil dari kantor) memiliki rekening pada kantor bank tersebut karena mereka
pernah tinggal di dekat kantor: mereka "dekat" ketika membuat keputusan untuk
membuka rekening bank.
2. Nasabah yang jauh sebenarnya tinggal di dekat kantor, tetapi alamat yang tertera dalam
rekeningnya adalah lebih dari radius 2 mil; mereka "dekat", tetapi catatan profil mereka
tidak menunjukkan hal tersebut.
3. Nasabah yang jauh bekerja di dekat kantor bank tersebut; mereka "dekat" secara nyata
karena lokasi kerja mereka.
4. Nasabah yang jauh, secara umum tidak dekat dengan kantor, tetapi merespons promosi
yang mendorong nasabah untuk menabung di bank tersebut melalui komputer, hal ini
merupakan betuk lain dari "kedekatan" yang dalam konsep ini ditransformasi menjadi
"kemudahan".Ketika hipotesis tersebut diuji, dapat diketahui bahwa bagian penting dari
nasabah yang jauh dapat diperhitungkan dengan hipotesis 1 dan 3. Kesimpulannya:
Lokasi sangat berhubungan dengan kepemilikan rekening pada kondisi tertentu. Meski
demikian, menentukan penyebab tidaklah mudah dan temuan ini masih berkaitan dengan
definisi studi deskriptif.
MindWriter dapat memperoleh manfaat dari penelitian deskriptif yang memberikan
informasi pelanggan yang puas dan tidak puas dengan jasanya. Karakteristik pelanggan yang
menggunakan layanan kemudian dapat dicocokkan dengan jenis masalah pelayanan tertentu,
yang mana dapat mengarah ke identifikasi perubahan dalam desain produk atau kebijakan
pelayanan pelanggan.
p. Studi Kausal
Korelasi antara lokasi dan kemungkinan kepemilikan rekening pada BankChoice
sepertinya menjadi bukti yang kuat bagi banyak orang, namun peneliti dengan pelatihan
ilmiah akan membantah bahwa hubungan tersebut (kejadian secara simultan) bukanlah
penyebab. Inti dari bantahan tersebut terletak dalam konsep penyebabnya.
Elemen penting dalam hubungan penyebab (causation) adalah bahwa A
"menghasilkan" B atau A "memaksa" terjadinya B. Secara empiris, kita tidak menunjukkan
hubungan kausalitas A-B dengan pasti. Alasannya adalah kita tidak "menunjukkan" hubungan
kausal secara deduktif. Berbeda dengan kesimpulan deduktif, kesimpulan empiris merupakan
penarikan kesimpulan-kesimpulan induktif. Dengan demikian, kesimpulan adalah pernyataan
probabilitas bahwa A "menghasilkan" B berdasarkan apa yang kita observasi dan ukur.
Untuk memenuhi standar penyebab yang ideal, perlu ada satu variabel yang selalu
menyebabkan variabel lain, dan tidak ada variabel lain yang memiliki pengaruh kausal yang
sama. Metode persetujuan yang diajukan oleh John Stuart Mill pada abad ke-19, menyatakan,
"Ketika dua kasus atau lebih dari fenomena tertentu memiliki satu dan hanya satu kondisi
yang sama, barulah kondisi tersebut dapat dipandang sebagai penyebab (atau akibat) dari
fenomena tersebut." Oleh karena itu, jika kita dapat menemukan Z dan hanya di dalam setiap
kasus Z kita menemukan C, dan yang lain (A. B. D, atau E) tidak ditemukan pada Z. maka
dapat disimpulkan bahwa C dan Z memiliki hubungan sebab akibat.
Meskipun tidak ada yang yakin bahwa variabel A menyebabkan terjadinya variabel
B. seseorang dapat mengumpulkan beberapa bukti yang meningkatkan keyakinan bahwa A
menyebabkan B. Dalam menguji hipotesis kausal, kita membutuhkan tiga jenis bukti berikut:
1. Kovarians antara A dan B.

 Apakah kita menemukan bahwa A dan B muncul bersamaan dalam hal yang
dihipotesiskan (hubungan simetris)?
 Ketika A tidak terjadi, apakah B juga tidak ada?
 Ketika A lebih banyak atau sedikit, apakah kita juga menemukan B lebih banyak atau
sedikit?
2. Urutan waktu perubahan kejadian sesuai dengan arahan hipotesis.

 Apakah A terjadi sebelum B?


3. Tidak ada penyebab B lain yang memungkinkan.

 Dapatkah kita menentukan bahwa C, D, dan E berkovarian dengan B dalam hal yang
menunjukkan hubungan kausal yang memungkinkan?
Sebagai tambahan untuk tiga kondisi tersebut, kesimpulan tepat yang dibuat dari
desain percobaan harus memenuhi dua syarat lainnya. Pertama, adalah dianggap sebagai
kontrol (control). Semua faktor, kecuali untuk variabel bebas, harus konstan dan tidak
terpengaruh oleh variabel lain yang bukan menjadi bagian dari penelitian. Kedua, setiap
individu dalam penelitian harus memiliki kesempatan yang sama untuk menyelesaikan setiap
tahap variabel bebas. Hal ini merupakan penugasan acak (random assignment) subjek dalam
kelompok.
Jika kita mempertimbangkan hubungan yang mungkin terjadi antara dua variabel, kita
dapat menyimpulkan adanya tiga kemungkinan, yaitu:

 Simetris
 Resiprokal
 Asimetris
Hubungan simetris (symmetrical relationship) adalah hubungan di mana dua variabel
bergerak bersama, namun kita mengasumsikan bahwa tidak ada perubahan variabel yang
disebabkan oleh perubahan variabel yang lain. Kondisi simetris sering ditemukan ketika dua
variabel merupakan indikator alternatif dari penyebab atau variabel bebas lainnya. Kita dapat
menyimpulkan bahwa korelasi antara rendahnya kehadiran kerja dan partisipasi aktif dalam
klub berkemah perusahaan merupakan hasil dari (bergantung pada) faktor lain, seperti pilihan
gaya hidup.
Hubungan resiprokal (reciprocal relationship) hadir ketika dua variabel saling
memengaruhi atau saling menguatkan satu sama lain. Hal ini dapat terjadi jika bacaan iklan
menyebabkan penggunaan merek suatu produk. Penggunaan ini, di sisi lain, menyebabkan
orang untuk menyadari dan membaca lebih banyak iklan dari produk tersebut.
Kebanyakan penelitian mencari hubungan asimetris (asymmetrical relationships).
Dengan hubungan ini, kita menyimpulkan bahwa perubahan dalam satu variabel (variabel
bebas, atau IV-independent variable) bertanggung jawab atas perubahan dalam variabel
Jainnya (variabel terikat, atau DV-dependent variable). Identifikasi IV dan DV sering kali
sangat jelas tetapi terkadang pilihannya tidak jelas(Mulyadi, 2012).
DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi, M. (2012). RISET DESAIN DALAM METODOLOGI PENELITIAN Mohammad
Mulyadi (. Studi Komunikasi Dan Media, 16(1), 71–80.
R., C. D. (n.d.). Metodologi Penelitian Bisnis (12th ed.). Salemba Empat.
Ryan, Cooper, & Tauer. (2013). 済無 No Title No Title No Title. In Paper Knowledge .
Toward a Media History of Documents.
Uma, S. (n.d.). Metode Penelitian untuk Bisnis (6th ed.). Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai