DESAIN RISET
Laporan ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian
Di susun oleh:
Nurjannah C1C021225
UNIVERSITAS JAMBI
2023
1. PENGERTIAN DESAIN PENELITIAN
Desain penelitian (research design) adalah rencana untuk pengumpulan, pengukuran,
dan analisis data, berdasarkan pertanyaan penelitian dari studi. persoalan terkait dengan
keputusan yang berhubungan dengan tujuan studi (eksploratif, deskriptif, kausal), strategi
penelitian (sebagai contoh; eksperimen, survei, wawancara, studi kasus), lokasi penelitian
(misalnya, situasi studi), tingkat di mana studi dimanipulasi dan dikendalikan oleh peneliti
(tingkat intervensi peneliti), aspek temporal (horizon waktu), tingkat di mana data akan
dianalisis (unit analisis), merupakan hal penting dalam desain penelitian. Hal-hal tersebut
dibahas dalam bab ini. Selain itu, keputusan harus dibuat sesuai dengan jenis sampel yang
akan digunakan (desain pengambilan sampel), bagaimana variabel akan diukur (pengukuran),
dan bagaimana variabel-variabel tersebut akan dianalisis untuk menguji hipotesis (analisis
data)(Uma, n.d.).
Terdapat banyak definisi desain penelitian, tetapi tidak ada satu definisi yang
memberikan informasi lengkap terkait aspek-aspek penting.
Desain penelitian meliputi rencana awal pengumpulan, pengukuran, dan analisis data.
Desain penelitian membantu peneliti dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas
dengan membuat pilihan-pilihan penting dalam metodologi."
Desain penelitian merupakan suatu perencanaan dan struktur dari investigasi yang
disusun untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan penelitian. Perencanaan merupakan
skema menyeluruh atau program dari penelitian. Perencanaan meliputi garis besar dari
apa yang ingin dilakukan oleh peneliti dari penulisan hipotesis, dan bagaimana implikasi
operasional hipotesis tersebut untuk analisis data akhir.?
Desain penelitian menunjukkan, baik struktur permasalahan penelitian-kerangka kerja,
organisasi, atau konfigurasi dari hubungan antarvariabel studi yang diteliti-maupun
perencanaan investigasi yang digunakan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai
hubungan tersebut.
Definisi tersebut berbeda secara detail, tetapi secara umum definisi-definisi tersebut
memberikan inti dari makna desain penelitian (research design):
4. Klasifikasi Desain
a. Tingkat Penyelesaian Pertanyaan Penelitian
Suatu studi dapat dipandang sebagai studi eksploratif atau formal. Perbedaan
utama dari kedua pilihan tersebut adalah tingkatan struktur dan tujuan studi. Studi
eksploratif (exploratory studies) cenderung memiliki struktur yang lebih longgar dengan
tujuan untuk menemukan tugas penelitian selanjutnya. Tujuan utama eksplorasi adalah
untuk mengembangkan hipotesis atau pertanyaan dalam penelitian selanjutnya. Studi
formal (formal studies) dimulai saat eksplorasi berakhir-studi formal dimulai dengan
hipotesis atau pertanyaan penelitian dan melibatkan prosedur yang tepat serta spesifikasi
sumber data. Tujuan dari desain studi formal adalah untuk menguji hipotesis dan
menjawab semua pertanyaan penelitian yang dikemukakan..
Dikotomi studi eksploratif-formal kurang tepat dibandingkan dengan klasifikasi
lainnya. Semua studi memiliki elemen eksplorasi di dalamnya, dan beberapa studi sama
sekali belum diklasifikasikan.
• Pendatang baru di lokasi tersebut-pegawai atau pihak yang baru dipindahkan ke pabrik
ini dan berasal dari pabrik yang sejenis.
• Individu yang memiliki peran kecil atau tidak begitu penting-orang-orang yang
pekerjaannya berada di antara grup yang menantang. Supervisor pertama dan kepala
pekerja sering kali tidak termasuk sebagai manajemen maupun pekerja.
• Seseorang yang berada dalam transisi seseorang yang baru saja dipromosikan untuk
dipindahkan ke departemen baru.
• Orang-orang yang menyimpang dan yang diasingkan-mereka yang berada pada
kelompok tertentu yang memegang posisi berbeda dari umumnya, seperti pekerja yang
senang dengan situasi yang ada, departemen dan pekerja dengan produktifitas tinggi.
penyendiri, dan semacamnya.
• Masalah "murni" atau masalah yang menunjukkan contoh ekstrem dari kondisi yang
akan diteliti-departemen yang sangat tidak produktif, pekerja yang sangat menentang.
dan lain-lain.
• Orang-orang yang sangat tepat dan yang sangat tidak tepat para pekerja yang
membangun organisasi dengan baik versus pekerja yang buruk, para eksekutif yang
sungguh-sungguh merefleksikan pandangan manajemen dan para eksekutif yang
menentang.
• Orang-orang yang mewakili posisi berbeda dalam sistem pekerja, pemimpin, pengawas
tanpa keahlian dan lainnya.10
m. Kelompok Fokus
Diskusi kelompok sering digunakan dalam penelitian selama tahun 1980-an dan
berkembang dalam berbagai aplikasi penelitian saat ini." Kelompok fokus (focus group)
adalah sekelompok orang (biasanya terdiri atas 6-10 partisipan) yang dipimpin oleh
moderator berpengalaman, di mana mereka akan bertemu selama 90 menit hingga 2 jam.
Fasilitator atau moderator menggunakan prinsip kelompok dinamis untuk berdiskusi atau
memandu kelompok yang saling bertukar ide, perasaan, dan pengalaman mengenai topik
tertentu.
Satu tujuan berdasarkan topik dari kelompok fokus bisa jadi adalah produk atau
konsep baru, program baru motivasi pegawai, atau organisasi dengan peningkatan produksi.
Hasil yang paling mendasar dari sesi pertemuan tersebut adalah daftar ide dan observasi
perilaku, dengan rekomendasi dari moderator. Ide dan observasi perilaku ini sering digunakan
untuk pengujian kuantitatif selanjutnya. Dalam penelitian eksploratif, data kualitatif yang
dihasilkan pada kelompok fokus dapat digunakan untuk memperkaya tingkat pertanyaan
penelitian dan hipotesis, serta membandingkan efektivitas pilihan desain. Aplikasi penelitian
kelompok fokus yang paling umum tetap berada dalam aktivitas pelanggan. Bagaimanapun,
perusahaan menggunakan hasil kelompok fokus untuk aplikasi eksploratif yang berbeda-beda.
MindWriter dapat menggunakan kelompok fokus yang melibatkan para pegawai (dari
call center dan departemen pelayanan) untuk menentukan perubahan dan memberikan suatu
analisis terhadap ide perubahan. MindWriter mungkin menginginkan kelompok fokus dengan
pelanggan (baik yang puas atau tidak) untuk mengungkap pengalaman para pelanggan yang
berbeda-beda. Pada aplikasi lain, ketika perusahaan asuransi besar mengembangkan sistem
penunjang terkomputerisasi, perusahaan menggunakan kelompok fokus dengan pegawai
administrasi di kantor cabang untuk mengirimkan berkas melalui intranet perusahaan
(jaringan yang dimiliki perusahaan di balik pengamanan "firewall" yang membatasi akses
hanya untuk pengguna yang memiliki akses). Dalam kasus lainnya, universitas kecil
menggunakan kelompok fokus untuk mengembangkan rencana dalam menarik lebih banyak
aplikasi siswa baru, dan lembaga pusat darah menggunakan kelompok fokus untuk
meningkatkan jumlah donor darah.
n. Desain Dua Tahap
Cara yang baik untuk mendesain studi penelitian adalah dengan desain dua tahap
(two- stage design). Dengan pendekatan ini, eksplorasi akan menjadi tahap awal yang terpisah
dengan tujuan yang terbatas: (1) mendefinisikan pertanyaan penelitian dengan jelas dan (2)
mengembangkan desain penelitian.
Berdasarkan perdebatan dalam pendekatan dua tahap, kita menyadari bahwa terdapat
banyak hal tentang permasalahan yang tidak diketahui, namun harus diketahui sebelum usaha
dan sumber ditentukan. Dalam keadaan ini, seseorang bekerja di area yang tidak diketahui, di
mana sulit untuk memprediksi masalah dan biaya penelitian. Proposal yang menerima
kepraktisan pendekatan ini biasanya berguna ketika anggaran penelitian tidak fleksibel.
Misalnya, eksplorasi terbatas untuk biaya tertentu yang rendah akan memiliki risiko kecil baik
untuk sponsor maupun peneliti, dan sering kali mengungkap informasi yang mengurangi total
biaya penelitian.
o. Studi Deskriptif
Berbeda dengan studi eksplanatori, studi yang lebih formal biasanya dibangun dengan
hipotesis atau pertanyaan penyelidikan yang dinyatakan dengan jelas. Penelitian formal
menyediakan berbagai tujuan penelitian:
1. Deskripsi fenomena atau karakteristik yang berhubungan dengan populasi subjek (siapa,
apa, kapan, di mana, dan bagaimana topik).
2. Estimasi proporsi dari populasi yang memiliki karakteristik tersebut. 3. Menemukan
hubungan di antara variabel-variabel yang berbeda.
Tujuan penelitian yang ketiga terkadang disebut studi korelasional, bagian dari studi
deskriptif. Studi deskriptif bisa menjadi sederhana atau kompleks; hal ini dapat dilakukan
dalam berbagai kondisi. Apapun bentuknya, studi deskriptif hanya membutuhkan keahlian
penelitian seperti studi kausal, dan kita harus menuntut standar tinggi yang sama untuk
desain dan pelaksanaan penelitian.
Studi deskriptif yang paling sederhana fokus pada pertanyaan atau hipotesis univariat
terkait sesuatu yang kita tanyakan atau yang kita nyatakan terkait ukuran, bentuk, distribusi,
atau keberadaan variabel. Dalam analisis rekening BankChoice (dijelaskan pada Bab 4 dan
5), kita mungkin tertarik untuk membangun profil para nasabah. Pertama, kita ingin
menetapkan mereka berdasarkan kantor utama. Pertanyaannya mungkin saja, berapa
persentase dari nasabah yang tinggal dalam radius 2 mil dari kantor utama? Dengan
menggunakan format hipotesis, kita dapat memprediksi, 60 persen atau lebih nasabah tinggal
dalam radius dua mil dari kantor utama.
Kita juga mungkin tertarik untuk memperoleh informasi mengenai variabel lainnya.
seperti ukuran relatif dari rekening, jumlah rekening minoritas, jumlah rekening yang dibuka
selama enam bulan terakhir, dan jumlah aktivitas rekening (jumlah uang yang ditabung dan
diambil per tahun). Data pada setiap variabel dapat bermanfaat untuk keputusan manajemen.
Hubungan bivariat antara variabel tersebut atau variabel yang lain mungkin juga menjadi hal
yang lebih menarik. Tabulasi silang antara jarak kediaman pemilik rekening atau pegawai
dengan kantor cabang dan aktivitas setiap rekening mengindikasikan bahwa perbedaan
tingkat aktivitas berhubungan dengan lokasi pemilik rekening. Tabulasi silang terhadap
ukuran rekening dan jenis kelamin pemilik rekening juga dapat menunjukkan keterkaitan.
Namun, temuan semacam itu tidak menyatakan hubungan kausal. Sebenarnya, tugas kita
adalah untuk menentukan apakah variabel-variabel tersebut bebas (atau saling tidak
berhubungan) atau tidak, kemudian menentukan kekuatan atau besarnya hubungan tersebut.
Tidak ada prosedur yang menyatakan variabel mana yang menjadi penyebab. Misalnya, kita
mungkin dapat menyimpulkan bahwa jenis kelamin dan ukuran rekening berhubungan, tetapi
jenis kelamin bukanlah faktor penyebab ukuran rekening.
Studi deskriptif sering kali lebih kompleks dari contoh tersebut. Satu penelitian
terhadap nasabah dimulai seperti yang telah dijelaskan, kemudian berlanjut pada pemahaman
yang lebih mendalam. Beberapa penelitian melibatkan observasi catatan rekening yang
mengungkapkan perhatian nasabah yang dekat. Rekening mereka biasanya lebih besar dan
lebih aktif daripada rekening nasabah yang kediamannya jauh. Survei sampel nasabah
memberikan informasi mengenai siklus hidup keluarga, pola menabung, tingkat pendapatan
keluarga mereka, dan hal lainnya. Hubungan informasi ini dengan data tabungan yang
diketahui menunjukkan bahwa wanita memiliki rekening yang lebih besar. Penyelidikan
selanjutnya menunjukkan bahwa wanita dengan rekening yang lebih besar seringkali adalah
janda atau wanita karir yang masih sendiri dengan usia yang lebih tua dari rata-rata usia
pemilik rekening yang lain. Informasi mengenai perilaku dan praktik menabung mereka
menyebabkan arahan strategi bisnis pada bank.
Beberapa bukti yang dikumpulkan menghasilkan pertanyaan kausal. Korelasi antara
kedekatan dengan kantor dan kemungkinan memiliki rekening di kantor bank tersebut
mengindikasikan pertanyaan: mengapa orang-orang yang tinggal jauh dari kantor memiliki
rekening di kantor bank tersebut? Untuk jenis pertanyaan ini, sebuah hipotesis memberikan
kontribusi besar dengan memberikan arahan penelitian yang dapat diikuti oleh peneliti. Hal
ini dapat dihipotesiskan sebagai berikut:
1. Nasabah yang jauh (secara operasional didefinisikan sebagai mereka yang tinggal lebih
dari 2 mil dari kantor) memiliki rekening pada kantor bank tersebut karena mereka
pernah tinggal di dekat kantor: mereka "dekat" ketika membuat keputusan untuk
membuka rekening bank.
2. Nasabah yang jauh sebenarnya tinggal di dekat kantor, tetapi alamat yang tertera dalam
rekeningnya adalah lebih dari radius 2 mil; mereka "dekat", tetapi catatan profil mereka
tidak menunjukkan hal tersebut.
3. Nasabah yang jauh bekerja di dekat kantor bank tersebut; mereka "dekat" secara nyata
karena lokasi kerja mereka.
4. Nasabah yang jauh, secara umum tidak dekat dengan kantor, tetapi merespons promosi
yang mendorong nasabah untuk menabung di bank tersebut melalui komputer, hal ini
merupakan betuk lain dari "kedekatan" yang dalam konsep ini ditransformasi menjadi
"kemudahan".Ketika hipotesis tersebut diuji, dapat diketahui bahwa bagian penting dari
nasabah yang jauh dapat diperhitungkan dengan hipotesis 1 dan 3. Kesimpulannya:
Lokasi sangat berhubungan dengan kepemilikan rekening pada kondisi tertentu. Meski
demikian, menentukan penyebab tidaklah mudah dan temuan ini masih berkaitan dengan
definisi studi deskriptif.
MindWriter dapat memperoleh manfaat dari penelitian deskriptif yang memberikan
informasi pelanggan yang puas dan tidak puas dengan jasanya. Karakteristik pelanggan yang
menggunakan layanan kemudian dapat dicocokkan dengan jenis masalah pelayanan tertentu,
yang mana dapat mengarah ke identifikasi perubahan dalam desain produk atau kebijakan
pelayanan pelanggan.
p. Studi Kausal
Korelasi antara lokasi dan kemungkinan kepemilikan rekening pada BankChoice
sepertinya menjadi bukti yang kuat bagi banyak orang, namun peneliti dengan pelatihan
ilmiah akan membantah bahwa hubungan tersebut (kejadian secara simultan) bukanlah
penyebab. Inti dari bantahan tersebut terletak dalam konsep penyebabnya.
Elemen penting dalam hubungan penyebab (causation) adalah bahwa A
"menghasilkan" B atau A "memaksa" terjadinya B. Secara empiris, kita tidak menunjukkan
hubungan kausalitas A-B dengan pasti. Alasannya adalah kita tidak "menunjukkan" hubungan
kausal secara deduktif. Berbeda dengan kesimpulan deduktif, kesimpulan empiris merupakan
penarikan kesimpulan-kesimpulan induktif. Dengan demikian, kesimpulan adalah pernyataan
probabilitas bahwa A "menghasilkan" B berdasarkan apa yang kita observasi dan ukur.
Untuk memenuhi standar penyebab yang ideal, perlu ada satu variabel yang selalu
menyebabkan variabel lain, dan tidak ada variabel lain yang memiliki pengaruh kausal yang
sama. Metode persetujuan yang diajukan oleh John Stuart Mill pada abad ke-19, menyatakan,
"Ketika dua kasus atau lebih dari fenomena tertentu memiliki satu dan hanya satu kondisi
yang sama, barulah kondisi tersebut dapat dipandang sebagai penyebab (atau akibat) dari
fenomena tersebut." Oleh karena itu, jika kita dapat menemukan Z dan hanya di dalam setiap
kasus Z kita menemukan C, dan yang lain (A. B. D, atau E) tidak ditemukan pada Z. maka
dapat disimpulkan bahwa C dan Z memiliki hubungan sebab akibat.
Meskipun tidak ada yang yakin bahwa variabel A menyebabkan terjadinya variabel
B. seseorang dapat mengumpulkan beberapa bukti yang meningkatkan keyakinan bahwa A
menyebabkan B. Dalam menguji hipotesis kausal, kita membutuhkan tiga jenis bukti berikut:
1. Kovarians antara A dan B.
Apakah kita menemukan bahwa A dan B muncul bersamaan dalam hal yang
dihipotesiskan (hubungan simetris)?
Ketika A tidak terjadi, apakah B juga tidak ada?
Ketika A lebih banyak atau sedikit, apakah kita juga menemukan B lebih banyak atau
sedikit?
2. Urutan waktu perubahan kejadian sesuai dengan arahan hipotesis.
Dapatkah kita menentukan bahwa C, D, dan E berkovarian dengan B dalam hal yang
menunjukkan hubungan kausal yang memungkinkan?
Sebagai tambahan untuk tiga kondisi tersebut, kesimpulan tepat yang dibuat dari
desain percobaan harus memenuhi dua syarat lainnya. Pertama, adalah dianggap sebagai
kontrol (control). Semua faktor, kecuali untuk variabel bebas, harus konstan dan tidak
terpengaruh oleh variabel lain yang bukan menjadi bagian dari penelitian. Kedua, setiap
individu dalam penelitian harus memiliki kesempatan yang sama untuk menyelesaikan setiap
tahap variabel bebas. Hal ini merupakan penugasan acak (random assignment) subjek dalam
kelompok.
Jika kita mempertimbangkan hubungan yang mungkin terjadi antara dua variabel, kita
dapat menyimpulkan adanya tiga kemungkinan, yaitu:
Simetris
Resiprokal
Asimetris
Hubungan simetris (symmetrical relationship) adalah hubungan di mana dua variabel
bergerak bersama, namun kita mengasumsikan bahwa tidak ada perubahan variabel yang
disebabkan oleh perubahan variabel yang lain. Kondisi simetris sering ditemukan ketika dua
variabel merupakan indikator alternatif dari penyebab atau variabel bebas lainnya. Kita dapat
menyimpulkan bahwa korelasi antara rendahnya kehadiran kerja dan partisipasi aktif dalam
klub berkemah perusahaan merupakan hasil dari (bergantung pada) faktor lain, seperti pilihan
gaya hidup.
Hubungan resiprokal (reciprocal relationship) hadir ketika dua variabel saling
memengaruhi atau saling menguatkan satu sama lain. Hal ini dapat terjadi jika bacaan iklan
menyebabkan penggunaan merek suatu produk. Penggunaan ini, di sisi lain, menyebabkan
orang untuk menyadari dan membaca lebih banyak iklan dari produk tersebut.
Kebanyakan penelitian mencari hubungan asimetris (asymmetrical relationships).
Dengan hubungan ini, kita menyimpulkan bahwa perubahan dalam satu variabel (variabel
bebas, atau IV-independent variable) bertanggung jawab atas perubahan dalam variabel
Jainnya (variabel terikat, atau DV-dependent variable). Identifikasi IV dan DV sering kali
sangat jelas tetapi terkadang pilihannya tidak jelas(Mulyadi, 2012).
DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi, M. (2012). RISET DESAIN DALAM METODOLOGI PENELITIAN Mohammad
Mulyadi (. Studi Komunikasi Dan Media, 16(1), 71–80.
R., C. D. (n.d.). Metodologi Penelitian Bisnis (12th ed.). Salemba Empat.
Ryan, Cooper, & Tauer. (2013). 済無 No Title No Title No Title. In Paper Knowledge .
Toward a Media History of Documents.
Uma, S. (n.d.). Metode Penelitian untuk Bisnis (6th ed.). Salemba Empat.