Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

DESAIN DALAM PENELITIAN KUANTITATIF

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Media Pembelajaran Matematika


Dosen Pengampu :
Sayyidatul Karimah, M.Pd

Oleh :
MUHAMMAD MUFTHI SADEWA (0717010901)
ARNI SUMARTINI (0717010911)
AYU TSANI SYAFIA AGUSTIN (0717010921)
HANNAH FAUZIYATUL KHUSNA (0717010931)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PEKALONGAN
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmay dan
karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Desain
Penelitian Kuantitatif sebagai tugas kelompok mata kuliah Metodologi penelitian
ini dengan tepat waktu.

Semoga makalah Desain penelitian kuantitatif ini dapat dipahami bagi


bapak/ibu dosen dan setiap rekan yang membacanya. Sekiranya makalah ini dapat
berguna bagi kami sebagai penyusun maupun bagi setiap orang yang
membacanya.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah Desain Penelitian


Kuantitatif ini masih banyak terdapat kekurangan , dan kami mohon maaf apabila
terdapat penyampaian kalimat yang kurang baik. Untuk itu kritik dan saran dari
berbagai sumber yang dapat membangun sangat kami harapkan sehingga dapat
menjadi lebih baik untuk kedepannya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rancangan atau desain penelitian dalam arti sempit dimaknai sebagai
suatu proses pengumpulan dan analisis penelitian. Dalam arti luas rancangan
penelitian meliputi proses perencanaan dan pelasanaan penelitian. Dalam
rancangan perencancanaan dimulai dengan megandakan observasi dan evaluasi
terhadap penelitian yang sudah dikerjakan dan diketahui, sampai pada
penetapan kerangka konsep dan hipotesis penelitian yang perlu pembuktian
lebih lanjut. Rancangan pelaksanaan penelitian meliputi proses membuat
percobaan ataupun pengamatan serta memilih pengukuran variabel , prosedur
dan teknik sampling , instrument, pengumpulan data, analisis data yang
terkumpul , dan pelaporan hasil penelitian.
Secara umum desain atau metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Untuk
mendapatkan data yang langsung valid dalam penelitian sering sulit dilakukan
oleh karena itu data yang telah terkumpul sebelum diketahui validitasnya,
dapat di uji melalui pengujian relibilitas dan obyeksitas. Pada umumnya jika
data tersebut reliabel dan obyektif , maka terdapat kecenderungan data tersebut
akan valid. Metode penelitian pedidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah
untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,
dikembangkan, dan dibuktikan. Suatu pengetahuan tertentu sehingga pada
gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi
masalah dalam bidang pendidikan.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa penelitian kuantitatif adalah
penelitian yang menggunakan angka-angka. Angka-angka tersebut digunakan
sebagai representasi dari informasi yang didapatkan dalam penelitian.

B. TUJUAN
1. Mengetahui secara rinci jenis desain penelitian dan mengaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Mampu menentukan desain yang sesuai dalam melakukan penelitian.
BAB II
ISI
A. PENELITIAN KUANTITATIF
Penelitian merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sistematik
untuk memperoleh pengetahuan keilmuan melalui metode ilmiah yang
didasarkan pada fakta empirik. Berdasarkan pendekatan yang mendasarinya,
secara garis besar dapat dibedakan dua macam penelitian, yaitu penelitian
kuantitatif dan penelitian kualitatif. Menurut Creswell (2014), penelitian
kuantitatif merupakan pendekatan untuk menguji teori objektif dengan
menguji hubungan antar variabel. Variabel ini, pada gilirannya, dapat
diukur dengan menggunakan instrumen, sehingga data jumlah dapat
dianalisis dengan menggunakan prosedur statistik.
Penelitian kuantitatif memiliki ciri tersendiri. Burns dan Grove dalam
Danim (2002) mengatakan bahwa fokus penelitian kuantitatif didentifikasikan
sebagai berikut :
a. Pembangun ilmu-ilmu keras.
b. Proses kerjanya berlangsung ringkas, sempit dan reduksionistik. Reduksi
berarti melakukan pembedahan atas sesuatu menjadi bagianbagian yang
bagian itu dapat diuji secara kuantitatif.
c. Ketat dalam objektivitas.
d. Basis pengetahuan kausalistis, yaitu menguji hubungan antar fenomena dan
menentukan kausalitas dari variabel-variabel.
e. Menguji atau mengubah teori. Penelitian melakukan kontrol atas variabel
penelitian, menerapkan kontrol yang ketat atas dasar teori, kerangka
berfikir, instrumen, teknik analisis, penarikan kesimpulan, penyusunan
rekomendasi, dan lain-lain.
f. Menggunakan instrumen pengumpul data yang akan menghasilkan data
numerikal.
g. Elemen dasar analisis: angka.
h. Analisis menggunakan metode statistika.
i. Melakukan generalisasi.
B. DESAIN PENELITIAN
Setiap penelitian sebaiknya dilakukan dengan mengikuti tata cara yang
disebut desain penelitian. Beberapa ahli berpendapat sebagai berikut :
1. Soemartono (2003) : Desain penelitian merupakan rancangan, pedoman
ataupun acuan penelitian yang akan dilaksanakan.
2. Malhotra (2004) : Desain penelitian adalah kerangka atau cetak biru dalam
melaksanakan suatu proyek riset dimana didalamnya terperinci prosedur-
prosedur yang diperlukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan
untuk menstruktur atau memecahkan masalah-masalah penelitian.
3. Nursalam (2003) : Desain Penelitian adalah strategi untuk mencapai tujuan
penilaian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau
penuntun peneliti pada seluruh proses penelitian.
Berdasarkan pendapat di atas dapat kita simpulkan bahwa desain
penelitian merupakan pedoman yang digunakan peneliti untuk menyelesaikan
masalah penelitiannya. Adapun kegunaan desain penelitian (Nasution 2002,
23) dijelaskan secara lebih rinci sebagai berikut :
1. Desain memberikan pegangan yang lebih jelas kepada peneliti dalam
melakukan penelitiannya. Suatu desain merupakan syarat mutlak agar dapat
kita ramalkan kegiatan apa saja yang akan kita lakukan dalam penelitian.
Dalam desain antara lain harus kita pikirkan seperti ; berapa variabel yang
digunakan, bentuk hubungan antar variabel, serta cara-cara menganalisis
data setelah terkumpul dan lain sebagainya.
2. Desain itu juga menentukan batas-batas penelitian yang bertalian dengan
tujuan penelitian. Dengan tujuan yang jelas dapat pula disusun suatu desain
yang menentukan batas-batas penelitian yang tegas, sehingga peneliti dapat
memusatkan perhatian dan usahanya kearah tujuan yang nyata secara lebih
efektif.
3. Desain penelitian selalu memberi gambaran yang jelas tentang apa yang
harus dilakukan juga memberi gambaran tentang macam-macam kesulitan
yang akan dihadapi yang mungkin juga telah dihadapi oleh para peneliti
lain. Dengan demikian lebih dahulu dapat kita pikirkan cara-cara
mengatasinya.
Kualitas dan ketepatan penelitian ditentukan oleh desain penelitian yang
dipakai. Oleh karena itu, desain yang dipergunakan dalam penelitian harus
desain yang tepat. Suatu desain penelitian dapat dikatakan berkualitas atau
memiliki ketepatan jika memenuhi dua syarat (Machfoedz, 2007: 101-102),
yaitu :
1. Dapat dipakai untuk menguji hipotesis (khusus untuk penelitian kuantitatif
analitik)
2. Dapat mengendalikan atau mengontrol varians.

C. DESAIN PENELITIAN KUANTITATIF


Desain penelitian yang biasa digunakan dalam peneitian sosial adalah
eksplanasi, deskriptif, dan eksperimental.
1. Penelitian Eksplanasi
Penelitian eksplanasi (explanatory research) adalah suatu penelitian
yang dilakukan untuk menguji hubungan atau pengaruh antar variabel yang
dihipotesiskan. Penelitian eksplanasi dimaksudkan untuk menjelaskan suatu
generalisasi sampel terhadap populasinya atau menjelaskan hubungan,
perbedaan atau pengaruh dari satu variabel terhadap variabel lainnya. Pada
penelitian ini, tentu ada hipotetis yang akan diuji kebenarannya
menggunakan sampel dan hipotesis penelitian. Penelitian eksplanasi
memiliki kridibilitas untuk mengukur , menguji hubungan sebab akibat dari
kedua atau lebih variabel dengan mengguanakan analisis statistik inferensial
(induktif). Disamping itu penelitian ekplanasi juga dapat digunakan untuk
mengembangkan dan menyempurnakan teori bahkan sebaliknya
melemahkan bahkan menggugurkan teori.
Penelitian dengan desain eksplanasi sering kali dilakukan dengan
survei yang mewajibkan pengembangan hipotesis penelitian dan
mengujinya dilakukan di lapangan. Karena pada dasarnya penelitian ini
bertujuan untuk hubungan sebab akibat dari variabel-variabel yang akan
diteliti.
Beberapa contoh permasalahan yang biasa ditelaah dalam desain
survei “penelitian tentang pengaruh minat belajar siswa dengan hasil belajar
siswa”, “penelitian tentang tingkat kepercayaan publik terhadap kerja
presiden”, “penelitian tentang pengaruh siswa mengonsumsi Vitamin C
terhadap daya tahan tubuh siswa”. Dalam contoh-contoh penelitian yang
dilakukan menggunakan desai servey , dilakukan menggunakan pendekatan
kuantitatif. Dimana pendekatan kuantitatif berasal dari filsafat
positivis/empiris, yang berpendapat bahwa ”kalau sesuatu itu ada, maka
sesuatu itu mengandung besaran yang dapat diukur.” Banyak di antara kita
menganggap bahwa pernyataan itu masuk akal, sebab kalau kita tidak dapat
mengukur dengan tepat, bagaimana kita dapat mengetahui hubungan dengan
variabel lain. Para positivis berpendapat bahwa penelitian adalah pengamat
obyektif atas peristiwa yang ada di alam semesta, di mana peneliti tersebut
tidak mempunyai pengaruh atau dampak terhadap peristiwa tersebut.
Pendekatan kuantitatif digunakan bila seseorang memulainya dengan teori
atau hipotesis dan berusaha membuktikan kebenarannya. Karena itu desain
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan/pengaruh antara variabel independent yang biasa disimbol dengan
’X’ terhadap variabel dependent yang biasa disimbol dengan ’Y”.
2. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang memberi gambaran
yang lebih jelas tentang situasi-situasi sosial. Penelitian deskriptif
(descriptive research), yang biasa disebut juga penelitian taksonomik
(taxonomic research), dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi
mengenai sesuatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan
mendeskripsikan sejumlah variable yang berkenaan dengan masalah dan
unit yang diteliti. Penelitian ini berakar pada tradisi dalam sosiologi dan
antropologi yang bertujuan untuk memahami suatu gejala seperti apa adanya
tanpa harus mengontrol variabel dan tidak berusaha menggeneralisasi gejala
tersebut dalam gejala-gejala yang lain.
Jenis penelitian ini tidak sampai mempersoalkan hubungan antar-
variabel yang ada, tidak dimaksudkan untuk menarik generalisasi yang
menjelaskan variabel-variabel antecedent/independent yang menyebabkan
sesuatu gejala kenyataan sosial terjadi (consequence/dependent). Karenanya,
pada suatu penelitian deskriptif, tidak menggunakan dan tidak melakukan
pengujian hipotesis (seperti yang dilakukan dalam penelitian eksplanasi),
berarti tidak dimaksudkan untuk membangun dan mengembangkan
perbendaharaan teori.
Dalam pengolahan dan analisis data, lazimnya menggunakan
pengolahan statistik yang bersifat deskriptif (statistic deskriptif). Contoh
permasalahan penelitian yang tergolong penelitian deskriptif seperti:
”Bagaimanakah Gambaran Pelaksanaan Wajib Belajar 9 Tahun ?”,
”Bagaimanakah Gambaran Pelaksanaan Otonomi Daerah di Bidang
Pertanian?”, ”Bagaimanakah Gambaran Pelaksanaan Pelayanan KTP di
Kantor Kelurahan?”, dan lain-lain permasalahan yang serupa. Pada
permasalahan yang dicontohkan tadi, hasil penelitiannya hanyalah berupa
deskripsi mengenai variable-variabel tertentu, dengan menyajikan frekuensi,
angka rata-rata, atau kualifikasi lainnya untuk masing-masing kategori di
suatu variabel. Penelitian dengan desain studi kasus umumnya menerapkan
metode survey dengan penggunaan kusioner sebagai instrumen penelitian
pengumpulan data.
3. Penelitian Eksperimental
Penelitian eksperimen merupakan desain penelitian yang berakar pada
paradigma positivis (Creswell 1994, 49). Penelitian eksperimental
mengadakan percobaan atau eksperimen, untuk melakukan tes hipotesis.
Suatu eksperimen selalu dilakukan dalam kondisi di mana satu atau
beberapa variabelnya dapat dikontrol. Kontrol dalam penelitian mempunyai
dua arti. Dengan kontrol dimaksud bahwa satu variable atau lebih bersifat
tetap sedangkan variabel lainnya bebas.
Misalnya metode mengajar baru dicobakan pada sekolah tertentu,
sedangkan sekolah lain dibiarkan menggunakan metode yang lama. Sekolah
terakhir ini disebut kelompok kontrol. Ada kemungkinan Sekolah atau siswa
yang sama digunakan sebagai kelompok percobaan dan sebagai kelompok
kontrol. Misalnya Sekolah itu mula-mula diajar dengan metode lama,
kemudian setelah periode tertentu diajar menurut metode baru. Hasil belajar
dengan kedua metode itu dibandingkan untuk melihat perbedaan pengaruh
variabel eksperimen itu. Dalam hal ini kelompok atau individu itu bertindak
sebagai kontrolnya sendiri.
Dalam suatu eksperimen kita ingin meneliti pengaruh variabel tertentu
terhadap suatu kelompok dalam kondisi yang dikontrol secara ketat. Dalam
desain eksperimen terdapat kelompok yang disebut kelompok eksperimen,
yaitu kelompok yang sengaja dipengaruhi oleh variabel-variabel tertentu
misalnya diberi latihan. Disamping itu ada pula kelompok kontrol, yaitu
kelompok yang tidak dipengaruhi oleh variabel-variabel itu, misalnya tidak
diberi latihan itu. Adanya kelompok kontrol dimaksud sebagai pembanding
hingga manakah terjadi perubahan akibat variabel-variabel eksperimen itu.
Kesulitan yang dihadapi dalam desain eksperimen ialah menyusun
kelompok kontrol yang sama atau ada kesamaannya dengan kelompok
eksperimen. Jika kedua kelompok itu berlainan sekali, misalnya mengenai
jenis kelamin, usia, status sosial, kesukuan, latar belakang pendidikan dan
sebagainya, maka eksperimen itu tidak dapat menghasilkan kesimpulan
yang dapat dipercaya.

Hasil penelitian dituangkan dalam laporan penelitian yang memiliki


susunan terstruktur. Pada penelitian kuantitatif akan terlihat berbeda tepatnya
pada metode penelitian kuantitatif. Langkah-langkah penusunan laporan
penelitian secara rinci dijelaskan sebagai berkut :

Adapun proses dalam membuat riset desain (Mohammad Mulyadi, 2012)


sebagai berikut :

1. Perumusan Masalah
2. Tujuan Penelitian
3. Manfaat atau Kegunaan Penelitian
4. Kajian Pustaka dan Kerangka Pemikiran
5. Jenis atau Pendekatan Penelitian
6. Sampel Penelitian
7. Teknik Pengumpulan Data
8. Teknik Analisis Data

Hal yang paling menonjol dalam penelitian terdapat pada metode


penelitian yang digunakan. Metode penelitian kuantitatif merupakan suatu cara
yang digunakan untuk menjawab masalah penelitian yang berkaitan dengan
data berupa angka dan program statistik. Berikut contoh metode penelitian
pada penelitian kuantitatif dalam Proposal Penelitian Kuantitatif berjudul
“Pengaruh Game Online terhadap Prestasi Belajar Siswa-siswi Kelas 6 MI
Thoriqotul Hidayah Laren Lamongan” oleh Nur Aliyatur Rochmah :
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adakah pendekatan
kuantitatif. Dan jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian survei,
peneliti melakukan pengujian dengan mengaitkan satu variabel dengan
varriabel lainnya sebagai hubungan sebab akibat. Menguji dan mencari tahu
adakah pengaruh game online sebagai variabel X atau variabel independent
dan prestasi belajar siswa-siswi kelas 6 MI Thoriqotul Hidayah sebagai
variabel Y atau variabel dependent.
2. Obyek Penelitian
Dalam penelitian ini, penelitian melakukan penelitiannya dengan
mengambil objek penelitian siswa kelas 6 pada Madrasah Ibtidaiyah
Thoriqotul Hidayah yang berada di Jalan K.H. Hasyim Asy’ari No.52 Desa
Laren Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan. Adapun penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui pengaruh yang didapatkan dengan adanya
game online terhadap proses belajar siswa.
3. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
Pada penelitian ini peneliti mengambil populasi siswa-siswi kelas 6
MI Thoriqotul Hidayah Laren. Siswa-siswi kelas 6 ini terdiri dari 28 siswa
dan hanya terdiri dari 1 kelas. Adapun langkah dalam pengambilan sampel,
peneliti menggunakan teknik sampling Disproportionate stratified random
sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan apabila sifat atau unsur
dalam populasi tidak homogen dan berstrata secara kurang atau tidak
proporsional. Teknik ini digunakan untuk populasi yang memiliki jumlah
sedikit dan memungkinkan untuk dipakai semuanya tanpa terkecuali. Jadi,
sampel yang diambil dalam penelitian ini yaitu 28 siswa.
4. Pengumpulan Data
a. Angket
Penelitian ini menggunakan alat pengumpul data yang berupa
kuesioner. Dimana menggunakan metode pengumpulan data yang
berupa angket. Dimana berupa cheklist yang menggunakan skala interval
untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang tentang
fenomena sosial yang diangkat. Dengan skala interval variabel yang akan
diukur dijabarkan menjadi indikator variabel kemudian indikator tersebut
dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang
berupa pernyataan. Jawaban setiap instrumen yang menggunakan skala
interval mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif dan
untuk keperluan analisis kuantitatif maka setiap jawaban diberi skor
sebagai berikut.
No. Pilihan Skor
1. Setuju 5
2. Agak setuju (Netral) 4
3. Tidak setuju 3
4. Sangat tidak setuju 2

b. Observasi
Dalam penelitian ini selain angket juga menggunakan observasi
untuk mendukung hasil dari angket yang dibagikan, dan untuk
mengetahui langsung sikap maupun cara berkomunikasi guru tersebut
terhadap siswanya.
c. Wawancara
Dalam penelitian ini juga menggunakan pengumpulan data berupa
wawancara untuk mendukung data angket supaya lebih efektif.
d. Dokumentasi
Dalam penelitian ini juga menggunakan dokumentasi untuk
melengkapi hasil penelitian dan sebagai bukti penelitian.
5. Analisis data
Metode analisis data yang digunakan dalam penellitian ini adalah
metode kuantitatif yaitu penggunaan uji statistik dengan menyesuaikan jenis
datanya.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data interval yang
ditujukan pada prestasi belajar yang ditinjau dari motivasi belajarnya, maka
dari itu peneliti menggunakan statistik inferensial analisis korelasi yaitu
statistik yang berusaha menghubungkan dua variabel yang berbeda. Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel x adalah pengaruh game online,
sedangkan varibel y adalah prestasi belajar siswa-siswi kelas VI MI
Thoriqotul Hidayah Laren Lamongan.
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
1) Penelitian merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sistematik untuk
memperoleh pengetahuan keilmuan melalui metode ilmiah yang
didasarkan pada fakta empirik. Dan penelitian kuantitatif didentifikasikan
sebagai suatu analisis menggunakan metode statistika berbasis
pengetahuan kausalistis, yaitu menguji hubungan antar fenomena dan
menentukan kausalitas dari variabel-variabel dimana Penelitian melakukan
kontrol atas variabel penelitian, menerapkan kontrol yang ketat atas dasar
teori, kerangka berfikir, instrumen, teknik analisis, penarikan kesimpulan,
penyusunan rekomendasi, dan lain-lain.
2) desain penelitian merupakan pedoman yang digunakan peneliti untuk
menyelesaikan masalah penelitiannya. kegunaan desain penelitian
(Nasution 2002, 23) yaitu Desain memberikan pegangan yang lebih jelas
kepada peneliti dalam melakukan penelitiannya, Desain itu juga
menentukan batas-batas penelitian yang bertalian dengan tujuan penelitian,
dan Desain penelitian selalu memberi gambaran yang jelas tentang apa
yang harus dilakukan juga memberi gambaran tentang macam-macam
kesulitan yang akan dihadapi yang mungkin juga telah dihadapi oleh para
peneliti lain.
a. Desain penelitian yang biasa digunakan dalam peneitian sosial
adalah eksplanasi, deskriptif, dan eksperimental. Penelitian
eksplanasi (explanatory research) adalah suatu penelitian yang
dilakukan untuk menguji hubungan atau pengaruh antar variabel
yang dihipotesiskan, sedangkan Penelitian deskriptif merupakan
penelitian yang memberi gambaran yang lebih jelas tentang
situasi-situasi sosial dan Penelitian eksperimen merupakan desain
penelitian yang berakar pada paradigma positivis.

Anda mungkin juga menyukai