Anda di halaman 1dari 17

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara atau langkah-langkah yang digunakan oleh


peneliti dalam mengumpulkan data. Purwanto, (2012:176) menyatakan bahwa
“Metode penelitian merupakan cara yang digunakan untuk memecahkan
masalah”. Sedangkan Sugiyono, (2010:2) berpendapat bahwa “Metode penelitian
pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu”.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah
langkah-langkah yang dilakukan secara ilmiah dalam memperoleh data untuk
memecahkan masalah. Adapun penjelasan metodologi yang akan digunakan
dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian merupakan lokasi dimana dilaksanakannya penelitian,
sehingga akan diperoleh data yang dibutuhkan dari masalah yang diteliti.
Penelitian ini mengambil lokasi di SLB-B YRTRW Surakarta yang beralamat di
Jalan Gumunggung RT 001/012, Gilingan, Banjarsari, Surakarta.
2. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan selama enam bulan yaitu pada
semester genap/II tahun ajaran 2015/2016 yang dimulai sejak bulan Desember
2015 sampai dengan bulan Mei 2016. Di bawah ini adalah gambaran waktu
yang akan penulis tempuh selama proses penyusunan skripsi:
a. Tahap persiapan, meliputi pengajuan judul, penyusunan proposal, dan
perijinan dilakukan pada bulan Desember 2015 - Februari 2016
b. Tahap penelitian, meliputi uji validitas, pengambilan data, dan analisa data
akan dilakukan pada bulan Maret - April 2016
c. Tahap penyusunan laporan penelitian dilakukan pada bulan Mei 2016

33
34

B. Desain Penelitian
Desain atau rancangan dalam sebuah penelitian merupakan hal yang
penting untuk menentukan bentuk penelitian. Rancangan atau desain digunakan
untuk menentukan rancangan dalam penelitian. Menurut Alsa, (2004:18), “Design
atau rancangan penelitian dipakai untuk menunjuk rencana peneliti tentang
bagaimana akan melaksanakan penelitian”. Pendapat lain diungkapkan oleh
(Sarwono, 2006:79), bahwa “desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi
peneliti yang menuntun serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian
secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan”.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa desain atau rancangan
adalah rencana dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam
melaksanakan dan menentukan bentuk penelitiannya.
McMillan dan Schumacher (Sukmadinata,2015:53) “memulai dengan
membedakan rancangan eksperimen menjadi pendekatan kuantitatif dan kualitatif,
dengan membedakan pendekatan kuantitatif menjadi metode eksperimental dan
noneksperimental, sedangkan pendekatan kualitatif dibedakan menjadi metode
kualitatif interaktif dan non interaktif”.
Pendekatan yang digunakan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif,
menurut Juliansyah Noor, (2014:38) “Penelitian kuantitatif merupakan metode
untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variable”.
Di dalam pendekatan kuantitatif, Sukmadinata (2012) membagi lebih rinci
pendekatan penelitian kuantitatif menjadi Eksperimental dan Noneksperimental
dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Eksperimental, merupakan penelitian yang paling murni kuantitatif. Dikatakan
demikian karena semua prinsip dan kaidah-kaidah penelitian kuantitatif dapat
diterapkan pada metode ini.
2. Non eksperimental
a. Penelitian Deskriptif, Adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk
menggambarkan fenomena-fenmena yang ada, yang berlangsung pada saat
ini atau saat yang lampau. Penelitian ini tidak mengadakan manipulasi atau
pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan kondisi
35

apa adanya.
b. Penelitian Survei, Digunakan untuk mengumpulkan informasi bentuk opini
dari sejumlah besar orang terhadap topik atau isu-isu tertentu.
c. Penelitian Ekspos Fakto, Digunakan untuk meneliti hubungan sebab-akibat
yang tidak dimanipulasi atau diberi perlakuan (dirancang dan dilaksanakan)
oleh peneliti. Penelitian ini dilakukan terhadap rogram, kegiatan atau
kejadian yang telah berlangsung atau telah terjadi.
d. Penelitian Komparatif, Penelitian ini diarahkan untuk mengetahui apakah
antara dua atau lebih dari dua kelompok ada perbedaan dalam aspek atau
variabel yang diteliti. Di dalam penelitian ini tidak ada pengontrolan
variabel, maupun manipulasi/perlakuan dari peneliti.
e. Penelitian Korelasional, Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui
hubungan suatu variabel dengan variabel-variabel lain. Hubungan ini
dinyatakan dengan besarnya koefesien korelasi dan keberartian
(signifikansi) secara statistik.
f. Penelitian Tindakan, merupakan penelitian yang diarahkan pada
mengadakan pemecahan masalah atau perbaikan. Penelitian ini difokuskan
kepada perbaikan proses maupun peningkatan hasil kegiatan. (Hal. 53-57)
Dari berbagai jenis penelitian kuantitatif tersebut diatas, dalam penelitian
ini peneliti menggunakan jenis penelitian eksperimen.
Juliansyah Noor, (2014:42) mendefinisikan “penelitian eksperimen
sebagai sistem untuk membangun hubungan fenomena sebab-akibat”. Dalam
metode eksperimen, peneliti harus melakukan tiga persyaratan yaitu kegiatan
mengontrol, memanipulasi, dan observasi. Dan juga mengemukakan karakteristik
penelitian eksperimen yaitu: “Memanipulai atau mengubah secara sistematis
keadaan tertentu, mengontrol variable, yaitu mengendalikan kondisi penelitian
ketika berlangsungnya manipulasi, dan melakukan observasi, yaitu mengukur dan
mengamati hasil manipulasi”.
Sehubungan dengan itu, Juliansyah Noor, (2014:43) juga menjelaskan
bahwa proses penyusunan penelitian eksperimen pada prinsipya sama dengan
jenis peneltian lainnya. Secara eksplisit dapat dilihat sebagai berikut:
36

1. Melakukan kajian secraa induktif yang berkaitan dengan


permasalahan yang hendak dipecahkan.
2. Mengidentifikasikan permasalahan
3. Melakukan studi literature yang relevan, mempormulasikan hipotesis
penelitian, menentukan definisi operasional dan variable.
4. Membuat rencana penelitian mencakup: identifikasi variable yang
tidak diperlukan, menentukan cara untuk mengontrol variable,
memilih desain ekspermen yang tepat, menentukan populasi dan
memilih sampel penelitian, membagi subjek kedalam kelompok
control dan eksperimen, membuat instrument yang sesuai,
mengidentifikasi prosedur pengumpulan data, dan menentukan
hipotesis
5. Melakukan kegiatan eksperimen (member perlkuan pada kelompok
eksperimen)
6. Mengumpulkan data hasil eksperimen.
7. Mengelompokkan dan mendeskripsikan data setiap variable.
8. Melakukan analisis data dengan teknik statistika yang sesuai.
9. Membuat laporan penelitian eksperimen

Juliansyah Noor, (2014:114) menambahkan bahwa di dalam jenis


penelitian eksperimen terbagi di dalam tiga kelompok besar, yaitu praeksperimen
(pre-Experiement), eksperimen (True Experimental Design), dan eksperimen
semu (Quasi Experimental). Sedangkan dalam Sugiyono, (2010:108-114)
menerangkan bahwa “Terdapat beberapa bentuk desain exsperimen yang dapat
digunakan dalam penelitian, yaitu: Pre-Experimental Design, True Experimental
Design, Factorial Design, dan Quasi Experimental Design”. Dan dijelaskan
sebagai berikut:
1. Pre-Experimental Designs (nondesigns)
Dikatakan Pre-Experimental Designs, Karena desain ini belum merupakan
eksperimen sungguh-sungguh. Ada beberapa bentuk desain Pre-Experimental
Designs, yaitu:
a. One-Shot Case Study
b. One-Group Pretest-Posttest Design
c. Intact-Group Comparison
2. True Experimental Design
Dikatakan True experimental design, Karena dalam desain ini, peneliti dapat
mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen.
37

a. Posttest-Only Control Design


b. Pretest-Posttest Control Group Design
3. Factorial Design
Merupakan modifikasi dari design true experimental
4. Quasi Experimental Design
a. Time Series Design
b. Nonequivalent Control Group Design. (108-114)
Berhubungan dengan judul penelitian ini yaitu ingin mengetahui
efektifitas metode Picture Exchange Communication System (PECS) dalam
pembelajaran menyusun kalimat berbasis EYD di SLB-B YRTRW Surakarta,
maka desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Pre Experimental Design
karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh. Hal tersebut
disebabkan karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap
terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel
dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini
dapat terjadi, karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara
random.
Sedangkan bentuk desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu One
Group Pretest-Posttest Design, dimana sekelompok subyek diberikan perlakuan
untuk jangka waktu tertentu. Pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah
perlakuan diberikan, dan perbedaan antara hasil pengukuran awal (T1) dengan
hasil pengukuran akhir (T2) adalah merupakan pengaruh perlakuan yang
diberikan. Menurut Juliansyah Noor, (2014:115) Desain penelitian ini
digambarkan seperti bagan berikut :
Pretest Treatment Posttest
O1 X O2

Keterangan :
X = Treatment (perlakuan), melakukan pembelajaran metode Picture
Exchange Communication System (PECS)
T1 = Tes awal (pretest) sebelum perlakuan diberikan
38

T2 = Tes akhir (posttest) setelah diberikan perlakuan


langkah-langkah prosedur penelitian yang dilakukan peneliti adalah
sebagai berikut :
1. Memberikan tes pertama/T1, yaitu pretest sebelum subyek diberikan perlakuan
2. Memberi perlakuan kepada subyek dengan menerapkan metode Picture
Exchange Communication System (PECS)
3. Memberikan tes kedua/T2, yaitu posttest setelah subyek diberi pengajaran
dengan menerapkan metode Picture Exchange Communication System (PECS).
4. Membandingkan T1 dan T2 untuk mengetahui perbedaan yang timbul sebagai
akibat diberikannya metode Picture Exchange Communication System (PECS)
melalui tes sebelum diberikan pembelajaran PECS dan sesudah diberikannya
pembelajaran menggunakan metode PECS.
5. Menerapkan analisis statistik yang cocok untuk menentukan apakah perbedaan
itu signifikan atau tidak
Adapun variable dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Menurut Sugiyono, (2013:38), “variabel adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Ahli
lain berpendapat bahwa “variabel adalah simbol atau konsep yang diasumsikan
sebagai seperangkat nilai-nilai yang berbeda atau bervariasi” (Sarwono, 2006:53).
Dapat disimpulkan bahwa variabel merupakan segala sesuatu baik simbol
atau konsep yang berbeda dan bervariasi untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya.
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas
(independent) dan variabel terikat (dependent). Menurut Iskandar, (2008:48),
“variabel bebas (independent variables) adalah variabel penyebab atau variabel
operasional yang mempengaruhi variabel lain. Sedangkan variabel terikat
(dependent variables) adalah variabel akibat atau yang ditimbulkan variabel
bebas”. Ahli lain berpendapat bahwa: “variabel bebas adalah variabel yang
nilainya mempengaruhi variabel terikat. Dan sebaliknya variabel terikat adalah
variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel bebas” (Purwanto, 2012:88).
39

Dapat disimpulkan bahwa variabel bebas adalah variabel penyebab dan


variabel terikat adalah akibat dari variabel bebas.

Di dalam penelitian ini terdapat dua variabel, diantaranya:

1. Variabel bebas : Metode picture exchange communication system (pecs).

2. Variabel terikat : Kemampuan menyusun kalimat berbasis EYD pada anak


tunarungu kelas VIb SLB-B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2015/2016”.

C. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi
Dalam sebuah penelitian tentu terdapat subjek atau populasi yang
hendak di teliti. Menurut Arikunto, (2010:130), “populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian”. Ahli lain berpendapat bahwa “populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan,
tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes atau peristiwa-peristiwa sebagai
sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian”
(Nawawi dalam Iskandar, 2008:68). Lain halnya dengan pendapat di atas
Sugiyono, (2013:80), berpendapat bahwa: “populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian di tarik kesimpulannya.
Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa populasi adalah subjek
atau obyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang akan di teliti
yang bisa mewakili dalam sebuah penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti
mengambil populasi seluruh siswa kelas VIb SLB B YRTRW Surakarta Tahun
Ajaran 2015/ 2016.
2. Sampel
Menurut Sugiyono, (2013:81), “sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Ahli lain berpendapat
bahwa: “sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil secara
40

representatif atau mewakili populasi yang bersangkutan atau bagian kecil yang
diamati” (Iskandar, 2008: 69).
Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa sampel adalah bagian
dari populasi atau sebagian karakteristik dari populasi dan mewakili populasi
yang diamati.
Dalam penelitian ini tidak menggunakan teknik sampling karena
keseluruhan populasi siswa digunakan sebagai subjek dalam penelitian.
Menurut Musfiqon, (2012:97) mengemukakan bahwa “Subjek penelitian
adalah seorang yang terlibat dalam penelitian dan keberadaannya menjadi
sumber data penelitian “. Maka dari itu subjek dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas VIb SLB B YRTRW Surakarta Tahun Ajaran 2015/ 2016
yang berjumlah 8 orang.

D. Teknik Pengumpulan Data

Metode atau teknik pengumpulan data adalah suatu cara yang teratur
untuk mendapatkan data yang relevan dengan masalah yang diteliti Arikunto,
(2010: 265). Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan tes. Penggunaan tes dimaksudkan untuk mengetahui sejauh
mana kemampuan menyusun kalimat berbasis EYD anak tunarungu sebelum dan
sesudah menggunakan metode picture exchange communication system (PECS).
1. Pengertian tes
Menurut Arikunto (2013: 52), “Tes merupakan alat ukur atau prosedur yang
digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan
cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan”.
2. Ciri-ciri tes yang baik
Ciri-ciri tes yang baik menurut Arikunto (2011: 57) adalah
a. Validitas
b. Reliabilitas
c. Objektivitas
d. Praktikabilitas
e. Ekonomis
41

3. Bentuk-bentuk tes
a. Menurut Arikunto, (2011: 193-194) jika ditinjau dari sasaran atau objek
yang akan dievaluasi macam tes dibedakan menjadi:
1) Tes kepribadian (personality test) yaitu tes yang digunakan untuk
mengungkap kepribadian seseorang.
2) Tes bakat (aptitude test) yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau
mengetahui bakat seseorang.
3) Tes intelegensi (intelligence test) yaitu tes yang digunakan untuk
mengadakan estimasi atau perkiraan terhadap tingkat intelektual
seseorang dengan cara memberikan berbagai tugas kepada orang yang
akan diukur intelegensinya.
4) Tes sikap (attitude test) yang sering juga disebut dengan skala sikap yaitu
alat yang digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap berbagai
sikap seseorang.
5) Teknik proyeksi (projective technique)
6) Tes minat (measures of interst) adalah alat yang digunakan untuk
menggali minat seseorang terhadap sesuatu.
7) Tes prestasi (achievement test) yaitu tes yang digunakan untuk mengukur
pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu. Berbeda dengan tes
yang lain, tes prestasi diberikan sesudah orang yang dimaksud
mempelajari hal-hal sesuai dengan yang diteskan. Tes yang biasanya
digunakan di sekolah-sekolah ialah tes prestasi hasil belajar. Tes prestasi
belajar dibagi menjadi dua, yaitu:
a) Tes Buatan Guru (teacher made test)
Merupakan tes yang disusun oleh guru mata pelajaran sendiri dengan
prosedur tertentu tetapi belum mengalami uji coba berulang kali,
sehingga belum diketahui ciri-ciri dan kebaikannya (Arikunto,
2010:267).
b) Tes Terstandar (standardized test)
Menurut Purwanto (2012:33) tes terstandar merupakan tes yang telah
42

mengalami proses standardisasi, yakni proses validasi dan reliability


sehingga tes tersebut benar-benar valid dan andal untuk suatu tujuan
dan bagi suatu kelompok tertentu.
Karena tes prestasi yang akan dipergunakan dalam penelitian adalah tes
buatan guru sendiri (teacher made test), maka uraian selanjutnya akan lebih
ditekankan pada tes buatan guru (teacher made test). Tes prestasi yang biasa
dilakukan oleh guru dapat dibagi menjadi dua golongan, yakni tes lisan dan tes
tertulis. Pada tes tertulis bentuknya dapat dibagi atas tes essay (essay examination)
dan tes objektif (short-answer test).
Menurut Purwanto (2012:35) “tes essay adalah tes yang berbentuk
pertanyaan tulisan, yang jawabannya merupakan karangan (essay) atau kalimat
panjang. Sedangkan tes objektif adalah tes yang dibuat sedemikian rupa sehingga
hasil tes dapat dinilai secara objektif, dinilai oleh siapapun akan menghasilkan
skor yang sama”.
Tes essay memiliki berbagai macam bentuk soal, yaitu:
a. Completion type test, yang terdiri atas:
1) Completion test (tes melengkapi)
2) Fill-in (mengisi titik-titik yang dikosongkan dalam sebuah kalimat)
b. Selection type test, yang terdiri atas:
1) True-false (benar-salah)
2) Multiple choice (pilihan ganda)
3) Matching (menjodohkan)
Dalam penelitian ini, jenis tes menggunakan tes essay dalam bentuk
uraian dengan bentuk soal completion test.
4. Langkah-langkah Mengerjakan Tes
Tes akan diberikan selama dua kali yaitu sebelum diterapkannya
metode PECS dan setelah diterapkannya PECS dalam pembelajaran menyusun
kalimat . Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan tes essai, dimana nanti
soal akan membutuhkan suatu jawaban berupa pendapat tentang materi yang
telah disampaikan sebelumnya. Peneliti memilih tes essai dengan alasan karena
tes essai memiliki kelebihan yakni tes esai dapat digunakan untuk menilai hal-
43

hal yang berkaitan dengan beberapa butir, seperti yang disampaikan oleh
Sukardi, (2012:101) berikut :
a. Mengukur proses mental para siswa dalam mengungkapkan ide ke
dalam jawaban item secara tepat.
b. Mengukur kemampuan siswa dalam menjawab melalui kata dan
bahasa mereka sendiri
c. Mendorong siswa untuk mempelajari, menyusun, merangkai, dan
menyatakan pemikiran siswa secara aktif.
d. Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta
menyusun dalam bentuk kalimat mereka sendiri.
e. Mengetahui sebebrapa jauh siswa telah memahami dan mendalami
suatu permasalahan atas dasar pengetahuan yang diajarkan di
dalam kelas.

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang sesuai


dengan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) bahwa materi pelajaran
bahasa Indonesia untuk anak tunarungu kelas VI semester II adalah menyusun
naskah pidato/sambutan (perpisahan, ulang tahun, perayaan sekolah, dll),
dengan bahasa yang baik dan benar, serta memperhatikan penggunaan ejaan.
Pada penelitian ini peneliti mengambil materi menyusun kalimat berbasis EYD
dengan tema perayaan sekolah.
5. Kisi-kisi Instrument Tes
Dalam penelitian ini untuk mengetahui peningkatan kemampuan
pemahaman bacaan pada anak tunalaras dengan media komik, peneliti
menggunakan jenis soal esaai, soal. Jenis soal tersebut merupakan soal yang
jawabannya menuntut peserta tes untuk mengeluarkan kemampuannya
memahami penyusunan kalimat berbasis EYD sebanyak 15 soal dua pertemuan
dimana soal tersebut berkaitan dengan tema yang disediakan yaitu 15 soal
untuk pretest, dan 15 soal untuk Posttest.
44

Tabel. 3.1 Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Menyusun Kalimat

Standar Kompetensi Indikator Materi Bentu Nomo


kompetensi: Dasar: k Soal r Soal
8. Menulis, 8.1 Menyusun Menyus Uraian 1,3,11
Mengungkap Menyusun kalimat berbasis un
kan pikiran naskah EYD dengan kalimat
dan informasi pidato/samb susunan SP berbasis
secara tertulis utan EYD
dalam bentuk (perpisahan, Menyusun 2,4,7,
naskah pidato ulang tahun, kalimat berbasis
dan surat perayaan EYD dengan
resmi sekolah, susunan SPO
dll), dengan Menyusun 6,12,1
bahasa yang kalimat berbasis 3
baik dan EYD dengan
benar, serta susunan SPK
memperhati
kan Menyusun 5,8,9,
penggunaan kalimat berbasis 10,14,
ejaan EYD dengan 15
susunan SPOK

6. Pedoman Penskoran
Penelitian ini untuk mengetahui efektivitas dari penggunaan metode
Picture Exchange Communication System (PECS) dalam meningkatkan
kemampuan menyusun kalimat berbasis EYD anak tunarungu, maka peneliti
menggunakan tipe soal tes essai yaitu merupakan soal yang jawabannya
menuntut peserta tes untuk mengorganisasikan gagasan atau hal-hal yang telah
dipelajarinya dengan cara mengemukakan gagasan atau pokok pikiran tersebut
dalam bentuk tulisan, jumlah soal yang digunakan berjumlah 15 soal dengan
rincian 15 soal untuk pretest, dan 15 soal untuk Posttest.. Sedangkan untuk
penilaiannya, adalah sebagai berikut :

Keterangan
NA = Nilai Akhir
S.maks = skor maksimal (15)
45

E. Teknik Uji Validasi Instrumen

Dalam sebuah penelitian dibutuhkan skala pengukuran yang baik, valid ,


harus memiliki validitas sebelum digunakan dalam penelitian. Validitas
instrument digunakan untuk mendapatkan data yang valid sebelum digunakan
dalam penelitian.
Dalam penelitian ini menggunakan validitas isi. Validitas isi menurut
Sarwono, (2006:100), “menyangkut tingkatan dimana item-item skala yang
mencerminkan domain konsep yang sedang diteliti. Suatu domain konsep tertentu
tidak dapat begitu saja di hitung semua dimensinya, karena domain tersebut
kadang mempunyai atribut yang banyak atau bersifat multidimensional”. Ahli lain
Sugiyono, (2013:129), “Untuk instrumen berbentuk tes, pengujian validitas isi
dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi
pelajaran yang telah diajarkan”.
Dapat disimpulkan bahwa validitas isi adalah item-item skala yang di
teliti dengan membandingkan isi dengan materi pelajaran yang diajarkan.Validitas
ini dengan cara mengkonsultasikan instrumen kepada beberapa ahli sebagai
validator untuk mengukur apakah instrumen yang di buat sudah valid apa belum
dari segi kebahasaan, konten dan konstruk.
Berikut nama validator untuk menguji validitas instrument penelitian:

Tabel 3.2. Validator Instrumen Tes


No Nama Validator Jabatan

1 Dr. Rukayah, M.Hum Dosen PGSD FKIP UNS

2 Erma Kumalasari, S. Psi,.M. Psi Dosen PLB FKIP UNS

3 Mohammad Anwar, M. Pd Dosen PLB FKIP UNS

Instrumen yang digunakan berupa soal-soal yang berjumlah 15 butir.


Instrumen yang di buat dinyatakan valid apabila telah mendapat persetujuan dari
para ahli (validator) tersebut.
46

F.Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan untuk menguji


hipotesis yang penulis ajukan tentang efektivitas metode Picture Exchange
Communication System (PECS) terhadap peningkatan kemampuan menyusun
kalimat anak tunarungu kelas VIb SLB-B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2015-
2016” adalah dengan menggunakan analisis kuantitatif. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan teknik non parametrik yaitu analisis tes ranking bertanda
(Wilcoxon Sign Rank Test) yang diolah dengan aplikasi SPSS 23.0.
Alasan peneliti menggunakan analisis ini antara lain :
1. Data yang diperoleh berwujud angka
2. Dengan analisis statistik hasil pengolahan data akan bersifat obyektif.
3. Dengan metode statistik dapat memberi keputusan secara pasti tentang "
efektivitas metode Picture Exchange Communication System (PECS) terhadap
peningkatan kemampuan menyusun kalimat anak tunarungu kelas VIb SLB-B
YRTRW Surakarta tahun ajaran 2015-2016”.
Sebagai tehnik analisis data hasil penelitian ini digunakan tehnik analisis
secara kuantitatif. Tehnik analisis data kuantitatif dalam penelitian ini digunakan
analisis non parametrik uji tes rangking bertanda Wilcoxon yang bersimbol T.
Alasan penulis menggunakan tehnik analisis ini adalah:
1. Tehnik ini cocok untuk menguji hipotesis tentang perbedaan dari dua variabel
yang datanya berhubungan dan tidak bebas. Dalam penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui tingkat efektivitas metode Picture Exchange Communication
System (PECS) terhadap peningkatan kemampuan menyusun kalimat anak
tunarungu kelas VIb SLB-B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2015-2016”
2. Adanya kesesuaian dengan jenis penelitian yaitu menggunakan pre-test dan
post-test. Di mana pengaruh perlakuan diukur dari perbedaan antara
pengukuran awal dan pengukuran akhir.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Merumuskan hipotesis

a. Ho : TX = Ty (tidak ada pengaruh penerapan metode Picture Exc hange


47

b. Communication System (PECS) terhadap peningkatan kemampuan


menyusun kalimat anak tunarungu kelas VIb SLB-B YRTRW Surakarta
tahun ajaran 2015-2016)
c. Ha : TX> Ty (ada pengaruh penerapan metode Picture Exchange

Communication System (PECS) terhadap peningkatan kemampuan


menyusun kalimat anak tunarungu kelas VIb SLB-B YRTRW Surakarta
tahun ajaran 2015-2016)
2. Memilih taraf signifikan (£)
Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5 %
3. Penentuan Statistik Uji
a. Mencari selisih dari dua variabel yaitu X1 dan X2
b. Merangking selisih nilai X1 dan X2 (dalam rangking tidak memperhatikan
tanda minus atau plus dari nilai rangking tersebut
c. Memilahkan nilai rangking yang lebih kecil frekuensinya sebagian tanda H
4. Keputusan Uji
a. Jika To > Tt maka Ho ditolak dan Ha diterima, oleh karena itu hipotesis
yang menyatakan ada pengaruh penerapan metode Picture Exchange
Communication System (PECS) terhadap peningkatan kemampuan
menyusun kalimat anak tunarungu kelas VIb SLB-B YRTRW Surakarta
tahun ajaran 2015-2016 dapat diterima kebenarannya
b. Jika To < Tt maka Ho diterima dan Ha ditolak, oleh karena itu hipotesis
yang menyatakan ada pengaruh penerapan metode Picture Exchange
Communication System (PECS) terhadap peningkatan kemampuan
menyusun kalimat anak tunarungu kelas VIb SLB-B YRTRW Surakarta
tahun ajaran 2015-2016 tidak dapat diterima kebenarannya.

G. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yaitu langkah-langkah yang ditempuh dalam
penelitian yang terdiri dari tiga tahap, diantaranya sebagai berikut:
1. Persiapan
Tahap persiapan dalam penelitian ini adalah merupakan tahap awal yang
48

meliputi:
a. Persiapan administrasi
b. Persiapan instrumen
c. Uji validitas instrumen
2. Pelaksanaan

a. Pretest
Pre tes dalam penelitian ini diadakan observasi sebelum pemberian
perlakuan menggunakan Picture Exchange Communication System (PECS)
dilakukan sebanyak dua kali atau sampai kecenderungan arah dan level data
menjadi stabil.
b. Perlakuan
Pelaksanaan Perlakuan ini dilaksanakan sebanyak empat kali pertemuan
yang sebelumnya telah bekerja sama dengan guru kelas agar pelaksanaan ini
berhasil.
c. Posttest
Kegiatan Post tes merupakan kegiatan pengulangan yang dimaksudkan
sebagai evaluasi untuk melihat pengaruh pemberian perlakuan Picture
Exchange Communication System (PECS). Pelaksanaan post tes terdiri dari
1 sesi hal ini didasarkan untuk mendapatkan data yang stabil.
3. Pelaporan
a. Melakukan pemersiksaan ulang terhadap semua data yang diperoleh
b. Mengolah data penelitian dan mengujinya
c. Menarik kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh.
49

Prosedur penelitian tersebut disajikan dalam gambar berikut ini:

Gambar 3.1. Prosedur Penelitian

Anda mungkin juga menyukai