METODE PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian merupakan lokasi dimana dilaksanakannya penelitian,
sehingga akan diperoleh data yang dibutuhkan dari masalah yang diteliti.
Penelitian ini mengambil lokasi di SLB-B YRTRW Surakarta yang beralamat di
Jalan Gumunggung RT 001/012, Gilingan, Banjarsari, Surakarta.
2. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan selama enam bulan yaitu pada
semester genap/II tahun ajaran 2015/2016 yang dimulai sejak bulan Desember
2015 sampai dengan bulan Mei 2016. Di bawah ini adalah gambaran waktu
yang akan penulis tempuh selama proses penyusunan skripsi:
a. Tahap persiapan, meliputi pengajuan judul, penyusunan proposal, dan
perijinan dilakukan pada bulan Desember 2015 - Februari 2016
b. Tahap penelitian, meliputi uji validitas, pengambilan data, dan analisa data
akan dilakukan pada bulan Maret - April 2016
c. Tahap penyusunan laporan penelitian dilakukan pada bulan Mei 2016
33
34
B. Desain Penelitian
Desain atau rancangan dalam sebuah penelitian merupakan hal yang
penting untuk menentukan bentuk penelitian. Rancangan atau desain digunakan
untuk menentukan rancangan dalam penelitian. Menurut Alsa, (2004:18), “Design
atau rancangan penelitian dipakai untuk menunjuk rencana peneliti tentang
bagaimana akan melaksanakan penelitian”. Pendapat lain diungkapkan oleh
(Sarwono, 2006:79), bahwa “desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi
peneliti yang menuntun serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian
secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan”.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa desain atau rancangan
adalah rencana dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam
melaksanakan dan menentukan bentuk penelitiannya.
McMillan dan Schumacher (Sukmadinata,2015:53) “memulai dengan
membedakan rancangan eksperimen menjadi pendekatan kuantitatif dan kualitatif,
dengan membedakan pendekatan kuantitatif menjadi metode eksperimental dan
noneksperimental, sedangkan pendekatan kualitatif dibedakan menjadi metode
kualitatif interaktif dan non interaktif”.
Pendekatan yang digunakan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif,
menurut Juliansyah Noor, (2014:38) “Penelitian kuantitatif merupakan metode
untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variable”.
Di dalam pendekatan kuantitatif, Sukmadinata (2012) membagi lebih rinci
pendekatan penelitian kuantitatif menjadi Eksperimental dan Noneksperimental
dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Eksperimental, merupakan penelitian yang paling murni kuantitatif. Dikatakan
demikian karena semua prinsip dan kaidah-kaidah penelitian kuantitatif dapat
diterapkan pada metode ini.
2. Non eksperimental
a. Penelitian Deskriptif, Adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk
menggambarkan fenomena-fenmena yang ada, yang berlangsung pada saat
ini atau saat yang lampau. Penelitian ini tidak mengadakan manipulasi atau
pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan kondisi
35
apa adanya.
b. Penelitian Survei, Digunakan untuk mengumpulkan informasi bentuk opini
dari sejumlah besar orang terhadap topik atau isu-isu tertentu.
c. Penelitian Ekspos Fakto, Digunakan untuk meneliti hubungan sebab-akibat
yang tidak dimanipulasi atau diberi perlakuan (dirancang dan dilaksanakan)
oleh peneliti. Penelitian ini dilakukan terhadap rogram, kegiatan atau
kejadian yang telah berlangsung atau telah terjadi.
d. Penelitian Komparatif, Penelitian ini diarahkan untuk mengetahui apakah
antara dua atau lebih dari dua kelompok ada perbedaan dalam aspek atau
variabel yang diteliti. Di dalam penelitian ini tidak ada pengontrolan
variabel, maupun manipulasi/perlakuan dari peneliti.
e. Penelitian Korelasional, Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui
hubungan suatu variabel dengan variabel-variabel lain. Hubungan ini
dinyatakan dengan besarnya koefesien korelasi dan keberartian
(signifikansi) secara statistik.
f. Penelitian Tindakan, merupakan penelitian yang diarahkan pada
mengadakan pemecahan masalah atau perbaikan. Penelitian ini difokuskan
kepada perbaikan proses maupun peningkatan hasil kegiatan. (Hal. 53-57)
Dari berbagai jenis penelitian kuantitatif tersebut diatas, dalam penelitian
ini peneliti menggunakan jenis penelitian eksperimen.
Juliansyah Noor, (2014:42) mendefinisikan “penelitian eksperimen
sebagai sistem untuk membangun hubungan fenomena sebab-akibat”. Dalam
metode eksperimen, peneliti harus melakukan tiga persyaratan yaitu kegiatan
mengontrol, memanipulasi, dan observasi. Dan juga mengemukakan karakteristik
penelitian eksperimen yaitu: “Memanipulai atau mengubah secara sistematis
keadaan tertentu, mengontrol variable, yaitu mengendalikan kondisi penelitian
ketika berlangsungnya manipulasi, dan melakukan observasi, yaitu mengukur dan
mengamati hasil manipulasi”.
Sehubungan dengan itu, Juliansyah Noor, (2014:43) juga menjelaskan
bahwa proses penyusunan penelitian eksperimen pada prinsipya sama dengan
jenis peneltian lainnya. Secara eksplisit dapat dilihat sebagai berikut:
36
Keterangan :
X = Treatment (perlakuan), melakukan pembelajaran metode Picture
Exchange Communication System (PECS)
T1 = Tes awal (pretest) sebelum perlakuan diberikan
38
representatif atau mewakili populasi yang bersangkutan atau bagian kecil yang
diamati” (Iskandar, 2008: 69).
Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa sampel adalah bagian
dari populasi atau sebagian karakteristik dari populasi dan mewakili populasi
yang diamati.
Dalam penelitian ini tidak menggunakan teknik sampling karena
keseluruhan populasi siswa digunakan sebagai subjek dalam penelitian.
Menurut Musfiqon, (2012:97) mengemukakan bahwa “Subjek penelitian
adalah seorang yang terlibat dalam penelitian dan keberadaannya menjadi
sumber data penelitian “. Maka dari itu subjek dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas VIb SLB B YRTRW Surakarta Tahun Ajaran 2015/ 2016
yang berjumlah 8 orang.
Metode atau teknik pengumpulan data adalah suatu cara yang teratur
untuk mendapatkan data yang relevan dengan masalah yang diteliti Arikunto,
(2010: 265). Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan tes. Penggunaan tes dimaksudkan untuk mengetahui sejauh
mana kemampuan menyusun kalimat berbasis EYD anak tunarungu sebelum dan
sesudah menggunakan metode picture exchange communication system (PECS).
1. Pengertian tes
Menurut Arikunto (2013: 52), “Tes merupakan alat ukur atau prosedur yang
digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan
cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan”.
2. Ciri-ciri tes yang baik
Ciri-ciri tes yang baik menurut Arikunto (2011: 57) adalah
a. Validitas
b. Reliabilitas
c. Objektivitas
d. Praktikabilitas
e. Ekonomis
41
3. Bentuk-bentuk tes
a. Menurut Arikunto, (2011: 193-194) jika ditinjau dari sasaran atau objek
yang akan dievaluasi macam tes dibedakan menjadi:
1) Tes kepribadian (personality test) yaitu tes yang digunakan untuk
mengungkap kepribadian seseorang.
2) Tes bakat (aptitude test) yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau
mengetahui bakat seseorang.
3) Tes intelegensi (intelligence test) yaitu tes yang digunakan untuk
mengadakan estimasi atau perkiraan terhadap tingkat intelektual
seseorang dengan cara memberikan berbagai tugas kepada orang yang
akan diukur intelegensinya.
4) Tes sikap (attitude test) yang sering juga disebut dengan skala sikap yaitu
alat yang digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap berbagai
sikap seseorang.
5) Teknik proyeksi (projective technique)
6) Tes minat (measures of interst) adalah alat yang digunakan untuk
menggali minat seseorang terhadap sesuatu.
7) Tes prestasi (achievement test) yaitu tes yang digunakan untuk mengukur
pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu. Berbeda dengan tes
yang lain, tes prestasi diberikan sesudah orang yang dimaksud
mempelajari hal-hal sesuai dengan yang diteskan. Tes yang biasanya
digunakan di sekolah-sekolah ialah tes prestasi hasil belajar. Tes prestasi
belajar dibagi menjadi dua, yaitu:
a) Tes Buatan Guru (teacher made test)
Merupakan tes yang disusun oleh guru mata pelajaran sendiri dengan
prosedur tertentu tetapi belum mengalami uji coba berulang kali,
sehingga belum diketahui ciri-ciri dan kebaikannya (Arikunto,
2010:267).
b) Tes Terstandar (standardized test)
Menurut Purwanto (2012:33) tes terstandar merupakan tes yang telah
42
hal yang berkaitan dengan beberapa butir, seperti yang disampaikan oleh
Sukardi, (2012:101) berikut :
a. Mengukur proses mental para siswa dalam mengungkapkan ide ke
dalam jawaban item secara tepat.
b. Mengukur kemampuan siswa dalam menjawab melalui kata dan
bahasa mereka sendiri
c. Mendorong siswa untuk mempelajari, menyusun, merangkai, dan
menyatakan pemikiran siswa secara aktif.
d. Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta
menyusun dalam bentuk kalimat mereka sendiri.
e. Mengetahui sebebrapa jauh siswa telah memahami dan mendalami
suatu permasalahan atas dasar pengetahuan yang diajarkan di
dalam kelas.
6. Pedoman Penskoran
Penelitian ini untuk mengetahui efektivitas dari penggunaan metode
Picture Exchange Communication System (PECS) dalam meningkatkan
kemampuan menyusun kalimat berbasis EYD anak tunarungu, maka peneliti
menggunakan tipe soal tes essai yaitu merupakan soal yang jawabannya
menuntut peserta tes untuk mengorganisasikan gagasan atau hal-hal yang telah
dipelajarinya dengan cara mengemukakan gagasan atau pokok pikiran tersebut
dalam bentuk tulisan, jumlah soal yang digunakan berjumlah 15 soal dengan
rincian 15 soal untuk pretest, dan 15 soal untuk Posttest.. Sedangkan untuk
penilaiannya, adalah sebagai berikut :
Keterangan
NA = Nilai Akhir
S.maks = skor maksimal (15)
45
G. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yaitu langkah-langkah yang ditempuh dalam
penelitian yang terdiri dari tiga tahap, diantaranya sebagai berikut:
1. Persiapan
Tahap persiapan dalam penelitian ini adalah merupakan tahap awal yang
48
meliputi:
a. Persiapan administrasi
b. Persiapan instrumen
c. Uji validitas instrumen
2. Pelaksanaan
a. Pretest
Pre tes dalam penelitian ini diadakan observasi sebelum pemberian
perlakuan menggunakan Picture Exchange Communication System (PECS)
dilakukan sebanyak dua kali atau sampai kecenderungan arah dan level data
menjadi stabil.
b. Perlakuan
Pelaksanaan Perlakuan ini dilaksanakan sebanyak empat kali pertemuan
yang sebelumnya telah bekerja sama dengan guru kelas agar pelaksanaan ini
berhasil.
c. Posttest
Kegiatan Post tes merupakan kegiatan pengulangan yang dimaksudkan
sebagai evaluasi untuk melihat pengaruh pemberian perlakuan Picture
Exchange Communication System (PECS). Pelaksanaan post tes terdiri dari
1 sesi hal ini didasarkan untuk mendapatkan data yang stabil.
3. Pelaporan
a. Melakukan pemersiksaan ulang terhadap semua data yang diperoleh
b. Mengolah data penelitian dan mengujinya
c. Menarik kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh.
49