Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) ISSN 2477-2240

Vol. 1, No. 1, Januari 2016

PENINGKATAN KEDISIPLINAN GURU MELALUI


BUDAYA SEMANGAT PAGI

Ugi Utami
SMP Negeri 2 Pringsurat, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan disiplin dan ketertiban guru dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran dan kinerja di sekolah melalui penerapan budaya sekolah dalam gerakan
semangat pagi. Subyek penelitian ini adalah semua guru yang berjumlah 33 orang. Teknik
pengumpulan data yang digunakan melalui teknik non tes, serta pengumpulan data kualitatif yang
diperoleh dari observasi atau pengamatan, wawancara serta data sekunder. Penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) yang terdiri dari dua siklus, setiap siklusnya meliputi tahap
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik analisis data yang digunakan adalah
deskriptif komparatif. Dari hasil penelitian dapat disimpul kan bahwa melalui penerapan budaya
semangat pagi dapat meningkatkan disiplin guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

©2016 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia

Kata Kunci: Disiplin Guru; Gerakan Semangat Pagi; Pengembangan Budaya Sekolah

PENDAHULUAN

Kegiatan pembinaan pada satuan pendidikan untuk mampu memenuhi Standar Nasional
Pendidikan (SNP) terus dilakukan oleh pemerintah. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Pasal 3 ayat (2) memberi rambu-rambu
bahwa dalam peningkatan mutu dilakukan atas dasar prinsip keberlanjutan, terencana, dan sistematis
dengan kerangka waktu dan target capaian yang jelas.
Namun demikian rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia merupakan masalah yang
sangat mendasar dan dapat menghambat laju perkembangan dan pembangunan pendidikan nasional,
pendidikan nasional saat ini telah mengalami berbagai perubahan yang cukup mendasar, perubahan
itu berkaitan dengan adanya Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional yang baru, banyak terjadi
perubahan perubahan, persiapan menuju pelaksanaan kurikulum 2013 yang telah direncanakan
sedemikian rupa ternyata belum mampu untuk menjawab tantangan di dunia pendidikan saat ini,
pelaksanaan yang belum serentak tentu mempunyai konsekwensi tersendiri di dunia pendidikan,
kembali kepada pelaksanaan kurikulum 2006 bagi sebagian besar sekolah tentu juga memerlukan
kebijakan tersendiri dari pemerintah.
Era globalisasi telah merambah ke hampir semua belahan bumi ini, perekembangan
informasi antar benua pun sudah bukan merupakan kendala lagi, budaya, kebiasaan, adat, sifat dan
sikap perilaku baik individu, kelompok, maupun masyarakat. Sikap perubahan yang terjadi di
masyarakat juga membawa konskwensi tersendiri, perubahan norma, etika, tata santun, budaya dan
adat istiadat cenderung pudar, perkelahian pelajar, narkoba, dan kenakalan kenakalan remaja lainya
sudah bukan merupakan hal yang tabu lagi untuk dilihat didengar dan dibicarakan.

PENINGKATAN KEDISIPLINAN GURU MELALUI


BUDAYA SEMANGAT PAGI 63
Ugi Utami
Kekeluargaan, semangat gotong royong, saling menghormati dan menghargai sesama,
rasanya juga sudah mulai pudar, etika akhlaq dan budi pekerti seperti hanya sebuah kiasan saja,
pembelajaran tidak begitu bermakna, kebaikan agak terpinggirkan, sikap dan sifat ingin menang
sendiri dan sering merasa berkelebihan di segala sisi juga dimiliki sebagian dari pelaku pendidikan,
siswa banyak yang tidak disiplin dan tertib, banyak siswa yang datang terlambat, nasihat guru tidak
merasuk di hati, banyak guru yang terlambat masuk kelas, ruangan kelas kotor, ada beberapa guru
yang bersikap acuh dan masa bodoh kondisi seperti ini juga tidak terlepas dari sekolah yang penulis
pimpin.
Pada hakikatnya disiplin adalah kemampuan untuk mengendalikan diri dalam bentuk tidak
melakukan suatu tindakan yang tidak sesuai dan bertentangan dengan sesuatu yang telah ditetapkan
dan melakukan sesuatu yang mendukung dan melindungi sesuatu yang telah ditetapkan, disiplin kerja
merupakan kemampuan seseorang untuk secara teratur, tekun dan terus-menerus bekerja sesuai
dengan aturan-aturan yang berlaku dengan tidak melanggar aturan-aturan yang sudah ditetapkan.
Menurut Davis (2002) “Disiplin adalah tindakan manajemen untuk memberikan semangat
kepada pelaksanaan standar organisasi, ini adalah pelatihan yang mengarah pada upaya
membenarkan dan melibatkan pengetahuan-pengetahuan sikap dan perilaku pegawai sehingga ada
kemauan pada diri pegawai untuk menuju pada kerjasama dan prestasi yang lebih bai k”.
Adapun upaya dalam meningkatkan disiplin guru sebagai berikut: (a) sekolah memiliki
sistem pengendalian ketertiban yang dikelola dengan baik, (b) adanya keteladanan disiplin dalam
sikap dan perilaku dimulai dari pimpinan sekolah, (c) mewajibkan guru untuk mengisi agenda kelas
dan mengisi buku absen yang diedarkan oleh petugas piket, (d) pada awal masuk sekolah kepala
sekolah bersama guru membuat kesepakatan tentang aturan kedisiplinan, (e) memperkecil
kesempatan guru untuk ijin meninggalkan kelas, dan (f) setiap rapat pembinaan diumumkan frekuensi
pelanggaran terendah.
Kultur atau budaya sekolah sebenarnya adalah refleksi dari kepribadian pemimpin dan
stafnya yang memiliki pola kerja yang memenuhi standar yang diharapkan. Dalam pelaksanaan peran
tugas dan tanggung jawabnya seorang Kepala Sekolah harus mampu menjalankan kompetensinya,
salah satu diantaranya adalah kompetensi manajerial, kinerja sekolah akan berjalan dengan baik,
apabila didukung dengan adanya peningkatan mutu pembelajaran, kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran, lingkungan sekolah nyaman aman dan kondusif maka akan tercapai budaya
sekolah dalam bentuk kinerja sekolah. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, peneliti dalam
hal ini adalah Kepala Sekolah mencari sebuah solusi dengan mengadakan penelitian Meningkatkan
Disiplin Guru Melalui Penerapan Budaya Sekolah Gerakan Semangat Pagi.
Menurut Sudrajat dalam makalahnya (2010) Upaya pengembangan budaya sekolah
seyogyanya mengacu kepada beberapa prinsip : Berfokus pada Visi, Misi dan Tujuan Sekolah,
Penciptaan Komunikasi Formal dan Informal, Inovatif dan Bersedia Mengambil Resiko, Memiliki
Strategi yang Jelas, Berorientasi Kinerja, Sistem Evaluasi yang Jelas, Memiliki Komitmen yang Kuat,
Keputusan Berdasarkan Konsensus, Sistem Imbalan yang Jelas, Evaluasi Diri.
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu apakah penerapan budaya sekolah melalui
gerakan semangat pagi dapat meningkatkan disiplin guru? Sedangkan tujuan yaitu untuk
meningkatkan disiplin guru melalui penerapan budaya sekolah dalam gerakan semangat pagi.

METODE PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Sekolah, Arikunto (2010) menjelaskan
proses penelitian dilaksanakan dua siklus, setiap siklusnya terdiri dari empat tahap yaitu: (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, (4) refleksi. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 2
Pringsurat Kabupaten Temanggung. Subjek penelitian adalah semua guru, baik yang sudah berstatus

64 Jurnal Penelitian Pendidikan (JPPI)


Vol. 1. No. 1 (2016)
pegawai negeri sipil ataupun pegawai honorer dengan jumlah guru laki laki 26 dan jumlah guru
perempuan 7 orang.
Teknik pengumpulan data yang digunakan melalui teknik non tes, serta pengumpulan data
kualitatif yang diperoleh dari observasi atau pengamatan, wawancara serta data sekunder.
Teknik analisa data yang digunakan adalah dengan analisa data kualitatif yang sumbernya
berasal dari data primer maupun data sekunder, melalui analisa ini nantinya akan dapat diketahui
seberapa besar pengaruhnya terhadap peningkatan kedisiplinan atau kinerja guru melalui penerapan
budaya sekolah dengan gerakan semangat pagi sebagai fokus penelitian tindakan di sekolah ini.

HASIL DAN PEMB AHASAN

Masalah kedisiplinan guru harus diperhatikan dan dicari solusi jalan keluarnya, beberapa
guru masih banyak yang terlambat dan bahkan sering tidak masuk kerja, kesiapan dalam menjalankan
tugas masih perlu diberikan pembinaan dan bimbingan.
Berikut rekap hasil pengamatan kehadiran guru di kelas pada kondisi awal.

Tabel 1. Rekap Hasil Pengamatan Kehadiran Guru Di kelas Perjenjang Tingkatan Bulan Januari
2015
Jumlah pada jam pertama Jumlah pada jam terakhir
Kelas
Tertib(Ѵ) Tidak Tertib(-) Tertib(Ѵ) Tidak Tertib(-)
VII 118 20 108 30
VIII 152 8 128 33
IX 111 27 119 19
Jumlah 381 55 355 82

Siklus I
1. Perencanaan
Perencanaan adalah langkah awal yang dilakukan oleh penulis saat akan memulai tindakan.
Agar perencanaan mudah dipahami dan dilaksanakan oleh penulis yang akan melakukan tindakan,
maka penulis membuat rencana tindakan sebagai berikut:
(a) Merumusan masalah yang akan dicari solusinya. Dalam penelitian ini masalah yang akan dicari
solusinya adalah masih banyaknya guru yang kurang disiplin dalam kehadiran dikelas pada proses
belajar mengajar.
(b) Merumusan tujuan penyelesaian masalah/tujuan menghadapi tantangan/tujuan melakukan
inovasi/sebuah tindakan yang dilakukan. Dalam penelitian ini penulis mengambil rencana untuk
melakukan tindakan melalui penerapan budaya sekolah dengan salah satunya adalah gerakan
semangat pagi kepada semua warga sekolah khususnya guru.
(c) Merumusan indikator keberhasilan penerapan gerakan semangat pagi dalam meningkatkan
disiplin kehadiran di sekolah serta kehadiran dikelas pada proses belajar mengajar.
(d) Merumusan langkah-langkah kegiatan penyelesaian masalah/kegiatan menghadapi
tantangan/kegiatan melakukan tindakan.
(e) Mengidentifikasi warga sekolah dan atau pihak-pihak terkait lainnya yang terlibat dalam
penyelesaian masalah/menghadapi tantangan/melakukan tindakan.
(f) Mengidentifikasi metode pengumpulan data yang akan digunakan. Metode pengumpulan data
yang diambil oleh penulis merupakan data kualitatif melalui observasi, pengamatan serta
wawancara kepada siswa mengenai kehadiran guru di kelas pada kegiatan belajar mengajar.
(g) Penyusunan instrumen pengamatan dan evaluasi.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI NILAI KEBERSAMAAN DALAM PROSES


PERUMUSAN PANCASILA MELALUI METODE INKUIRI 65
Sumarni
(h) Mengidenifikasi fasilitas yang diperlukan, fasilitas atau alat bantu yang digunakan dalam
penelitian.
2. Pelaksanaan
Penelitian Tindakan sekolah ini dilaksanakan melalui beberapa kegiatan yaitu;
(a) Mendistribusikan lembar pengamatan kepada setiap ketua kelas / petugas sebanyak 3 set, yaitu
lembar untuk pengamatan bulan januari, februari dan maret, karena rombongan belajarnya ada
20 kelas maka disediakan sejumlah itu, didalam lembar pengamatan itu berisi,
no,hari,tanggal,mata pelajaran awal, jam pertama, jam terakhir, jam kosong dan keterangan,
apabila guru hadir tepat waktu jam pertama / pagi maupun jam terakhir, pada kolom tersebut
diberikan tanda centang (Ѵ) dan bila guru tidak hadir diberi tanda strip (-).
(b) Petugas absen dari tata usaha yang akan mengabsen siswa sekalian mengedarkan daftar hadir yang
sudah disiapkan, kehadiran guru dilihat dari tanda tangan pada saat guru selesai melaksanakan
tugas piket gerakan semangat pagi, dan mengisi daftar absen guru sebelumnya.
(c) Rekapitulasi dilaksanakan oleh penulis dan siswa serta petugas tata usaha yang pelaksanaanya
setelah siklus 1selesai.
3. Observasi
Pada proses pengamatan atau observasi dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar
observasi selama satu bulan (satu siklus), untuk semua guru yang berjumlah 34 orang. Selama
pengamatan peneliti dibantuatau berkolaborasi dengan guru piket siswa dan tata usaha. Pengamatan
oleh peneliti melaui lembar pengamatan dan daftar hadir meliputi :
(a) Kehadiran guru dan waktu pulang atau selesai melaksanakan pekerjaan melalui daftar hadir /
absen guru
(b) Tingkat kehadiran guru setiap hari dikelas dalam melaksanakan tugas utamanya melalui lembar
pengamatan yang diamati oleh siswa
(c) Hasil belajar siswa yang dilihat dari nilai rata rata mata pelajaran yang ulangan harian sebelum
dilakukan tindakan siklus selanjutnya.
4. Refleksi
Pada tahap ini penulis merefleksi dari apa yang sudah dilaksanakan pada tindakan siklus 1,
refleksi dilakukan dimanakah kekurangan atau kelemahan dari pelaksanan tindakan siklus pertama,
bersama kolaborator atau petugas tata usaha peneliti mencari solusi lebih lanjut pada tindakan siklus
selanjutnya, simpulan tindakan siklus I sebagai refleksinya adalah, guru belum melaksanakan
kegiatan gerakan semangat pagi seperti yang disampaikan oleh kepala sekolah dan kehadiran guru
dikelas pun belum optimal seperti yang diharapkan dan tanda tangan absen guru juga belum terisi
secara baik, untuk itu selaku peneliti kepala sekolah mengambil sikap lebih tegas dengan memberikan
jadwal piket pelaksanaan kegiatan budaya semangat pagi, dengan memberikan contoh melibatkan
diri dalam kegiatan ini, mengkalirifikasi langsung kepada petugas absen dan koordinator piket dan
ketua kelas sertamengajak dan mengingatkan agar semua guru mau melaksanakan budaya semangat
pagi.
Hasil rekapitulasi aspek kehadiran guru di sekolah dan di kelas dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Rekap Hasil Pengamatan Kehadiran Guru Di kelas Perjenjang Tingkatan Bulan Februari
2015 Siklus 1
No Kelas Jumlah pada jam pertama Jumlah pada jam terakhir Selisih
1 VII 140 144 6
2 VIII 147 143 4
3 IX 101 94 7
Jumlah 388 381 17

66 Jurnal Penelitian Pendidikan (JPPI)


Vol. 1. No. 1 (2016)
Untuk lebih jelasnya gambaran tingkat kedisiplinan guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran di kelas yang sudah dituang pada tabel di atas bisa dilihat pada Gambar 1 berikut:

400 Jumlah pada jam


300 pertama

200 Jumlah pada jam


terakhir
100
Selisih
0
VII VIII IX Jumlah

Gambar 1. Pengamatan kinerja guru bulan februari siklus I melalui pengamatan jurnal kelas

Siklus II
1. Perencanaan
Seperti pada pelaksanaan tindakan sekolah siklus I, perencanaan yang disiapkan adalah
dengan;
(a) Merumusan masalah yang akan dicari solusinya.
(b) Merumusan tujuan penyelesaian masalah/tujuan menghadapi tantangan/tujuan melakukan
inovasi/ seabuah tindakan yang dilakukan.
(c) Merumusan indikator keberhasilan penerapan gerakan semangat pagi
(d) Merumusan langkah-langkah kegiatan penyelesaian masalah/kegiatan menghadapi
tantangan/kegiatan melakukan tindakan.
(e) Mengidentifikasi warga sekolah dan atau pihak-pihak terkait lainnya yang terlibat dalam
penyelesaian masalah/menghadapi tantangan/melakukan tindakan
(f) Mengidentifikasi metode pengumpulan data yang akan digunakan.
(g) Penyusunan instrumen pengamatan dan evaluasi.
(h) Mengidentifikasi fasilitas yang diperlukan, fasilitas atau alat bantu yang digunakan dalam
penelitian.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan bulan maret sesuai dengan rencana jadwal penelitian,
langkah yang dilaksanakan dalam tindakan siklus 2 ini adalah dengan mendistribusikan lembar
pengamatan yang dilaksanakan siswa, kemudian siswa bersama peneliti merekap hasil pengamatan
pada penulisan kegiatan guru di jurnal kelas, selanjutnya peneliti mengamati daftar absen guru dan
karyawan naamun demikian fokus penelitian pada guru sehingga yang diperiksa utama tentang
kinerja guru melalui daftar tersebut, selanjutnya pengamatan pada daftar hadir pelaksanaan piket
gerakan semangat pagi ( 5 S ) serta mengumpulkan dokumen dan mengumpulkan hasil angket yang
diberikan kepada guru dan karyawan. Seperti pengisisan pada siklus pertama selanjutnya diakhir
siklus kedua ini lembar pengamatan di kumpulkan kemudian direkap. Agar lebih jelas pengamatan
yang dilakukan dalam budaya sekolah gerakan semangat pagi ini bisa peneliti sampaikan dokumen
yang diambil pada hari senin sampai sabtu, hampir semua guru melaksanakan kegiatan ini sesuai
jadwal selain ada beberapa guru yang sakit sehingga yang bersangkutan ijin cuti sehingga tidak bisa
melaksanakan kegiatan budaya disekolah, berikut ini gambar kegiatan semangat pagi yang
dilaksanakan sesuai jadwal sesuai dengan hari dalam satu minggu.
3. Observasi
Pada tahap pengamatan dan evaluasi ini peneliti mulai mengumpulkan hasil pengamatan
yang selanjutnya dievaluasi, pengamatan siklus 2 ini meliputi: instrument berupa lembar
observasi/pengamatan pada jurnal kelas, daftar hadir guru (absen pagi dan siang), daftar piket gerakan
semangat pagi bulan maret dan angket tentang budaya organisasi serta hasil belajar siswa pada
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI NILAI KEBERSAMAAN DALAM PROSES
PERUMUSAN PANCASILA MELALUI METODE INKUIRI 67
Sumarni
ulangan tengah semester bagi kelas VII dan VIII serta hasil Ujian Sekolah bagi kelas IX. Pengamatan
pada lembar observasi kinerja guru dikelas yang diamati melalui pengisian jurnal pembelajaran guru
pada jam pertama dan jam terakhir, pada kondisi siklus II yang dilaksanakan pengamatan pada bulan
maret ini peneliti selaku kepala sekolah mengajak semua guru untuk melaksanakan gerakan semangat
pagi melalui dengan memberikan regu piket setiap hari yang dipantau dalam empat minggu, yaitu
minggu pertama, kedua, ketiga dan keempat, pada pelaksanaanya setelah peneliti memberikan daftar
piket, pelaksanaan di lapangan banyak yang melaksanakan meskipun yang bersangkutan tidak piket
tetapi ikut melaksanakan kegiatan tersebut.
4. Refleksi
Refleksi yang dilakukan tahap siklus II ini penulis menganggap penelitian tindakan sekolah
ini cukup dilaksanakan dalam dua siklus, karena secara garis besar sudah dipandang cukup,
pelaksanaan dari siklus ini mengalami peningkatan terhadap disiplin guru, dengan adanya piket
budaya seamangat pagi terlihat ada kemajuan dan ketertiban pengisian tanda tangan absen daftar
hadir pagi dan siang hari, ketertiban pengisian buku jurnal pembelajaran dengan pengisisan kegiatan
belajar pada jam pertama dan jam terakhir dan dari tingkat kehadiran guru dikelas dalam mengisi
kegiatan pembelajaran sebagai indikator keberhasilan penelitian sudah tercapai dilihat dari prosentase
rata rata jam pertama dan jam terakir, dan dari kegiatan itu terlihat pula bagaimana warga sekolah
berpendapat terhadap budaya sekolah atau budaya organisasi, sehingga dari semua tindakan yang
dilakukan itu dapat meningkatkan disiplin guru yang muara akhirnya berdampak pada peningkatan
hasil belajar dilihat dari kondisi awal, siklus I sampai ke siklus II.
Kinerja guru dilihat pada lembar observasi yang dilihat dari jumlah kegiatan pembelajaran
yang dituliskan di jurnal pembelajaran pada bulan maret adalah sebagai berikut yang dituang dalam
bentuk table berikut ini:

Tabel 3. Rekap Hasil Pengamatan Kehadiran Guru Di kelas Perjenjang Tingkatan Bulan Maret
2015 Siklus II
No Kelas Jumlah pada jam pertama Jumlah pada jam terakhir Selisih
1 VII 117 114 3
2 VIII 117 116 3
3 IX 112 111 3
Jumlah 346 341 9

Untuk lebih jelasnya gambaran tingkat kedisiplinan guru dalam pada tabel diatas bisa dilihat
pada Gambar 2:

Gambar 2. Pengamatan kinerja guru bulan maret siklus II melalui jurnal kelas

68 Jurnal Penelitian Pendidikan (JPPI)


Vol. 1. No. 1 (2016)
SIMPULAN

Pelaksanaan gerakan semangat pagi sebagai budaya sekolah lebih baik dan meningkat setelah
Kepala Sekolah memberikan kelompok regu piket yang dilaksanakan setiap hari kerja di bulan maret.
Penerapan gerakan semangat pagi sebagai budaya sekolah dapat meningkatkan revolusi mental
disiplin dan tertib kinerja guru yang kemudian berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terimakasih peneliti tujukan kepada kolaborator serta guru SMP Negeri 2 Pringsurat
atas kerjasamanya.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineke Cipta.
Davis Keith and John W. Newstrom, 2002. Perilaku dalam Oganisasi, Edisi 7, Terjemahan: Agus Dharma, Jakarta:
Erlangga
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sis tem Penjaminan Mutu Pendidikan.
Sudrajat, Akhmad (2010) Manfaat Prinsip dan Asas Pengembangan Budaya Sekolah.[OnLine].

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI NILAI KEBERSAMAAN DALAM PROSES


PERUMUSAN PANCASILA MELALUI METODE INKUIRI 69
Sumarni

Anda mungkin juga menyukai