Anda di halaman 1dari 13

P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol. 5, No.

2, Oktober 2016

ANALISIS SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH DASAR


BERDASARKAN TINGKAT AKREDITASI DI KOTA TARAKAN
Firima Zona Tanjung1, Muhsinah Annisa2, Ridwan3
1 Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Borneo Tarakan, Indonesia
2,3 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Borneo Tarakan,
Indonesia

E-mail: echa.ok@gmail.com

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sarana dan prasarana pendidikan sekolah
dasar di Kota Tarakan berdasarkan tingkat akreditasinya dan menganalisis kesesuaiannya
berdasarkan permen 24 tahun 2007. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif
kuantitatif. Pengambilan sampel sekolah berdasarkan akreditasi sekolah, yaitu sekolah
akreditasi A, B dan C, yaitu SDN 028 (Akreditasi A), SDN 013 Tarakan (Akreditasi B) dan SDN
021 Tarakan (Akreditasi C). Hasil yang diperoleh yaitu secara keseluruhan sarana prasarana
di sekolah dasar layak, kesesuaian sarana prasarana sekolah dasar 80,9% untuk SDN 028
Tarakan (Akreditasi A), 78,7% untuk SDN 013 Tarakan (Akreditasi B) dan 55,3% untuk SDN
021 Tarakan (Akreditasi C) mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia no 24 tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah
(SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA).

Kata Kunci : Sarana Prasarana, Akreditasi, Standar Nasional Pendidikan, Sekolah Dasar

Abstract
The objectives of this study were to identify the educational structure and infrastructure in
Tarakan based on the level of accrediation and to analyze the feasibility of educational
structure and infrastructure based on Permendiknas No. 24 of 2007. This study employed a
quantitative descriptive research where all primary schools in Tarakan as the population. The
purposive sampling technique was used by considering the schools had got accreditation A,
B, and C. Thus SDN 028 (accrediation A), SDN 013 (accrediation B), and SDN 021
(accrediation C) of Tarakan were taken as the sample. The result of the research showed that
the structure and infrastructure of primary schools in Tarakan can be said properly available,
where the suitability of structure and infrastructure is respectively 80,9% for SDN 28 Tarakan
(acreditation A), 78,9% for SDN 013 Tarakan (acreditation B), and 55,3% for SDN 021 Tarakan
((acreditation C). This result was confirmed with the Regulation of the Minister of National
Education and Culture No. 24 of 2007 about the Structure and Infrastructure Standard for
Primary Schools/Islamic Primary Schools (SD/MI), Secondary Schools/Islamic Secondary
Schools (SMP/MTs), and High Schools/Islamic High Schools (SMA/MA).

Key words: Infrastructure, Accreditation, the National Education Standard Elementary School

Jurnal Pendidikan Indonesia | 134


P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol. 5, No.2, Oktober 2016

PENDAHULUAN (2004, p.49) menyatakan bahwa sarana


Tarakan merupakan kota di Kalimantan pendidikan adalah peralatan yang secara
bagian utara yang berbatasan dengan langsung dipergunakan dan menunjang
Negara tetangga, yaitu negara bagian proses pendidikan atau pengajaran,
Sabah dan Serawak, Malaysia Timur. sedangkan prasarana pendidikan adalah
Tarakan memiliki pelabuhan ekspor impor fasilitas yang secara tidak langsung
dan bandara internasional kelas C yang menunjang proses pendidikan atau
digunakan sebagai orang sebagai transit pengajaran.
dan distribusi barang antar kota dan Hal senada juga disampaikan oleh
negara.posisi strategis yang dimiliki Tarakan Lunenburg (2010) bahwa “School buildings
dapat membuat Tarakan lebih berkembang across the nation are aging and becoming a
baik dalam bidang ekonomi, social dan barrier to optimal learning and
pendidikan.Pendidikan merupakan salah teaching” yang mengandung pengertian
satu faktor dalam mengukur tingkat bahwa bangunan atau sarana yang kurang
kemajuan suatu bangsa. mendukung akan menjadi menghambat
Sebagai kota yang sedang dalam proses pembelajaran yang optimal.
berkembang, Tarakan telah Kelengkapan sarana dan prasarana akan
memprioritaskan pendidikan bagi membantu guru dalam menyelenggarakan
masyarakatnya. Karena, sebagaian orang proses pembelajaran. Sanjaya (2006)
memandang bahwa pendidikan dapat menjelaskan bahwa terdapat beberapa
membentuk jati diri seseorang, selain itu keuntungan bagi sekolah yang memiliki
pendidikan adalah investasi di masa yang kelengkapan sarana dan prasarana, antara
akan datang. Investasi ini akan dirasakan lain: (1) kelengkapan sarana dan prasarana
masyarakat bukan dalam jangka waktu yang dapat menumbuhkan gairah dan motivasi
pendek, tetapi akan terasa setelah sepuluh guru dalam mengajar serta dapat
atau dua puluh tahun mendatang. Banyak mendorong siswa untuk belajar, sehingga
daerah maju karena masyarakatnya pembelajaran akan menjadi efektif; (2)
mengenyam pendidikan dengan baik. kelengkapan sarana dan prasarana dapat
Karena pendidikan itu identik dengan memberikan kemudahan dalam
perkembangan zaman, dan persaingan ilmu menentukan berbagai pilihan pada siswa
pengetahuan. Oleh karena itu pendidikan untuk belajar, sehingga proses
salah satu faktor dalam menunjang suatu pembelajaran akan lebih bervariasi.
daerah untuk terus bisa berkembang dan Penelitian yang dilakukan oleh Timilehin
maju, sebagaimana yang diamanatkan (2012, p.208) mengungkapkan bahwa: The
Pemerintah melalui Departemen Pendidikan study revealed that there was a significant
Nasional telah berkomitmen untuk relationship between school facilities and
meningkatkan standar mutu pendidikan di students’ achievement in the affective
Indonesia. domain as well as a significant relationship
Berkaitan dengan sarana dan between school facilities and students’
prasarana pendidikan, Musa (2012) achievement in the psychomotor domain of
menyebutkan bahwa, “Physical assets for learning.
education comprise land, building and Pelaksanaan pendidikan akan dapat
furniture and it include physical facilities for terlaksana lebih baik lagi jika delapan
teaching spaces and for ancillary rooms” standar nasional pendidikan telah
aset fisik untuk pendidikan terdiri dari tanah, terimplementasikan di satuan pendidikan
bangunan dan furnitur dan mencakup masing-masing sekolah agar dapat
fasilitas fisik untuk ruang mencapai tujuan pendidikan nasional seperti
pembelajaran dan ruang tambahan. Ibrahim yang diamanatkan pada peraturan
(2004, p.2) menjelaskan bahwa sarana pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang
pendidikan adalah semua perangkat standar nasional pendidikan. Delapan
peralatan, bahan, dan perabot yang secara standar tersebut yaitu standar kompetensi
langsung dapat digunakan dalam proses lulusan, standar isi, standar proses, standar
pembelajaran/pendidikan sekolah. Senada tenaga pendidik dan kependidikan, standar
dengan dua pernyataan di atas, Mulyasa sarana dan prasarana, standar pengelolaan,

Jurnal Pendidikan Indonesia | 135


P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol. 5, No.2, Oktober 2016

standar pembiayaan, dan standar penilaian. masyarakat atau pemerintah, tetapi juga
Delapan standar tersebut saling menunjang tidak teridentifikasinya jenis sarana
satu sama lain dalam mencapai tujuan pendidikan yang paling esensial dibutuhkan
nasional pendidikan. agar suatu proses pendidikan berlangsung
Sarana dan prasarana pendidikan secara optimal, untuk menunjang proses
merupakan salah satu sumber daya yang pembelajaran yang teratur dan
penting dalam menunjang proses berkelanjutan, setiap satuan pendidikan
pembelajaran di sekolah, baik sekolah yang wajib memiliki sarana dan prasarana yang
memiliki akreditasi A, B, maupun sekolah baik yang meliputi perencanaan
dasar yang terakreditasi C. Tanpa ditunjang pengelolaan, pengadaan, pemanfaatan,
oleh sarana dan prasarana yang memadai pemeliharaan dan juga pengawasan. Hal ini
sulit diharapkan proses dan hasil pendidikan sejalan dengan penelitian Handayani (2016)
yang bermutu tinggi. Rendahnya kualitas yang menyatakan bahwa sarana dan
proses dan hasil pendidikan di Indonesia prasarana dapat menjadi faktor pendukung
saat ini, sebagian diduga disebabkan oleh terhadap perolehan mutu lulusan di SDN
minimnya sarana pendidikan yang 016 Tarakan. Hal senada juga diungkapkan
disediakan oleh pemerintah maupun yang Bianti (2012) yang menyatakan bahwa
mampu disediakan oleh masyarakat. sarana prasarana memiliki pengaruh
Sejalan dengan kebijakan terhadap prestasi belajar belajar siswa.
pemerintah yang memberikan kewenangan Berdasarkan latar belakang tersebut,
penuh kepada pihak sekolah/perguruan perlu dikaji sarana dan prasarana
tinggi selaku industri jasa untuk pendidikan sekolah dasar di Kota Tarakan
menyelenggarakan layanan pendidikan berdasarkan tingkat akreditasinya dan
secara transparan dan akuntabel. oleh menganalisis kesesuaiannya berdasarkan
karena itu, seluruh proses pengadaan serta permen 24 tahun 2007. Untuk dapat
mengoptimalkan penyediaan, dilakukan perbaikan kebijakan
pendayagunaan, perawatan dan pembangunan khususnya pemenuhan
pengendalian sarana dan prasarana standar nasional pendidikan pada standar
pendidikan pada setiap jenis dan jenjang sarana dan prasarana guna meningkatkan
pendidikan, diperlukan penyesuaian kualitas pendidikan di kota Tarakan dan
manajemen sarana dan prasarana. dianalisis kesesuannya mengacu pada
Lembaga dituntut memiliki kemandirian permen 24 tahun 2007.
untuk mengatur dan mengurus kepentingan
rumah tangga (sekolah) menurut kebutuhan METODE
dan kemampuan sendiri serta berdasarkan Penelitian yang dilaksanakan
pada aspirasi dan partisipasi warga sekolah menggunakan jenis penelitian deskriptif
dengan tetap mengacu pada peraturan dan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini
perundangundangan pendidikan nasional adalah sekolah dasar di kota Tarakan.
yang berlaku. Hal tersebut dimaksudkan Pengambilan sampel sekolah berdasarkan
untuk meningkatkan mutu pendidikan pada akreditasi sekolah, yaitu sekolah akreditasi
semua jenis dan jenjang pendidikan, A, B dan C, yaitu SDN 028 (Akreditasi A),
khususnya pada pendidikan dasar dan SDN 013 Tarakan (Akreditasi B) dan SDN
menengah. Sebagaimana temuan penelitian 021 Tarakan (Akreditasi C). Jenis data yang
(dalam disertasi Joko Santosa, 2011) digunakan dalam penelitian ini adalah data
dijelaskan bahwa, terdapat hubungan yang primer dan data sekunder. Data primer
signifikan antara variabel manajemen adalah data yang diperoleh langsung oleh
sarana prasarana sekolah dengan motivasi peneliti, yaitu data sarana prasarana yang
berprestasi guru. Dengan kata lain, semakin diperoleh melalui observasi menggunakan
baik pengelolaan sarana dan prasarana lembar pengamatan sarana dan prasarana.
sekolah akan semakin meningkat motivasi Data sekunder adalah data sekunder adalah
berprestasi guru. data yang diperoleh peneliti dari sumber
Sementara itu, minimnya yang sudah ada, yaitu dokumentasi, data
ketersediaan sarana pendidikan tidak hanya inventaris sekolah dan wawancara dengan
disebabkan oleh ketidakmampuan pihak sekolah. Data dikumpulkan dengan

Jurnal Pendidikan Indonesia | 136


P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol. 5, No.2, Oktober 2016

teknik observasi dan analisis dokumen. membeli langsung dari toko, pabrik, atau
Teknik observasi digunakan untuk melihat produsen. Namun Prinsip- prinsip
langsung ketersediaan dan kondisi sarana pengadaan sarana dan prasarana di SDN
dan prasarana yang ada disekolah. 021 Tarakan yaitu masing-masing kelas
Sedangkan data invetarisasi sarana dan mengajukan usulan kemudian dibicarakan
prasarana diperoleh dengan cara melalui rapat, usulan yang dibicarakan pada
menganalisis dokumen yang ada di sekolah rapat disesuaikan dengan kemampuan dan
(luas lahan, jumlah siswa, jumlah guru, dll). anggaran sekolah. Saran yang tidak bisa
Data sarana dan prasarana pendidikan ditanggung oleh anggaran sekolah diajukan
selanjutnya dibandingkan dengan standar kepada Dinas Pendidikan kemudian kolektif
minimum sarana dan prasaranan yang masuk ke APBD. Penyusunan rencana
tertuang dalam Permen nomor 24 Tahun dilakukan setiap satu tahun, apa yang
2007 tentang standar sarana dan prasarana diusulkan harus sesuai dengan kebutuhan
untuk di analisis kelayakannya. real di lapangan dan dipertimbangkan
kemampuan dananya maka berlaku skala
HASIL DAN PEMBAHASAN prioritas, ada dua tempat untuk skala
Dalam kegiatan pengelolaan sarana prioritas yaitu dalam perencanaan dan
dan prasarana di SDN 028, 013 dan 021 aplikasinya. Pengadaan dalam setahun ada
Tarakan terdiri atas 7 unsur. Dalam empat kali (triwulan I, II, III, dan IV) karena
melakukan pengelolaan sarana prasarana sistem pencairan dana seperti itu. Mayoritas
pihak sekolah melakukan perencanaan tata cara pengadaan beli langsung dari toko,
setelah itu melakukan pengadaan kemudian dari dinas pendidikan yang disuplai untuk
sarana prasarana di inventarisasi setelah itu setiap sekolah, pengadaan dari orang tua,
sarana dan prasarana dilakukan dan membuat sendiri seperti membuat
pemeliharaan dan melakukan pengawasan gudang sendiri oleh pihak sekolah dan
serta pertanggung jawaban, dan dalam perencanaan pembuatan ruang ibadah.
melakukan pengelolaan sarana dan Dalam melakukan pendistribusian
prasarana pihak sekolah memiliki sistem sarana dan prasarana SDN 028, 013 dan
informasi sarana dan prasarana sekolah ini 021 Tarakan menerapkan Prinsip-prinsip
memiliki situs seperti data base. Untuk unsur berikut meliputi sarana dan prasarana yang
penghapusan 3 sekolah tersebut belum sudah diinventarisasi didistribusikan sesuai
melakukan penghapusan tetapi sekolah dengan penggunaannya langsung
sudah melakukan pendataan selama 5 didistribusikan dikelas masing-masing,
tahun sekali apabila barang-barang yang pemanfaatan barang memperhatikan prinsip
diajukan untuk dihapus barang tersebut ada yang efektif dan ada juga yang tidak
biasanya dijual atau diperbaiki. efektif, jumlah sarana dan prasarana sudah
Dalam melakukan pengadaan mencukupi kebutuhan di sekolah. Adapun
sarana dan prasarana di SDN 028 dan 013 prinsip yang tidak diterapkan pihak sekolah
Tarakan menerapkan Prinsip-prinsip yaitu pemanfaatan atau penggunaan sarana
berikut meliputi menampung usulan dan prasarana sekolah tidak ada sop, alat-
pengadaan dari berbagai sumber (guru, alat elektronik dan alat lain yang mahal atau
tenaga kependidikan, komite sekolah, relatif sulit pengoperasiannya jadi dibuatkan
stakeholders), menyesuaikan dengan cara pemakaian secara jelas.
analisis kebutuhan yang sudah dibuat Ketentuan pemeliharaan sarana dan
sebelumnya, menyesuaikan antara prasarana yang dilakukan di SDN 028 yaitu
kebutuhan sarana dan prasarana baru sarana dan prasarana dilakukan
dengan anggaran yang tersedia, menyusun pemeliharaan secara berkala selama 1
rencana kebutuhan sarana dan prasarana tahun sekali dibagi menjadi 3 bulan sekali
dalam kurun waktu 1 tahun, membuat skala dengan melakukan pemeliharaan untuk
prioritas pengadaan sarana prasarana, barang-barang yang rusak dilakukan per
penetapan rencana untuk tahun depan triwulan didata dulu kemudian diperbaiki,
membeli barang sesuai dengan kebutuhan Sedangkan Ketentuan pemeliharaan sarana
yang wajib, tata cara pengadaan yang dan prasarana yang dilakukan di SD 013
dilakukan sekolah dapat ditempuh adalah Tarakan yaitu sarana dan prasarana

Jurnal Pendidikan Indonesia | 137


P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol. 5, No.2, Oktober 2016

dilakukan pemeliharaan secara berkala DP2K untuk dilakukan peninjauan, setelah


selama 1 tahun sekali dan SD 013 dan 028 peninjauan dan dipertimbangkan kemudian
Tarakan tidak memperhatikan kalender dibuatkan berita acara untuk penghapusan
sekolah dalam melakukan pemeliharaan, barang.
tidak memperhatikan kategoti sifat Untuk rasio minimum luas lahan di
pemeliharaan seperti pengecekan lahan- SDN 028 Tarakan terhadap siswa yaitu 10
lahan gedung yang rusak, pencegahan, m2/peserta didik rasio tersebut sudah sesuai
perbaikan ringan dan perbaikan berat dan dengan SNP berdasarkan permen no 24
melakukan perbaikan sesuai dengan RKS, tahun 2007 jika banyak rombel 19-24
pemeliharaan sarana dan prasarana dengan bangunan 3 lantai rasio
elektronik sekolah membeli spare-part minimumnya adalah 4,1 m2/peserta didik,
untuk komputer, dan penggantian dengan maka dapat disimpulkan bahwa rasio
spesifikasi program/alat yang baru agar minimum luas lahan di SDN 028 Tarakan
tidak ketinggalan karena sekolah langsung terhadap siswa yaitu 10 m2/peserta didik
membeli alat yang baru, tidak sudah melebihi dari ketentuan di permen
memperhatikan kalender sekolah, tidak yaitu minimum rasionya adalah 4,1
memperhatikan kategoti sifat pemeliharaan m2/peserta didik jadi sesuai dengan SNP.
seperti pengecekan, pencegahan, perbaikan Sedangkan untuk rasio minimum luas lahan
ringan dan perbaikan berat. di SDN 013 Tarakan terhadap siswa yaitu 6
Pemeliharaan sarana dan prasarana m2/peserta didik rasio tersebut sudah sesuai
elektronik sekolah tidak pernah membeli dengan SNP berdasarkan permen no 24
spare-part yang baru, dan penggantian tahun 2007 jika banyak rombel 13-18
dengan spesifikasi program/alat yang baru dengan bangunan 2 lantai rasio
agar tidak ketinggalan karena sekolah minimumnya adalah 5,6 m2/peserta didik,
langsung membeli alat yang baru. Namun maka dapat disimpulkan bahwa rasio
Sekolah melakukan pemeliharaan sarana minimum luas lahan di SDN 013 Tarakan
prasarana dengan memasukkan ketentuan terhadap siswa yaitu 6 m2/peserta didik
ke dalam perencanaan setiap tahun atau sudah melebihi dari ketentuan di permen
secara berkala, misalnya dalam hal yaitu minimum rasionya adalah 5,6
perbaikan yang mana perbaikan itu sendiri m2/peserta didik jadi sesuai dengan SNP.
dibagi dua yaitu dalam skala ringan dan Lahan sekolah memenuhi ketentuan rasio
skala berat, skala ringan dapat dibiayai oleh minimum luas lahan terhadap peserta didik
dan BOS, kemudian untuk skala berat tidak yaitu 6,5 m2/siswa dan menurut Kepala SDN
bisa. Untuk pemeliharaan sarana dan 021 Tarakan lahan sekolah sangat memadai
prasarana sudah dimasukkan pada POS dan merupakan salah satu sekolah di
anggaran sekolah dan memang harus ada Tarakan yang terluas lahannya, halamannya
anggaran tersendiri untuk pemeliharaan luas dan cukup bagus.
sarana dan prasarana. Untuk luas minimum lahan untuk
Penghapusan sarana dan prasarana SDN 028 Tarakan yaitu 3640 m2 rasio
di sekolah SDN 028 Tarakan belum ada tersebut sudah sesuai dengan SNP
penghapusan, sekolah masih melakukan berdasarkan permen no 24 tahun 2007 jika
pendataan. Sedangkan penghapusan banyak rombel 19-24 dengan bangunan 3
sarana dan prasarana di sekolah SDN 013 lantai rasio minimumnya adalah 1460
Tarakan belum ada penghapusan dan m2/peserta didik , maka dapat disimpulkan
penghapusan bukan dari pihak sekolah bahwa rasio minimum lahan terhadap siswa
tetapi DP2KA. Begitupun Persyaratan di SDN 028 Tarakan yaitu 3640 m2/peserta
penghapusan sarana dan prasarana di didik sudah melebihi dari ketentuan di
sekolah belum dapat dipenuhi karena di permen yaitu minimum rasionya adalah
SDN 021 Tarakan belum diadakan 1460 m2/peserta didik jadi sesuai dengan
penghapusan. Proses penghapusan SNP. Sedangkan Untuk luas minimum lahan
panjang yaitu dari instansi badan unit atau untuk SDN 013 Tarakan yaitu 2993 m2 rasio
dari sekolah mendata barang, didata jumlah tersebut sudah sesuai dengan SNP
spesifikasi barangnya, dipotret, dan berdasarkan permen no 24 tahun 2007 jika
diusulkan ke dinas pendidikan kemudian ke banyak rombel 13-18 dengan bangunan 2

Jurnal Pendidikan Indonesia | 138


P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol. 5, No.2, Oktober 2016

lantai rasio minimumnya adalah 1690 bangunan semuanya masih dalam tahap
m2/peserta didik , maka dapat disimpulkan proses.
bahwa rasio minimum lahan terhadap siswa Untuk rasio minimum luas lantai di
di SDN 013 Tarakan yaitu 2993 m2/peserta SDN 028 Tarakan terhadap siswa yaitu 9,2
didik sudah melebihi dari ketentuan di m2/peserta didik rasio tersebut sudah sesuai
permen yaitu minimum rasionya adalah dengan SNP berdasarkan permen no 24
1690 m2/peserta didik jadi sesuai dengan tahun 2007 jika banyak rombel 19-24
SNP. Begitupun di SDN 021 Tarakan sudah dengan bangunan 3 lantai rasio
sesuai SNP , Lahan sangat memadai luas minimumnya adalah 3,3 m2/peserta didik,
minimal yaitu 2038,4 m2 dan merupakan maka dapat disimpulkan bahwa rasio
salah satu sekolah di Tarakan yang terluas minimum luas lantai di SDN 028 Tarakan
lahannya, halaman yang luas dan cukup terhadap siswa yaitu 9,2m2/peserta didik
bagus. sudah melebihi dari ketentuan di permen
SDN 028, 013, dan 021 Tarakan yaitu minimum rasionya adalah
tidak menyewa sekolah namun SD tersebut 3,3m2/peserta didik jadi sesuai dengan SNP.
milik pemkot. Lahan sekolah SDN 028, 013, Sedangkan untuk rasio minimum luas lantai
dan 021 Tarakan memenuhi persyaratan di SDN 013 Tarakan terhadap siswa yaitu 4
yaitu berada di lokasi yang aman, m2/peserta didik rasio tersebut sudah sesuai
memenuhi kemudahan akses, terhindar dari dengan SNP berdasarkan permen no 24
potensi bahaya yang mengancam tahun 2007 jika banyak rombel 13-18
kesehatan fisik, terhindar dari potensi dengan bangunan 2 lantai rasio
bahaya keselamatan jiwa, berada di lokasi minimumnya adalah 3,4 m2/peserta didik,
yang terhindar dari gangguan pencemaran maka dapat disimpulkan bahwa rasio
air, berada di lokasi yang terhindar dari minimum luas lantai di SDN 013 Tarakan
gangguan pencemaran udara, berada di terhadap siswa yaitu 4 m2/peserta didik
lokasi yang terhindar dari gangguan sudah melebihi dari ketentuan di permen
pencemaran tanah, berada, memiliki akses yaitu minimum rasionya adalah 3,4
untuk penyelamatan dalam keadaan m2/peserta didik jadi sesuai dengan SNP.
darurat. semua memenuhi persyaratan Begitupun SDN 021 Tarakan memiliki Lantai
kecuali di SDN 028 terdapat kebisingan sekolah juga memenuhi ketentuan luas
namun dapat teratasi dengan melakukan minimal sesuai dengan rasio jumlah siswa
komunikasi dengan melakukan kerjasama yaitu 3,1 m2/siswa dan luas minimun lantai
dengan pihak bengkel las. Begitupun di SDN bangunan yaitu 1128,4 m2. Menurut Kepala
021 Tarakan, terdapat pencemaran tanah SDN 021 Tarakan lantai sekolah memenuhi
oleh kotoran berupa sisa minyak ketentuan luas minimal sesuai dengan rasio
pengeboran serta memiliki akses untuk jumlah siswa dan lantai gedung.
penyelamatan dalam keadaan darurat. Untuk luas minimum lantai bangunan
SDN 013 Tarakan berada dilokasi untuk SDN 028 Tarakan yaitu 5152 m2 rasio
peruntukan yang sesuai dengan peruntukan, tersebut sudah sesuai dengan SNP
memiliki status hak atas tanah, memiliki ijin berdasarkan permen no 24 tahun 2007 jika
pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah banyak rombel 19-24 dengan bangunan 2
dan memilki ijin mendirikan bangunan. lantai rasio minimumnya adalah 1310
Begitupun di SDN 021 Tarakan berada di m2/peserta didik , maka dapat disimpulkan
lokasi yang sesuai dengan peruntukan, bahwa rasio minimum lantai bangunan
memiliki status hak atas tanah, memiliki ijin terhadap siswa di SDN 028 Tarakan yaitu
pemanfaatan dari pemegang hak atas 5152 m2/peserta didik sudah melebihi dari
tanah, serta memiliki ijin mendirikan ketentuan di permen yaitu minimum
bangunan. Sedangkan SDN 028 Tarakan rasionya adalah 1310 m2/peserta didik jadi
berada dilokasi peruntukan yang sesuai sesuai dengan SNP. Untuk luas minimum
dengan peruntukan, belum memiliki status lantai bangunan untuk SDN 013 Tarakan
hak atas tanah, belum memiliki ijin yaitu 1784 m2 rasio tersebut sudah sesuai
pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah dengan SNP berdasarkan permen no 24
dan belum memilki ijin mendirikan tahun 2007 jika banyak rombel 13-18
dengan bangunan 2 lantai rasio

Jurnal Pendidikan Indonesia | 139


P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol. 5, No.2, Oktober 2016

minimumnya adalah 1010 m2/peserta didik , memiliki sarana dan prasarana sesuai
maka dapat disimpulkan bahwa rasio dengan ketentuan meliputi halaman
minimum lantai bangunan terhadap siswa di sekolah, ruang kelas, ruang guru / kepala
SDN 013 Tarakan yaitu 1784 m2/peserta sekolah, perpustakaan, tempat olahraga,
didik sudah melebihi dari ketentuan di uks, gudang, kamar mandi/wc/jamban,
permen yaitu minimum rasionya adalah kebun sekolah, pagar sekolah, tempat
1010 m2/peserta didik jadi sesuai dengan sampah dan kelengkapannya. Namun
SNP. Begitupun luas minimun lantai sekolah belum mempunyai ruang
bangunan SDN 021 Tarakan yaitu 1128,4 laboratorium, tempat ibadah, tempat ibadah,
m2. Menurut Kepala SDN 021 Tarakan lantai dan tempat cuci tangan di setiap depan
sekolah memenuhi ketentuan luas minimal kelas dengan air yang mengalir. Untuk
sesuai dengan rasio jumlah siswa dan lantai ruangan yang belum ada di sekolah, telah
gedung. diupayakan agar ruangan tersebut dibuat di
Bangunan sekolah di SDN 028, 013 sekolah namun masih dimasukkan di dalam
dan 021 Tarakan memiliki ketentuan struktur perencanaan sekolah.
yang stabil, kokoh, ada penangkal petir SDN 028 Tarakan memiliki ruang
belum dilengkapi dengan sistem kelas yaitu satu ruang kelas digunakan
pencegahan bahaya kebakaran. begitupun untuk beberapa rombel dengan sistem
Sanitasi sekolah SDN 028, 013 , 021 paralel. ukuran ruang kelas minimal 56 m² (7
Tarakan memenuhi persyaratan kesehatan m x 8 m). jumlah siswa per kelas rata-rata
yaitu memiliki sanitasi di dalam dan di luar 30 peserta didik, perabot/meubelair lengkap
bangunan untuk memenuhi kebutuhan air dan dalam kondisi baik namun rak
bersih, memiliki saluran air kotor, memiliki penyimpanan hasil karya siswa hanya
tempat sampah dengan jumlah yang cukup, beberapa kelas saja. ventilasi dan
dan memiliki saluran air hujan selain itu di pencahayaan ruang memadai. kondisi ruang
SDN 028 terdapat air limbah air wudhu di bersih, rapi dan terawa/terpelihara dengan
alirkan dikolam ikan lele. baik. tidak memiliki kartu inventaris didalam
Di SDN 028 Tarakan Bangunan ruangan. SDN 013 Tarakan memiliki ruang
sekolah memiliki ventilasi udara dan kelas sesuai dengan ketentuan yaitu satu
ventilasi pencahayaan yang memadai. ruang kelas satu rombel. ukuran ruang kelas
Memiliki instalasi listrik dengan daya lebih minimal 56 m² (7 m x 8 m). jumlah siswa per
dari 900 watt yaitu 9000 watt. Sekolah kelas 30 peserta didik, perabot/meubelair
memiliki 15 sarana dan prasarana yang lengkap dan dalam kondisi baik namun ada
lengkap. Di SDN 013 Tarakan Bangunan beberapa kelas yang tidak memiliki lemari
sekolah memiliki ventilasi udara dan ,papan pajang serta rak penyimpanan hasil
ventilasi pencahayaan yang memadai. karya siswa dan juga pencuci tangan hanya
Memiliki instalasi listrik dengan daya lebih sebagian saja ditempat-tempat tertentu.
dari 900 watt yaitu 5625 watt. Sarana dan ventilasi dan pencahayaan ruang memadai.
prasarana sudah sesuai dengan ketentuan kondisi ruang bersih, rapi dan
yaitu memiliki sebanyak 14 sarana dan terawa/terpelihara dengan baik. memiliki
prasarana, yang belum tersedia yaitu tempat kartu inventaris ruangan. Di SDN 021
cuci tangan di setiap depan kelas dengan air Tarakan Ruang kelas yang dimiliki sekolah
yang mengalir, ada beberapa sarana dan belum memenuhi ketentuan karena masih
prasarana yang tidak dimiliki SDN 013 ada 2 rombel kelas yang bergantian yaitu
Tarakan yaitu ruang laboratorium dan dan kelas II dengan kelas I. Masih kekurangan
tempat cuci tangan di setiap depan kelas siswa dan ada mutasi dua orang, serta
dengan air yang mengalir hanya beberapa mengadakan anggaran untuk meja dan kursi
tempat cuci tangan yang tersedia. untuk siswa mutasi. Sekolah belum memiliki
Sedangkan di SDN 021 Tarakan Bangunan perabot lengkap namun dalam kondisi baik,
sekolah juga dilengkapi ventilasi udara dan ventilasi dan pencahayaan ruang memadai
ventilasi pencahayaan yang sangat serta kondisi ruang bersih, rapi, terawat
memadai. Bangunan sekolah memiliki dengan baik. Untuk kartu inventaris ruangan
instalasi listrik yang mempunyai daya 3500 sebelumnya ada, namun tercecer oleh guru.
watt. Namun, Sekolah SDN 021 Tarakan

Jurnal Pendidikan Indonesia | 140


P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol. 5, No.2, Oktober 2016

Sekolah memiliki ruang guru sesuai yaitu ruang perpustakaan berfungsi sebagai
dengan ketentuan yaitu ukuran ruang tempat kegiatan siswa dan guru
minimal 56 m² di sdn 028 Tarakan. memperoleh informasi dari berbagai jenis
perabot/meubelair lengkap dan dalam bahan pustaka dengan membaca,
kondisi baik. ventilasi dan pencahayaan mengamati, dan/atau mendengar, luas
ruang memadai. kondisi ruang bersih, rapi minimum ruang perpustakaan sama dengan
dan terawa/terpelihara dengan baik. tidak luas satu ruang kelas yaitu minimal 56 m² (7
memiliki kartu inventaris ruangan. SDN 013 m x 8 m), lebar minimum ruang
Tarakan memiliki ruang guru sesuai dengan perpustakaan adalah 5 m, ruang
ketentuan yaitu ukuran ruang minimal 56 m² perpustakaan dilengkapi jendela untuk
di sdn 013 Tarakan ruang guru memiliki memberi pencahayaan yang memadai untuk
ukuran 78 m² sehingga memenuhi membaca buku, ruang perpustakaan
ketentuan. perabot/meubelair lengkap dan terletak di bagian sekolah yang mudah
dalam kondisi baik. ventilasi dan dicapai. Ruang perpustakaan sekolah
pencahayaan ruang memadai. kondisi ruang dilengkapi sarana berikut yaitu buku teks
bersih, rapi dan terawa/terpelihara dengan pelajaran, buku panduan pendidik, buku
baik. memiliki kartu inventaris ruangan. pengayaan, buku referensi, sumber belajar
Sedangkan SDN 021 Tarakan memiliki lain , perabot: rak buku, memiliki perabot:
ruang guru yang memenuhi ukuran rak majalah rak surat kabar, perabot: meja
ketentuan yang ada, namun perabot belum baca, kursi kerja, meja kerja/sirkulasi,
lengkap, ventilasi dan pencahayaan ruang perabot, lemari, dan meja multimedia,
memadai, kondisi ruang bersih, rapi, dan perlengkapan: buku inventaris, buku
terwat dengan baik, namun belum memiliki peminjaman, buku kunjungan, buku lainnya,
kartu inventaris ruangan. perlengkapan: tempat sampah, kotak
SDN 028 Tarakan memiliki ruang kontak, jam dinding, tidak memiliki media
kepala sekolah sesuai dengan ketentuan pendidikan: peralatan multimedia (TV, VCD,
ukuran ruang minimal 21 m² namun ruang tape recorder, radio, dll).
kepala sekolah kurang dari 21 m² sehingga Persyaratan pemanfaatan
belum memnuhi ketentuan. perpustakaan sebagai sumber belajar untuk
perabot/meubelair lengkap dan dalam SDN 028 Tarakan sudah memenuhi
kondisi baik. ventilasi dan pencahayaan persyaratan seperti ada jadwal
ruang memadai. kondisi ruang kepala pemanfaatan, dimanfaatkan oleh kepala
sekolah terawat/terpelihara dengan baik. sekolah, dimanfaatkan oleh guru,
tidak memiliki kartu inventaris ruangan. dimanfaatkan oleh siswa, dimanfaatkan oleh
Sedangkan SDN 013 Tarakan memiliki tenaga kependidikan. Di SDN 013 Tarakan
ruang kepala sekolah sesuai dengan sekolah memiliki ruang perpustakaan sesuai
ketentuan ukuran ruang minimal 21 m² dengan persyaratan yaitu ruang
namun ruang kepala sekolah hanya 20 m² perpustakaan berfungsi sebagai tempat
sehingga belum memenuhi ketentuan, kegiatan siswa dan guru memperoleh
perabot/meubelair lengkap dan dalam informasi dari berbagai jenis bahan pustaka
kondisi baik. Ventilasi tidak ada karena dengan membaca, mengamati, dan/atau
menggunakan AC dan pencahayaan ruang mendengar, luas minimum ruang
memadai. kondisi ruang kepala sekolah perpustakaan sama dengan luas satu ruang
terawat/terpelihara dengan baik. memiliki kelas yaitu minimal 56 m² (7 m x 8 m), lebar
kartu inventaris ruangan. SDN 021 Tarakan minimum ruang perpustakaan adalah 5 m,
juga memiliki ruang kepala sekolah yang ruang perpustakaan dilengkapi jendela
ukurannya sesuai dengan ketentuan, namun untuk memberi pencahayaan yang memadai
perabot belum lengkap karena belum ada untuk membaca buku, ruang perpustakaan
brankas, ventilasi dan pencahayaan ruang terletak di bagian sekolah yang mudah
memadai kondisi ruang kepala sekolah dicapai. Ruang perpustakaan sekolah
terawat/terpelihara dengan baik, namun dilengkapi sarana berikut yaitu buku teks
belum memiliki kartu inventaris ruangan. pelajaran, buku panduan pendidik, buku
SDN 028 Tarakan memiliki ruang pengayaan, buku referensi, sumber belajar
perpustakaan sesuai dengan persyaratan lain , perabot: rak buku, perabot: meja baca,

Jurnal Pendidikan Indonesia | 141


P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol. 5, No.2, Oktober 2016

kursi kerja, meja kerja/sirkulasi, perabot:, 021 Tarakan ruang perpustakaan dilengkapi
lemari, dan meja multimedia, perlengkapan: 6 macam persyaratan yaitu buku teks
buku inventaris, buku peminjaman, buku pelajaran, perabot: rak buku, perabot: meja
kunjungan, buku lainnya, perlengkapan: baca, kursi baca, kursi kerja, meja
tempat sampah, kotak kontak, jam dinding kerja/sirkulasi, lemari, untuk empat
namun tidak memiliki perabot: rak majalah persyaratan lainnya belum terpenuhi yaitu
rak surat kabar, tidak memiliki media buku panduan pendidik, buku pengayaan,
pendidikan: peralatan multimedia (TV, VCD, buku referensi, sumber belajar lain, rak
tape recorder, radio, dll). Persyaratan majalah dan rak surat kabar, lemari katalog,
pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber papan pengumuman, meja multimedia, dan
belajar untuk SDN 013 Tarakan sudah peralatan multimedia. Persyaratan
memenuhi persyaratan seperti ada jadwal pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber
pemanfaatan, dimanfaatkan oleh kepala belajar di sekolah memenuhi persyaratan
sekolah, dimanfaatkan oleh guru, sebagai berikut yaitu ada jadwal
dimanfaatkan oleh siswa, dimanfaatkan oleh pemanfaatan, dimanfaatkan oleh kepala
tenaga kependidikan. Sedangkan di SDN sekolah, dimanfaatkan oleh guru,
021 Tarakan Sekolah memiliki ruang dimanfaatkan oleh siswa, dan dimanfaatkan
perpustakaan dan telah memenuhi oleh tenaga kependidikan.
persyaratan sebagai berikut ruang Persyaratan ruang ibadah di SDN
perpustakaan berfungsi sebagai tempat 028 Tarakan meliputi: memiliki
kegiatan siswa dan guru memperoleh perlengkapan ibadah, memiliki tempat
informasi dari berbagai jenis bahan pustaka berwudlu, memiliki ventilasi dan penerangan
dengan membaca, mengamati, dan/atau , tidak memiliki kartu inventaris ruangan,
mendengar, luas minimum ruang kondisi ruang ibadah besih, rapi, dan
perpustakaan sama dengan luas satu ruang terawat. Sekolah memiliki tempat ibadah
kelas yaitu minimal 56 m² (7 m x 8 m), lebar yang dimanfaatkan dan memenuhi
minimum ruang perpustakaan adalah 5 m. persyaratan sebagai berikut yaitu digunakan
ruang perpustakaan dilengkapi jendela untuk pelaksanaan ibadah. jika
untuk memberi pencahayaan yang memadai dimanfaatkan untuk perayaan hari besar
untuk membaca buku dan ruang keagamaan tidak mungkin karena jumlah
perpustakaan terletak di bagian sekolah masyarakat sekolah lebih banyak sehingga
yang mudah dicapai. tidak bisa digunakan untuk acara hari besar.
Persyaratan ruang UKS di SDN 028 dimanfaatkan oleh warga sekolah dan atau
Tarakan meliputi: tersedia tempat tidur , masyarakat. pemanfaatan ruang optimal
tersedia alat-alat kesehatan , tersedia kotak karena ukurannya memadai digunakan oleh
obat-obatan dan isinya, tersedia tempat cuci penggunanya. Sedangkan Persyaratan
tangan/wastafel, tersedia ruang ibadah di SDN 013 Tarakan
poster/pamflet/leaflet info tentang meliputi:memiliki perlengkapan ibadah,
kesehatan, ada program kerja UKS, ada tim memiliki tempat berwudlu, memiliki ventilasi
pelaksana UKS, ada kartu inventaris dan penerangan , memiliki kartu inventaris
ruangan manual, buku catatan hasil ruangan, kondisi ruang ibadah besih, rapi,
kegiatan UKS, buku rujukan berobat ke dan terawat. Sekolah memiliki tempat
puskesmas, kondisi ruang uks bersih dan ibadah yang dimanfaatkan dan memenuhi
terawat baik. Sedangkan Persyaratan ruang persyaratan sebagai berikut yaitu digunakan
UKS di SDN 013 Tarakan meliputi: tersedia untuk pelaksanaan ibadah. jika
tempat tidur , tersedia alat-alat kesehatan , dimanfaatkan untuk perayaan hari besar
tersedia kotak obat-obatan dan isinya, keagamaan tidak mungkin karena jumlah
tersedia tempat cuci tangan/wastafel, masyarakat sekolah lebih banyak sehingga
tersedia poster/pamflet/leaflet/info tentang tidak bisa digunakan untuk acara hari besar.
kesehatan, ada program kerja UKS, ada tim dimanfaatkan oleh warga sekolah dan atau
pelaksana UKS, ada kartu inventaris masyarakat. pemanfaatan ruang optimal
ruangan, buku catatan hasil kegiatan UKS, karena ukurannya memadai digunakan oleh
buku rujukan berobat ke puskesmas, kondisi penggunanya. Begitupun di SDN 021
ruang uks bersih dan terawat baik. Di SDN Tarakan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di

Jurnal Pendidikan Indonesia | 142


P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol. 5, No.2, Oktober 2016

sekolah ini meliputi tersedianya tempat tidur, air mengalir, luas halaman memadai untuk
tersedia alat-alat kesehatan, tersedia kotak digunakan semua siswa. Sekolah memiliki
obat-obatan dan isinya, tersedia halaman dan dimanfaatkan untuk kegiatan:
poster/pamflet/leaflet/info, ada program pelaksanaan upacara, latihan olahraga,
kerja UKS, ada tim pelaksana UKStentang sarana bermain siswa dan kegiatan
kesehatan, buku catatan hasil kegiatan ekstrakurikuler. Sedangkan di SDN 021
UKS, buku rujukan berobat ke puskesmas, memiliki halaman yang kondisinya bersih
kondisi ruang uks bersih dan terawat baik. dan terawat, ada tanaman pelindung, ada
Yang belum terpenuhi yaitu adanya kartu taman sekolah, ada tempat cuci tangan
inventaris ruangan dan belum ada wastafel. dengan air mengalir, luas halaman memadai
Toilet di SDN 028 Tarakan untuk digunakan semua siswa. Namun
memenuhi persyaratan yaitu :ketersediaan belum memiliki tempat sampah organik dan
air bersih, tolilet bersih, dan tidak berbau, anorganik.Sekolah memiliki halaman dan
rasio minimal 1 toilet: 32 siswa, tersedia dimanfaatkan untuk kegiatan pelaksanaan
toilet siswa terpisah antara laki-laki dan upacara, latihan olahraga, sarana bermain
perempuan, tersedia toilet guru terpisah siswa, dan kegiatan ekstrakurikuler.
antara laki-laki dan perempuan, tersedia SDN 028 Tarakan memiliki ruang
kelengkapan toilet (gayung, sabun, tempat laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
sampah). Sedangkan toilet di SDN 013 memenuhi persyaratan yaitu laboratorium
Tarakan memenuhi persyaratan yaitu: IPA dapat memanfaatkan ruang kelas,
ketersediaan air bersih, tolilet bersih, dan sarana laboratorium ipa berfungsi sebagai
tidak berbau namun ada beberapa toilet alat bantu yang mendukung kegiatan dalam
yang berbau , rasio minimal 1 toilet: 32 bentuk percobaan, didalam lab IPA ada
siswa, tersedia toilet siswa terpisah antara almari, model kerangka manusia dan atau
laki-laki dan perempuan, tersedia toilet guru model tubuh manusia lalu ada globe, ada
terpisah antara laki-laki dan perempuan, model tata surya, kaca pembesar, cermin
tersedia kelengkapan toilet (gayung, sabun, datar, cermin cembung, dan cermin cekung,
tempat sampah). Begitupun SDN 021 ada lensa datar, cembung, dan lensa
memiliki toilet yang memenuhi persyaratan cekung, magnet batang, dan tidak ada
sebagi berikut ketersediaan air bersih, tolilet poster. Sedangkan SDN 013 dan 021
bersih, dan tidak berbau, rasio minimal 1 Tarakan belum memiliki ruang laboratorium
toilet: 32 siswa, tersedia toilet siswa terpisah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tetapi untuk
antara laki-laki dan perempuan, tersedia SDN 013 Tarakan memiliki beberapa
toilet guru terpisah antara laki-laki dan sarana IPA seperti KIT dan torso yang
perempuan. Namun yang belum terpenuhi disimpan diruang keterampilan.
yaitu kelengkapan toilet seperti tissu, Di SDN 028, 013 dan 021 Tarakan
gayung, sabun, cermin, penampung air. mengadakan alat peraga/praktik untuk
Halaman sekolah di SDN 028 pembelajaran dengan ketentuan: sebagian
Tarakan telah memenuhi persyaratan besar dibuat oleh siswa/guru , alat yang
meliputi: kondisi bersih dan terawat, ada dibuat berasal dari bahan yang mudah
tanaman pelindung, ada taman sekolah, ada diperoleh, dan murah harganya, alat peraga
tempat sampah organik dan anorganik , ada yang dibeli sesuai dengan kebutuhan.
tempat cuci tangan dengan air mengalir, SDN 028 Tarakan memanfaatkan
luas halaman memadai untuk digunakan kebun sekolah sebagai sumber belajar,
semua siswa. Sekolah memiliki halaman kebun sekolah ditanami berbagai macam
dan dimanfaatkan untuk kegiatan: tanaman apotek hidup, kebun sekolah
pelaksanaan upacara, latihan olahraga, ditanami berbagai macam tanaman
sarana bermain siswa dan kegiatan holikultura (sayur mayur), kebun sekolah
ekstrakurikuler. Begitupun halaman sekolah digunakan sebagai sarana praktik dalam
di SDN 013 Tarakan telah memenuhi kebun sekolah bersih dan terawat.
persyaratan meliputi: kondisi bersih dan Begitupun SDN 021 Tarakan memanfaatkan
terawat, ada tanaman pelindung, ada taman kebun sekolah sebagai sumber belajar,
sekolah, ada tempat sampah organik dan kebun sekolah ditanami berbagai macam
anorganik , ada tempat cuci tangan dengan tanaman apotik hidup, kebun sekolah

Jurnal Pendidikan Indonesia | 143


P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol. 5, No.2, Oktober 2016

ditanami berbagai macam tanaman penghubung antar ruang dalam bangunan


holtikultura (sayur mayur), kebun sekolah sekolah , ruang sirkulasi horizontal beratap,
digunakan sebagai sarana paktik dalam dan mendapat pencahayaan serta
kebun sekolah bersih dan terawat. Namun penghawaan yang cukup, ruang sirkulasi
pemanfaatan kebun sekolah sebagai horizontal berfungsi sebagai tempat
sumber belajar belum maksimal diterapkan. berlangsungnya kegiatan bermain dan
Sedangkan SDN 013 Tarakan belum interaksi sosial siswa di luar jam pelajaran,
memanfaatkan kebun sekolah , sebagai ruang sirkulasi horizontal berfungsi sebagai
sumber belajar, kebun sekolah belum tempat berlindung pada saat hujan ketika
ditanami berbagai macam tanaman apotik tidak memungkinkan kegiatan-kegiatan
hidup, kebun sekolah belum ditanami tersebut berlangsung di dalam kelas atau di
berbagai macam tanaman holtikultura (sayur halaman sekolah., ruang sirkulasi horizontal
mayur) tetapi sdn 013 memiliki kebun luas minimum adalah 30% dari luas total
hidroponik yang ditanami sayur sawi. seluruh ruang pada bangunan, lebar
Gudang di SDN 028 dan 013 minimum adalah 3-4 m, dan tinggi minimum
Tarakan memenuhi persyaratan seperti 2,5m.
gudang berfungsi sebagai tempat Tempat bermain/berolahraga di
menyimpan peralatan pembelajaran di luar sekolah memenuhi persyaratan yaitu:
kelas, gudang berfungsi sebagai tempat tempat bermain/berolahraga berfungsi
menyimpan sementara peralatan sekolah sebagai area bermain, berolahraga,
yang tidak/belum berfungsi, gudang tidak pendidikan jasmani, upacara, dan kegiatan
berfungsi sebagai tempat menyimpan arsip ekstrakurikuler. luas tempat
2
sekolah yang telah berusia lebih dari 5 bermain/berolahraga adalah 312 m
tahun, melainkan gudang digunakan kurang/tidak memenuhi kriteria, dan rasio
sebagai ruang penyimpanan alat olahraga. minimium luas lapangan/ berolahraga
Luas gudang di sdn 028 tarakan adalah 12 2
m2 ,sedangkan luas gudang di sdn 013 adalah 1 m /siswa sehingga tidak memenuhi
tarakan adalah 21 m2 , gudang dapat ketentuan untuk rasio minimum luas lahan.
dikunci, ada almari yang memadai untuk Di dalam luasan tersebut terdapat tempat
menyimpan alat-alat dan arsip berharga , berolahraga berukuran minimum 20m x 15m
almari dalam kondisi baik, kuat, stabil, dan yang memiliki permukaan datar, drainase
aman, ada rak yang memadai untuk baik, dan tidak terdapat pohon, saluran air,
menyimpan peralatan olahraga , rak dalam serta benda-benda lain yang mengganggu
kondisi baik, kuat, stabil, dan aman. kegiatan berolahraga. sebagian dari tempat
Begitupun Gudang di SDN 021 Tarakan bermain ditanami pohon penghijauan
memenuhi persyaratan sebagai berikut yaitu disekitar lapangan atau di tepi lapangan,
gudang berfungsi sebagai tempat diletakkan di tempat yang paling sedikit
menyimpan peralatan pembelajaran di luar mengganggu proses pembelajaran di kelas,
kelas, gudang berfungsi sebagai tempat tidak digunakan untuk tempat parkir.
menyimpan sementara peralatan sekolah Sedangkan SDN 013 dan 021 Tempat
yang tidak/belum berfungsi, gudang bermain/berolahraga di sekolah memenuhi
berfungsi sebagai tempat menyimpan arsip persyaratan yaitu: tempat
sekolah yang telah berusia lebih dari 5 bermain/berolahraga berfungsi sebagai area
2 bermain, berolahraga, pendidikan jasmani,
tahun, luas gudang minimum 18 m , gudang upacara, dan kegiatan ekstrakurikuler. rasio
dapat dikunci, almari dalam kondisi baik, minimum luas tempat bermain/berolahraga
kuat, stabil, dan aman, namun rak yang 2
memadai untuk menyimpan peralatan adalah 3m /siswa. jika banyak siswa kurang
olahraga, kesenian, dan keterampilan, dari 180 orang, maka luas minimum tempat
2
sertaada kartu inventaris ruangan namun bermain/berolahraga adalah 540m , tetapi
belum ada almari yang memadai. luas lapangan disdn 013 tarakan adalah 504
Ruang sirkulasi di SDN 028, 013 dan m2 dan rasio minimium luas lapangan/
2
021 Tarakan meliputi ruang sirkulasi berolahraga adalah 1 m /siswa sehingga
horizontal berfungsi sebagai tempat tidak memenuhi ketentuan untuk rasio

Jurnal Pendidikan Indonesia | 144


P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol. 5, No.2, Oktober 2016

minimum luas lahan. Di dalam luasan perbedaan yang sangat signifikan yaitu
tersebut terdapat tempat berolahraga terletak pada tersedianya sarana dan
berukuran minimum 20m x 15m yang prasarana di masing-masing sekolah.
memiliki permukaan datar, drainase baik, Kesesuain sarana prasarana sekolah dasar
dan tidak terdapat pohon, saluran air, serta mengacu permen no 24 Tahun 2007
benda-benda lain yang mengganggu sebesar 80,9% untuk SD 028 Tarakan
kegiatan berolahraga. sebagian dari tempat (Akreditasi A), 78,7% untuk SDN 013
bermain ditanami pohon penghijauan Tarakan (Akreditasi B) dan 55,3% untuk
disekitar lapangan atau di tepi lapangan, SDN 021 Tarakan (Akreditasi C).
diletakkan di tempat yang paling sedikit Pengelolaan sarana prasarana diteliti oleh
mengganggu proses pembelajaran di kelas, Rosivia (2014) di SMPN 10 Padang. Sarana
tidak digunakan untuk tempat parkir. prasarana yang baik di sekolah dapat
SDN 028 Tarakan mengadakan membuat kinerja guru mejadi lebih baik.
buku-buku kegiatan manajemen sarana dan Seperti yang diungkapkan Gagarin (2010)
prasarana yang terdiri atas: Buku Ekspedisi, yang menyimpulkan bahwa terdapat
Buku Administrasi Perpustakaan, buku pengaruh positif dan signifikan Sarana dan
statistik, papan Struktur Organisasi Prasarana Sekolah terhadap Kinerja Guru di
Sekolah, Buku Agenda Rapat, Buku Notulen Kabupaten Alor, NTT yang artinya semakin
Rapat, Buku Inventaris Sarana dan baik Sarana dan Prasarana Sekolah maka
Prasarana, Buku Laporan Prasarana akan menghasilkan Kinerja Guru yang
Sekolah, Buku Laporan Sarana tinggi. Selain berimbas pada kinerja guru,
Sekolah/Barang Inventaris Sekolah, Buku sarana prasarana yang baik juga dapat
Pemeriksaan Sarana dan Prasarana. membuat motivasi meningkat, hal ini senada
Sedangkan SDN 013 Tarakan Sekolah dengan. Hal senada juga diungkapkan
mengadakan buku-buku kegiatan Fajriana (2014) yang menyatakan bahwa
manajemen sarana dan prasarana yang sarana prasarana sekolah memiliki efek
terdiri atas: Buku Ekspedisi, Buku yang signifikan terhadap prestasi belajar.
Administrasi Perpustakaan, Struktur
Organisasi Sekolah, Deskripsi Tugas SIMPULAN DAN SARAN
Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Buku Berdasarkan hasil observasi yang
Agenda Rapat, Buku Notulen Rapat, Buku dilakukan pada tiga SD yaitu, SDN 028
Inventaris Sarana dan Prasarana, Buku Tarakan Terakreditasi A, SDN 013 Tarakan
Laporan Prasarana Sekolah, Buku Laporan Terakreditasi B serta SDN 021 Tarakan
Sarana Sekolah/Barang Inventaris Sekolah, Terakreditasi C dapat disimpulkan bahwa
Buku Pemeriksaan Sarana dan Prasarana. terdapat perbedaan yang sangat signifikan
Begitupun SDN 021 mengadakan buku- yaitu terletak pada tersedianya sarana dan
buku kegiatan manajemen sarana dan prasarana di masing-masing sekolah.
prasarana yang terdiri atas 13 buku yaitu Kesesuain sarana prasarana sekolah dasar
Daftar Usul Pengadaan Barang, Buku mengacu permen no 24 Tahun 2007
Pengumuman, Buku Administrasi sebesar 80,9% untuk SD 028 Tarakan
Perpustakaan, Struktur Organisasi Sekolah, (Akreditasi A), 78,7% untuk SDN 013
Deskripsi Tugas Pendidik dan Tenaga Tarakan (Akreditasi B) dan 55,3% untuk
Kependidikan, Buku Statistik Sekolah, Buku SDN 021 Tarakan (Akreditasi C).
Agenda Rapat, Buku Notulen Rapat, Buku
Inventaris Sarana dan Prasarana, Buku
Laporan Prasarana Sekolah, Buku Laporan DAFTAR PUSTAKA
Sarana Sekolah/Barang Inventaris Sekolah, Amirin, Tatang M. 2011. “Pengertian sarana
Buku Pemeriksaan Sarana dan Prasarana, dan prasarana pendidikan.”
namun yang belum ada yaitu buku tatangmanguny.wordpress.com
administrasi laboratorium, buku statistik Anisawati, D. (2011, December 9).
sekolah, dan buku laporan penghapusan Hubungan Kondisi Dan Penggunaan
prasarana dan sarana sekolah. Sarana Dan Prasarana Pendidikan
Berdasarkan paparan tersebut, Dengan Keefektifan Pembelajaran Di
dapat disimpulkan bahwa terdapat Smk Negeri Se-Kabupaten

Jurnal Pendidikan Indonesia | 145


P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol. 5, No.2, Oktober 2016

Tulungagung. Skripsi Jurusan Mulyasa, E. (2004). Manajemen berbasis


Administrasi Pendidikan - Fakultas sekolah: Konsep, strategi, dan
Ilmu Pendidikan UM. Retrieved from implementasi. Bandung: Remaja
http://karya- Rosdakarya.
ilmiah.um.ac.id/index.php/ASP/article/ Musa, M.F.,& Zarita, A. (2012). Higher
view/15168 education physical assets and
Bianti, H, dkk. 2012. Pengaruh sarana facilities. Journal of Procedia - Social
prasarana dan cara belajar siswa and Behavioral Sciences, 50, 472 –
Terhadap prestasi belajar 478.
siswa.ejournal.unesa.ac.id/article/839 Nelasari. 2012 Pengaruh Sarana Prasarana
1/99/article.pdf (diakses pada 15 Pendidikan dan Motivasi Belajar
November 2016) Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa.
Bsnp-Indonesia, tanpa tahun.Standar Jurnal Ilmu Kebidanan Indonesia.
sarana dan prasarana.www.bsnp- Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
indonesia.org. Diakses tanggal 19 Republik Indonesia No. 4 Tahun 2007
September 2016. tentang Standar Sarana dan
Darmawan, B. (2014). Manajemen Sarana Prasarana untuk Sekolah
dan Prasarana Dalam Meningkatkan Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI),
Kualitas Pendidikan. Jurnal Pelopor Sekolah Menengah
Pendidikan, 6(2), 93–102. Retrieved Pertama/Madrasah Tsanawiyah
from (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah
http://www.stkippgrismp.ac.id/jurnal- Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA).
pelopor-pendidikan-4/ Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Fajriana, D.E. 2014. Pengaruh kualitas No. 19 Tahun 2005 tentang Standar
input, kompetensi guru, Sarana Nasional Pendidikan
prasarana sekolah dan motivasi Rosivia. 2014. Peningkatan pengelolaan
belajar Terhadap prestasi belajar sarana prasarana pendidikan di smp
siswa sman Pada mata pelajaran negeri 10 padang. Jurnal administrasi
ekonomi tahun ajaran 2009/ 2010 di pendidikan Volume 2 Nomor 1, Juni
situbondo. Jurnal pedagogy vol. 01 no. 2014 Halaman 661 ‐ 831
01 tahun 2014. ISSN 2354-6948 Sanjaya, W. (2008). Strategi pembelajaran
Gunawan, Ary H. 1996. Administrasi berorientasi standar proses
Sekolah “Administrasi Pendidikan pendidikan. Jakarta: Kencana
Mikro” Jakarta : Rineka Cipta Prenada Media.
Handayani, N. 2016. Dampak penerapan Santosa, Joko. 2011. Hubungan Manajemen
manajemen sarana Prasarana di Sarana dan Prasarana Sekolah,
daerah pesisir SDN 016 Tarakan. Dampak Sertifikasi Guru,Iklim
Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Sekolah, Dan Motivasi Berprestasi
Ibrahim, B. (2004). Manajemen Guru dengan Kinerja Guru pada SMK
perlengkapan sekolah: Teori dan Negeri di Malang Raya. Disertasi.
aplikasinya. Jakarta: Bumi Aksara. Susanto, R., & Sudira, P. (2016). Evaluasi
Lunenburg, F.C. (2010). School facilities Sarana Dan Prasarana Praktik Teknik
management. National Forum Of Komputer Dan Jaringan Di Smk
Educational Administration & Kabupaten Sukoharjo. Jurnal
Supervision Journal. 27, 1-7. Pendidikan Vokasi, 6(1), 54–65.
Megasari, R. (2014). Peningkatan Https://Doi.Org/10.21831/Jpv.V6i1.81
Pengelolaan Sarana Dan Prasarana 15
Pendidikan Untuk Meningkatan Timilehin, E.H. (2012). School facilities as
Kualitas Pembelajaran di SMPN 5 correlates of students’ achievement
Bukittinggi. Administrasi Pendidikan, in the affective and psychomotor
2, 1–13. domains of learning. European
Scientific Journal, 8, 208-215.

Jurnal Pendidikan Indonesia | 146

Anda mungkin juga menyukai