Anda di halaman 1dari 30

Kelompok 10

TIPE-TIPE DESAIN
PENELITIAN

Dosen Pengampu
Dwi Sulistyaningsih, S.Si, M.Pd.
Kelompok 10

01. 02.
Fatih Trimutia Yunita Rizki Maharani
B2B022001 B2B022015

03.
Minatul Ulum
B2B022033
01.
TIPE-TIPE DESAIN
PENELITIAN
1. Causal Compertive Research
Penelitian causal comparative merupakan salah
satu wujud penelitian yang berpendekatan
kuantitatif, dan tergolong penelitian inferensial.
Penelitian causal comparative selalu berbasis
data kuantitatif, dengan menggunakan teknik
analisis statistik lanjut. Berdasar tujuannya,
penelitian causal comparative dapat berupa
menguji perbandingan atau dapat pula untuk
menguji pengaruh suatu variabel terhadap
variabel yang lain.
 TEKNIK ANALISIS PENELITIAN CAUSAL COMPARATIVE

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian


causal comparative tergantung dari rumusan
tujuannya. Jika tujuan penelitiannya untuk menguji
perbedaan maka teknik analisisnya berupa uji beda.
Sedangkan jika tujuan untuk menguji pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat, maka teknik
analisis berupa regresi.
2. Riset Exprimental
Desain eksperimental ini diterapkan pada peneliti yang melakukan
penelitian eksperimental. Menurut Arifin (2009), penelitian eksperimental
merupakan penelitian yang di dalamnya melibatkan manipulasi terhadap
kondisi subjek yang diteliti serta adanya upaya kontrol yang ketat terhadap
berbagai faktor luar yang melibatkan subjek pembanding.
Desain penelitian eksperimental dijadikan sebuah metode ilmiah yang
sistematis dan dilakukan untuk membangun hubungan yang melibatkan
fenomena sebab-akibat. Selain itu, desain penelitian eksperimental ini juga
ditentukan oleh bagaimana cara peneliti dapat mengatur subjek ke dalam
kondisi dan juga kelompok yang berbeda.
Oleh sebab itu, desain pada penelitian eksperimental ini dibagi lagi menjadi
tiga kelompok.
a. Desain Penelitian Pre-Eksperimental
Desain penelitian pre-eksperimental baik dari satu atau berbagai kelompok variabel
terikat diamati untuk dapat mengetahui ada atau tidaknya pengaruh dari suatu
aplikasi dari variabel bebas yang sebelumnya dianggap dapat atau menyebabkan
perubahan. Sehingga desain ini menjadi desain penelitian eksperimental yang
paling sederhana dan tidak memiliki kelompok kontrol.
Desain penelitian pre-eksperimental ini dibagi lagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1. One-shot Case Study Research Design. Hanya ada satu kelompok variabel terikat
yang dipertimbangkan dan dilakukan setelah memberi perlakukan yang dianggap
menimbulkan perubahan.
2. One-group Pretest-posttest Research Design. Mengkombinasikan posttest dan
pretest study dengan mengadakan suatu tes pada satu kelompok sebelum diberi
perlakuan dan setelah diberi perlakukan.
3. Static-group Comparison. Ada 2 lebih atau kelompok diberikan pengawasan dan
hanya ada satu kelompok yang diberikan perlakuan, sementara kelompok lainnya
dibiarkan statis.
b. True Experimental Research Design
Penelitian ini bergantung terhadap bagaimana analisis statistik untuk menerima atau
menolak suatu hipotesis. True experimental research design menjadi desain
penelitian eksperimen yang paling akurat dan juga dapat dilakukan dengan atau
tanpa pretest pada paling tidak 2 kelompok subjek variabel terikat yang dipilih
secara acak.
Penelitian ini harus memiliki kelompok kontrol dan juga variabel yang dapat
dimanipulasi oleh peneliti dan distribusinya harus secara acak. Ada pun di bawah
ini merupakan beberapa klasifikasi dari desain penelitian, yaitu:
1. The Posttest-only Control Group Design. Desain yang memilih subjek secara
acak dan kemudian dikelompokkan menjadi 2 kelompok, namun hanya kelompok
eksperimental yang diberi perlakuan.
2. The Pretest-posttest Control Group Design. Subjek dipilih dan dibagi menjadi 2
kelompok secara acak dan dua kelompok diberikan pretest, tetapi hanya ada satu
kelompok yang diberi perlakuan.
3. Solomon Four-group Design. Kombinasi dari pretest-only dan pretest-posttest
control group yang subjeknya dipilih secara acak dan dibagi menjadi 4 kelompok.
c. Desain Penelitian Quasi-Eksperimental
Penelitian quasi-eksperimental ini memiliki kemiripan dengan
true experimental research. Akan tetapi, pada quasi-
eksperimen ini, partisipan tidak dipilih secara acak, sehingga
desain penelitian ini digunakan pada kondisi yang random
atau sulit bahkan tidak mungkin dilakukan.
Nah, makanya disini penting untuk mendalami mengenai
penelitian terdahulu. Apa itu? pahami dalam artikel Membuat
Penelitian Terdahulu.
 Langkah Penelitian Eksperimen
langkah-langkah dalam penelitian eksperimen yang
perlu ditekankan adalah sebagai berikut :
1. Adanya permasalahan yang signifikan untuk diteliti.
2. Pemilihan subjek yang cukup untuk dibagi dalam
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
3. Pembuatan atau pengembangan instrumen.
4. Pemilihan desain penelitian.
5. Eksekusi prosedur.
6. Melakukan analisis data.
7. Memformulasikan simpulan.
3. Penelitian Studi Kasus
Desain penelitian ini paling sesuai untuk metode
penelitian yaitu fase penyelidikan atau studi kasus
karena mengutamakan survei dan proses historis
sebagai jalan untuk menjelaskan sebab dan
kausalitas.
Meski begitu, metode ini hanya merupakan persiapan
metode penelitian dan tidak dapat digunakan untuk
menggambarkan atau menguji suatu masalah.
Jenis Studi Kasus
Setelah membaca mengenai beberapa pengertian studi kasus dari para ahli, tentunya kamu lebih
memahami maknanya. Selain pengertian, ada baiknya kamu juga memahami jenis-jenis dari
studi kasus. Ada tiga jenis studi kasus yakni:
1. Intrinsik
Studi kasus jenis ini digunakan pada kasus yang akan dipelajari dengan mendalam. Dimana,
kasus tersebut memiliki sesuatu yang menarik dan mengandung minat intrinsik atau yang
biasa disebut sebagai intrinsic interest.
2. Instrumental
Studi kasus instrumental ditujukan untuk mempelajari suatu kasus yang mana hasilnya akan
digunakan untuk memperbaiki atau melengkapi suatu teori yang sudah ada. Selain untuk
menyempurnakan teori yang sudah ada, hasil penelitian studi kasus Instrumental juga dapat
digunakan untuk mencetuskan teori baru.
3. Kolektif
Jenis studi kasus ini digunakan ketika dalam penelitian, subjek yang diteliti terdiri dari beberapa
kolektif atau kelompok. Akan tetapi tidak hanya semata kelompok itu yang dipelajari.
Individu-individu di dalamnya juga akan tetap dipelajari secara mendalam. hal ini bertujuan
guna memperoleh karakter umum yang bervariasi. Baik itu dari kelompok maupun individu-
individu di dalamnya.
 Langkah Penelitian Eksperimen
1. Memilih tema atau kasus yang akan diteliti.
2. Referensi
3. Kerangka Penelitian
4. Data Primer dan Data Sekunder
5. Analisa Data
6. Validasi Data
7. Laporan Penelitian
4. Longitudinal Research
Desain penelitian ini menggunakan data dengan rentang waktu yang paling
panjang akan tetapi sifatnya tetap relatif. Meski demikian, diperlukan penekanan
terhadap riset longitudinal yang dilakukan pada ekstensi atau perpanjangan dari
survei yang dilakukan dan perpanjangannya sendiri bersifat periodik.
Sehingga desain ini dapat dipahami sebagai proses perpanjangan penelitian survei
yang sifatnya periodik dan dapat dilakukan survei dua kali tergantung rentang
waktu yang ditentukan dari awal menggunakan teknik pengumpulan data baik
kuesioner maupun interview terstruktur.
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam metode ini adalah melakukan survei
dengan kuesioner atau wawancara untuk mendapat identitas dan kemudian
dilakukan riset dengan variabel yang sudah disusun matang. Selanjutnya,
dilakukan riset dengan rentang waktu yang jelas, tetapi tidak ada ketentuan berapa
kali partisipan harus disurvei kembali.
Dan setelah dilakukan beberapa kali survei, maka terjadi perubahan karakteristik
yang kemudian menjadi fokus penelitian dalam desain penelitian longitudinal
Jenis Penelitian Longitudinal
• Panel Study (Studi Panel)
Dalam studi panel, penelitian menggunakan variabel yang sama, tetapi dilakukan pada
beberapa waktu yang berbeda atau jangka waktu yang lama. Sebagian besar studi ini
didesain untuk studi analisis kuantitatif, meski juga bisa digunakan untuk studi dengan
analisis kualitatif dengan data yang didapatkan.
• Time Series (Waktu Berlangsung)
Jenis studi ini menggunakan variabel yang berbeda-beda, tetapi dalam satu populasi yang
sama dan waktu penelitiannya berbeda pula.
• Cohort Study (Studi Kohort)
Studi Kohort dilakukan dengan variabel dari satu kelompok dengan kesamaan budaya, latar
belakang, atau pengalaman.
Studi ini membuat peneliti hanya mengamati variabel atau subjek, tanpa melakukan
intervensi.
• Studi Retrospektif
Dalam jenis ini, penelitian dilakukan dengan data yang sudah ada atau data sudah
dikumpulkan dalam penelitian sebelumnya. Artinya, penelitian menggunakan database
administrasi, atau dalam dunia media menggunakan rekam media yang sudah ada, dan hal
lain sebagainya.
Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Longitudinal
• Kelebihan
1. Validitas tinggi karena pengambilan data dilakukan berulang kali dalam jangka waktu yang
lama.
2. Data yang didapatkan unik, karena adanya perubahan seiring berjalannya waktu, tak hanya
dalam satu waktu saja.
3. Dapat mengidentifikasi tren yang sedang terjadi dan dapat memprediksi tren yang akan
terjadi pada masa mendatang.
4. Fleksibel, penelitian ini bisa dimulai dan diakhiri sesuai keinginan peneliti tak seperti desain
penelitian lainnya.
• Kekurangan
1. Waktu yang dibutuhkan mungkin lama, karena jika sebentar mungkin perubahan belum akan
terlihat.
2. Biaya juga lebih besar karena waktu yang dibutuhkan lebih lama, dengan tenaga dan pikiran
juga dibutuhkan lebih besar dan lama.
3. Ada kemungkinan tak terduga dari variabel yang mungkin meninggal dunia, pindah, undur
diri, dan menjadikan data bisa jadi kurang lengkap.
4. Jika ada variabel atau subjek yang hilang dari sampel penelitian, ini bisa membuat bias
terhadap sisa sampel yang ada dan hasil penelitian.
1. Macam-Macam Penelitian Etnografi Menurut Creswell
Creswell membedakan macam-macam penelitian etnografi menjadi 2 bentuk.
Berikut penjelasannya.
a. Etnografi realis
Etnografi realis menunjukkan kondisi objektif pada suatu kelompok budaya
yang dilaporkan dari sudut pandang orang ketiga. Peneliti akan
mendeskripsikan fakta secara rinci serta melaporkan apa yang diamati dan
didengar dari partisipan kelompok dengan tetap mempertahankan
objektivitasnya.
b. Etnografi kritis
Dewasa ini populer juga etnografi kritis. Pendekatan etnografi kritis ini
penelitian yang mencoba merespon isu-isu sosial yang sedang
berlangsung.misalnya dalam masalah gender/emansipasi, kekuasaan,
status quo, ketidaksamaan hak, pemerataan dsb.
2. Macam-Macam Penelitian Etnografi Menurut Gay, Mills, dan Airasian
Adapun ahli lain seperti Gay, Mills, dan Airasian juga mengidentifikasi macam-macam
penelitian. Mereka membedakan jenis etnografi menjadi 6 bentuk sebagai berikut.
a. Etnografi konvensional
Etnografi ini berisi laporan mengenai pengalaman pekerjaan lapangan yang dilakukan oleh
etnografer.
b. Autoetnografi
Etnografi ini merupakan refleksi dari seseorang mengenai konteks budayanya sendiri.
c. Mikroetnografi
Etnografi ini fokus kajiannya pada aspek khusus dari latar dan kelompok budaya.
d. Etnografi feminis
Etnografi yang berisi kajian tentang perempuan yang merasakan pengekangan terhadap
hak-haknya dalam praktik budaya.
e. Etnografi postmodern
Etnografi ini ditulis untuk menyatakan keprihatinan mengenai masalah sosial, khususnya
yang berkaitan dengan kelompok marginal.
g. Studi kasus etnografi
Etnografi yang menganalisis kasus dari seseorang, kejadian, kegiatan, tetapi dalam
perspektif budaya.
 Langkah-Langkah Penelitian Etnografi
Berikut langkah-langkah yang harus dilakukan dalam
penelitian etnografi:

1. Menetapkan proyek etnografi


2. Mempersiapkan pertanyaan
3. Mengumpulkan data penelitian
4. Membuat catatan
5. Menganalisis data
6. Menulis laporan
6. Historical Research
Penelitian sejarah ini merupakan riset yang berupaya
untuk mempelajari, memahami, dan juga menafsirkan
peristiwa dari masa lalu.

Dengan melakukan penelitian sejarah, maka tujuan


yang ingin dicapai adalah untuk mencapai wawasan
dan dapat menyimpulkan mengenai orang atau pelaku
dan juga bagaimana kejadian di masa lalu yang pernah
terjadi.
 kelebihan dari dilakukannya penelitian sejarah:
1. Penelitian ini tidak terlibat di dalam situasi yang
dipelajari.
2. Para peneliti tidak melakukan interaksi langsung
dengan subjek penelitian.
3. Analisis data historis yang diperoleh dapat
membantu menjelaskan bagaimana peristiwa
saat ini dan juga peristiwa di masa depan yang
akan terjadi.
7. Action Research
Action Research adalah kegiatan atau tindakan
perbaikan dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
dikerjakan secara tersusun sehingga validitas dan
reliabilitasnya mencapai tingkatan riset. Action Research
juga merupakan proses aksi yang didasarkan pada
refleksi; umpan balik (feedback), bukti (evidence), dan
ulasan dari aksi sebelumnya dengan situasi sekarang
(Gunawan,2007).
 TAHAPAN (Action Research)
Deskripsi tahapan Penelitian Tindakan yang paling
populer disampaikan oleh Susman and Evered
(1978), yakni bahwa sebuah Penelitian Tindakan
(Action Research) dilakukan dengan melakukan 5
Tahapan yang bersifat siklus iteratif, yakni:
1. Diagnosing
2. Action Planning
3. Action Taking
4. Evaluating
5. Specifying Learning
8. Survey Research

Penelitian Survei didefinisikan sebagai proses


melakukan penelitian dengan menggunakan
survei yang peneliti kirimkan kepada
responden survei. Data yang dikumpulkan
dari survei kemudian dianalisis secara
statistik untuk menarik kesimpulan penelitian
yang berarti.
 Metode Penelitian Survei
• Online/ Email: Penelitian survei online adalah salah
satu metode penelitian survei yang paling populer
saat ini. Biaya yang terlibat dalam penelitian survei
online sangat minim, dan tanggapan yang
dikumpulkan sangat akurat.
• Tatap muka: Peneliti melakukan wawancara
mendalam tatap muka dalam situasi di mana ada
masalah yang rumit untuk dipecahkan. Tingkat
respons untuk metode ini adalah yang tertinggi, tetapi
bisa mahal.
9. Correlation Research
Penelitian korelasional merupakan jenis penelitian
yang mencoba untuk menginvestigasikan atau
menemukan hubungan-hubungan yang mungkin
terjadi di antara variabel-variabel tanpa adanya
usaha untuk mempengaruhi variabel-variabel
tersebut.

Penelitian korelasional pada hakikatnya adalah


kuantitatif. Hal ini karena konstruk diukur dengan
menggunakan teknik-teknik yang menghasilkan
kesimpulan numerik atau berbentuk angka.
02.
CONTOH
IMPLEMENTASI
KASUS DALAM
PENILITIAN
Contoh Implementai Kasus Dalam Penelitian
Studi Kasus
(Case Study) adalah sebuah penelitian tentang sebuah
fenomena langsung di dalam konteks nya Tanpa kita
sebagai peneliti melakukan intervensi apapun.
Jadi metode Case Study adalah Lawan/Konversi dari
metode Eksprimen. Jadi di dalam Penelitian Case
Study, Peneliti tidak ingin menjadi bagian dari konteks
obyek penelitian, Peneliti memastikan Obyek Penelitian
tetap dalam konteks lingkungannya. Jadi dalam
Penelitian Case Study, Peneliti mendatangi Obyek
Penelitian (bukan membawa obyek penelitian ke
lingkungan Peneliti).
Þ CONTOH STUDI KASUS
Resiliensi Pada Penyintas Kasus Perdagangan Manusia
Yani (nama samaran) menjadi korban perdagangan manusia atau human trafficking pada tahun
2013 hingga 2018. Dalam rentang waktu lima tahun, ia mengalami banyak penyiksaan dari pelaku,
baik pelaku penyalur maupun pelaku transaksi, la mengalami banyak penyiksaan baik fisik, seksual
maupun psikis. Selama itu pula, ia kerap melakukan percobaan bunuh diri. la merasa malu, tidak
berharga, tidak bernilai dan berbagai emosi negatif lainnya. Tindakan yang ia lakukan berakhir
sebagai upaya untuk menyakiti dirinya. Semua itu dilakukan, lantaran ia menganggap hal tersebut
sebagai media pembebasan dirinya. Hingga pada akhir tahun 2018, Yani berhasil kabur dan
mencari pertolongan.Setelah itu, ia dibawa ke layanan pemulihan bagi para penyintas kasus
perdagangan manusia. Kondisinya saat itu sangat tidak baik. la kerap menangis histeris, hingga
beberapa kali melakukan percobaan bunuh diri. Akan tetapi, pada akhir tahun 2019, setelah satu
tahun melewati masa pemulihan, kondisi Yani jauh membaik. la nampak bisa bangkit dan perlahan
pulih menjadi dirinya sendiri. la mampu menghadapi fase hidup yang membuatnya berkali-kali
ingin mengakhiri hidupnya. Selama proses pemulihan sepanjang satu tahun, Yani menunjukkan
perubahan besar yang membuatnya bisa menerima apa yang sudah ia lalui. Hal ini jelas
menunjukkan bahwa Yani memiliki resiliensi setelah mengalami kasus perdagangan manusia.
THANKS

Anda mungkin juga menyukai