Anda di halaman 1dari 39

Desain Penelitian

Gajali Rahman
Desain Penelitian
Desain Penelitian adalah Model atau metode yang
digunakan peneliti untuk melakukan suatu penelitian
yang memberikan arah terhadap jalannya penelitan
Desain penelitian ditetapkan berdasarkan tujuan dan
hipotesis penelitian.
Tahapan menentukan desain penelitian
Tentukan apakah akan melakukan
intervensi/manipulasi pada subjek
penelitian

Menentukan akan menggunakan penelitian


eksperimen murni atau quasi eksperimen

Pada penelitian observasi, maka tentukan


analisa terhadap hubungan antara 2 variabel
atau lebih

Peneliti harus mempertimbangkan apakah


penelitian dimulai dengan meneliti variabel
independen pada sampel atau sebaliknya.
Desain Cross Sectional (Potong Lintang)
Adalah desain penelitian analitik yang bertujuan
untuk mengetahui hubungan antar variabel dimana
variabel independen dan variabel dependen
diidentifikasi pada satu satuan waktu.
Contoh penelitian tentang “Hubungan Motivasi
Perawat dengan Kualitas Asuhan pada Pasien ”.
Memiliki dua variabel yaitu motivasi perawat dan
pelaksanaan asuhan keperawatan, diambil datanya
pada satu kesatuan waktu.
Keuntungan menggunakan desain cross
sectional
Waktu penelitian yang lebih singkat
Biaya lebih murah
Resiko drop out sampel lebih kecil
Dapat digunakan untuk meneliti banyak variabel
sekaligus.
Kelemahan penelitian Cross Sectional
Tidak dapat menentukan hubungan variabel
independen dan dependen berdasarkan perjalanan
waktu
Tidak efektif digunakan sebagai desain pada
penelitian pada kasus yang jarang terjadi.
Desain Case Control ( Kasus dan Kontrol)
Adalah desain penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara variabel independen dan variabel dependen berdasarkan
perjalanan waktu secara retrospektif.
Contoh penelitian, “Hubungan kehamilan anemia terhadap kelahiran
bayi berat lahir rendah (BBLR)”.
Peneliti memulai penelitian dengan membagi subjek ke dalam
kelompok kasus (melahirkan bayi BBLR) dan kelompok kontrol
(melahirkan bayi dengan berat lahir normal), dengan kriteria yang lain
sama pada kedua kelompok. Kemudian peneliti mengidentifikasi
adanya kejadian anemia di masa lalu (saat hamil) pada kedua
kelompok. Data tentang kejadian anemia saat hamil didapat dari
catatan pemeriksaan kehamilan. Dengan uji statistik yang tepat,
peneliti ingin mengetahui apakah terdapat hubungan antara kejadian
anemia kehamilan (dimasa lalu) dengan melahirkan bayi BBLR.
Keuntungan menggunakan Desain Case
Control
Mengetahui hubungan sebab akibat antara variabel
independen dan variabel dependen berdasarkan
perjalan waktu secara retrospektif
Dapat digunakan untuk mengetahui beberapa faktor
resiko atau faktor-faktor yang menyebabkan suatu
kejadian dalam satu penelitian
Waktu penelitian tidak lama karena peneliti
mengidentifikasi faktor resiko secara retrospektif.
Kelemahan Desain Case Control
Keabsahan data tentang kejadian masa lalu
dipertanyakan/ diragukan jika hanya mengandalkan
ingatan subyek, sehingga harus dilengkapi juga
dengan data sekunder
Karena bersifat retrospektif
Tidak dapat digunakan untuk meneliti lebih dari satu
variabel dependen.
Desain Kohort Prospektif
Termasuk dalam desain penelitian observasional
analitik. Pada desain ini penelitian melakukan analisa
hubungan variabel independen dengan variabel
dependen tanpa melakukan suatu perlakuan atau
manipulasi terhadap subjek penelitian.
Desain Kohort Berganda
Merupakan modifikasi dari desain kohort prospektif.
Modifikasi dilakukan saat menentukan kelompok
faktor resiko. Desain kohort berganda, peneliti
langsung mengidentifikasi atau mencari sampel
dengan faktor resiko(+) dan faktor resiko (-), sehingga
langsung terbentuk kelompok sampel diawal
penelitian.
Keuntungan Desain Kohort
Dapat mengetahui hubungan sebab akibat atau
hubungan kausalitas berdasarkan perjalanan waktu
secara alami.
Dapat digunakan untuk menentukan lebih dari satu
variabel dependen dalam satu penelitian
Kelemahan Desain Kohort
Memerlukan biaya yang cukup besar dan waktu
penelitian yang relatif lama, sehingga memerlukan
ketelitian dan motivasi yang tinggi.
Resiko drop out dan loss of follow up sampel cukup
besar karena waktu penelitian yang relatif lama.
Bias hasil penelitian cukup tinggi apabila penelitian
tidak mengidentifikasi dan mengendalikan variabel
perancu yang dapat mempengaruhi hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen.
Desain Kohort Retrospektif
Adalah modifikasi dari desain kohort. Desain ini
digunakan untuk mengetahui hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen
berdasarkan perjalanan waktu dimulai dari
identifikasi faktor resiko sampai terjadi dimasa lalu.
Penelitian Eksperimen
Suatu penelitian yang dilakukan dengan melakukan
uji coba/intervensi atau manipulasi pada subyek
penelitian kemudian efek dari intervensi tersebut
diukur dan dianalisis.
Suatu penelitian eksperimen dikatakan murni:
1. Penggunaan kelompok kontrol sebagai
pembanding
2. Terdapat randominasi
Penelitian Eksperimen Semu (Quasi
Eksperimen)
Penelitian yang menguji coba suatu intervensi pada
sekelompok subjek dengan atau tanpa kelompok
pembanding namun tidak dilakukan randomisasi
untuk memasukkan subjek kedalam kelompok
perlakuan atau kontrol.
Desain yang digunakan untuk penelitian
quasi eksperimen
1. Pre test dan post test nonequivalent control group
2. Post test only non equivalent control group
3. Pre and Post test without control (control diri
sendiri)
4. Time series
Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri;
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar,
dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang
ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana,
tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi itu.
Teknik Sampling

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan


sampel. Untuk menentukan sampel yang digunakan
dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling
yang digunakan.
1. Probabilitas Sampling
2. Nonprobability Sampling
Probabilitas Sampling
Teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang
yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk
dipilih menjadi anggota sampel
1. Simple Random Sampling
2. Propotionate Stratified Random Sampling
3. Disproportionate Stratified Random Sampling
4. Cluster Sampling (Area Sampling)
Nonprobability Sampling
Teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
1. Sampling sistematis
2. Sampling kuota
3. Sampling insidental
4. Sampling purposive
5. Sampling jenuh
6. Snowball sampling
Menentukan Ukuran Sampel

Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka


peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan
sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi
populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi.
PENGARUH PENDIDIKAN
PROGRAM KESEHATAN JIWA DI UKS
TERHADAP PERILAKU PROMOSI
KESEHATAN JIWA SEKOLAH
Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan Desain Quasi eksperimen
dengan Pre dan Post test Without Control (Kontrol
diri Sendiri). Dalam penelitian ini, peneliti akan
melakukan pre test terlebih dahulu terkait tentang
perilaku promosi kesehatan mental di sekolah
menengah atas yang sudah dipilih menjadi sampel.
Next…..

Setelah itu dilakukan eksperimen berupa pendidikan


kesehatan terkait promosi kesehatan mental di
sekolah tersebut dan terakhir dilakukan post test
untuk melihat adakah perubahan perilaku promosi
kesehatan di sekolah tersebut.
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah SMA di Semarang
yang sudah mempunyai UKS dan program UKS nya
sudah berjalan adalah sebanyak 25 SMA
Tehnik Sampel
Tehnik Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Non Probability Sampling dengan sampling
jenuh di mana suatu metode ini sering digunakan bila
jumlah populasi relatif kecil.
THANKS YOU
Validitas Instrumen
Validitas adalah isyarat mutlak bagi suatu alat ukur
agar dapat digunakan dalam suatu pengukuran.
Terdapat 2 tipe validitas instrumen yaitu validitas yang
berhubungan dengan teori dan validitas yang
berhubungan dengan kriteria.
Terdapat 3 tipe validitas yang dapat
digunakan untuk membuktikan validitas

Face validity (validitas rupa)

Content validity (Validitas


Isi)
Construct validity (Validitas
Konstruk)
Terdapat 2 tipe validitas
Concurrent Validity
• Validasi alat ukur dengan membandingkan
terhadap alat ukur lain yang sudah terbukti
valid.

Predictive Validity
• Ketepatan suatu instrumen menghasilkan data
yang mampu memprediksi kejadian dimasa
yang akan datang
Menurut Gregory (2000) ada 5 metode yang dapat
dilakukan untuk menentukan validitas konstruk

Mengkorelasikan

Perbedaan antar
kelompok

Analisis faktor
Convergent and
discriminant
validation

Konsistensi
Internal
Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas adalah tingkat konsistensi dari suatu
pengukuran.
Reliabilitas juga dapat didefinisikan sebagai derajat
suatu pengukuran bebas dari random error sehingga
menghasilkan suatu pengukuran yang konsisten.
Menurut Anastasi dan Albina (1997) error
yang mungkin terjadi
• Merupakan kesalahan yang terjadi
Content karena pemilihan item yang
Sampling kurang baik dalam suatu
error instrumen

Content • Merupakan kesalahan yang terjadi


Heterogenity karena dimensi perilaku pada item
yang tidak homogen
error
Menurut Wood dan Haber (2006)
terdapat 3 metode untuk
menentukan reliabilitas instrumen
Stabilitas

Homogenitas

Ekuivalensi
Pengukuran Instrumen
Pengukuran instrumen dalam penelitian ini
menggunakan kuesioner dan lembar observasi.
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan skala likert untuk mengukur sikap dan
pengetahuan pihak sekolah terkait promosi kesehatan
mental. Selain itu juga menggunakan lembar
observasi untuk mengukur perilaku promosi
kesehatan mental.
Pengukuran dengan instrumen tersebut dilakukan
sebelum dan sesudah dilakukan intervensi.

Anda mungkin juga menyukai