Anda di halaman 1dari 8

Kisi2

Essay :
1. Operationalisasi variable (20%)
Jawab :
operasional variabel adalah proses penentuan ukuran suatu variabel.

Pentingnya Operasionalisasi Variabel


Variabel harus didefinisikan secara operasional agar lebih mudah dicari
hubungannya antara satu variable dengan lainnya dan pengukurannya.
Tanpa operasionalisasi variable, peneliti akan mengalami kesulitan dalam
menentukan pengukuran hubungan antar variable yang masih bersifat
konseptual.

Operasionalisasi variable bermanfaat untuk:


1) mengidentifikasi criteria yang dapat diobservasi yang sedang
didefinisikan;
2) menunjukkan bahwa suatu konsep atau objek mungkin mempunyai
lebih dari satu definisi operasional;
3) mengetahui bahwa definisi operasional bersifat unik dalam situasi
dimana definisi tersebut harus digunakan.

2. Validity dan relibility (15%)


Jawab :
a. Dalam melakukan suatu penelitian dilakukan pengumpulan data. Data-
data yang telah dikumpulkan perlu dievaluasi. Cara mengevaluasi
data-data tersebut dapat dilakukan dengan pengujian reliabilitas dan
validitas.
b. validitas adalah sah atau tidaknya suatu alat ukur dalam
mengungkap hasil yang ingin dicapai. Contoh nyatanya adalah sebuah
kuesioner. Validitas sebuah kuesioner secara sederhana apabila
kuesioner tersebut dapat mengungkap sesuatu yang akan diukur.
Validitas dapat dilihat dari :

1. Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data


yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada
obyek yang diteliti
2. Instrumen yang valid alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data itu valid.

Jenis-jenis validitas
A. Criterion Validity adalah pengujian yang memperhatikan
hubungan antara skor dengan suatu kriteria. Kriteria yang
dimaksudkan adalah ukuran atau parameter apa yang ingin
diramalkan dengan adanya pengkuruan ini.Terdapat dua jenis
validitas pada criterion validity ini :
- Concurrent Validity dilakukan dengan mengkorelasikan skor
alat ukur dengan skor kriteria yang diperoleh saat ini, serta
memunculkan jawaban berdasarkan What?pada situasi
yang ada saat ini
- Predictive Validity dilakukan dengan mengkorelasikan skor
alat ukur dengan skor kriterion yang diperoleh pada waktu
yang akan datang serta memunculkan jawaban berdasarkan
What is likely to happen?
B. Content Validity adalah pengujian validitas yang berhubungan
dengan kemampuan instrumen untuk menggambarkan atau
melukiskan secara tepat mengenai domain perilaku yang akan
diukur. Selain itu, pengujian ini juga menunjukkan sejauhmana
pertanyaan, tugas atau butir dalam suatu tes atau instrumen
mampu mewakili secara keseluruhan dan proporsional perilaku
sampel yang dikenai tes tersebut.
C. Construct Validity adalah jenis caliditas untuk mengetahui sejauh
mana alat ukur bisa dikatakan mengukur sebuah konstruk atau
sifat teoritisnya. Tujuan dilakukannya pengujian validitas secara
konstruksi ini adalah untuk menentukan sejauh mana objek
memiliki beberapa sifat seperti yang diukur oleh alat
ukur.Terdapat beberapa tipe validitas konstruksi ini, antara lain :
- Convergent Validity adalah tipe yang memiliki korelasi yang
tinggi dengan alat ukur lain yang mengukur atribut yang
sama
- Discriminant Validity adalah tipe yang memiliki korelasi yang
rendah dengan alat ukur lain yang mengukur atribut yang
berbeda
- Nomological Validity adalah tipe yang menilai korelasi yang
signifikan antara konstruksi seperti yang diperkirakan oleh
teori.
Selain beberapa jenis validitas yang telah disebutkan di atas, kita dapat
melakukan pengujian validitas dengan dua cara :
A. Korelasi Pearson merupakan salah satu ukuran korelasi yang digunakan
untuk mengukur kekuatan dan arah hubungan linier dari dua variabel. Dua
variabel dikatakan berkorelasi apabila perubahan salah satu variabel
disertai dengan perubahan variabel lainnya, baik dalam arah yang sama
ataupun arah yang sebaliknya.
B. Analisis Faktor Konfirmatori. Pada cara ini, peneliti secara apriori telah
memiliki konsep terlebih dahulu terhadap suatu hipotesis berdasarkan
konsep dengan faktor strukturnya. Sehingga tujuan analisis faktor
konfirmatori adalah untuk mengkonfirmasi secara statistic model yang
telah dibangun peneliti.

Reliabilitas

Secara makna kata, reliabilitas berarti konsistensi, kestabilan atau kepercayaan.


Secara keseluruhan, reliabilitas dapat dipahami sebagai pengujian yang
dilakukan untuk mengetahui kehandalan suatu alat ukur dalam menghasilkan
hasil yang konsisten.

Jenis-jenis metode pengujian reliability :

1. Test Retest Reliability adalah sebuah pendekatan untuk mengukur


reliabilitas, pengujian dilakukan pada dua waktu yang berbeda dengan
interval waktu yang pendek dan kondisi yang samaSyarat dalam
melakukan test-retest reliability :
Prosedur yang sama.
Karakteristik objek dan kondisi yang sama.
Dilakukan dalam interval waktu yang pendek.
2. Alternatif Form Reliability Kendala yang mungkin dialami dalam melakukan
test-retest reliability :
Rentan terhadap waktu
Pengukuran awal dapat mengubah karakteristik objek yang diukur.
Karakteristik objek yang diukur dapat berubah saat pengujian.
3. Internal Consistency Reliability
Pengujian ini merupakan pendekatan yang digunakan untuk mengukur
konsistensi internal dari suatu kelompok item. Dimana beberapa item dari
kelompok tersebut dijumlahkan untuk membentuk total skor pada skala.
Pengujian secara internal consistency reliability ini terdiri dari :

1. Split Half Reliability yaitu bentuk dari internal consistency reliability


dimana item yang membentuk skala dibagi menjadi dua bagian dan hasil
dari bagian tersebut saling berkorelasi.
2. Coefficient alpha yaitu rata rata semua kemungkinan split-half coefficients
yang dihasilkan dari cara yang berbeda dalam pembagian item pada
skala

Hubungan antara reliabilitas dan validitas :

1. Jika suatu pengukuran yang lolos dalam uji validitas sempurna sudah pasti
juga bersifat reliable.
2. Apabila suatu alat ukur lolos dalam pengujian reliabilitas, namun alat ukur
tersebut belum tentu valid. Maka perlu dilakukan uji validitas.
3. Alat ukur yang baik haruslah reliable dan valid.

Oleh karena itu, penting bagi seorang peneliti untuk menguji validitas dan
reliabilitas terhadap alat ukurnya dalam melakukan penelitian.

3. Syarat-syarat menyusun koesioner (15%)


Jawab :
a. Kuesioner adalah Daftar pertanyaan yang tersusun dengan baik yang
digunakan untuk alat pengumpulan data melalui survei.
b. Tujuan pembentukan kuesioner: sebagai alat memperoleh data yang
sesuai dengan tujuan penelitian dan penjabaran dari hipotesis.
c. Persyaratan Kuesioner:
- Relevan dengan tujuan penelitian
- Mudah ditanyakan
- Mudah dijawab
- Data yang didapat mudah diolah
d. Langkah-Langkah Pembuatan Quesioner:
Langkah 1:
Menentukan Hipotesis
Menentukan tipe survey yang akan digunakan
Menentukan pertanyaan-pertanyaan survey
Menentukan kategori jawaban
mendesain letak survey

Langkah 2:
Rencanakan bagaimana data akan dikumpulkan
Uji awal alat pengukuran

Langkah 3:
tentukan target populasi
tentukan teknik sampling (random sampling, non random sampling)
tentukan ukuran sampel
pilih sampel

Langkah 4:
Temukan responden
lakukan interview/wawancara
kumpulkan data dengan teliti

Langkah 5:
Masukkan data kedalam komputer
periksa ulang seluruh data
lakukan analisis statistik pada data yang diperoleh

Langkah 6:
Jelaskan metode dan penemuan dalam laporan penelitian
Presentasikan untuk mendapatkan masukan dan evaluasi

Case :
4. Data collections : observasi dan interview (15%)
Jawab :
a. Data collection atau pengumpulan data adalah proses
mengumpulkan dan memastikan informasi pada variable of
interest (subjek yang akan dilakukan uji coba), dengan cara yang
sistematis yang memungkinkan seseorang dapat menjawab
pertanyaan dari uji coba yang dilakukan, uji hipotesis, dan
mengevaluasi hasil.
b. Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan
angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai
fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila
penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses
kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak
terlalu besar.
- participant observasion
Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam
kegiatam sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai
sumber data.
Misalnya seorang guru dapat melakukan observasi mengenai
bagaimana perilaku siswa, semangat siswa, kemampuan
manajerial kepala sekolah, hubungan antar guru, dsb.
- Non participant observation
Berlawanan dengan participant Observation, Non Participant
merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara
langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati.
Misalnya penelitian tentang pola pembinaan olahraga,
seorang peneliti yang menempatkan dirinya sebagai
pengamat dan mencatat berbagai peristiwa yang dianggap
perlu sebagai data penelitian.
Kelemahan dari metode ini adalah peneliti tidak akan
memperoleh data yang mendalam karena hanya bertindak
sebagai pengamat dari luar tanpa mengetahui makna yang
terkandung di dalam peristiwa.
Alat yang digunakan dalam teknik observasi ini antara lain :
lembar cek list, buku catatan, kamera photo, dll.
c. Interview merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul
data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data.

Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan


sebagai studi pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan
wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada sampel kecil
teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data
(umumnya penelitian kualitatif)

Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak


terstruktur.

- Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui


dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari responden
sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara
sistematis. Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape
recorder, kamera photo, dan material lain yang dapat
membantu kelancaran wawancara.
- Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas,
yaitu peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang
berisi pertanyaan yang akan diajukan secara spesifik, dan
hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali
dari responden.
5. Data analysis (20%)
Jawab :
Analisis data adalah upaya atau cara untuk mengolah data menjadi
informasi sehingga karakteristik data tersebut bisa dipahami dan
bermanfaat untuk solusi permasalahan, tertutama masalah yang berkaitan
dengan penelitian.

Langkah dan prosedur analisis data

Adapun langkah-langkah dalam analisis data, yang diantaranya sebagai berikut


ini:

Yang pertama, tahap pengumpulan data.

Yang kedua, tahap editing. Pada tahap ini yaitu memeriksa kejelasan
maupun kelengkapan mengenai pengisian instrumen pengumpulan data.

Yang ketiga, tahap koding. Maksudnya pada tahap ini melakukan proses
identifikasi dan proses klasifikasi dari tiap-tiap pernyataan yang terdapat
pada instrumen pengumpulan data berdasarkan variabel yang sedang
diteliti.

Yang keempat, Tahap tabulasi. Melakukan kegiatan mencatat ataupun


entri data kedalam tebel-tabel induk dalam penelitian.

Yang kelima, Tahap pengujian. Pada tahapan ini data akan diuji kualitasnya
yaitu menguji validitas maupun realiabilitas instrumen dari pengumpulan
data.

Yang keenam, tahap mendeskripsikan data. Menyajikan dalam bentuk


tabel frekuensi ataupun diagram dan dalam berbagai macam ukuran
tendensi sentral maupun ukuran dispersi. Dengan tujuan untuk
memahami karakteristik data sampel dari penelitian tersebut.

Tahap pengujian hipotesis. Tahap ini merupakan tahapan pengujian


terhadap proposisi apakah ditolak atau bisa diterima dan memiliki makna
atau tidak, atas dasar hipotesis inilah nantinya keputusan akan dibuat.

Macam atau jenis-jenis analisis data dalam penelitian

Teknik analisis data dalam penelitian ada 2 (dua) jenis, yang diantaranya sebagai
berikut ini:

1. Teknik analisis data secara deskriptif.


Teknik analisis data deskriptif merupakan tekhnik analisis yang dipakai
untuk menganalisis data dengan mendeskripsikan atau menggambarkan
data-data yang sudah dikumpulkan seadanya tanpa ada maksud membuat
generalisasi dari hasil penelitian. Yang termasuk dalam teknik analisis data
statistik deskriptif diantaranya seperti penyajian data kedalam bentuk
grafik, tabel, presentase, frekwensi, diagram, grafik, mean, modus
dll. Itulah penjelasan mengenai tekhnik analisis data deskriptif.

2. Teknik analisis data secara inferensial.

Teknik analisis data inferensia merupakan statistik yang dipakai untuk


melakukan analisis data dengan cara membuat kesimpulan yang berlaku
secara umum. Ciri dari analisi data inferensial yaitu digunakanya rumus
statistik tertentu, lalu hasil perhitungan yang sudah dilakukan itulah yang
nantinya akan menjadi dasar dari pembuatan generalisasi yang berasal
dari samber bagi populasi. Dengan begitu statistik inferensial mempunyai
fungsi untuk mengeneralisasikan hasil dari penelitian sampel untuk
populasi, sesuai dengan fungsi itulah maka statistik inferensial sangat
berguna untuk penelitian sampel. Itulah penjelasan mengenai tekhnik
analisis data inferensial.

6. Primary dan secondary data (15%)


Jawab :

Anda mungkin juga menyukai