Campus ID : 202207510034
RINGKASAN IV
VALIDITY
• Content validity bertujuan untuk menilai apakah item mewakili domain atau
konstruk tertentu yang digunakan atau tidak. Content validity juga digunakan
untuk mengetahui seberapa baik subjek menguasai dan memahami keterampilan
atau pembelajaran tertentu. Berikut langkah-langkahnya (Crocker & Algina,
2008):
a) Mendefinisikan domain yang digunakan.
b) Memilih panel ahli yang terkualifikasi dalam domain tersebut.
c) Menyediakan kerangka kerja terstruktur untuk proses mencocokkan item
dengan domain.
d) Mengumpulkan dan merangkum data dari hasil pencocokkan.
• Content validity melibatkan para ahli dalam menentukan apakah item relevan
dengan konstruk tertentu atau tidak. Kemudian persentase item yang dianggap
relevan dihitung untuk setiap ahli, lalu diambil rata-rata persentasenya secara
keseluruhan (Polit & Beck, 2006).
3. Jelaskan secara singkat mengenai construct validity beserta dengan empat teknik
pengukurannya:
• Construct validity bertujuan untuk menilai apakah tes yang dilakukan dapat
mengukur konstruk atau tidak (Anastasi & Urbina, 1988). Berikut empat teknik
pengukurannya:
Rangkuman Individual
4. Jelaskan secara singkat mengenai criterion validity beserta dengan dua teknik
pengukurannya (predictive dan concurrent validity) dan prosedur pengujiannya!
• Criterion validity adalah metode yang menggunakan nilai tes untuk memprediksi
perilaku, sikap, atau peristiwa tertentu yang diamati. Jika nilai rest yang lebih
tinggi berhubungan dengan peringkat performa yang lebih tinggi, maka tes
menunjukkan bukti validitas berdasarkan hubungan antara kedua variabel
tersebut. Terdapat dua teknik pengukuran, yaitu (Miller & Lovler, 2020):
a) Predictive validity, yaitu metode untuk menunjukkan hubungan antara
skor tes dengan perilaku di masa depan. Sekelompok peserta melakukan
tes, yang kemudian nilainya disimpan pada periode waktu tertentu.
Setelah periode waktu tersebut selesai, peneliti mengumpulkan beberapa
Rangkuman Individual
perilaku pada orang yang sama. Lalu nilai tes tersebut dikorelasikan
dengan nilai kriteria. Hasil korelasi yang ideal adalah memiliki hubungan
yang kuat (Miller & Lovler, 2020).
b) Concurrent validity, yaitu metode yang memberikan informasi masa kini
dengan status quo. Metode ini melibatkan dua pengukuran, yaitu tes dan
ukuran kedua dari atribut, kepada sekelompok partisipan yang sama pada
waktu sedekat mungkin. Kemudian skor pada kedua ukuran tersebut
dikorelasikan. Apabila hasilnya berkorelasi, maka validitas telah
dibuktikan (Miller & Lovler, 2020).
5. Jelaskan perbedaan antara content validity, construct validity, dan criterion validity!
• Content validity digunakan jika peneliti ingin menggunakan skor tes sebagai
referensi ke performa domain yang lebih besar dan mirip dengan item pada tes
tersebut, dengan melibatkan para ahli untuk mengecek kemiripan tersebut agar
dapat digunakan sebagai sampel. Criterion validity digunakan jika peneliti ingin
memprediksi hubungan antara skor tes dengan kriteria performa praktis.
Sedangkan construct validity digunakan jika peneliti ingin menarik kesimpulan
dari skor tes ke domain perilaku yang tidak dapat diwakili oleh satu kriteria saja,
yang biasanya melewati beberapa prosedur penelitian untuk menguji hipotesis
spesifik mengenai bagaimana subjek yang berbeda dalam konstruk akan
berbeda dalam variabel-variabel terkait lainnya (Crocker & Algina, 2008).
Rangkuman Individual
DAFTAR PUSTAKA
Anastasi, A., & Urbina, S. (1988). Psychological testing. (7th ed). Prentice-Hall International,
Inc.
Crocker, L., & Algina, J. (2008). Introduction to classical and modern test theory. Cengage
Learning.
Polit, D. F., & Beck, C. T. (2006). The content validity index: are you sure you know what’s
being reported? critique and recommendations. Wiley InterScience.