Anda di halaman 1dari 12

Proceedings

Volume 1, Nomor 1
Desember 2021

Validitas dan Reliabilitas Tes dalam Menunjang Hasil Belajar PAI


1
Hikmah, 2 Muslimah
1
SDN 6 Bukit Tunggal Raya,hikmahpky76@gmail.com
2
IAIN Palangka Raya, muslimah.abdulazis@iain-palangkaraya.ac.id

ABSTRACT
Valid and reliable test tools provide valid and reliable data and draw conclusions that
reflect the actual situation. The method used is a literature study which emphasizes the study of
literature according to the subject matter. Test validity is the level of precision between
assessment tools that indicates where the test measures what it is measuring. Validity has two
measures: internal and external (criteria). Internal validity consists of construct validity and
content validity. Test reliability is an instrumental decision or reliability in evaluating what is
being evaluated, which means it will get relatively the same results each time using an
evaluation tool. Test reliability tests were carried out externally and internally. Externally, this
is done by test-retest (test-retest), equivalence (equivalent), and a combination of both
(combined). Internally, it can test the reliability of the instrument by analyzing the integrity of
the instrument items using certain techniques. Internal integrity reliability test methods consist
of Spearman Brown, KR 20, KR 21, Split Half, Anova Hoyt and Alfa Cronbach tests.

Keywords: Test Validity, Test Reliability, PAI Learning Outcomes

ABSTRAK
Alat uji yang valid dan reliabel memberikan data yang valid dan reliabel serta menarik
kesimpulan yang mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Metode yang digunakan adalah
studi kepustakaan yang menekankan pada kajian literatur sesuai dengan pokok bahasannya.
Validitas tes adalah tingkat ketepatan antara alat penilaian yang menunjukkan di mana tes
mengukur apa yang sedang diukur. Validitas memiliki dua ukuran: internal dan eksternal
(kriteria). Validitas internal terdiri dari validitas konstruk dan validitas isi. Reliabilitas tes
adalah keputusan instrumental atau reliabilitas dalam mengevaluasi apa yang sedang
dievaluasi, yang berarti akan mendapatkan hasil yang relatif sama setiap kali menggunakan
perangkat evaluasi. Uji reliabilitas uji dilakukan secara eksternal dan internal. Secara
eksternal, hal ini dilakukan dengan tes-tes ulang (test-retest), ekivalensi (equivalent), dan
kombinasi keduanya (gabungan). Secara internal, dapat menguji keandalan instrumen dengan
menganalisis integritas item instrumen menggunakan teknik tertentu. Metode uji reliabilitas
integritas internal terdiri dari uji Spearman brown, KR 20, KR 21, Split half, anova hoyt dan
Alfa cronbach.

Kata Kunci: Validitas Tes, Reliabilitas Tes, Hasil Belajar PAI

345
PENDAHULUAN
Dalam proses pendidikan dan pembelajaran, penekanan pada kualitas bahan ajar
mengutamakan profesionalisme guru dan prestasi siswa. Proses pendidikan dan
pembelajaran membutuhkan penyatuan komponen pembelajaran yang sinergis untuk
membentuk kompleksitas disiplin ilmu baik kognisi, emosional dan psikomotorik.
Komponen pembelajaran dihubungkan sesuai konteks pembelajaran dan didasarkan
pada tujuan yang ingin dicapai. Hasil belajar siswa sebagai bahan evaluasi untuk
mengukur kemampuan siswa dalam materi yang diajarkan. Evaluasi sebagai suatu
proses evaluasi pendidikan meliputi penyediaan semua pelayanan satuan pendidikan,
yaitu jasa profesional, yang mengarah pada keberhasilan operasional sesuai dengan
tujuan pendidikan. Salah satu bentuk evaluasi pendidikan yang konkrit dan numerik
adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa dicapai melalui evaluasi.
Tes adalah semacam alat evaluasi untuk mengukur seberapa jauh tujuan
pendidikan tercapai, ini berarti evaluasi hasil dari pembelajaran. Tes yang baik harus
memenuhi beberapa persyaratan, harus efisien, standar, normatif, objektif, valid
(efektif) dan reliabel (dapat diandalkan) (Abdul Kadir, 2015). Alat tes menempati
posisi penting dalam penelitian karena berperan dalam proses pengumpulan data. Alat
yang efektif dan andal dapat memberikan data yang valid dan andal serta menarik
kesimpulan yang mencerminkan keadaan yang sebenarnya (Yusuf, 2018).
Validitas instrumen berkaitan dengan derajat yang tepat untuk mengukur apa yang
dimaksudkan oleh pengukuran, dan reliabilitas berkaitan dengan sejauh mana
pengukuran tersebut dapat diandalkan berdasarkan konsistensinya. Suatu perangkat
dikatakan valid jika dapat menampilkan data dari variabel dengan benar dan tidak
menyimpang dari keadaan sebenarnya. Suatu perangkat dikatakan reliabel jika mampu
menyediakan data yang reliabel (Arikunto, 2010).
Beberapa alasan mengapa persiapan tes sebagai alat ukur untuk suatu tes
seringkali tidak mengikuti alur yang baik. Pertama, meskipun harus segera
menggunakan tes, waktu yang diperlukan untuk membuat tes relatif singkat. Kedua,
kemampuan guru dan peneliti untuk merancang tes yang baik masih dianggap terbatas.
Ketiga, kurangnya pengalaman dalam membuat tes. Data yang tidak valid mengarah

346
pada kesimpulan yang tidak sesuai dengan yang seharusnya dan bahkan mungkin
bertentangan dengan standar. Pembuatan alat ukur membutuhkan penelitian teori,
pendapat ahli dan pengalaman. Ini mungkin diperlukan jika teori tidak menemukan
definisi yang dapat diterapkan untuk variabel.
Metode dalam penulisan artikel menggunakan penelitian kepustakaan, yang
berfokus pada studi kepustakaan sesuai dengan subjek penelitian (Zed, 2014). Metode
dengan meneliti bahan pustaka terdiri dari buku, artikel, jurnal dan sebagainya berkaitan
dengan hal yang dikaji. Berkaitan dengan hal tersebut, penulis mengkaji data validitas
dan reliabilitas tes dalam menunjang hasil belajar PAI.

PEMBAHASAN
Validitas Tes
Validitas adalah kualitas yang menunjukkan korelasi antara pengukuran dan
makna dari kriteria atau perilaku pembelajaran (Purwanto, 2002). Validitas mengacu
pada penentuan alat evaluasi untuk konsep yang akan dievaluasi (Sudjana, 2014).
Validitas adalah tingkat kemampuan tes untuk mengukur apa yang diukur dalam
pembelajaran (Erlinawati & Muslimah, 2021). Validitas adalah tingkat ketepatan antara
data yang dihasilkan dalam sebuah penelitian dan kinerja yang disajikan peneliti. Data
yang valid adalah data yang sama antara data yang disajikan peneliti dengan data yang
riil dihasilkan (Sugiyono, 2016). Berdasarkan pengertian di atas validitas tes yaitu
tingkat ketepatan antara perangkat penilaian yang menandakan dimana tes mengukur
apa yang sedang diukur.
Tes dan angket sering digunakan sebagai alat ukur. Dalam konteks ini, instrumen
harus dikonfigurasi untuk digunakan sebagai alat yang sesuai untuk mengambil,
mencari, mendeskripsikan, menyelidiki, dan/atau membandingkan berbagai informasi,
topik, dan variabel survei ( , 2018).

347
Jenis-jenis Validitas Tes
Ada dua macam validitas: internal dan eksternal.
1. Validitas Internal
Instrumen dengan validitas internal atau wajar dimana standar instrumen
cukup menggambarkan apa yang sedang diukur.
a. Construct Validity
Pengujian ini menggunakan pendapat ahli. Setelah menyusun instrumen
berdasarkan teori tertentu dari aspek yang akan diukur, berkonsultasi dengan
ahlinya. Setelah menyelesaikan uji ahli desain, uji peralatan akan dilanjutkan.
Peralatan yang disetujui diuji pada sampel dari mana populasi telah diekstraksi.
Sekitar 30 anggota sampel digunakan, dikumpulkan data, dianalisis
mengkorelasikan skor item untuk melakukan uji validity konstruk (Sugiyono,
2019).
Untuk menguji validitas konstruk (construct validity), digunakan korelasi
faktor produk moment. Rumus produk moment: (Sugiyono, 2019)
( )( )
=
√[ ][ ]

Yaitu:
r = Koefisien korelasi
n = Total responden
= Total skor item instrument
= Total skor jawaban
= Jumlah kuadrat skor item
= Jumlah kuadrat total skor jawaban
= Berapa kali skor item jawaban dikalikan dengan skor total
Jika r = 0,3, persyaratan minimum dianggap dapat diterima, jika korelasi
kurang dari 0,3, item dalam perangkat tersebut dikatakan tidak valid (Sugiyono,
2016).

348
b. Content Validity (Validitas isi)
Validitas isi berarti segala sesuatu item pernyataan yang ditempatkan pada
angket tersebut termasuk seluruh substansi yang akan diukur ( ,
2018). Untuk instrumen tes, dapat memverifikasi validitas konten dengan
mengkomparasi isi instrumen dengan materi yang dipelajari. Alat yang mengukur
efisiensi implementasi dengan membandingkan konten alat dengan konten atau
desain yang di identifikasi.
Setiap perangkat berisi pertanyaan atau pernyataan, baik yang diuji
maupun yang belum diuji. Setelah berkonsultasi dengan ahli, menguji keefektifan
item pada peralatan dan menguji dan menganalisisnya. Analisis item dengan
mengkorelasikan antara skor item dengan skor total, atau dengan mencari
karakteristik skor masing-masing item pada kelompok respon tinggi dan rendah.
Jumlah kelompok tinggi adalah 27 persen kelompok rendah 27 persen pada
sampel yang diambil (Sugiyono, 2019).
2. Validitas Eksternal (Kriteria)
Validitas eksternal pengujian dengan mengkomparasikan kriteria dengan
fakta empiris di lapangan. Penelitian memiliki validitas kriteria jika hasil penelitian
dapat digeneralisasikan pada sampel lain dari populasi penelitian. Dengan
memperbanyak ukuran sampel untuk meningkatkan validitas eksternal (Sugiyono,
2019).
Validitas eksternal (kriteria) mengacu pada apakah pengukuran baru cocok
untuk pengukuran lain. Dalam hal ini, peneliti perlu mengkomparasikan alat
penelitian baru dengan alat penelitian lainnya. Dua hal yang paling penting untuk
dibandingkan adalah konteks responden yang terdapat pada kedua alat ukur tersebut.
Khususnya dalam studi korelasi, perlu dilakukan perbandingan hasil pengujian untuk
mengkonfirmasi nilai koefisien korelasi dari kedua alat tersebut. Huck (2012)
menerangkan bahwa korelasi Pearson digunakan untuk memeriksa korelasi antara
dua nilai instrumen. Makin tinggi nilai korelasi Pearson (r) antara kedua perangkat,
makin efektif perangkat tersebut (Budiastuti & Bandur, 2018).

349
Reliabilitas Test
Reliabilitas mempunyai nama lain keandalan, keteguhan, terpercaya, stabilitas,
dan konsistensi, tetapi gagasan utama yang termuat dalam konsep reliabilitas yakni
rentang dimana pengukuran dapat diandalkan (Azwar, 2011). Keandalan suatu
instrument ialah kepastian atau konsistensi alat ukur dalam mengukur yang diukur
(Lubis, 2009). Hopkins dan Antes dari Purwanto menjelaskan reliabilitas adalah
konsistensi pengamatan yang didapatkan dari rekaman berulang baik satu maupun
serangkaian subjek (Purwanto, 2002). Berdasarkan definisi tersebut, reliabilitas tes
adalah keputusan instrumental atau reliabilitas dalam mengevaluasi apa yang sedang
dievaluasi, yang berarti akan mendapatkan hasil yang relatif sama setiap kali
menggunakan perangkat evaluasi.
Tes reliabilitas (keandalan) instrumen bisa dilakukan eksternal atau internal.
Secara eksternal, pengujian dijalankan pada tes-tes ulang (test-retest), ekivalensi dan
kombinasi(gabungan). Secara internal dapat menguji keandalan instrument
menggunakan teknik khusus untuk menganalisis konsistensi item instrument (Sugiyono,
2019). Metode uji reliabilitas internal konsistensi terdiri atas uji split half, KR 20, KR
21, Anova hoyt dan alpha cronback.
1. Test Retest (Tes Ulang)

Alat ukur penelitian yang reliabilitas dengan pengujian ulang dijalankan


oleh responden pada pengujian beberapa kali. Oleh karena itu, peralatannya dan
respondennya sama serta waktunya berbeda. Reliabilitas diukur menggunakan
koefisien korelasi antara percobaan awal dan berikutnya. Jika koefisien korelasi
positif dan signifikan, perangkat handal. Pengujian cara ini sering disebut sebagai
stabilitas. Untuk mengukur keandalan suatu perangkat menggunakan rumus
korelasi produk moment.
( )( )
=
√[ ][ ]

350
Yaitu:
r = Koefisien korelasi
n = Total responden
= Total skor instrument
= total skor jawaban
= Total kuadrat skor item
= Total kuadrat skor jawaban
= Jumlah perkalian skor dengan total skor
Setelah didapatkan nilai ri yang dihitung selanjutnya, untuk dapat
menentukan apakah instrumen tersebut reliabel. Nilai-nilai direferensikan dalam
tabel r dengan tingkat kesalahan 5% dan 1%. Untuk tabel ri > r dapat disimpulkan
bahwa alat ini dapat diandalkan dan dapat digunakan untuk penelitian (Sugiyono,
2019).
2. Equivalent
Instrumen equivalent adalah pertanyaan berbeda secara linguistik yang
memiliki arti yang sama. Untuk menguji keandalan suatu perangkat dengan cara
cukup dikerjakan satu kali, tetapi akan tetapi dua perangkat dari responden sama
menggunakan perangkat yang berbeda pada waktu yang bersamaan. Keandalan
dihitung dengan mengkorelasikan data dengan data instrumen yang digunakan
sebagai ekuivalen. Jika korelasi positif dan signifikan, instrumen tersebut dapat
dikatakan handal (Sugiono, 2016).
3. Gabungan
Uji ini caranya menguji dua perangkat setara berkali-kali pada subjek
yang sama. Metode ini yaitu kombinasi dari yang awal dan yang kedua.
Reliabilitas instrumen dicapai dengan mengkorelasikan kedua instrument
tersebut, mengkorelasikannya pada tes kedua dan kemudian
mengkorelasikannya dengan silang (Sugiyono, 2019).

351
4. Internal Consistency
Uji reliabilitas dengan uji konsistensi internal, Pertama-tama coba perangkat
pada subjek penelitian, kemudian analisis hasil didapat menggunakan teknik
khusus. Hasil analisis digunakan untuk menaksir keandalan instrumen. Tes ini
dilaksanakan menggunakan teknik Spearman Brown, KR 20, KR 21 Split half,
Analisis varian hoyt atau teknik Alpha Clonbach (Sugiyono, 2019).
1) Spearman Brown

Rumus:
2rb
=
1 + rb
Yaitu :
ri = realibitas internal semua instrmen
rb = Korelasi antara belahan pertama dan kedua
2) KR 20

Rumus:

= { }

Yaitu:
k = total soal instrumen
pi = persentase banyaknya subyek yang menjawab pada butir 1
q1 = 1-pi
st 2 = varian total
3) KR 21

Rumus:
𝑀 𝑀
= {1− }

Yaitu:
k = Total soal instrumen
M = rata-rata total skor
st 2 = Total Varians
352
4) Hoyt Anova

Rumus:
𝑀
=1−𝑀

Yaitu:
MKe = kuadrat rata-rata antar subyek
MKs = kuadrat rata-rata antara kesalahan
ri = reabilitas instrumen
5) Alfa Croncbach

Uji reliabilitas menggunakan faktor alfa Cronbach dilakukan pada tipe


data interval/esai. Rumus alfa cronback: (Sugiyono, 2019).

= {1 − }

yaitu:
k = kuadrat rata-rata antar subyek
= kuadrat rata-rata kesalahan
= Varian total
Rumus untuk varian total dan item:

= -

= -
Yaitu:
JKi = Jumlah kuadrat skor item
JKs = Jumlah kuadrat subyek

353
Untuk menginterpretasikan koefisien korelasi yang didapat mengacu
pada tabel berikut: (Sugiono, 2019).
Tabel Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0, 399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Karakterisitik Hasil Belajar PAI
Belajar adalah suatu kegiatan mental yang terjadi dalam hubungan yang dinamis
dengan iklim, yang pada umumnya membawa perubahan yang mantap dan membekas.
Perubahan perilaku ini adalah konsekuensi dari menguasai, termasuk sudut kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Belajar adalah suatu proses upaya yang dilakukan oleh
seorang individu untuk menghasilkan tingkah laku yang baru atau yang sudah ada
secara sistematis, hal ini digunakan sebagai hasil interaksi dengan lingkungan sekitar
untuk menentukan hasil dari proses (Slameto, 2013).
Hasil belajar yaitu hasil interaksi perilaku belajar dan mengajar diakhiri dproses
penilaian belajar yang dapat diukur baik secara numerik maupun dengan huruf (Dimyati
& Mudjiono, 2015). Menurut Sudijarto dari Khadijah, hasil belajar adalah derajat
artikulasi yang dicapai peserta didik selama mengikuti pembelajaran serasi dengan
tujuan pembelajaran yang telah ditentukan (Khodijah, 2014).
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan hasil belajar PAI yaitu hasil
yang diperoleh siswa setelah menyelesaikan konsep pembelajaran PAI sesuai standar
yang telah ditetapkan dan program pendidikan yang sudah ditentukan. Demikian pula
hasil belajar dapat diartikan sebagai perubahan perilaku yang permanen akibat dari
suatu proses belajar yang terdiri atas kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Penerapan pembelajaran PAI menitikberatkan pada keistimewaan dan pada aspek
keimanan, akhlak dan ibadah. Semua ranah penelitian PAI didasarkan pada Al-Qur'an
dan hadits. Maka dari itu, pendidik perlu memiliki pemahaman yang baik tentang
354
metode pembelajaran PAI yang tepat untuk memastikan pendidik tidak melakukan
kesalahan dalam melaksanakannya (Sulaiman, 2017).
Ruang lingkup pendidikan Agama Islam: hubungan antara manusia dengan Allah,
sesama manusia, antara manusia lain dengan lingkungannya. Lingkup pendidikan
agama Islam terdiri dari keimanan, Al-Qur'an hadits, Syariah, ibadah, mu’amalah,
akhlak dan sejarah (Muhaimin, 2004).

KESIMPULAN
Hasil belajar siswa sebuah bahan penilaian untuk menilai kemampuan siswa
dalam materi yang diajarkan. Hasil belajar PAI yakni hasil yang dicapai oleh peserta
didik setelah menyelesaikan ide pembelajaran PAI, sesuai dengan kriteria yang
ditentukan. Hasil belajar dengan kata lain sebagai perubahan perilaku yang bertahan
lama karena siklus belajar yang terdiri atas kognitif, pemahaman, dan psikomotorik. Tes
yang baik harus memenuhi beberapa prasyarat, efisien, standar, normatif, objektif, valid,
dan andal. Alat yang efektif dan andal dapat memberikan data yang valid dan andal
(reliabel) serta menarik kesimpulan yang mencerminkan keadaan yang sebenarnya
Validitas tes adalah tingkat akurasi antara alat penilaian yang menunjukkan di
mana tes memperkirakan apa yang dinilai. Ada dua macam pengukuran validitas:
internal dan eksternal (kriteria). Reliabilitas tes adalah keputusan instrumental atau
reliabilitas dalam mengevaluasi apa yang sedang dievaluasi, yang berarti akan
mendapatkan hasil yang relatif sama setiap kali menggunakan perangkat evaluasi. Uji
keandalan dapat dilakukan dengan eksternal dan internal. Pengujian eksternal dapat
dikendalikan dengan tes ulang, equivalent dan gabungan. Dengan internal dapat
menguji keandalan instrumen dengan memanfaatkan prosedur untuk memnganalisis
konsistensi item instrumen. Teknik uji reliabilitas konsistensi terdiri dari uji Spearman
Brown, KR 20, KR 21, Split half, Anova Hoyt dan Cronbach's alpha.

REFERENSI
Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:
Rineka Cipta, Cetakan ke-15.
Azwar, Saifuddin. (2011). Reliabilitas dan Validitas, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

355
Budiastuti, Dyah & Agustinus Bandur. (2018). Validitas Dan Reliabilitas Penelitian
Dengan Analisis Dengan Nvivo, Spss Dan Amos, Jakarta: Mitra Wacana
Media.
Dimyati dan Mudjiono. (2015). Belajar & pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta,
Cetakan ke-5, 2015.
Erlinawati, E., & Muslimah. (2021). Test Validity and Reliability in Learning
Evaluation. Bulletin of Community Engagement, 1(1).
Kadir, A. (2015). Menyusun dan menganalisis Tes Hasil belajar. Al-TA'DIB: Jurnal
Kajian Ilmu Kependidikan, 8 (2), 70-81.
Khodijah, Nyanyu. (2014). Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers.
Lubis, Mawardi. (2009). Evaluasi Pendidikan Nilai, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Muhaimin. (2004). Paradigma Pendidikan Islam, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Purwanto, M. Ngalim. (2002). Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Slameto. (2013). Belajar & Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi , Jakarta: Rineka
Cipta.
Sudjana, Nana. (2014). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya, Cet. Ke 18.
Sugiyono. (2016). Metode Peneletian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung:
Alfabeta, Cetakan ke-23.
Sugiyono. (2019). Statistika Untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta, Cetakan ke-30.
Sulaiman, (2017). Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), Banda
Aceh : Yayasan Pena Banda Aceh.
Yusup, F. (2018). Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
Kuantitatif. Tarbiyah: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 7(1).
Zed, Mestika. (2014). Metode Penelitian Kepustakaan, Jakarta : Yayasan Pustaka Obor
Indonesia.

356

Anda mungkin juga menyukai