Anda di halaman 1dari 8

BAB 2

A. PENGERTIAN VALIDITAS
Validitas atau kesahihan berarti sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Djaali dan
Mujiono 2004).validitas berasal dari kata valid artinya sah atau tepat.
Sehingga suatu instrumen yang valid berarti instrumen tersebut merupakan
alat ukur yang tepat untuk mengukur suatu objek (Rusydi dan Fadhili
2018).
Alat pengukur dapat dikatakan alat pengukur yang valid apabila
alat pengukur tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur secara
tepat (Nurkanvan 1992). Ketepatan dalam mengukur merupakan suatu
keharusan untuk mengetahui nilai atas apa yang di teliti. Sehingga
validitas sangat diperlukan dalam suatu penelitihan guna mengetahui
ketepatan dan kesesuaian alat ukur terhadap hasil pengukuran penelitihan.
Untuk mengukur suatu variabel diperlukan alat ukur yang sering
disebut instrumen. Secara umum instrumen adalah alat yang memenui
persyaratan akademis dan dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur
suatu obyek ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu variabel (Djjali
2000). Dan pengukuran adalah suatu operasi yang dilakukan pengamat
terhadap alam fisik serta merupakan pemberian angka atas objek atau
kejadian sesuai dengan aturan (Nur 1987).
Mengukur berat badan tentunya menggunakan timbangan bukan
meteran. Dengan timbangan berat badan baik berupa timbangan manual
atau digital. Tidak sesuai apabila menggunakan timbangan gantung yang
dipakai untuk mengukur berat padi. Sehingga mengukur suatu variabel
harus di sesuaikan dengan alat ukur atau intrumen yang sesuai. Tepat
tidaknya alat ukur atau instrumen bisa di uji dengan menghitung vakiditas
instrumen dan realibitas instrumen.
Instrumen dibagi dalam dua macam yaitu berupa tes dan non tes.
Yang termasuk kelompok tes, misalnya tes prestasi belajar,
tes inteligensi, tes bakat; sedangkan yang termasuk non-tes misalnya
pedoman wawancara, angket atau kuesioner, lembar observasi, daftar
cocok (check list), skala sikap, skala penilaian, dan sebagainya. Dalam
hal pengukuran.
Beberapa bentuk pengujian validitas instrumen yaitu:
1. Validitas konstruksi (construct validity).
Validitas konstruksi adalah validitas yang mempermasalahkan
seberapa jauh item-tem instrumen mampu mengukur apa yang benar-
benar dimaksudkan yang hendak diukur sesuai dengan konstruk atau
konsep khusus atau definisi konseptual yang telah ditetapkan. Untuk
menentukan validitas konstruk suatu instrumen harus dilakukan proses
penelaahan teoritis terhadap suatu konsep dari variabel yang hendak
diukur, mulai dari perumusan konstruk, penentuan dimensi dan
indikator sampai kepada penjabaran dan penulisan item-item
instrumen. Perumusan konstruk dilakukan berdasarkan sintesis dari
teori-teori mengenai konsep variabel yang hendak diukur melalui
proses analisis dan komparasi yang logis dan cermat. Proses
selanjutnya adalah dilakukan penelaahan atau justifikasi expert yaitu
pakar yang menguasai subtansi atau konten dari variabel yang hendak
diukur.
2. Validitas isi (content validity)
Validitas isi suatu instrumen mempermasalahkan seberapa jauh
suatu instrumen mengukur tingkat penguasaan terhadap isi suatu
materi tertentu yang seharusnya dikuasai sesuai dengan tujuan
pengajaran. Dengan kata lain-lain instrumen yang mempunyai
validitas isi yang baik adalah instrumen yang benar-benar mengukur
penguasaan materi yang seharusnya dikuasai sesuai dengan konten
yang diukur. Menurut Gregory sebagaimana dikutip Djaali dan
Muljono (2004:66) menjelaskan validitas isi sejauhmana pertanyaan,
tugas atau butir dalam suatu instrumen maupun mewakili secara
keseluruhan dan proporsional keseluruhan prilaku sampel menjadi
tujuan penelitian yang akan diukur pencapaiannya. Artinya instrumen
mencerminkan keseluruhan konten atau materi yang diujikan atau
yang seharusnya dikuasai secara proporsional. Untuk mengetahui
apakah instrumen itu valid atau tidak, harus dilakukan melalui
penelaahan kisi-kisi instrumen untuk memastikan bahwa item-item
tersebut sudah mewakili atau mencerminkan keseluruhan konten atau
materi yang seharusnya dikuasai secara proporsional. Oleh karena itu
validitas isi suatu instrumen tidak mempunyai besaran tertentu yang
dihitung secara statistik, tetapi dipahami bahwa instrumen itu sudah
valid berdasarkan telaah kisi-kisi instrumen.
3. Validitas empirik (empiric validity).
Validitas empiris atau validitas kriteria suatu instrumen
ditentukan berdasarkan data hasil ukur instrumen baik melalui ujicoba
maupun pengukuran yang sesungguhnya. Validitas empiris diartikan
sebagai validitas yang ditentukan berdasarkan kriteria baik kriteria
internal maupun kriteria eksternal. Kriteria internal adalah instrumen
itu sendiri yang menjadi kriteria, sedangkan kriteria eksternal adalah
hasil ukur instrumen lain diluar instrumen itu yang menjadi kriteria.
Ukuran lain yang sudah dianggap baku atau dapat dipercaya dapat
pula dijadikan sebagai kriteria eksternal.
Latihan soal menggunakan Microsoft Excel
1. Hitunglah Validitas masing-masing butir tes dari data di bawah ini

J
awab :
 Tambahkan 1 kolom berisi skor total dan satu baris berisi jumlah dari
butir soal

 Menghitung rata rata dengan rumus X = ((D5*$N$5) + (D6*$N$6) +


(D7*$N$7) + (D8*$N$8) +(D9*$N$9)+ (D10*$N$10)+
(D11*$N$11)+ (D12*$N$12))/D13 didapat
 Menghitung standart deviasi total dengan rumus = STDEV(Skor total)
ditemukan nilai = 1, 84681
 Menghitung Nilai pi (Proporsi jawaban yang benar) p =
Banyak siswa yang benar
Jumlah seluruh siswa

 Menghitung nilai qi (Proporsi jawaban salah) q = (1-p) di dapat


 Menghitung korelasi biserial dengan rumus

Dari data tersebut didapatkan Butir Soal Nomor 1 senilai 0,5 dan untuk
menerima apakah butir soal tersebut valid atau invalid, maka harga
yang diperoleh tersebut dibandingkan dengan harga kritik yang terdapat
dalam tabel produk moment dengan N=8 maka d.b=N-1 =8-1= 7, pada
taraf signifikasi 5% yaitu 0,666. Karena nilai korelasi bilarial dari butir
soal nomor 1 dan 10 tidak valid.

2. Menghitung Nilai realibitas menggunakan Microsoft excel dengan formula


speram brown

 Membuat tabel persiapan realibitas menggunakan pembelahan ganjil


genap
 Mencari koefisien korelasi dengan menggunakan rumus korelasi
produk momen

Dari korelasi produk moment ditemukan nilai -0,0638877


 Menghiting koefisien reliabilitas menggunakann formula Spearman
Brown
 Langkah terakir dalam menetukan kriteria relibitas tes adalah dengan
merujuk kepada sudijono (2002) instrumen dikatakan mempunyai nilai
reliabel apabila koefisien realibilitas lebih dari sam dengan 0,7. Oleh
karena itu nilai 0,14 lebih kecil dari ketentuan maka dapat disimpulkan
instrumen diatas tidak reliabel

Anda mungkin juga menyukai