Anda di halaman 1dari 13

BAHAN BACAAN EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA

“MENGUJI VALIDITAS DAN REALIBILITAS ALAT PENILAIAN”

Disusun Oleh :
KELOMPOK 11

1. Dina Zain (4201111028)


2. Eviyanti Lumban Tobing (4203111129)
3. Riah Ukurta br Ginting (4203311007)

Dosen Pengampu : Tiur Malasari Siregar, S.Pd., M.Si.


Mata Kuliah : Evaluasi Pembelajaran Matematika
Kelas : PSPM 2020 C

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
SEPTEMBER 2021
MENGUJI VALIDITAS DAN REALIBILITAS ALAT PENILAIAN

2.1. Pengertian Validitas


Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat ke validan atau
kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid itu mempunyai validitas yang
tinggi dan sebaliknya bila tingkat validitasnya rendah maka instrumen tersebut kurang
valid. Sebuah instrumen dikatakan valid apabla mampu mengukur apa yang hendak
diukur/ diinginkan. Sebuah instrumen dikatan valid apabila bisa mengungkap data dari
variabel yang diteliti. Validitas instrumen terbagi dalam validitas internal,(validitas
konstruk /constract validity dan validitas isi / contect validity) dan validitas eksternal /
empiris.
Validitas dalam suatu instumen penelitian adalah untuk menunjukkan
ketercapaian atau keberhasilan suatu alat dalam mengukur apa yang hendak di ukur.
Derajat validitas hanya berlaku untuk suatu kelompok tertentu yang memang telah
direncanakan pemakaiannya oleh si peneliti.

2.2. Jenis-Jenis Validitas


Adapun jenis-jenis validitas adalah sebagai berikut :
1. Validitas Isi
Validitas ini adalah suatu konsep yang dikembangkan indikator-indikatornya.
Dengan adanya indiakator dari setiap konsep tersebut maka dapat membangun pengertian
akan nampak dalam memudahkan untuk menetapkan cara pengukuran. Berikut ini
indikator-indikatornya, yaitu:
a. Menggunakan pemahaman atau logika berfikir atas dasar teori pengetahuan
ilmiah
b. Menggunakan pengalaman empiris yakni apa yang terjadi dalam kehidupan nyata.
2. Validitas Bangun
Validitas bangun adalah pengertian yang berkenaan dengan kesannggupan alat
ukur untuk mengukur pengertian yang terkandung dalam materi yang diukurnya. Dan
semua itu tekandung dalam konsep kemampuan, minat sebagai variabel penelitian dalam
berbagai bodang kajian itu haruslah jelas apa yang ingin diukurnya. Dan beberapa konsep
diatas masih abstrak, dan masih memerlukan penjabaran ayng lebih spesifik. Sehinnga
memudahkan peneliti ntuk mengukukur apa yang mereka inginkan. Dan setiap konsep
harus dikembangkan indikatornya,karena dengan adanya indikator dariap konsepmaka
juga akan memdahkan peneliti untuk bisa menetapkan cara pengukuranya.Sedangkan
untuk vriabel tertentu bisa mengunakan alat ukur yan berlainan untuk mengukurnya. cara
menetapan indikator suatu konsep dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu :
a. Menggunakan pemahaman atau logika berpikir atas dasar tori pengetahuan ilmiah
b. Menggunakan pengalaman empiris yakni apa yang terjadi dalam kehidupan nyata
3. Validitas Konkuren
Validitas konkuren adalah derajat dimana skor dalam suatu tes dihubungkan
dengan skor lain yang telah dibuat. Tes dengan validasi konkuren biasanya
diadministrasikan dalam waktu yang sama dengan criteria valid yang sudah ada.
Dalam membuat validitas konkuren dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti
dibawah ini :
a. Adiministrasikan tes yang baru dilakukan terhadap guru atau anggota kelompok
b. Catatan tes baku yang ada termasuk beberapa koefisien validitasnya
c. Hubungkan atau korelasikan dua tes skor tersebut
4. Validitas Prediksi
Validitas prediksi adalah derajat yang ditunjukkan suatu tes dapat memprediksi
tentang bagaimana seseorang akan melakukan suatu prospek tugas atau pekerjaan yang
direncanakan. Instrumen validitas prediksi mungkin bervariasi bentuknya bergantung
dari beberapa faktor misalnya kurikulum yang digunakan, buku pegangan tang dipakai,
intensitas mengajar, dan letak geografis atau daerah sekolah. Yang perlu diperhatikan
dalam melakukan tes prediksi adalah perlunya memperhatikan proses dan cara
membandingkan instrument yang divalidasi dengan tes yang telah dibakukan.
Validitas prediksi suatu tes pada umumnya ditentukan dengan membangun
hubungan antara skor tes dan beberapa ukuran keberhasilan atau disebut dengan istilah
predictor. Sedangkan tingkah laku yang hendak diprediksi pada umumnya disebut dengan
istilah criterion. Sekuensi dalam membuat validasi prediksi suatu tes dian taranya
mengidentifikasi danmendefinisikan secarateliti criteria yang akan dicapai. Criteria yang
dipilih harus dapat mengukur validitas terhadap tingkah laku yang akan diprediksi.Dan
yang perlu diperhatikan oleh seorang peneliti ketika sebuah kriteria telah ditentukan
adalah mengenai ketercapaian suatu kriteria terhadap apa yang telah ditentukan.
Dalam menentukan kriteria suatu obyek, sebaiknya hindari jika suatu rata -rata
kriteria dasarnya terlalu tinggi. Rata-rata yang terlalu tinggi menandakan bahwa sebuah
tes yang telah dilakukan memiliki instrumen soal yang sangat mudah. Ketika kriteria
sudah ditentukan, langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah menentukan validitas
prediksi suatu tes dengan cara seperti dibawah ini:
• Buat item tes sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai
• Tentutkan grup yang dijadikan subyek dalam pilot study
• Identifikasi criteria prediksi yang hendak dicapai
• Tunggu sampai tingkah laku yang diprediksi atau variabel kriteria muncul dan
terpenuhi dalam grup yang telah ditentukan
• Capai ukuran-ukuran kriteria tersebut
• Korelasikan dua set skor yang dihasilkan

2.3. Faktor yang Mempengaruhi Validitas


Adapun faktor yang mempengaruhi suatu validitas adalah sebagai berikut :
1. Ketidakjelasan petunjuk tes.
2. 2. Kesulitan siswa dalam memahami padanan kata dan struktur kalimat.
3. Tingkat kesulitan butir soal.
4. Pembuatan butir soal.
5. Kedwimukaan (ambiguity).
6. Butir soal kurang baik.
7. Butir soal terlalu pendek.
8. Penyusunan butir soal dalam tes.
9. Pola-pola jawaban.

2.4. Langkah-langkah Pengujian


Adapun langkah-langkah pengukuran/ pengujian instrumen validitas adalah
sebagai berikut :
a. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur sampai tersusun alat
ukur atau kuesioner
b. Melakukan uji coba
c. Membuat tabulasi hasil uji coba
d. Melakukan uji statistik dengan korelasi “Produk Moment” (Setiap item akan diuji
relasinya dengan skor total variabel yang dimaksud. Masing-masing item yang
ada dalam variabel X dan Y akan diuji relasinya dengan skor total variabel
tersebut.
Rumus Product Moment :
𝑛∑𝑥𝑦−∑𝑥∑𝑦
𝑟𝑥𝑦 =
√[𝑛𝛴𝑌2−(𝛴𝑌)2][𝑛𝛴𝑌2 −(𝛴𝑌)2]

Keterangan :
rxy = koefisien korelasi
n = jumlah responden uji coba
X = skor setiap item
Y = skor seluruh item responden uji coba

Katagori Validitas Butir Soal


Batasan Katagori
0,80 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 1,00 Sangat Tinggi (Sangat Baik)
0,60 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,80 Tinggi (Baik)
0,40 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,60 Cukup (Sedang)
0,20 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,40 Rendah (kurang)
𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,20 Sangat Rendah (Sangat Kurang)

2.5. Kegunaan Validitas


Kegunaan Validitas adalah untuk mengetahui sejauh mana ketetapan dan
kecermatan suatu instrumen pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya agar data yang
diperolah relevan atau sesuai dengan tujuan diadakanya pengukuran tersebut.

2.6. Pengertian Reliabilitas


Reliabilitas berarti keandalan atau konsistensi. Hal ini menunjukkan bahwa
pengukuran atribut yang sama diulang akan memberikan hasil kondisi yang identik atau
sangat mirip. Reliabilitas dalam penelitian kuantitatif menunjukkan bahwa hasil numerik
yang dihasilkan oleh suatu indikator tidak berbeda karena karakteristik dari proses
pengukuran atau instrumen pengukuran itu sendiri. Kebalikan dari reliabilitas adalah
pengukuran yang memberikan hasil yang tidak menentu, tidak stabil, atau tidak konsisten
(Neuman, 2007).
Menurut Anastasi dan Urbina (1998) reliabilitas merujuk pada konsistensi skor
yang dicapai oleh orang yang sama ketika mereka diuji-ulang dengan tes yang sama pada
kesempatan yang berbeda, atau dengan seperangkat butir-butir ekuivalen yang berbeda,
ataupun dibawah kondisi pengujian yang berbeda.
Reliabilitas berasal dari kata reliability yang berarti sejauh mana hasil suatu
pengukuran memiliki keterpercayaan, keterandalan, keajegan, konsistensi, kestabilan
yang dapat dipercaya. Hasil ukur dapat dipercaya apabiladalam beberapakali pengukuran
terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama (Azwar, 2011).

2.7. Jenis – Jenis Reliabilitas


Reliabilitas terdiri dari dua macam (Djaali, 2000, dalam Matondang, 2009),
antara lain:
• Reliabilitas konsistensi tanggapan: responden mempersoalkan apakah
tanggapan responden atau obyek ukur terhadap tes atau instrumen tersebut sudah
baik atau konsisten. Dalam hal ini apabila suatu tes atau instrumen digunakan
untuk melakukan pengukuran terhadap obyek ukur kemudian dilakukan
pengukuran kembali terhadap obyek ukur yang sama, apakah hasilnya masih
tetap sama dengan pengukuran sebelumnya.
• Reliabilitas konsistensi gabungan butir: berkaitan dengan kemantapan antara
butir suatu tes. Dengan kata lain bahwa terhadap bagian obyek ukur yang sama,
apakah hasil ukur butir yang satu tidak kontradiksi dengan hasil ukur butir yang
lain.

2.8. Faktor-faktor yang mempengaruhi reliabilitas


a) Pemilihan aitem
Tes merupakan pemilihan aitem-aitem yang digunakan untuk mengukur suatu
konstrak, dengan demikian pemilihan aitem tersebut dapat menjadi sumber kesalahan
dalam pelaksanaan tes. Untuk meningkatkan konsistensi dapat memperbanyak pemilihan
aitem yang digunakan (Jacobs,1991). Dengan demikian akan mengurangi responden
untuk asal tebak dalam menjawab. Namun aitem ini juga harus dipertimbangkan kualitas
pertanyaannya, karena apabila tidak dan aitem yang diberikan banyak dapat membuat
responden kelelahan.
b) Penyusunan aitem
Kalimat yang ambigu atau kurangnya kata dalam suatu kalimat juga dapat
mempengaruhi interpretasi responden sehingga dapat mempengaruhi reliabilitas.
c) Pemberian administrasi tes
Kalimat instruksi yang kurang jelas atau suasana yang bising dapat mempengaruhi
responden ketika menjawab.
d) Penilaian (scoring)
Pada tes esai memiliki reliabilitas yang lebih rendah dibandingkan dengan tes
pilihan ganda. Karena pada tes esai, penilai memiliki interpretasi yang berbeda -beda
dalam menilai jawaban responden sehingga lebih bersifat subyektif.
e) Tingkat kesulitan dari suatu tes
Nilai dari suatu tes menunjukkan reliabilitas yang baik apabila nilai tersebut
menyebar dari skala yang digunakan dengan demikian dapat terlihat perbedaan antar
siswa. Faktor yang terakhir adalah siswa, dimana kelelahan, kecemasan, dan siswa sakit
dapat menyebabkan reliabilitas yang rendah karena mempengaruhi kinerja mereka dalam
mengerjakan tes (Jacobs,1991).

2.9. Cara Menguji Reliabilitas


Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara internal dan eksternal
(Sugiyono, 2010). Secara internal, reliabilitas dapat diuji dengan menganalisis konsistensi
butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik internal consistency. Hal ini dilakukan
dengan cara mengujicobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh
dianalisis dengan teknik belah dua dari Spearman Brown (Split Half), KR-20 atau KR-21
(Kuder-Richarson), dan Anova Hyot (Analisis Varians), serta BEST digitek test scoring.
Spearman Brown mengukur konsistensi pengambilan aitem. KR-20 mengukur
konsistensi jawaban terhadap semua aitem dan menunjukkan dua sumber kesalahan,
yaitu: pemilihan aitem dan heterogenitas dari sampel (Jacobs, 1991).
Secara eksternal, pengujian dapat dilakukan dengan cara berikut:
❖ Test-retest
Pengujian test-retest dilakukan dengan cara mencobakan instrumen yang sama
beberapa kali pada responden yang sama, namun dilakukan dalam waktu yang berbeda.
Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan yang
berikutnya.
Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrumen tersebut sudah dinyatakan
reliabel.
❖ Equvalent
Pengujian dengan cara ini cukup dilakukan sekali, namun menggunakan dua
instrumen yang berbeda, pada responden yang sama, dan waktu yang sama. Reliabilitas
dihitung dengan cara mengkorelasikan antara data instrumen yang satu dengan data
instrumen yang dijadikan equivalent.
❖ Gabungan
Pengujian dilakukan dengan cara mencobakan dua instrumen yang equivalent
beberapa kali kepada responden yang sama. Reliabilitas diukur dengan mengkorelasikan
dua instrumen, kemudian dikorelasikan pada pengujian kedua, dan selanjutnya
dikorelasikan secara silang.
Pengujian reliabilitas dapat menggunakan salah satu teknik, misalnya Split Half, yaitu
dengan cara:
1. Belah insturmen menjadi 2 bagian (instrument bernomor ganjil dan genap).
2. Korelasikan skor-skor total ganjil, dengan skor-skor total genap, dan dengan
statistic korelasi product moment (r).
3. Masukan nilai korelasi (r) yang diperoleh ke dalam rumus Spearman Brown.

Penarikan kesimpulannya, jika nilai koefisien reliabilitas (Spearman Brown/ri) ≥


0,6 maka instrument memiliki reliabilitas yang baik/reliabel/terpercaya.

2.10. Kegunaan Reliabilitas


• Untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan
dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang
• Untuk mengetahui apakah suatu kuesioner yang digunakan dalam pengumpulan
data penelitian sudah dapat dikatakan reliabel atau tidak.
2.11. Hubungan Antara Reliabilitas dan Validitas
Meskipun uji reliabilitas dan validitas terkesan memiliki konsep yang berbeda,
namun pada dasarnya kedua hal tersebut saling berhubungan. Beberapa hal yang
menunjukkan hubungan tersebut adalah :
1. Pengukuran tidak reliabel dan juga tidak valid
Kekurangan dari reliabilitas dimaksudkan bahwa terkadang pengukuran yang
dilakukan adalah benar atau valid namun apabila dilakukan pengukuran ulang pada waktu
dan kesempatan lainnya, maka hasilnya berbeda.
2. Pengukuran reliabel namun tidak valid
Proses pengukuran dilakukan secara konsisten dengan menggunakan konsep yang
tidak tepat sehingga reliabilitas data dapat tercapai namun penilaian tidak valid.
3. Pengukuran valid namun tidak reliable
Secara umum hal ini disebabkan oleh adanya pertanyaan yang ambigu sehingga
menimbulkan multi-persepsi, bahasa maupun budaya respondents yang berbeda, atau
pertanyaan yang kemungkinan bisa berubah jawabannya disebabkan oleh waktu.
4. Pengukuran valid dan reliable
Hasil ini adalah tujuan utama pada sebuah penelitian. Oleh karena itu diperlukan
proses identifikasi pengukuran yang akurat dan sesuai dengan obyek penelitian, serta
memiliki hasil yang sama meskipun pada wktu yang berbeda.

2.12. Soal
1) Hitunglah validitas tes prestasi belajar matematika dimana kriterium diambil rata-
rata ulangan yang akan dicari validitasnya diberi kode X dan rata -rata harian
diberi kode Y.
2) Tentukan reliabilitas soal uji tes uji coba di bawah !

3)
4) Tentukanlah validitas dari butir soal berikut ini!

5) Hitunglah validitas butir soal dibawah ini ! dan buktikan apakah butir soal ini
valid atau tidak !

6) Hitunglah validitas butir soal dibawah ini !


7) Jika sebuah alat tes mecapai validitasnya namun belum atau tidak reliabel,
bagaimana kualitas alat tes tersebut ? Dan bagaimana jika terjadi kebalikannya?
8) Seorang guru akan mengevaluasi penguasaan siswa untuk tiga pokok pembahasan
yaitu Bunyi, Cahya, dan Listrik. Untuk keperluan ini guru tersebut membuat 30
butir soal, untuk bunyi 8 butir soal, untuk cahaya 12 butir soal, dan untuk listrik
10 butir soal. Bagaimanakah cara seorang guru untuk mengetahui validitas
faktornya ?
9) Tentukan validitas dari respon di bawah ini!
10) Tentukan reliabilitas dari butir soal dibawah ini!

Anda mungkin juga menyukai