Anda di halaman 1dari 7

Klompok 12

1. Ahmad burhanuddin
2. Hizbulloh

VALIDITAS INSTRUMEN PENELITIAN KUWANTITATIF

A. Jenis-Jenis Validasi

1. Pengertian

Azwar (1987: 173) menyatakan bahwa validitas berasal dari kata validity yang
mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur (tes)
dalam melakukan fungsi ukurnya.1 Suatu tes dikatakan memiliki validitas yang tinggi
apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukur secara tepat atau memberikan hasil ukur
yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut.

Suryabrata (2000: 41) menyatakan bahwa validitas tes pada dasarnya menunjuk
kepada derajat fungsi pengukurnya suatu tes, atau derajat kecermatan ukurnya sesuatu
tes.2 Sudjana (2004: 12) menyatakan bahwa validitas berkenaan dengan ketepatan alat
penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya
dinilai.3
Istrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapat data
(mengukur ) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur.(sugiono:193). Benar tidaknya data tergantung
pada baik tidaknya instrumen pengumpul data atau pengukur objek dari suatu variabel
penelitian (Arikunto, 2010).4

1
Azwar, Saifuddin. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. ( Liberty: Yogyakarta,1988),
173.
2
Suryabrata, Sumadi, Pengembangan Alat Ukur Psikologis, (Yogyakarta: Andi,2000),41.
3
Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, ( Bandung: Remaja Rosdakarya,
2004),12.
4
Arikunto, Suharsimi. Prosedur penelitian : suatu pendekatan praktik. (Jakarta : Rineka
Cipta,2010)
2. jenis-jenis validasi
Konsep validitas tes dapat dibedakan atas tiga macam yaitu validitas isi (content
validity), validitas konstruk (construct validity), dan validitas empiris atau validitas
kriteria.

a. Validitas isi

Secara umum definisi validitas isi adalah sejauhmana elemen-elemen


instrumen asesmen relevan dan mewakili konstruk alat ukur yang ditergetkan
untuk tujuan tertentu (Haynes, dkk. 1995).5 Validitas isi adalah penjelasan tentang
suatu alat ukur secara substantif atau disebut validitas substantif yang fokus kepada
konseptualisasi dan sejauhmana konsep-konsep sebelumnya yang ditampilkan
dalam kajian literatur (Clark & Watson, 1995).6

Validitas isi suatu tes mempermasalahkan seberapa jauh suatu tes mengukur
tingkat penguasaan terhadap isi atau konten atau materi tertentu yang seharusnya
dikuasai sesuai dengan tujuan pengajaran. Dengan kata lain tes yang mempunyai
validitas isi yang baik ialah tes yang benar-benar mengukur penguasaan materi yang
seharusnya dikuasai sesuai dengan konten pengajaran yang tercantum dalam Garis-
garis Besar Program Pengajaran (GBPP).

Validitas isi menunjukkan sejauhmana pertanyaan, tugas atau butir dalam suatu
tes atau instrumen mampu mewakili secara keseluruhan dan proporsional perilaku
sampel yang dikenai tes tersebut. Artinva tes itu valid apabila butir-butir tes itu
mencerminkan keseluruhan konten atau materi yang diujikan atau yang seharusnya
dikuasai secara proporsional.

Oleh karena itu validitas isi suatu tes tidak mempunyai besaran tertentu yang
dihitung secara statistika tetapi dipahami bahwa tes itu sudah valid berdasarkan

5
Haynes, S. N., Richard, D. C., & Kubany, E. S. (1995). Content Validity in Psychological
Assessment: A Functional Approach to Concepts and Methods. Psychological Assessment, 7, 238 -
247.
6
Clark, L. A., & Watson, D. (1995). Constructing Validity: Basic Issues in Objective Scale
Development. Psychological Assessment, 309 - 319.
telaah kisi-kisi tes. Oleh karena itu, validitas isi sebenarriya mendasarkan pada
analisis logika, tidak merupakan suatu koefisien validitas yang dihitung secara
statistika.

b. Validitas Knstruk

adalah validitas yang mempermasalahkan seberapa jauh butir-butir tes mampu


mengukur apa yang benar-benar hendak diukur sesuai dengan konsep khusus atau
definisi konseptual yang telah ditetapkan. Validitas konstruk biasa digunakan untuk
instrumen yang dimaksudkan mengukur variabel konsep, baik yang sifatnya
performansi tipikal seperti instrumen untuk mengukur sikap, minat konsep diri,
lokus kontrol, gaya kepemimpinan, motivasi berprestasi, dan lain-lain.

Validitas konstruk menunjuk pada sejauh mana suatu instrumen mampu


mengukur pengertian-pengertian yang terkandung dalam materi yang akan diukur
(Uno, dkk. 2001:140).7 Jadi tujuan pengujian validitas konstruk adalah untuk
mendapatkan bukti tentang sejauhmana hasil pengukuran memerikan konstruk
variable yang diukur.

Menurut Ancok (2002:21) bila alat pengukur telah memiliki validitas konstruk
berarti semua item (pertanyaan atau pernyataan) yang ada di dalam alat pengukur
itu mengukur konsep yang ingin diukur.8

c. Validitas Empiris/Kriteria

Validitas empiris sama dengan validitas kriteria yang berarti bahwa validitas
ditentukan berdasarkan kriteria, baik kriteria internal maupun kriteria eksternal.
Validitas empiris diperoleh melalui hasil uji coba tes kepada responden yang setara
dengan responden yang akan dievaluasi atau diteliti.

7
Uno, Hamzah B, Herminanto Sofyan, dan I Made Candiasa. Pengembangan Instrumen
Untuk Penelitian. Jakarta: Delima Press,2001)
8
Ancok, Djamaludin, Teknik Penyusunan Skala Pengukur. (Yogyakarta: Pusat Studi
Kependudukan dan Kebijakan UGM,2002),21.
Validitas prediktif digunakan untuk memprediksi atau mengestimasi bagaimana
individu akan melakukan berbagai tugas berdasarkan kriteria yang saling
berhubungan. Prediksi menunjukkan perbedaan waktu antara peroleh pengukuran
pada tes predictor dan kriteria terhadap tes yang divalidasi. Kriteria adalah standar
yang diterima untuk mengukur sifat atau kemampuan yang diprediksi. Karena
minimal nilai rata-rata C dapat diterima disekolah-sekolah maka IP sering digunakan
sebagai kriteria atau standar keberhasilan. Keberhasilan dalam pekerjaan dapat
diukur melalui peningkatan gaji, rekomendasi pengawas, masa kerja dan lain-lain.

B. Cara Uji Validitas Instrument


1. Validitas Isi
Untuk instrument yang berbentuk test, pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan
membandingkan antara isi instrument dengan materi pelajaran yang telah diajarkan,
seorang dosen yang memberi ujian diluar pelajaran yang telah ditetapkan, berarti
instrument ujian tersebut tidak mempunyai validitas isi. Untuk instrument yang akan
mengukur efektifitas pelaksanaan program, maka pengujian validitas isi dapat dilakukan
dengan membandingkan antara isi instrument dengan isi atau rancangan yang telah
ditetapkan (Sugiono:202).9

Secara teknis pengujian validias konstruk dan validitas isi dapat dibantu dengan
menggunakan kis-kisi Instrumen. Dalam kisi-kisi itu terdapat variable yag diteliti,
indicator sebagai tolok ukur dan nomor butir (item) pertanyaan atau pernyataan pada
setiap instrument test maupun nontesterdapat buti-butir pertanyaan maupun pernyataan.

2. Validitas konstruk
Validitas konstruk (construct) berkaitan dengan fenomena dan objek yang abstrak,
tetapi gejalanya dapat di amati dan dapat di ukur (Kusaeri, 2012:81).10 Untuk pengujian
validas konstruksi dapat digunakan pendapat para ahli (Judment experts). Setelah

9
Sugiono, Metode Penelitian,Kuantitatif,( Bandung: Alfabeta,2018),202.

10
Kusaeri dan Supranato, Pengukuran Dan Penilaian Pendidikan, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2012 ),81.
pengujian konstruksi dariahli dan berdasarkan pengalaman empiris dilapangan selesai
maka diteruskan dengan uji coba instrument.

Misalnya akan dilakukan pengujian construc validity melalui analisis factor terhadap
instrument untuk mengukur prestasi kerja pegawai. Berdasarkan hasil kosultasi ahli,
indicator prestasi kerja pegawai meliputi dua factor yaitu: kualitas hasil kerja dan
kecepatan kerja. Selanjutnaya indicator (factor) kerja dikembangkan menjadi tiga
pertanyaan,dan kualitas hasil kerja dikembangkan menjadi 4 butir pertanyaan. Instrumen
yang terdiri 7 butir pertanyaan tersebut selanjutnya diberikan kepada 5 pegawai sebagai
responden untuk menjawabnya.

Dalam prakteknya menggunakan sekitar 30 responden). Jawaban 7 responden


ditnjukan pada table brikut. Arti angka: 4 berati sangat tinggi ,3 tinggi 2 rendah, 1sanagat
rendah prestasinya. Analisis Faktor dilakukan dengan cara mengkorelasikan jumlah
sekor factor dengan sekor total. Bila korelasi skor Total setiap factor tersebut positif dan
besarnya diatas 0,3 keatas maka Faktor tersebut meruakan construct yang kuat.

No Skor Faktor 1 Untuk Jml 1 Skor Faktor 2 Untuk butir No: Jml 2 Jml
Res butir No: (X1) (X2) Total
1 2 3 1 2 3 4 (Y)
1 3 4 3 10 3 3 2 4 12 22
2 4 3 2 9 4 3 4 4 15 24
3 1 2 1 4 3 2 1 2 8 12
4 3 3 3 9 4 4 3 3 14 23
5 2 2 4 8 3 1 2 1 7 15

Berdasrkan table diatas telah dihitung bahwa korelasi antara jumblah Faktor 1 (X1)
dengan sekor total (Y) = 0,85 dan korelasi antara Jumlah Faktor 2 (X2) dengan Sekor
total (Y) = 0,94 karena koefisien korelasi diatas 0,3. Maka dapat disimpulkan bahwa
kualiatas hasil kerja dan kecepatan kerja merupakan konstruksi yang valit untuk
variable prestasi kerja pegaawai.

3. Validitas Empiris/Kriteria
Validitas xternal instrument diuji dengan caramembandingkan (untuk encari
kesamaan) antara kriteria yang ada dengan insrumen dengan fakta-fakta Empiris
yangterjadi dilapangan. Misalnya instrument untuk mengukur kinerja
sekelompokmpegawai, maka kriteria kinerja pada instrument itu dibandingkan dengan
catatan-catatan dilapangan (Empiris) tentang kinerja pegawai yang baik. Bila telah
terdapat kesamaan dengan antara kriteria dalam Instrumen dengan fakta dilapangan ,
Maka dapat dinyatakan instrument tersebut mempunyai validitas eksternal yang tinggi.

C. Kesimpulan
validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu instrumen pengukur (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes
dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukur
secara tepat atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya
pengukuran tersebut.

validitas tes dapat dibedakan atas tiga macam yaitu validitas isi (content validity),
validitas konstruk (construct validity), dan validitas empiris atau validitas kriteria.
validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrument dengan materi
pelajaran yang telah diajarkan, Untuk pengujian validas konstruksi dapat digunakan
pendapat para ahli (Judment experts). Setelah pengujian konstruksi dariahli dan
berdasarkan pengalaman empiris dilapangan selesai maka diteruskan dengan uji coba
instrument. Validitas xternal instrument diuji dengan caramembandingkan (untuk encari
kesamaan) antara kriteria yang ada dengan insrumen dengan fakta-fakta Empiris
yangterjadi dilapangan.
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saifuddin. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Liberty: Yogyakarta, 1988.
Suryabrata, Sumadi, Pengembangan Alat Ukur Psikologis, Yogyakarta: Andi,2000
Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2004.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur penelitian : suatu pendekatan praktik. Jakarta : Rineka
Cipta.

Uno, Hamzah B, Herminanto Sofyan, dan I Made Candiasa. 2001. Pengembangan Instrumen
Untuk Penelitian. Jakarta: Delima Press
Ancok, Djamaludin. 2002. Teknik Penyusunan Skala Pengukur. Yogyakarta: Pusat Studi
Kependudukan dan Kebijakan UGM.
Haynes, S. N., Richard, D. C., & Kubany, E. S. (1995). Content Validity in Psychological
Assessment: A Functional Approach to Concepts and Methods. Psychological Assessment, 7,
238 - 247.

Clark, L. A., & Watson, D. (1995). Constructing Validity: Basic Issues in Objective Scale
Development. Psychological Assessment, 309 - 319.

Sugiono,2018 Metode Penelitian,Kuantitatif, Bandung: Alfabeta.

Kusaeri dan Supranato. 2012. Pengukuran Dan Penilaian Pendidikan. Yogyakarta: Graha
Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai