Manusia dan pendidikan adalah dua hal yang tidak bisa dipishakan. Manusia
sepanjang hidupnya melakukan pendiikan. Bila pendidikan bertujuan membina
manusia dalam semua segi kemanusiaannya, maka semua kehidupan manusia harus
bersinggung dengan dimensi spritual, moralitas, sosialitas, emosional, rasioanalitas,
estetis dan fisik(Hair 2018)
Sehingga dapat dipahami bahwa tujuan pendidikan agama Islam adalah: (1)
terbentuknya kepribadian yang utuh jasmani dan rohani (insan kamil) yang tercermin
dalam pemikiran maupun tingkah laku terhadap sesama manusia, alam serta
Tuhannya, (2) dapat menghasilkan manusia yang tidak hanya berguna bagi dirinya,
tapi juga berguna bagi masyarakat dan lingkungan, serta dapat mengambil manfaat
yang lebih maksimal terhadap alam semesta untuk kepentingan hidup di dunia dan
akhirat, (3) merupakan sumber daya pendorong dan pembangkit bagi tingkah laku dan
perbuatan yang baik, dan juga merupakan pengendali dalam mengarahkan tingkah
laku dan perbuatan manusia(Hair 2018);
4. Peran dan fungsi pimpinan kelompok pengajian, muballigh, dan jamaah pengajian
dalam penyelengaraan pendidikan Agama Islam di masyarakat, serta hubungan
ketiganya
Adapun objek atau sasaran yang dapat dievaluasi dalam Pendidikan Islam
memiliki beberapa kategori, Pertama Tingkah laku maupun kepribadian siswa,
dimana hal ini mencakup sikap, minat, bakat, cara siswa memperhatikan proses
belajar mengajar, keterampilan siswa baik dalam kelas maupun di luar kelas. Karena
perilaku yang baik dapat membentuk kebiasaan yang baik, dan begitupun sebaliknya.
Kedua Kemampuan siswa dalam menangkap pendidikan dan pengajaran yang
diberikan. Seperti penguasaan materi pelajaran yang telah diberikan oleh guru dalam
proses belajar mengajar, hal ini biasanya dilakukan setelah selesai proses belajar
mengajar di kelas, maupun dapat dilakukan di akhir semester. Ketiga Proses belajar
dan mengajar yang dilakukan guru dan murid selama di kelas, karena hal tersebut
dapat menunjang keberhasilan dalam proses belajar siswa(Sari 2018)
Untuk menjadi seorang kiai karismatik, di samping kiai memiliki ilmu agama
yang mumpuni, juga mempunyai berbagai kelebihan lain dibanding masyarakat
umumnya. Tingkat keikhlasan serta semangat berkorban harta, tenaga, bahkan jiwa
raga demi kepentingan umum menjadi karakteristiknya. Kiai bukan sekadar memberi
arahan, melainkan mengambil rasa sakit bagi masyarakat, memberi perlindungan,
bahkan menjadi problem solver di tengah masyarakat. Kiai adalah pimpinan
karismatik yang memiliki ciri-ciri sifat rendah hati, terbuka untuk dikritik, jujur dan
memegang amah, berlaku adil, komitmen dalam perjuangan, serta ikhlas dalam
berbakti dan mengabdi kepada Allah.
8. Interaksi sosial, konflik dan integrasi dalam penyelenggraan Pendidikan Agama Islam
di masyarakat