Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Pendidikan, Vol. , No.

, Bulan Tahun
e-ISSN: 2337-7593

Perencanaan Kurikulum Pendidikan Agama Islam

Chusnul Ma’idah
UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung
Chusnulmaidah13@gmail.com

Abstrak: Kurikulum dalam pendidikan Islam adalah pengalaman belajar. Segala


kegiatan pembelajaran yang terjadi di lembaga pendidikan adalah bagian dari
kurikulumm baik itu kegiatan di luar ataupun di dalam kelas. Sekolah adalah miniatur
masyarakat. Bila sekolah baik maka masyarakat juga demikian. Proses perencanaan adalah
usaha untuk menyiapkan masa yang akan datang melalui keputusan keputusan yang
diambil pada masa kini. Perencanaan dalam pendidikan adalah keputusan yang dibuat
tentang tujuan belajar beserta strategi dan metode yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan tersebut serta telaah tentang efektivitas dan makna dari metode dan strategi
tersebut. Kurikulum mengandung empat komponen inti yaitu: tujuan, isi, metode, dan
evaluasi. Perbedaan pendidikan Islam dengan pendidikan lainnya terletak orientasinya
yang menuju pada kehidupan setelah kematian. Perencanaan kurikulum pendidikan Islam
harus berasaskan nilai nilai ketuhanan dan berlandaskan pada sumber sumber Islam itu
sendiri, karena pendidikan Islami adalah bagian dari misi Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
Dalil dalil dari Al Qur’an dan Hadits adalah ruh dan hikmah dalam perencanaan kurikulum
pendidikan Islam. Perencanaan kurikulum yang baik akan menjadikan output pendidikan
Islam sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah direncanakan.
Kata Kunci : Perencanaan, Kurikulum, Pendidikan Agama Islam

Abstract: The curriculum in Islamic education is a learning experience. All learning activities
in educational institutions are part of the curriculum, both outside and inside the
classroom. Schools are small communities. If the school is good, then the community is
too. The planning process attempts to prepare for the future through decisions made in
the present. Planning in education is a decision made about learning objectives and the
strategies and methods needed to achieve these goals and a study of the effectiveness and
meaning of these methods and techniques. The curriculum contains four core
components: objectives, content, processes, and evaluation. The difference between Islamic
education and other education lies in its orientation towards life after death. Islamic
education curriculum planning must be based on religious values and Islamic sources
because Islamic education is part of the Islamic mission that is rahmatan lil 'alamin
(mercy to the world). The arguments from the Qur'an and Hadith are the spirit and
wisdom in planning Islamic education curriculum. Good curriculum planning will make
the output of Islamic education following the educational goals that have been proclaimed.
Keywords: Planning, Curriculum, Islamic Religious Education.

1. Pendahuluan
Sebuah bangsa yang maju dan berkembang sangat berkaitan erat dengan sistem
pendidikan yang ada pada bangsa tersebut. Perkembangan sosial dan ekonomi masyarakat
dibangun di atas sistem pendidikan yang baik. Kesejahteraan dan kemakmuran sebuah
Jurnal Pendidikan, Vol. , No. , Bulan Tahun
e-ISSN: 2337-7593

bangsa akan lebih cepat terapai ketika sistem pendidikan dibangun terlebih dahulu.1
Dengan meningkatnya pendidikan, potensi seseorang juga akan hal itu akan
memunculkan kemauan sehingga ia mampu meningkatkan potensinya menjadi hal yang
berguna bagi individu dan masyarakatnya.2
Sebagai asas dan pedoman penting bagi kehidupan manusia, pendidikan yang baik
akan menentukan tingkat kualitas hidup yang baik. Ia adalah media yang dapat
membentuk paradigma dalam individu seseorang dan berhubungan dengan tersebarnya
ilmu pengetahuan, keterampilan, dan internalisasi nilai nilai. Individu yang memilik latar
belakang ilmu akan mampu mengaplikasikan hal tersebut dalam kehidupannya.
Pendidikan adalah proses yang berkelanjutan, ilmu yang dipelajari pada masa sekarang
bisa jadi akan bermanfaat bagi kehidupan manusia di masa yang akan datang. Dengan
demikan, aspek utama perkembangan masyarakat modern adalah aspek pendidikan, ketika
pendidikan masyarakat tidak berlangsung dengan baik maka akan berimplikasi negatif
pada kehidupan masyarakat tersebut.3
Islam memandang pendidikan adalah sesuatu yang mutlak bagi seluruh
pemeluknya. Rasulullah saw, menyatakan dalam sebuah hadits
‫طلب العلم فريضة على كل مسلم‬
“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim” (HR. Ibnu Majah nomor 224)
Hadits tersebut menyebutkan wajibnya seorang muslim untuk mengejar
pendidikan. Pendidikan dalam perspektif Islam adalah perbaikan dan pengembangan diri
hingga mencapai kondisi ideal pada segala aspek individu setiap orang. Ibnu khaldun
menyebutkan bahwa pendidikan merupakan pengembangan potensi (fitrah) pada diri
setiap manusia dengan tujuan dunia dan akhirat, selain itu juga untuk mengenal apapun
yang di luar diri manusia. Tuhannya dan Rasul-Nya.4
Dalam upaya pengembangan sumber daya manusia dan watak bangsa (Nation
Character Building) maka pendidikan memiliki peran yang sangat penting,. Dalam
konteks bangsa Indonesia, peningkatan mutu pendidikan merupakan sasaran
pembangunan di bidang pendidikan nasional dan merupakan bagian integral dari upaya
peningkatan kualitas manusia Indonesia secara menyeluurh.5 Kurikulum harus
direncanakan sedemikian rupa sehingga mampu membantu membentuk karakter,
kepribadian, dan perlengkapan pengetahuan dasar siswa yang bernilai deokratis dan yang
sesuai dengan karakter kebudayaan bangsa Indonesia. Perencanaan harus realistis,
feasible (dapat dikerjakan), dan acceptable (dapat diterima dengan baik).6
Proses pendidikan merupakan pekerjaan strategis yang melakukan pengembangan
potensi anak secara maksimal, sehingga menghasilkan sumberdaya manusia untuk

1
M. Muhardi, Kontribusi Pendidikan Dalam Meningkatkan Kualitas Bangsa Indonesia, Mimbar, Vol.
xx, No. 4, 2004 hal. 478.
2
Nur Hidayat, Peran dan Tantanan Pendidikan Agama Islam di Era Global, Jurnal El-Tarbawi, Vol. 8,
No. 2, 2015, hal. 131
3
F. Idris, Hassan, Z, Ya’acob, A, Gill,S. K,dan Awal, N. A. M, The Role of Education in Shaping
Youth’s National Identity, Procedia-Social and Behavioral Sciences 59, hal. 443
4
T. Saiful Akbar, Manusia dan Pendidikan Menurut Pemikiran Ibn Khaldun dan John Dewey, Jurnal
Ilmiah DIDAKTIKA, Vol. 15, No. 2, Februari 2015, hal. 235
5
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi, dan Implementasi, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2002), hal 55
6
M. Busro & Iskandar, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, (Yogyakarta: Media Akademi,
2017), hal. 67
Jurnal Pendidikan, Vol. , No. , Bulan Tahun
e-ISSN: 2337-7593

menjadi pelaksana pembangunan nasional dalam berbagai bidang kehidupan. Hampir


dipastikan, di masa depan banyak profesi yang sangat tergantung kemajuannya pada
ketersediaan sumberdaya manusia yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan
kepribadian yang dibutuhkan serta disiapkan melalui rencana strategis lembaga
pendidikan. Oleh sebab itu, setiap sekolah, madrasah dan pesantren perlu memiliki
rencana strategi pendidikan baik jangka menengah maupun dalam jangka panjang agar
dapat dievaluasi dengan mudah, pada setiap tahun berjalan agar mendapatkan hasil yang
lebih baik.7 Terdapat dua poin penting yang membedakan pendidikan Islam dengan
pendidikan lainnya, yaitu kebahagiaan di dunia saja tetapi juga mencakup kebahagiaan
akhirat.
Keberhasilan proses pendidikan ditentukan oleh kurikulum yang terencana dengan
baik. Lembaga pendidikan wajib mengerahkan segala potensi untuk mensukseskannya.
Pengembangan kurikulum tidak boleh berhenti pada ranah teoritis, akan tetapi juga harus
terwujud pada ranah praktis. Kurikulum yang baik akan mudah diterjemahkan oleh guru
dalam menjalankan proses belajar mengajar di sebuah lembaga pendidikan.8 Kurikulum
bersifat dinamis sesuai dengan perubahan seiring berjalannya waktu, ia juga menyesuaian
dengan komunitas yang dinamis.9
Perencanaan memegang peranan penting dalam organisasi karena akan menjadi
penentu sekaligus memberi arah terhadap tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian
perencanaan pendidikan merupakan proses menetapkan kegiatan yang akan dilaksanakan
pada masa akan datang dalam mencapai tujuan pendidikan, termasuk tujuan sekolah.10
Perencanaan kurikulum harus dilakukan dengan pendekatan holistik, pendekatan
sosiokultural dan dilakukan pada level lokal, regional hingga nasional.11 Konsep
kurikulum pendidikan Islam menyatakan bahwa kurikulum pendidikan Islam harus sesuai
dengan fitrah manusia, bersifat terus menerus, realistis, menyeluruh dan harus bermanfaat
bagi umat Islam.12

2. Metode Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan menggunakan penelitian kepustakaan sehingga
metode yang digunakan dalam penelitian adalah studi pustaka. Ciri khusus yang yang
digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan pengetahuan penelitian antara lain;
penelitian ini dihadapkan langsung dengan data atau teks yang disajikan, bukan
dengan data lapangan atau melalui saksi mata berupa kejadian, peneliti hanya
berhadapan langsung dengan sumber yang sudah ada di perpustakaan atau data
bersifat siap pakai, serta data-data sekunder yang digunakan.13

7
Syafaruddin, Manajemen Organisasi Pendidikan, (Medan: Perdana Publising, 2015), hal. 14
8
S. Alfarisi, Analisis Pengembangan Komponen Kurikulum Pendidikan Islam di Madrasah Diniyah,
Rayah Al-Islam, Vol. 4, No. 2, 2020, hal. 347
9
A. Saufi & H. Hambali, Menggagas Perencanaan Kurikulum Menuju Sekolah Unggul, Al-Tanzim:
Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Vol. 3, No. 1, 2019, hal. 30
10
Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2005), hal. 128
11
A. Saufi & H. Hambali, Menggagas Perencanaan…, hal. 31
12
Hermawan, et.al, Konsep Kurikulum dan Kurikulum Pendidikan Islam, Jurnal Mudarrisuna: Media
Kajian Pendidikan Agama Islam, Vol. 10, No. 1, 2020, hal. 35
13
Rizaldy Fatha Pringgar dan Bambang Sujatmiko, Penelitian Kepustakaan(Library Research) Modul
Pembelajaran Berbasis Augmented Realitypada Pembelajaran Siswa, Jurnal IT-EDU. Volume 05 Nomor 01
Tahun 2020, hal. 319
Jurnal Pendidikan, Vol. , No. , Bulan Tahun
e-ISSN: 2337-7593

3. Hasil dan Pembahasan


a. Pengertian Perencanaan Kurikulum PAI
Perencanaan pada dasarnya merupakan kegiatan menyiapkan sesuatu yang akan
dilakukan dan menyiapkan apa yang akan diharapkan terjadi dengannya. Perencanaan
adalah salah satu dari bagian fungsi manajemen. Perencanaan selalu ada di urutan
pertama sebelum fungsi yang lainnya dan merupakan langkah pertama proses
manajemen.14 Para ahli mendefinisikan perencanaan dengan berbagai ungkapan,
diantaranya menurut Prajudi Atmusudirdjo perencanaan adalah perhitungan dan
keputusan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam menepati tujuan tertentu, oleh
siapa pun, dan bagaimana.15
Definisi lain dari perencanaan dalam arti luas-luasnya adalah proses persiapan
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.16 Menurut
Priyanto mengutip Haidar Nawawi perencanaan adalah proses pemilihan dan
penetapan tujuan, stategi, metode, anggaran, dan standar atau tolok ukur keberhasilan
suatu kegiatan.17 Terdapat empat unsur penting dalam perencanaa, antara lain:
berhubungan dengan masa depan, bukan bagian kegiatan, proses yang terintegrasi,
dan hasil dengan tujuan tertentu.
Perencaan dalam bidang pendidikan memiliki ciri dan karakteristik yang unik
dibandingkan perencaan yang lain. ciri-ciri proses perencanaan dlam pendidikan
adalah sebagai berikut:18
1) Nilai-nilai humanis harus diutamakan dalam perencanaan pendidikan,
karena pendidikan bertujuan untuk mewujudkan manusia yang mampu
mengembangkan diri dan masyarakatnya.
2) Perencanaan pendidikan juga memperhatikan potensi peserta didik agar
bisa dikembangkan semaksimal mungkin
3) Kesempatan yang diberikan bagi seluruh peserta didik harus sama
4) Komprehensif dan sistematis, tidak parsial dan fokus pada sebagian aspek,
tapi menyeluurh dan terpadu serta disusun secara logis dan rasional serta
mencakup berbagai jalur, jenis dan jenjang pendidikan.
5) Berorientasi pada pembangunan, dan pengembangan untuk mempersiapkan
manpower (SDM) yang siap untuk mengembangkan diri dan
masyarakatnya pada berbagai sektor.
6) Memperhatikan keterkaitannya dengan berbagai komponen pendidikan
secara sistematis agar menghasilkan proses pendidikan yang utuh.
7) Memperhatikan sumber daya yang ada secermat mungkin mengingat
kemungkinan langkanya sumber daya yang ada

14
Muhammad Cholid Abdurrohman, Perencanaan Kurikulum Pendidikan Islam, Rayah Al-Islam, Vol. 6,
No. 1, April 2022, hal. 15
15
Udin Syaefudin Sa’ud dan Abin Syamsuddin Makmun, Perencanaan Pendidikan: Suatu Pendekatan
Komprehensif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 10.
16
Bintoro Tjokaromidjojo, Perencanaan Pembangunan, (Jakarta: Gunung Agung, 1977), hal. 12
17
Dwi Priyanto, Pengembangan Perencanaan Pendidikan Islam: Konsep Strategi Pengembangan di
Indonesia, Insania, Vol. 16, No. 3, 2011, hal. 296
18
Muhammad Cholid Abdurrohman, Perencanaan Kurikulum Pendidikan Islam, Jurnal Ilmu Islam:
Rayah Al-Islam, Vol. 6, No. 1, April 2022, hal. 20
Jurnal Pendidikan, Vol. , No. , Bulan Tahun
e-ISSN: 2337-7593

8) Visioner, memandang jauh ke depan. Pendidikan adalah proses jangka


panjang dan jauh untuk menghadapi masa depan
9) Responsif dan tanggap terhadap kebutuhan yang berkembang dimasyarakat,
tidak statis tapi dinamis.
10) Sebagai sarana untuk pengembangan dana inovasi yang berkelanjutan pada
bidang pendidikan.
Perencanaan kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau alat manajemen yang
berisi petunjuk tentang jenis dan sumber individu yang diperlukan, media
pembelajaran yang digunakan, tindakan-tindakan yang perlu dilakukan, sumber daya,
tenaga, dan sarana yang diperlukan, sistem monitoring dan evaluasi, peran unsur-
unsur ketenagaan untuk mencapai tujuan manajemen lembaga pendidikan. Disamping
itu, perencanaan kurikulum juga berfungsi sebagai pendorong untuk melaksanakan
sistem pendidikan sehingga mencapai hasil yang optimal. Perencanaan kurikulum
memiliki beberapa fungsi, diantaranya adalah:19
a) Perencanaan kurikulum sebagai pedoman atau alat manajemen, yang berisi
petuntuk tentang jenis dan sumber daya, serta sebagai system control
b) Perencanaan kurikulum berfungsi sebagai pengerak roda organisasai lembaga
pendidikan dan tata laksana untuk menciptakan perubahan dalam masyarakat
sesuai dengan tujuan lembaga pendidikan (organisasi) tersebut.
c) Perencanaan kurikulum berfungsi sebagai motivasi untuk melaksanakan sistem
pendidikan sehingga mencapai hasil yang optimal.20
Keunikan dan kompleksitas pada perencanaan pendidikan apabila dibandingkan
perencanaan lainnya dalm pembangunan nasional. Pandangan suatu bangsa terhadap
pendidikan an hakikat pembangunan akan mewarnai perencanaan dalam pendidikan.
b. Tahapan-Tahapan Perencanaan Kurikulum PAI
Kurikulum sebagaimana yang ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 19 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.21
Kegiatan pengembangan kurikulum harus berlandaskan pada fungsi-fungsi
manajemen. Untuk dapat dipahami sebagai pengalaman yang mempersiapkan peserta
didik dalam mencapai tujuan pendidikan, baik yang diperoleh dari dalam maupun
luar lembaga pendidikan, maka kurikulum hendaknya melalui fungsi perencanaan
yang matang serta sistematis dan terpadu, pengorganisasian yang baik,
diimplementasikan di lapangan, dan diawasi pelaksanaannya.22
Perencanaan sebagai proyeksi tindakan kedepan untuk mencapai tujuan yang
benar dan bermakna, meliputi berbagai kegiatan yakni mendokumentasi kebutuhan,
menyeleksi prioritas kegiatan mengidentifikasi dan rinci tiap kebutuhan, membuat
ciri-ciri, mengidentifikasi syarat-syarat pencapaian kebutuhan, termasuk membuat
spesifikasi pemecahan masalah yang mungkin timbul, mengidentifikasi tahapan-

19
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teori dan Praktek, (Bandung: Rosda Karya, 2006), hal. 11.
20
Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hal.
152.
21
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 19, Tentang Sistem Pendidikan Nasional
22
Rita Yulia Anggraini, et.al, Perencanaan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, Khatulistiwa: Jurnal
Pendidikan dan Sosial Humaniora, Vol. 2, No. 4, 2022, hal. 3.
Jurnal Pendidikan, Vol. , No. , Bulan Tahun
e-ISSN: 2337-7593

tahapan hasil pengawasannya dan mengidentifikasi strategi untuk memenuhi


kebutuhan, dengan bentuk kegiatan sebagai berikut:23
1) Deskripsi secara presisi berdasarkan realitas kehidupan masyarakat dari berbagai
aspek kehidupannya seperti keagamaan masyarakat, sosial budaya, sosial
ekonomi, dan sosial politik.
2) Menguraikan bidang masalah perencanaan melalui analisis tujuan pendidikan.
Termasuk pada kegiatan ini mempelajari bidang dan bagian-bagianya,
mengumpulkan, tabulasi dan meramal data, yang mengarah kepada penyeleksian
jenis dan bentuk prioritas kegiatan. Uraian masalah pendidikan yang terkait
dengan tujuan pendidikan, meliputi hal-hal sebagai berikut.
a) subsistem komponen aktivitas pendidikan
b) subsistem komunikasi pendidikan seperti (6), gerakan, informasi dan energy
c) subsistem fasilitas
d) subsistem operasional.
3) Mengkonsep dan merekayasa perencanaan termasuk ke dalam kegiatan ini adalah
mengidentifikasi berbagai kecenderungan arah masa depan dengan membuat
ciriciri rinci dari tiap kebutuhan.
4) Merencanakan penilaian melalui perencanaan simulasi, merencanakan evaluasi,
serta menyeleksi perencanaan.
5) Mengidentifikasi tahapan-tahapan hasil kegiatan serta menentukan cara
pengawasannya.
6) Mengidentifikasi strategi alternatif yang mungkin serta menyempumakan tiap
persyaratan untuk memenuhi tiap kebutuhan.
Zengers menyebutkan bahwa prinsip utama dalam melakukan perencanaan
adalah ketelitian yang diaplikasikan pada setiap langkahnya, termasuk di
dalamnya ketrlibatan masyarakat dan ilustrasi langkah langkah yang akan
diterapkan. Ketelitian tersebut akan sangat mempengaruhi produk kurikulum
yang akan dihasilkan.24
c. Hal-hal yang harus di Perhatikan
Terdapat aspek yang harus diperhatikan dalam perencanaan kurikulum. Oemar
Hamalik menyebut aspek-aspek yang menjadi karakteristik perencanaan kurikulum
yaitu berdasarkan konsep yang jelas, dibuat dalam kerangka kerja yang
komprehensif, bersifat reaktif, tujuan berkaitan dengan minat anak dan adanya
partisipasi kooperatif.25 Pentingnya strategi pengembangan perencanaan pendidikan
Islam di Indonesia disebabkan dalam penyelenggaraan pendidikan Islam di Indonesia
masih perlu dilakukan adanya upaya reposisi, sehingga pendidikan Islam dapat benar-
benar mencapai tujuannya.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk melakukan reposisi perencanaan
Pendidikan Islam di Indonesia dapat berupa hal-hal, antara lain: pertama,
mengembangkan kesadaran tentang pentingnya perencanaan Pendidikan Islam.
Kedua, mengembangkan sikap menghargai profesi perencana di bidang pendidikan.

23
Dian Kurnia dan Wenarajasa, Perencanaan Kurikulum Pendidikan Islam, At-Tazakki, Vol. 4, No. 2,
2020, hal. 182-183
24
A. Saufi & H. Hambali, Menggagas Perencanaan…, hal. 41
25
Oemar Hamalik, Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006), hal.
151.
Jurnal Pendidikan, Vol. , No. , Bulan Tahun
e-ISSN: 2337-7593

Ketiga, mengembangkan sistem perencanaan Pendidikan Islam yang baik dan


sistematis. Keempat, memperbaiki kualitas dan keakuratan data kependidikan Islam.
Kelima, menetapkan model dan metode perencanaan Pendidikan Islam yang paling
sesuai dengan karakteristik dan tujuan Pendidikan Islam. Keenam, mengembangkan
manajemen sistem informasi Pendidikan Islam. Ketujuh, mengembangkan sistem
perencanaan berbasis penelitian.26
Dalam merencanakan kurikulum pendidikan perlu adanya prinsip yang menjadi
pegangan baik dalam proses penyusunan rancangan maupun dalam proses
implementasinya. Prinsip-prinsip tersebut antara lain:27
1) Interdisipliner, karena pendidikan itu sendiri sesungguhnya interdisipliner
dengan pendekatan berbagai macam bidang ilmu terutama dalam kaitannya
dengan pembangunan manusia.
2) Fleksibel, tidak kaku, tanggap, dan dinamis serta responsif terhadap tuntutan
masyarakat terhadap pendidikan. Perencana harus membaca kondisi masyarakat
yang ada di sekitarnya dalam merencanakan pendidikan.
3) Objektif dan rasional, mengakomodir kepentingan umum bukan untuk
kepentingan subjektif kelompok masyarakat tertentu.
4) Paham terhadap potensi dan sumber daya yang ada pada lembaganya. Dengan
segala potensi dan aset yang tersedia perencana akan menyusun apa saja yang
perlu digunakan secara efisien dan optimal.
5) Terkoordinir dengan baik, segala kekuatan dan modal dasar perlu dihimpun dan
dikoordinir dengan efektif untuk digunakan secermat mungkin untuk
kepentingan pembangunan pendidikan.
6) Berdasarkan data, perencanaan tanpa data tidak memiliki landasan dan pondasi
yang kuat dalam melangkah.
7) Mandiri, tidak mengandalkan kekuatan oran lain, karena perencanaan yang
bersandarkan kepada kekuatan bangsa lain akan tidak stabil dan mudah menjadi
objek politik bangsa lain.
8) Komprehensif dan ilmiah, mencakup seluruh aspek esensial pendidikan dan
disusun secara sistematik dengan menggunkan prinsip dan konsep keilmuwan.
d. Dimensi dan Aspek Perencanaan Kurikulum PAI
Perencanaan kurikulum memiliki banyak dimensi, Eisner menjelaskan
beberapa elemen penting dari dimensi perencanaan kurikulum. Elemen-elemen
tersebut akan menentukan karakteristik logika dan aliran rencana kurikulum, antara
lain: Goals and priorities (Tujuan dan prioritas), Content of the curriculum (Konten
kurikulum), Types of learning opportunities (Jenis pembelajaran), Learning
organization (Organisasi pembelajaran), Organization of content areas (Organisasi
isi), Model of presentation and response (Model presentasi dan respons), dan Types
of evaluation (Jenis evaluasi). 28
e. Landasan Perencanaan Kurikulum Pendidikan Agama Islam
Perencanaan kurikulum pendidikan harus megasimilasi dan mengorganisasi
informasi dan data secara intensif yang berhubungan dengan pengembngan program

26
Dwi Priyanto, Pengembangan Perencanaan…, hal. 297-298
27
Udin Syaefudin Sa’ud dan Abin Syamsuddin Makmun, Perencanaan Pendidikan…, hal. 12-13
28
Syarifah Rahmah, Mengenal Sekolah Unggulan, Itqan, Vol. 7, No. 1, 2016, hal. 13
Jurnal Pendidikan, Vol. , No. , Bulan Tahun
e-ISSN: 2337-7593

lembaga atau sekolah. Informasi dan data yang menjadi area utama yakni kekuatan
sosial, perlakuan pengetahuan dan pertumbuhan perkembangan manusia.29
1) Kekuatan sosial
Perubahan sistem pendidikan di Indonesia sangatlah dinamis. Pendidikan
kita menggunakan sistem terbuka sehingga selalu menyesuaikan dengan
perubahan dinamika sosial yang terjadi di masyarakat, baik itu sistem politik,
ekonomi, sosial, dan kebudayaan. Proses pendidikan merupakan sebuah
perjalanan sejarah di dalam suatu negara yang selalu menerapkan mekanisme
adaptasi untuk perubahan ke arah yang lebih baik. Kekuatan sosial ini menjadi
bagian yang harus dipertimbangkan dalam proses perencanaan kurikulum.
Perencanaan kurikulum PAI harus diisiapkan untuk menjadikan peserta didik
diterima pada masyarakat, karena pada esensinya peserta didik aka kembali ke
masyarakat. Lembaga pendidikan harus bisa menyiapkan peserta didik untuk
bisa beradaptasi dengan baik di masyarakat. Kekuatan yang lain pada satuan
pendidikan dan perencanaan kurikulum adalah perubahan nilai struktur dari
masyarakat itu sendiri.
2) Perlakuan pengetahuan
Perencanaan dan pengembangan kurikulum umumnya bereaksi terhadap
keberadaan data atau informasi yang berhubungan dengan pembelajaran. Di
skeolah tradisional biasanya struktur informasi lebih dari informasi itu sendiri.
Pertimbangan lainnya untuk perencanaan kurikulum yang berhubungan dengan
perlakuan pengetahuan adalah di mana individu belajar aktif untuk
mengumpulkan dan mengolah informasi, mencari fakta dan data,
memanipulasi, menyimpan dan mengambil kembali informasi tersebut untuk
dikembangkan dan digunakan dalam kegiatan merancang kurikulum yang
disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
3) Pertumbuhan dan perkembangan manusia.
Landasan ketiga dalam perencanaan kurikulum adalah informasi yang
berhubungan dengan perkembangan manusia. Hal ini menjadi pondasi penting
dilaksanakan, karena proses perencanaan kurikulum pendidikan haruslah
melihat situasi pertumbuhan dan perkembangan manusia. Data-data tersebut
penting seperti kegiatan sekolah yang sellau menyediakan untuk pengembangan
program sekolah baru, lebih awal anak belajar pendidikan khusus, pendidikan
sekolah alternatif, dan pendidikan akselerasi. Umumnya penting untuk
dipahami tentang pola-ola dari pertumbuhan dan perkembangan karena para
guru dituntut untuk merencanakan kurikulum atau program pembelajaran yang
berkenaan dengan kebutuhan dan perkembangan siswa. Kontribusi untuk
memahami perkembangan manusia telah menyeluruh di dunia ini sebagai
informasi tentang perkembangan manusia yang diakumulasi ke sekolah.
Pemikiran ini timbul sebagai usaha untuk mengorganisasi informasi dan data.
Interpretasi tentang pengetahuan perkembangan dasar manusia untuk
membedakan dalam teori pembelajaran yang dikemukakan oleh perencana
kurikulum.30

29
Rusman, Manajemen Kurikulum, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2017), hal. 34
30
Rita Yulia Anggraini, et.al, Perencanaan Kurikulum Pendidikan…, hal. 5-6
Jurnal Pendidikan, Vol. , No. , Bulan Tahun
e-ISSN: 2337-7593

4. Kesimpulan dan Saran


Kurikulum adalah inti dari proses pendidikan. Kurikulum merupakan pengalaman
belajar,itulah makna kurikulum dalam pengertian yang modern. Perencanaan adalah
sesuatu yang sangat penting, tanpa ada perencanaan tujuan akan sulit dicapai. Fungsi
dari perencanaan adalah pedoman yang megarahkan kepada tujuan dengan strategi
dan usaha yang telah ditetapkan. Kurikulum tanpa perencanaan akan menghasilkan
komponen yang tidak sistematis dan berkesinambungan. Dalam pendidikan Islam
kurikulum adalah seperangkat alat untuk mencapai tujuan Pendidikan Islam. Terdapat
empat komponen inti kurikulum, yaitu: tujuan, isi, metode dan evaluasi. Pendidikan Islam
bertujuan untuk mendidik pribadi manusia agar menjadi manusia seutuhnya, maka untuk
merumuskan kurikulum harus berdasarkan hakikat manusia, antara lain jasmaninya
sehat serta kuat, akalnya cerdas serta pandai, dan hatinya penuh iman kepada Allah. Nilai
nilai ketuhanan tersebut yang membedakan tujuan pendidikan Islam dengan tujuan
pendidikan non Islam yang bersifat pragmatis keduniaan yang pada akhirnya
menteknologikan proses kependidikan menuju manusia teknologis yang ilmiah namun
gersang dari nilai nilai agama dan kemanusiaan.
Dalam perencanaan kurikulum pendidikan Islam nilai tersebut adalah landasan
dari setiap langkah perumusannya. Perencanaan kurikulum pendidikan Islam diharapkan
dapat menghasilkan kurikulum yang mampu mengembangkan segala potensi yang ada
ada peserta didik. Kurikulum dalam pendidikan Islam adalah sarana untuk membina
individu peserta didik yang menjadikan nilai nilai keislaman sebagai ruh dalam menjalani
hidupnya. Dengan perencanaan kurikulum yang baik akan menjawab tuntutan yang
ditujukan pada pendidikan Islam untuk bisa bersaing dengan pendidikan selain Islam serta
mampu merespon tuntutan globalisasi dan era perkembangan iptek. Tentunya dengan
menjadikan nilai nilai Islam sebagai dasarnya, hal ini bukan berarti menjadikan ayat ayat
Al-Qur’an atau hadits hadits Rasulullah saw, untuk melegalkan pokok bahasan tertentu,
tapi menjadikan keduanya sebagai ruh dan hikmah yang melandasi proses pendidikan
yang dijalankan.

Daftar Pustaka

Akbar, T. Saiful, 2015, Manusia dan Pendidikan Menurut Pemikiran Ibn Khaldun dan John Dewey, Jurnal Ilmiah
DIDAKTIKA, Vol. 15, No. 2, Februari.
Alfarisi, S, 2020, Analisis Pengembangan Komponen Kurikulum Pendidikan Islam di Madrasah Diniyah, Rayah
Al-Islam, Vol. 4, No. 2.
Busro, M, & Iskandar, 2017, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, Yogyakarta: Media Akademi.
Cholid Abdurrohman, Muhammad, 2022, Perencanaan Kurikulum Pendidikan Islam, Rayah Al-Islam, Vol. 6, No.
1, April.
Fatha Pringgar, Rizaldy, dan Bambang Sujatmiko, 2020, Penelitian Kepustakaan(Library Research) Modul
Pembelajaran Berbasis Augmented Realitypada Pembelajaran Siswa, Jurnal IT-EDU. Volume 05 Nomor
01.
Hamalik, Oemar, 2006, Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung: Remaja Rosdakarya.
____________, 2006, Pengembangan Kurikulum, Bandung: Remaja Rosda Karya.
Hermawan, et.al, 2020, Konsep Kurikulum dan Kurikulum Pendidikan Islam, Jurnal Mudarrisuna: Media Kajian
Pendidikan Agama Islam, Vol. 10, No. 1.
Hidayat, Nur, 2015, Peran dan Tantanan Pendidikan Agama Islam di Era Global, Jurnal El-Tarbawi, Vol. 8, No.
2, 2015.
Jurnal Pendidikan, Vol. , No. , Bulan Tahun
e-ISSN: 2337-7593

Idris, F, Hassan, Z, Ya’acob, A, Gill,S. K,dan Awal, N. A. M, The Role of Education in Shaping Youth’s
National Identity, Procedia-Social and Behavioral Sciences 59.
Kurnia, Dian, dan Wenarajasa, 2020, Perencanaan Kurikulum Pendidikan Islam, At-Tazakki, Vol. 4, No. 2.
Mulyasa, 2005, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi, dan Implementasi, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
M. Muhardi, 2004, Kontribusi Pendidikan Dalam Meningkatkan Kualitas Bangsa Indonesia, Mimbar, Vol. xx,
No. 4.
Priyanto, Dwi, 2011, Pengembangan Perencanaan Pendidikan Islam: Konsep Strategi Pengembangan di
Indonesia, Insania, Vol. 16, No. 3.
Purwanto, Ngalim, 2006, Ilmu Pendidikan Teori dan Praktek, Bandung: Rosda Karya.
Rahmah, Syarifah, 2016, Mengenal Sekolah Unggulan, Itqan, Vol. 7, No. 1.
Rusman, 2017, Manajemen Kurikulum, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Saufi, Akhmad, dan Hambali, 2019, Menggagas Perencanaan Kurikulum Menuju Sekolah Unggul, Al-Tanzim:
Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Vol. 3, No. 1.
Syaefudin Sa’ud, Udin, dan Abin Syamsuddin Makmun, 2005, Perencanaan Pendidikan: Suatu Pendekatan
Komprehensif, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Syafaruddin, 2005, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press.
_________, 2015, Manajemen Organisasi Pendidikan, Medan: Perdana Publising.
Tjokaromidjojo, Bintoro, 1977, Perencanaan Pembangunan, Jakarta: Gunung Agung.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 19, Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Yulia Anggraini, Rita, dkk, 2022, Perencanaan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, Khatulistiwa: Jurnal
Pendidikan dan Sosial Humaniora, Vol. 2, No. 4, 2022.

Anda mungkin juga menyukai