Anda di halaman 1dari 7

Resume Telaah Kurikulum PAI

Dosen Pengampu

Dr. Ahmad Zaki, M.Pd.I

Di Susun Oleh :
Sayid abdallah 3118022
Kelompok 1 : “Konsep PAI, Ruang lingkup, dan Tujuan PAI di sekolah”

Resume : Kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam diarahkan untuk meningkatkan keyakinan,
pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran agama Islam dari peserta didik, yang disamping
untuk membentuk kesalehan-kesalehan atau kualitas pribadi, juga sekaligus untuk membentuk
kesalehan sosial. Dalam arti, kualitas ataukesalehan pribadi itu diharapkan mampu memancar
keluar dalam hubungan keseharian dengan manusia lainnya (bermasyarakat), baik yang seagama
(sesama Muslim) atau yang tidak seagama (hubungan dengan non Muslim), serta dalam berbangsa dan
bernegara sehingga dapat terwujud persatuan dan kesatuan nasional (ukhuwah wathoniyah) dan
bahkan ukhuwah insaniyah (persatuan dan kesatuan antar sesama manusia).

Tujuan pendidikan agama Islam adalah sama dengan tujuan manusia diciptakan, yakni untuk
berbakti kepada Allah SWT sebenar-benarnya bakti atau dengan kata lain untuk membentuk manusia
yang bertaqwa, berbudi luhur, serta memahami, meyakini, dan mengamalkan ajaran-ajaran agama, yang
menurut istilah marimba disebut terbentuknya kepribadian muslim.Ruang lingkup materi PAI di dalam
kurikulum 1994 sebagaimana dikutip oleh Muhaimin pada dasarnya mencakup tujuh unsur pokok, yaitu:

al-Qur’an-Hadits, keimanan, syari’ah, ibadah, muamalah, akhlak, dan tarikh. Pada kurikulum tahun
1999 dipadatkan menjadi bberapa unsur pokok, yaitu: al-Qur’an, keimanan, akhlak, fikih dan
bimbingan ibadah serta tarikh yang lebih menekankan pada perkembangan ajaran agama, ilmu
pengetahuan dan kebudayaanPendidikan AgamaIslam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa
agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertaqwa kepada Allah
SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti,
etis, saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun socialsemua komponen
ruang lingkup Pendidikan Islam hendaknya dapat terlaksana seiring sejalan sesuai dengan tujuan
Pendidikan Islam. Semua faktor pendidikan Islam sangat penting dalam mewujudkan peserta didik
sebagai manusia yang cerdas dan berpegang teguh pada keimanan dan ketaqwaan di era sekarang yang
penuah dengan perubahan dan multi kultural.

Kelompok 2 : “Sejarah Kurikulum PAI Pada Sekolah”

Resume : Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar
yang disediakan untuk sisiwa sekolah. Kurikulum disusun oleh para pendidikan/ahli kurikulum, ahli
bidang ilmu, pendidik, pejabat pendidikan, pengusaha serta masyarakat lainnya. Rencana ini disusun
dengan maksud memberi pedoman kepada para pelaksana pendidika, dalam proses pembimbingan
perkembangan siswa, mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh siswa sendir, keluarga, maupun
masyarakat. Dalam dunia pendidikan istilah kurikulum telah dikenal sejak kurang lebih satu abad
yang lampau. Dalam kamus Webster tahun 1856 untuk pertama kalinya digunakan istilah kurikulum.
Pada waktu itu kurikulum dipakai dalam bidang olahraga, yaitu suatu alat yang dibawa seseorangsejak
“start” sampai “finish”. Ada yang menyatakan bahwa penggunaan istilah kurikulum terjadi sekitar
tahun 1820 meskipun sebelumnya sudah digunakan di Skotlandia sejak awal abad ke-17. Kurikulum pada
waktu itu diartikan sebagai mata pelajaran yang harus diambil untuk suatu pendidikan atau training.
Kurikulum sama dengan isi buku teks, Garis-Garis Besar Program Pendidikan (GBPP), pedoman guru,
serta alat pelajaran yang diperlukan suatu mata pelajaran. Kurikulum adalah semua rencana yang
terdapat dalam proses pembelajaran. Kurikulum dapatdiartikan pula sebagai semua usaha lembaga
pendidikan yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang disepakati. Pengertian kurikulum tersebut
secara umum masih digunakan sampai tahun 1930-an.

Pemahaman kurikulum yang demikian didasarkan pada pemikiran ataufilsafat pendidikan yang
menganggap kurikulum adalah program yang diberikan secara direncanakan di sekolah.Perlu diinfokan
sbg penguatan bhwa kurikulum PAI mulai dberlakukan dlm kurikulum nasional dimulai pada masa
KH.Wahid Hasyim. Denganregulasi peraturan pemerintah no 20 tahun 1950 dengan alasan agar arah
pndidikan diIndonesia tdk ke barat-baratan.sebagaimna sebelumnya. Jadi, darisini mulai berlaku materi
PAI ada pada sekolah.

Kelompok 3 : “KONSEP PAI SEBAGAI SUMBER NILAI MORAL”

Resume : Pendidikan Islam bertujuan untuk mencapai kedekatan kepada Tuhan dan mencerahkan
kesadaran manusia. Untuk itu, seorang siswa harus diarahkan pada tujuh kualitas: 1) keimanan, 2)
keyakinan pada diri sendiri, 3) kejujuran, 4) kebenaran, 5) amanah (dapat dipercaya), 6) motivasi dan7)
kasih sayang.

Tujuan tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, utamanya dalam mengembangkan
manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kretaif, mandiri, danmenjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.Wujud dari hasil pendidikan terbut bisa dilihat dari penampilan moral siswa dalam kehidupan
sehari-hari. Agar karakter dan moral siswa itu bisa terbentuk, maka diperlukan strategi yang tepat
sehingga tujuan dari pendidikan agama Islam untuk mengembangkan nilai-nilai, kebiasaan-
kebiasaan yang baik, dan sikap yang positif guna mewujudkan individu yang dewasa dan
bertanggung jawab bisa dicapai.

Kelompok 4 : “Kurikulum PAI Abad 21”

Resume : Dengan semakin berkembangnya zaman maka kebutuhan kurikulum PAI pun semakin
berkembang pula, berikut adalah kebutuhan dari kurikulum PAI abad 21:

1.Untuk menghadapi di Abad-21 yang makin syarat dengan teknologi dan sains dalam masyarakat
global di dunia ini, maka pendidikan agama islam haruslah berorientasi pada teknologi dan sains yang
tetap berpedoman pada Al-Qur’an dan Hadits

2.Pendidikan agama islam bukan hanya membuat seorang peserta didik berpengetahuan, melainkan
juga menganut sikap keilmuan dan terhadap ilmu dan teknologi, yaitu kritis, logis, inventif dan
inovatif, serta konsisten, namun disertai pula dengan kemampuan beradaptasi. Di samping
memberikan ilmu dan teknologi, pendidikan ini harus disertai dengan menanamkan nilai-nilai luhur
dan menumbuh kembangkan sikap terpuji untuk hidup dalam masyarakat yang sejahtera dan bahagia
di lingkup nasional maupun di lingkup antarbangsa dengan saling menghormati dan saling dihormati.

3.Untuk mencapai ini mulai dari pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, menengah dan pendidikan
tinggi haruslah merupakan suatu sistem yang tersambung erat tanpa celah, setiap jenjang
menunjang penuh jenjang berikutnya, menuju ke frontier ilmu. Namun demikian, penting pula pada
akhir setiap jenjang, di samping jenjang untuk ke pendidikan berikutnya, terbuka pula jenjang untuk
langsung terjun ke masyarakat.

4.Bagaimanapun juga, pada setiap jenjang pendidikan perlu ditanamkan jiwa kemandirian, karena
kemandirian pribadi mendasari kemandirian bangsa, kemandirian dalam melakukan kerjasama yang
saling menghargai dan menghormati, untuk kepentingan bangsa.
5.Dalam pelaksanaan pendidikan agama islam perlu diperhatikan kebhinnekaan etnis, budaya, dan
sosial, terutama di jenjang pendidikan awal. Namun demikian, pelaksanaan pendidikan yang berbeda
ini diarahkan menuju ke satu pola pendidikan nasional yang bermutu.

6.Untuk menjamin terlaksananya pendidikan agama islam yang berkualitas, sistem monitoring
yang benar dan evaluasi yang berkesinambungan perlu dikembangkan dan dilaksanakan dengan
konsisten. Lembaga pendidikan yang tidak menunjukkan kinerja yang baik harus dihentikan

Kelompok 5 : “DESAIN RPP PAI 1 LEMBAR BERBASIS SAINTIFIK DAN MODEL PEMBELAJARAN”

Resume :Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik
dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi
bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena
itu, kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik
mencari tahu berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu. Kemudian untuk
memperkuat pembelajaran dengan pendekatan saintifik, ada beberapa model pembelajaran yang
disarankan, antara lain: inquiry learning,discovery learning, , project based learning Dan problem based
learning.Atas dasar itu semua, setiap guru mata pelajaran pada satuan pendidikan
diwajibkanmenyusun RPP, sebagaimana ditegaskan pemerintah melalui Permendikbud No. 22 Tahun
2016 tentang Standar Proses dan Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang Pedoman
Implementasi Kurikulum.

Kelompok 6 : “PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI PADA SEKOLAH MELALUI EKSTRAKURIKULER”

Resume : Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang merencanakan, menghasilkan suatu
alat yang lebih baik dengan didasarkan pada hasil penilaian terhadap kurikulum yang telah berlaku,
sehingga dapat memberikan kondisi belajar mengajar yang lebih baik. Dengan kata lain,
pengembangan kurikulum adalah kegiatanuntuk menghasilkan kurikulum baru melalui langkah-langkah
penyusunan kurikulum atas dasar hasil penilaian yang dilakukan selama periode tertentu.
Pengembangan dalam kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) diartikan sebagai kegiatan
menghasilkan kurikulum PAI, proses yang mengkaitkan satu komponen dengan yang lainnya untuk
menghasilkan kurikulum PAI yang lebih baik, dan kegiatan penyusunan (desain), pelaksanaan,
penilaian dan penyempurnaan kurikulum PAI.

Teknik pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah suatuteknik yang menjelaskan tentang
komponen-komponen umum dari suatu set bahan pembelajaran pendidikan agama dan prosedur-
prosedur yang akan digunakan bersama-sama dengan bahan-bahan tersebut untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien..

Program kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam adalah rancangan atau usaha-usaha yang
dijalankan dalam bentuk kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka, baik dilaksanakan di
sekolah atau di luar sekolah dengan tujuan untuk memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan
yang telah dipelajari siswa dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam.Kegiatan ekstrakurikuler yang
memiliki kaitan dengan bidang studi Pendidikan Agama Islam. Dalam hal ini, kegiatan
ekstrakurikulertersebut diarahkan kepada kegiatan pengayaan dan penguatan terhadap materi-
materi pembahasan dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam, seperti program kegiatan
ekstrakurikuler membaca al-Qur’an (kursus membaca al-Qur’an).
Kegiatan ini sangat penting “mengingat kemampuan membaca al-Qur’an merupakan langkah awal
pendalaman dan pengakraban Islam lebih lanjut.Lebih di kembangkan lagi, ekstrakurikuler tersebut, bisa
masuk dalam Kesenian.. Yaitu seni baca alquran atau Qira'at, kemudian seni tulis alqruan atau
kaligrafi.Dimana yang sama2 kita ketaahuin kegiatan ekstrakurikuler PAI yaitu ROHIS Rohani Islam
adalah sebuah organisasi memperdalam dan memperkuat ajaran Islam. Rohis biasanya dikemas
dalam bentuk ekstrakurikuler di sekolah menengah pertamadan sekolah menengah atas.

Kelompok 7 : “Telaah Religious Culture PAI Pada Sekolah”

Resume :Pengembangan PAI tidak cukup hanya dengan mengembangkan pembelajaran di kelas
dalam bentuk peningkatan kualitas dan penambahan jam pembelajaran, tetapi bagaimana
menjadikan PAI sebagai budaya sekolah merupakan bentuk pengembangan PAI yang strategis dengan
jalan meningkatkan peran-peran kepemimpinan sekolah dengan segala kekuasaannya melakukan
pembudayaan melalui pembiasaan, keteladanan, dan pendekatan persuasif atau mengajak dengan cara
yang halus. Dengan memberikan alasan dan prospek baik yang meyakinkan.Perwujudan budaya religius
(religious culture) sebagai bentuk pengembangan PAI di sekolah meliputi:

1.Tadarus Al-Qur’an 2.Shalat Dzuhur dan Shalat Jum’at berjama’ah 3.Tali asih 4.iuran qurban,
5.pesantren kilat di bulan ramadhan,6.bakti sosial,7.kantin kejujuran, 8.peringatan hari besar Islam,
9.peduli lingkungan, 10.halal bihalal,11.budaya 5 S (senyum, salam, sapa, sopa, dan santun),
12.Istighosah dan doa bersama.Budaya tersebut terbukti dapat meningkatkan spiritualitas siswa,
meningkatkan rasa persaudaraan dan toleransi, meningkatkan kedisiplinan dan kesungguhan dalam
belajar dan beraktifitas, dapat meningkatkan sikap tawadlu siswa terhadap guru sebagai bentuk
penghormatan dan keyakinan akan mendapatkan berkah dari gurunya berupa manfaat ilmu
pengetahuan yang di dapat dari guru, serta dapat menjadikan mentalitas siswa lebih stabil sehingga lebih
bersemangat dalam belajar.

Kelompok 8 : “Telaah Materi Subtantif Al-Qur’an dan Hadits”

Resume : Telaah materi pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits Madrasah Tsanawiyah diatas dapat
disimpulkan bahwa materi kelas VII meliputi memahai Al-Qur’an dan Al-Hadits sebagai pedoman hidup,
mencintai Al-Qur’an dan Hadits, menerapkan Al-Qur’andan surat-surat pendek pilihan tentang
Rububiyah dan Uluhiyah dalam kehidupan (QS. Al-fatihah, An-Nas, Al-Falaq dan Al-Ikhlas),
memahami hadis tentang ciri iman dan ibadah yang diterima Allah, membaca surat pendek pilihan (QS
Al-Bayinah dan Al-Kafirun), menerapkan Al-Qur’an surat-surat pendek pilihan dalam kehidupan tentang
toleransi, menerapkan Al-Qur’an surat pendek pilihan dalam kehidupan tentang problematika dakwah.

Materi kelas VIII meliputi membaca Al-Qur’an surat pendek pilihan (QS. Al-Kautsar dan Al-Ma’un),
menerapkan Al-Qur’an surat-surat pendek pilihan dalam kehidupan sehari-hari tentang ketentuan
rizki dari Allah (QS. Al-Quraisy dan Al-Insyiroh), menerapkan Al-Quran surat-surat pendek pilihan
dalam kehidupan sehari-hari tentang kepedulian social(QS. Al-Kautsar dan Al-Ma’un), memahami hadits
tentang tolong menolong dan mencintai anak yatim, membaca Al-Qur’an surat pendek pilihan tentang
menimbun harta atau serakah, memahami hadits tentang keseimbangan hidup didunia dan
akhirat.Materi kelas IX meliputi membaca Al-Qur’an surat pendek pilihan (QS. Al-Qariah dan Al-
Zalzalah), menerapkan Al-Quran surat-surat pendek pilihan tentang hukum fenomena alam (Al-Qariah
dan Al-Zalzalah), memahami hadits tentang menjaga dan melestarikan lingkungan alam, membaca Al-
Qur’an surat-surat pendek pilihan (QS. Al-Ashr dan Al-Alaq), menerapkan Al-Qur’an surat-surat
pendek pilihan tentang menghargai waktu dan menuntut ilmu, memahami hadits tentang menuntut
ilmu dan menghargai waktu.Telaah yang dapat diambil dari penjelasan materi Al-Qur’an hadits
Madrasah Tsanawiyah dari berbagai Aspek diantaranya adalah dari aspek filosofis, psikologis,
sosiologis, dan metodologis dalam penyampaian materi pembelajaran yang telah dijelaskan diatas.

Kelompok 9 : “Telaah Materi Subtantif Aqidah Kekinian”

Resume :Akidah Islam mempunyai banyak tujuan yang baik yang harus dipegang teguh, yaitu :

A.Untuk mengihlaskan niat dan ibadah kepada AllahI semata. Karena Dia adalah pencipta yang
tidak ada sekutu bagiNya, maka tujuan dari ibadah haruslah diperuntukkan hanya kepadaNya.

B.Membebaskan akal dan pikiran dari kekacauan yang timbul dari kosongnya hati dariakidah.
Karena orang yang hatinya kosong dari akidah ini, adakalanya kosong hatinya dari setiap akidah serta
menyembah materi yang dapat di indera saja dan adakalanya terjatuh pada berbagai kesesatan
akidah dan khurafat.

C.Ketenangan jiwa dan pikiran, tidak cemas dalam jiwa dan tidak goncang dalam pikiran. Karena
akidah ini akan menghubungkan orang mukmin dengan Penciptanya lalu rela bahwa Dia sebagai
Tuhan yang mengatur, Hakim yang membuat tasyri'. Oleh karena itu hatinya menerima takdir-Nya,
dadanya lapang untuk menyerah lalu tidak mencari pengganti yang lain.

D.Meluruskan tujuan dan perbuatan dari penyelewengan dalam beribadah kepada Allah dan
bermuamalah dengan orang lain. Karena diantara dasar akidah ini adalah mengimani para Rasul, dengan
mengikuti jalan mereka yang lurus dalam tujuan dan perbuatan.

E.Bersungguh-sungguh dalam segala sesuatu dengan tidak menghilangkan kesempatan beramal baik,
kecuali digunakannya dengan mengharap pahala. sebagai tambahan bahwa telaah pada materi ini
diarahkan untuk mengkritisi tema2 yang ada di kurikulum akidah akhlak untuk meninjau relevansinya
dlm situasi kekinian apakah perlu ada yg dirubah kontennya n solusinya apa. metode ny yg tepat
apa sebagai terobosan dlm metode pembelajaranny, karena tdk semua materi bisa dipakai
dalam satu metode pembelajaran. maka aspek penting untuk menelaah ini juga perlu diangkat
seperti pertimbangan kondisi saat ini. untuk konten materi n model pmbljrnnya..meski kalo
kurikulum.yg merubah adalah dr pusat namun sebgai masyarakat pendidikan kita bisa memberi kritisi n
solusi demi kemajuan pendidikan pada konten aqidah akhlak ini.

Kelompok 10 : “Telaah Materi Subtantif Akhlak Kekinian”

Resume :Jadi pada hakekatnya akhlak adalah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam
jiwa dan menjadi kepribadian. Dari sini timbullah berbagai macam perbuatan dengan cara spontan tanpa
dibuatbuat dan tanpa memerlukan pemikiran. Dapatdirumuskan bahwa akhlak adalah ilmu yang
mengajarkan manusia berbuat baik dan mencegah perbuatan jahat dalam pergaulannya dengan
Tuhan, manusia dan makhluk sekelilingnya.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan akhlak diartikan sebagai latihan mental
dan fisik yang menghasilkan manusia berbudaya tinggi untuk melaksanakan tugas kewajiban dan
tanggung jawab dalam masyarakat selaku hamba Allah. Pendidikan akhlak juga menumbuhkan
personalitas (kepribadian) dan menanamkan tanggung jawab.Suatu perbuatan atau sikap dapat
dikategorikan akhlak apabila memenuhi kriteria berikut ini:

1.Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang sehingga
telah terjadi kepribadiannya.

2.Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukandengan mudah tanpa pemikiran.


3.Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya
tanpa paksaan atau tekanan dari luar.

4.Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesungguhnya, bukan main-main, atau
karena sandiwara.Landasan hukum tentang akhlak salah satunya adalah: “Sembahlah Allah dan
janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-
bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekatdan tetangga yang jauh
dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang sombong dan membangga-banggakan diri.” (QS. An-nisa: 3)Pada materi akhlak fokus kepada
metodoogi yg relevan pada situasi kekinian sedangkan konten yg ada pada materi akhlak bgmn
kita mencermati isi yg ada dlm krklm apakah sdh cocock.n masih perlu pendalaman jika dirasa perlu
kita mesti usulkan apa saja yg tepat demi perubahan akhlak bangsa saat ini. krn PAI memiliki peran
strategis dlm.merubah karakter bangsa melalui penanaman akhlak pada sekolah

Kelompok 11 : “Telaah Materi Subtantif Fiqih”

Resume :Materi Pembelajaran Fiqih Materi pelajaran merupakan bahan pelajaran yang harus dikuasai
oleh siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran. Materi pelajaran harus digali dari berbagai sumber
belajar sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai. Materi pelajaran biasanya tergambar dalam
buku teks, sehingga sering terjadi proses pembelajaran adalah menyampaikan materi yang ada dalam
buku. Kerangka dasar dalam materi pelajaran ini mencakup tentang Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar.

1)Standar Kompetensi (SK) merupakan kerangka yang menjelaskan dasar pengembangan


program pembelajaran yang terstruktur. Penentuan standar kompetensi dilakukan dengan cermat dan
hatihati, karena apabila tidak memperhatikan standar Nasional maka Pemerintah pusat akan
kehilangan sistem untuk mengontrol mutu madrasah/sekolah. Sedangkan

2)Kompetensi Dasar (KD) merupakan perincian atau penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi.
Kompetensi Dasar adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap yang minimal harus dikuasai peserta
didik untuk menunjukkan bahwa siswa telah menguasai standar kompetensi yang telah ditetapkan.
Kompetensi Dasar berfungsi untuk mengembangkn potensi peserta didik :oRuang lingkup materi
Fiqih Adapun ruang lingkup mata pelajaran Fiqih di Madrasah Aliyah meliputi :1)Kajiantentang
prinsip-prinsip ibadah dan syari’at dalam Islam. 2)Hukum Islam dan perundang-undangan tentang
zakat dan haji, hikmah dan cara pengelolaannya. 3)Hikmah kurban dan akikah. 4)Ketentuan hukum
Islam tentang pengurusan jenazah. 5) Hukum Islam tentang kepemilikan. 5)Konsep perekonomian
dalam Islam dan hikmahnya. Padafiqih kekinian kita harus terbuka dng problem mutakhir yg perlu
mendapatkan respon secara hukum namun sesuai konteks local wisdom. rujukannya tetap quran
nhadist. sehingga kontemporer danrealistis.

Anda mungkin juga menyukai