Anda di halaman 1dari 11

TUJUAN DAN MATERI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah:

“PENDIDIKAN AGAMA ISLAM”

Dosen Pengampu:

Abdul Hadi MR. M. Pd.


Di susun oleh:

Abdul Khamid

MA’HAD ALY AL FITHRAH


TAKHASSUS TASAWUF DAN TAREKAT
( TASAWWUF WA THORIQOTUHU )
Jl. Kedinding lor No. 99 Surabaya
mahadalyalfitrah@gmail.com
2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah pendidikan yang terencana untuk


menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, manghayati, dan
mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau
latihan. Pendidikan agama islam, yang dimasud pendidikan agama islam yang
berada di sekolah dapat diartikan sebagai suatu program pendidikan yang
menanamkan nilai-nilai dari Islam melalui proses pembelajaran, seperti di
dalam kelas maupun di luar kelas yang dikemas dalam bentuk mata pelajaran
dan diberi nama Pendidikan Agama Islam atau disingkat PAI.

Dalam kurikulum nasional, mata pelajaran PAI merupakan mata pelajaran


wajib di sekolah umum sejak TK sampai Perguruan inggi. Kurikulum PAI
dirancang secara khusus sesuai dengan situasi, kondisi dan penjenjangan
pendidikan siswa dan mahasiswa. Berangkat dari konsep pendidikan Islam
dan pengertian PAI di sekolah, maka keberadaan mata pelajaran PAI di
sekolah merupakan salah satu media pendidikan Islam. Segala upayanya harus
selalu merujuk pada konsep pendidikan Islam secara utuh. Maka dalam hal ini
penulis akan menjelaskan tentang materi serta tujuan Pendidikan Agama Islam

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja materi Pembelajaran Agama Islam?
2. Apa saja tujuan Pembelajaran Agama Islm?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Materi Pendidikan Agama Islam
Pendidikan didikan Agama Islam merupakan pendidika yang terencana
guna menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati
dan mengamalkan ajaran Islam melalui egiatan bimbingan, pengajaran,
atau latihan. Materi Pendidikan Agama Islam dalam jenjang pendidikan
terbagi menjadi beberapa mata pelajaran diantaranya: Al Qur’an Hadist,
Aqidah Akhlak, Fiqih, dan Sejarah Kebudayaan Islam:1
1. Al Qur’an Hadist
Materi ini menekankan pada kemampuan baca tulis yang baik dan
benar, memahami makna secara tekstual dan kontekstual serta
mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari. Al-
Qur’an-Hadis merupakan sumber utama ajaran Islam, dan juga
merupakan sumber Aqidah-Akhlak, Syari’ah/Fiqh
(ibadah, muamalah), sehingga kajiannya berada di setiap unsur
tersebut. Aqidah (ushuluddin) atau keimanan merupakan akar atau
pokok agama. Syariah/Fiqh (ibadah, muamalah) dan Akhlak
bertitik tolak dari Aqidah, yakni sebagai manifestasi dan
konsekuensi dari Aqidah (keimanan dan keyakinan hidup).
Syari’ah/Fiqh merupakan sistem norma (aturan) yang mengatur
hubungan manusia dengan Allah, sesama manusia dan dengan
makhluk lainnya. Akhlaq merupakan aspek sikap hidup atau
kepribadian hidup manusia, dalam arti bagaimana sistem norma
yang mengatur hubungan manusia dengan Allah (ibadah dalam arti
khas) dan hubungan manusia dengan manusia dan lainnya
(muamalah) itu menjadi sikap hidup dan kepribadian hidup
1
Mohammad Jailani, Hendro Widodo, Siti Fatimah, Pengembangan Materi Pembelajaran
Pendidikan Islam: Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam, Jurnal Al Idarah (Mei No. 1 2021),
145
manusia dalam menjalankan sistem kehidupannya (politik,
ekonomi, sosial, pendidikan, kekeluargaan, kebudayaan/seni, iptek,
olahraga/kesehatan, dan lain-lain) yang dilandasi oleh Aqidah yang
kokoh.
2. Akidah-Akhlak
Materi akidah menekankan pada pembinaan keyakinan bahwa
Allah adalah asal usul dan tujuan hidup manusia, serta menekankan
pada kemampuan memahami dan mempertahankan keimanan yang
benar serta menghayati dan mengamalkan nilai-nilai yang
terkandung dalam nama-nama Allah (Asmaul Husna). Juga
mempelajari sifat dua puluh Allah (Aqidah al Awwam) serta
mengenalkan nama-nama Allah yang berjumlah sembilan puluh
sembilan. Misal menjelaskan tentang Allah mempunyai sifat Ar
Rahman (Maha Pengasih) secara empiris agar lebih mudah
dipahami, jadi manusia harus optimis dalam menjalani kehidupan
di dunia ini, sifat kasih sayang Allah itu diberikan kepada semua
makhluk yang ada di muka bumi ini tanpa pandang dia beriman
atau tidak.
Materi Akhlak diarahkan untuk menyiapakan peserta didik agar
memiliki moral dan etika Islam sebagai pribadi keseluruhan
Muslim dan diamalakan dalam kehidupan sehari-hari. Materi
akhlah menekankan pada pembiasaan untuk menerapkan akhlak
terpuji dan menjahui aklakh tercela dalam kehidupan sehari-hari.2
3. Fiqih
Materi fiqih diarahan untuk menyiapkan peserta didik agar dapat
mengenal, memahami, menghayati, dan mengamalkan hukum
Islam yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, pelatihan, serta pengalaman.
Materi fiqh menekankan pada kemampuan cara melaksanakan

2
Zainuddin dalam https://uin-malang.ac.id/r/131101/analisis-pengembangan-materi-pendidikan-
agama-islam-pai.html 21 Desember
ibadah dan muamalah yang benar dan baik bersifat fleksibel dan
kontekstual. Oleh sebab itu, hal-hal yang berkaitan dengan ibadah
mahdha sedapat mungkin dijelaskan sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan moderen, misalnya makna wudhu dan sholat
ditinjau dari aspek kesehatan, psikologos, dan sosial. Demikian
pula tentang najis dan haram yang harus dijahui oleh umat Islam.
Semua itu dijelajkan dalam kontek kehidupan kontemporer.
4. Sejarah Kebudayaan Islam
Materi ini diarahkan untuk peserta didik agar memiliki pemahaman
terhadap apa yang telah diperjuangkan oleh umat Muslim pada
zaman dahulu sebagai katalisator3 proses perubahan sesuai dengan
tahapan kehidupan mereka pada masing-masing waktu, tempat,
dan masa agar dijadikan sebagai pedomaan hidup ke depan bagi
kehidupan umat Islam. Materi SKI juga menekankan pada
kemapuan mengambil himah dan pelajaran dari peristiwa-peristiwa
bersejarah pada masa lalu yang menyangkut berbagai aspek seperti
aspek sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seterusnya. Serta
meneladani sifat dan sikap para tokoh berprestasi dari Nabi
Muhammad, para sahabat, sampai tokoh setelah sahabat bagi
pengembangan kebudayaan dan peradaban Islam masa kini.
B. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Segala macam pencapaian
tidaklah luput dari adanya tujuan yang menafasi seluruh rangkaian kegiatan,
karena tujuan merupakan harapan akhir yang hendak dicapai setelah
melakukan usaha. Dalam pendidikan, tujuan merupakan salah satu komponen
yang bersifat pokok. Tujuan pendidikan dapat diklasifikasikan menjadi 3
bagian, yaitu :

1. Tujuan Pendidikan Nasional

3
seseorang atau sesuatu yang menyebabkan terjadinya perubahan dan menimbulkan kejadian baru
atau mempercepat suatu peristiwa. Dalam https://kbbi.web.id/katalisator
Merupakan tujuan yang bersifat paling umum dan merupakan sasaran
yang harus dijadikan pedoman oleh setiap usaha pendidikan. Secara jelas
tujuan pendidikan nasional yang bersumber dari sistem nilai pancasila
dirumuskan dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 3, bahwa pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan bentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.4
2. Tujuan Institusional
Merupakan tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga pendidikan.
Tujuan institusional merupakan tujuan antara tujuan khusus dengan tujuan
umum untuk mencapai tujuan umum yang dirumuskan dalam bentuk
kompetensi lulusan setiap jenjang pendidikan, misalnya standar
kompetensi pendidikan dasar, menengah, kejuruan, dan jenjang
pendidikan tinggi.
3. Tujuan Kurikuler
Adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi atau mata
pelajaran. Tujuan kurikuler juga pada dasarnya merupakan tujuan antara
untuk mencapai tujuan lembaga pendidikan. Dengan demikian, setiap
tujuan kurikuler harus dapat mendukung dan diarahkan untuk mencapai
tujuan institusional. Tujuan pembelajaran dapat disebut juga dengan
istilah tujuan kurikuler. Tujuan kurikuler dapat didefinisikan sebagai
kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah mereka
mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu dalam satu kali
pertemuan.

Menurut Hasan Langgulung, bahwa sebuah tujuan yang ingin


dicapai oleh pendidikan pada hakikatnya adalah sebuah perwujudan dari
nilai-nilai ideal yang terbentuk dari pribadi manusia dan pada umumnya
4
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
manusia pasti akan berupaya untuk mendahulukan kebahagiaan, baik
kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat. Pendidikan Agama Islam
memiliki arti yang lebih sempit, yaitu sebagai program yang terencana
dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,
menghayati, hingga mengimani ajaran agama Islam serta diikuti tuntunan
untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan
kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan
bangsa. Salah satu tujuan pendidikan agama Islam, dapat dicapai dengan
tercapainya proses pembelajaran.

Berkaitan dengan tujuan PAI di sekolah, Darajat mengemukakan


beberapa tujuan sebagai berikut. Kesatu, menumbuhsuburkan dan
mengembangkan serta membentuk sikap siswa yang positif dan disiplin
serta cinta terhadap agama dalam berbagai kehidupan sebagai esensi
takwa; taat kepada perintah Allah dan Rasul-Nya. Kedua, ketaatan kepada
Allah dan Rasul-Nya merupakan motivasi intrinsik siswa terhadap
pengembangan ilmu pengetahuan sehingga mereka sadar akan iman dan
ilmu dan pengembangannya untuk mencapai keridlaan Allah Swt. Ketiga,
menumbuhkan dan membina siswa dalam memahami agama secara benar
dan dengannya pula diamalkan menjadi keterampilan beragama dalam
berbagai dimensi kehidupan.5 Ahmad Tafsir mengemukakan tiga tujuan
PAI, yakni: (1) terwujudnya insan kamil, sebagai wakil-wakil Tuhan di
muka bumi, (2) terciptanya insan kaffah, yang memiliki tiga dimensi;
religius, budaya, dan ilmiah, dan (3) terwujudnya penyadaran fungsi
manusia sebagai hamba, khalifah Allah, pewaris para nabi, dan
memberikan bekal yang memadai untuk menjalankan fungsi tersebut.

Tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam tidak akan terlepas


dari tujuan akhir pendidikan Islam yang terletak pada terlaksananya
pengabdian penuh kepada Allah, baik pada tingkat perseorangan,
kelompok maupun kemanusiaan dalam arti yang seluas-luasnya.6 Dalam
5
Darajat. Ilmu pendidikan Islam. (Jakarta: Balai Pustaka, 1992), 57
6
Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, Cet. ketiga, 2001), 77
buku “Pendidikan dalam Perspektif Hadist”, Umi Kultsum
menggeneralisasikan tujuan pendidikan Islam kedalam empat bagian
besar, yaitu:

1. Beriman kepada Allah; Kualitas keimanan seseorang merupakan


sasaran yang ingin dicapai dalam pendidikan seorang muslim, hal itu
dapat dicapai apabila setiap pendidik berusaha semaksimal mungkin
untuk membawa peserta didik pada kualitas keimanan yang terwujud
dalam perilaku yang lebih baik. Lebih tepatnya setiap rumusan tujuan
kegiatan pendidikan selayaknya secara umum memasukan unsur
kualifikasi mukmin dan secara khusus merincinya dalam wujud
perilaku yang sesuai dengan keimanannya.
2. Bertakwa kepada Allah; Tingkat manusia paling mulia adalah yang
paling tinggi tingkat ketakwaannya, maka sehebat apapun ilmu
manusia dan setinggi apapun status sosial atau jabatannya di
masyarakat selama dia tidak memiliki ketakwaan kepada Allah maka
kehebatan dan ketinggian statusnya tidaklah memiliki nilai apaapa
dihadapan Allah SWT.
3. Berakhlak mulia; Manusia yang berakhlak mulia harus menjadi
sasaran proses pendidikan Islam karena itulah misi utama Rasulullah
SAW yaitu dengan cara menghiasi dirinya dengan berbagai akhlak
yang mulia dan menganjurkan agar umatnya senantiasa menerapkan
akhlak tersebut dalam kehidupannya sehari-hari, bahkan secara tegas,
beliau menyatakan bahwa kualitas iman 42 seseorang itu dapat diukur
dengan akhlak yang ditampilkannya, artinya semakin baik kualitas
iman seseorang akan semakin baik pula akhlaknya, begitupun
sebaliknya.
4. Mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Didalam Al Qur‟an
dijelaskan bahwa tujuan hidup umat Islam adalah untuk mencapai
kebahagiaan dunia dan akhirat. Begitu pula pada dunia pendidikan.7

7
Umi Kultsum, Pendidikan dalam Perspektif Hadist (Hadist-hadist Tarbawi).(Serang:
FSEIPRESS, 2012), 26-33.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan didikan Agama Islam merupakan pendidika yang terencana
guna menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati
dan mengamalkan ajaran Islam melalui egiatan bimbingan, pengajaran,
atau latihan. Materi Pendidikan Agama Islam dalam jenjang pendidikan
terbagi menjadi beberapa mata pelajaran diantaranya: Al Qur’an Hadist,
Aqidah Akhlak, Fiqih, dan Sejarah Kebudayaan Islam, yang mana masing-
masing mempunyai penekanan dan pengarahan tujuan memahami
pelajaran tersebut.
Beberapa tujuan Pembelajaran Agama Islam ialah sebagai berikut.
Kesatu, menumbuhsuburkan dan mengembangkan serta membentuk sikap
siswa yang positif dan disiplin serta cinta terhadap agama dalam berbagai
kehidupan sebagai esensi takwa; taat kepada perintah Allah dan Rasul-
Nya. Kedua, ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya merupakan motivasi
intrinsik siswa terhadap pengembangan ilmu pengetahuan sehingga
mereka sadar akan iman dan ilmu dan pengembangannya untuk mencapai
keridlaan Allah Swt. Ketiga, menumbuhkan dan membina siswa dalam
memahami agama secara benar dan dengannya pula diamalkan menjadi
keterampilan beragama dalam berbagai dimensi kehidupan
DAFTAR PUSTAKA

Mohammad Jailani, Hendro Widodo, Siti Fatimah, Pengembangan Materi


Pembelajaran Pendidikan Islam: Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam, Jurnal
Al Idarah Mei No. 1 2021.

Zainuddin dalam https://uin-malang.ac.id/r/131101/analisis-pengembangan-


materi-pendidikan-agama-islam-pai.html

https://kbbi.web.id/katalisator

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Darajat. Ilmu pendidikan Islam. Jakarta: Balai Pustaka, 1992.

Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (akarta: Kalam Mulia, Cet.


ketiga, 2001.

Umi Kultsum, Pendidikan dalam Perspektif Hadist (Hadist-hadist


Tarbawi).Serang: FSEIPRESS, 2012.

Anda mungkin juga menyukai