Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN STUDI MINGGUAN

MATA KULIAH MKU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

Tanggal: Senin, 28 Agustus 2023


NAMA MAHASISWA: Fariha Nidaul Hasanati
NIM: 1107623092
KODE SEKSI MATA KULIAH: 1000000184

SUMMARY

Pendidikan agama Islam sangatlah penting di semua lini kehidupan baik dalam keluarga,
lembaga pendidikan tinggi, pertemanan, bahkan masyarakat. Namun ketika melakukan
pembelajaran sangat penting bagi kita untuk mengetahui dasar atau landasan yang dijadikan
ukuran untuk menentukan kebenaran.

A. Landasan Filosofis
Seorang filsafat pendidikan, M. Arifin menjelaskan bahwa filsafat pendidikan Islam pada
hakikatnya adalah konsep konsep berpikir tentang kependidikan yang berlandaskan ajaran
Islam tentang hakikat
kemampuan manusia untuk dapat dibina dan dikembangkan serta dibimbing menjadi manusia
muslim yang seluruh pribadinya dijiwai oleh ajaran Islam, serta landasan bahwa manusia harus
dibina menjadi hamba Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang berkepribadian baik.

3 Landasan pokok untuk memahami tentang hakikat pembelajaran agama Islam:

1. Epistimologi Pembelajaran Agama Islam


Epistemologi merupakan cabang dari filsafat ilmu.

a). Sumber Religius


Bersumber dari ajaran Islam, yaitu al-Quran dan al-Hadits.
Berikut adalah satu ayat al-Quran yang menjelaskan bahwa menuntut ilmu merupakan
suatu kewajiban.
Artinya:
"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegab dari yang munkar; merekalab orang-
orang yang beruntung,." (QS.Ali Imran/03: 104).

Begitu pula menurut al-Hadits


Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
"Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim". (HR. Ibnu Majah)

b). Dasar yuridis


di antaranya:
1) Dasar Ideal berasal, dari dasar falsafah negara Pancasila, sila pertama "Ketubanan
Yang Maha Esa";
2) Dasar struktural atau konstitusional, yaitu UUD 1945 dalam Bab XI pasal 29 ayat 1
dan 2, serta UUD 1945 Pasal 31 ayat 1,2,3,4, dan 5;
3) UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu bab tentang
peserta didik, Pasal 12 ayat (1) bagian a-c, dan pasal 37 ayat (1).

c). Sumber psikologis


Pada hakikatnya manusia pasti mencari pelarian secara spiritual. Namun, di tengah
masyarakat sekarang secara psikologis manusia terpecah.

Terdapat dua jenis kelompok :


- Theis : berusaha menyelenggarakan pendidikan agama
- Atheis : menghalangi penyelenggaraan pendidikan agama

Namun ada juga masyarakat yang berada di posisi tengah (abangan), yaitu percaya
kepada Allah, namun tetap menjalankan tradisi nenek moyang. Terkadang mengajak
kepada tuhan, tetapi diluar itu masih mengerjakan perbuatan yang dilarangnya.

Maka dari itu, pentingnya penelusuran serta pengkajian teori psikologi. Serta
pengaruhnya dapat menjadikan orang lebih bailk dan paham terhadap pendidikan
agama.
2. Ontologi Pembelajaran Agama Islam
Jika berbicara tentang wilayah ontologi yang terkait dengan potensi manusia, Allah
Subhanahu Wa Ta'ala telah menganugerahkan kepada manusia beragam potensi untuk
dikembangkan, namun manusia hanya mengembangkan beberapa potensi tersebut,
beragam potensi tersebut oleh Howard Gardner digambarkan dalam teori kecerdasan
berganda (multiple intlegences). Menurut teori multiple intelligences, manusia
setidaknya memiliki 8 (delapan) kecerdasan yang berbeda.

3. Aksiologi Pembelajaran Agama Islam


Aspek aksiologi menekankan pada pembangunan karakter yang perlu dibentuk
bersama-sama sebagai tujuan tertinggi pendidikan agama islam

C. Landasan Teologis Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi


Konten pembahasan pada teologi pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kajian mengenai
pesan wahyu atau ayat juga interpretasinya. Pendidikan merupakan upaya untuk
mengembangkan manusia ke arah kesempurnaan.

Kajian teologi pendidikan tidak serta merta berhubungan dengan 'Tuhan, akan tetapi
mengkaji pula tentang manusia yang sudah diciptakan dan diberikan berbagai potensi oleh
Allah. Dengan demikian, kajiannya tidak apriori melepaskan diri dari pembahasan mengenai sisi
kemanusiaan
manusia.

Pendidikan dalam perspektif teologi bercermin pada sebuah asumsi bahwa Tuhan mempunyai
posisi superlatif jauh dari pada posisi kekuasaan dan kebebasan manusia. Teolog yang
dimaksudkan di sini adalah mencoba untuk membuat sebuah konsepsı pendidikan yang sesuai
dengan kehendak-Nya yang tertuang dalam pesan- pesan kitab suci. Selain itu juga, Teologi
pendidikan menjadi sebuah
pondasi penting dalam pengembangan pendidikan Islam.

D. Urgensi Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi


1. Urgensi Pembinaan Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi
Dalam skala panjang dan berproses, peran pendidikan agama Islam amat sangat strategis.
Karena selain dapat memberikan pengetahuan, pengalaman dan pemahaman juga dapat
membentuk kepribadian mahasiswa yang diproyeksikan menjadi pemimpin bangsa di masa
depan, melalui proses pendidikan, pengajaran maupun pembelajaran. Dengan demikian, dalam
menggerakkan kemajuan suatu bangsa, pembelajaran PAI di perguruan tinggi dapat mengambil
peran langsung yaitu peran jangka pendek dan sekarang bisa direalisasikan.

Sedangkan peran tidak langsung merupakan peran jangka panjang, maksudnya adalah peran
yang dapat dibuktikan kiprahnya pada masa yang akan datang. Urgensi pendidikan yang begitu
dominan tersebut menempatkan pendidikan agama Islam memiliki peran penting dalam
kemajuan suatu bangsa yang didukung dengan proses pembelajaran yang perlu mengonstruksi
pendidikan agama Islam menjadi pendidikan yang mempunyai fungsi yang sangat strategis.

2. Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum (PTU)


Mata kuliah Pendidikan agama Islam ini merupakan mata kuliah dasar umum pada Perguruan
Tinggi Umum mempunyai posisi strategis dalam melakukan transmisi pengetahuan dan
transmisi sikap dan perilaku mahasiswa melalui suatu proses pembelajaran. Sehingga nantinya
seorang peserta didik mempunyai karakter yang kuat.

3. Visi dan Misi Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi


Visi dari pendidikan agama slam di perguruan tinggi adalah terbentuknya mahasiswa yang
mempunyai perilaku dalam pengembangan kepribadian, keilmuan, dan profesinya.

Misi MKDU PAI secara khusus:


1) Mengembangkan potensi keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia / karakter baik
mahasiswa (owisi psikopedagogis);
2) Menyiapkan mahasiswa untuk perkehidupan Islami baik sebagai pribadi, anggota
keluarga, anggota masyarakat, dan scbagai wanga negara yang baik (misi psikososial);
3) Membangun budaya spiritualitas sebagai determinan utama dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara (misi sosiokultural)
4) Mengkaji dan mengembangkan pemahaman ajaran Islam yang terintegrasi dengan
berbagai disiplin ilmu (misi akademik).
Secara spesifik, tujuan MKDU PAL adalah:
1) Meningkatkan kualitas keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia mahasiswa;
2) Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelaksanaan ibadah ritual mahasiswa
3) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam memecahkan
problematika kehidupan dengan berlandaskan pada ajaran islam;
4) Meningkatkan kematangan dan kcarifan berpikir dan berperilaku mahasiswa dalam
pergaulan global;
5) Meningkatkan pemahaman dan kesadaran mahasiswa dalam mengembangkan
disiplin ilmu dan profesi yang ditckuninya sebagai bagian dari ibadah (ghairu mahdhah).

Anda mungkin juga menyukai