NIM : 1302623057
Program Studi : Pendidikan Fisika A
Pendidikan agama Islam sangat penting di semua aspek kehidupan karena berfungsi
sebagai landasan kebenaran dalam pembelajaran. Kita harus memahami dasar yuridis, filosofis,
dan teologisnya. Keluarga, sekolah, dan lingkungan harus saling mendukung untuk berhasil.
Pembelajaran di sekolah harus dibarengi dengan kondisi keluarga dan lingkungan yang
kondusif. Untuk memastikan bahwa pendidikan agama dianggap sebagai kebutuhan hidup dan
bukan kewajiban semata, diperlukan pendidik yang berkualitas.
Jika kita melihat sejarah perguruan tinggi di Indonesia, kita harus menyadari bahwa ada
dua pendapat yang berbeda dari akademisi tentang pendidikan agama Islam di perguruan tinggi.
Pendapat pertama menyatakan bahwa pendidikan agama Islam harus diajarkan di perguruan
tinggi karena negara ini harus menjaga keberagaman warganya. Ini karena Indonesia memiliki
ragam suku, budaya, dan ras yang sangat beragam, dan mahasiswanya pasti berasal dari
berbagai daerah. Menurut pendapat kedua, pendidikan agama Islam tidak perlu diajarkan di
perguruan tinggi karena agama merupakan urusan pribadi dan keluarga serta institusi
keagamaan seperti masjid, pesantren, dan organisasi keagamaan, sehingga negara tidak perlu
ikut campur dalam urusan agama mereka.
Terdapat 3 (tiga) landasan pokok yang dapat dijadikan sebagai landasan untuk memahami
tentang hakikat pembelajaran agama Islam, yaitu epistemologi, ontologi, dan aksiologi.
2. Dasar struktural atau konstitusional, yaitu UUD 1945 dalam Bab XI pasal 29
ayat 1 dan 2, serta UUD 1945 Pasal 31 ayat 1,2,3,4, dan 5;
3. UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu bab V
tentang peserta didik, Pasal 12 ayat (1) bagian a-c, dan pasal 37 ayat (1).
c. Sumber Psikologis
Pedoman hidup bagi masyarakat Indonesia yang sangat religius. Penting dipahami
secara terstruktur untuk mengarahkan pembelajar menuju kebahagiaan di dunia
dan akhirat.
2. Ontologi Pembelajaran Agama Islam
Pendidikan Islam harus melihat manusia, masyarakat, dan dunia. Semua
kemampuan yang diberikan Allah kepada manusia harus dikembangkan, seperti logika
matematis, linguistik, musik, spasial, kinestetis, intrapersonal, dan naturalis. Menurut
Hasan Langgulung, manusia memiliki kemampuan sesuai dengan sifat-sifat Allah SWT.
Ini menunjukkan bahwa manusia memiliki kemampuan untuk menjadi rahmat bagi
alam semesta.
Tujuan pendidikan Islam adalah untuk membuat orang beriman, bertakwa, dan
berakhlak mulia. Pengembangan potensi manusia dalam pendidikan Islam harus sejalan
dengan tujuan ini.
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang
yang beruntung” (QS. Ali Imran/03: 104)