Anda di halaman 1dari 3

Rizky Arsena Putra

1302623049
Pendidikan Fisika 2023

Tugas 1 PAI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI PERGURUAN TINGGI
Indonesia adalah bangsa dengan sejarah kemerdekaannya di selimuti oleh peran
agama. Bahkan dalam dasar negaranya, Pancasila tercantum dalam sila pertamanya
menandakan bahwa negara ini percaya dengan adanya ketuhanan. Sehingga di semua sekolah
terdapat pembelajaran agama, terkhusus agama Islam sebagai agama yang menjadi mayoritas
di negara ini. Pendidikan agama Islam di jadikan pembelajaran wajib di setiap sekolah
bahkan sampai perguruan tinggi pun turut serta mewajibkan pendidikan ini. dengan tujuan
peserta didiknya memiliki moral/ akhlak yang baik dan sesuai dengan syariat agama,
sehingga kehidupan berjalan dengan baik dan tidak terjadi permusuhan di antara mereka.

Pendapat pertama, menyatakan bahwa pendidikan agama Islam harus diajarkan di


perguruan tinggi karena negara, dalam hal ini perguruan tinggi wajib menjaga keberagaman
warganya terlebih lagi Indonesia memiliki ragam suku, budaya, ras yang sangat beragam dan
mahasiswa yang berada di perguruan tinggi tentu berasal dari daerah yang berbeda. Dengan
adanya ajaran pendidikan agama Islam tentu saling menghargai dan menjaga toleransi antar
umat. Sedangkan pendapat kedua, menyatakan pendidikan agama Islam tidak perlu diajarkan
di perguruan tinggi, alasannya karena agama merupakan urusan pribadi, keluarga, dan
institusi keagamaan seperti masjid, pesantren, dan organisasi keagamaan. Sehingga negara
tidak perlu ikut campur dalam urusan agama.

Selain dua pandangan di atas, terdapat pendapat-pendapat lain tentang filsafat


pendidikan Islam, dapat dipaparkan dua pendapat Abudin Nata dan M. Arifin. Manurutnya,
filsafat pendidikan Islam dapat dikatakan suatu upaya menggunakan metode filosofis, yakni
berpikir secara mendalam, sistematis, radikal, dan universal tentang masalah-masalah
pendidikan seperti masalah manusia (peserta didik dan guru), kurikulum, metode, dan
lingkungan yang berlandaskan al-Quran dan al-Hadis sebagai acuan primernya. Selanjutnya
Arifin menjelaskan bahwa filsafat pendidikan Islam pada hakikatnya adalah konsep berpikir
tentang kependidikan yang berlandaskan ajaran Islam tentang hakikat kemampuan manusia
untuk dapat dibina dan dikembangkan serta dibimbing menjadi manusia muslim yang seluruh
pribadinya dijiwai oleh ajaran Islam, serta landasan bahwa manusia harus dibina menjadi
hamba Allah Swt yang berkepribadian baik. Namun hal di atas nampaknya, dapat terjawab.
Jika kita mengkaji sumber-sumber filosofisnya, terdapat 3 (tiga) landasan pokok yang dapat
dijadikan sebagai landasan untuk memahami tentang hakikat pembelajaran agama Islam,
yaitu epistemologi, ontologi, dan aksiologi.

1. Epistimologi Pembelajaran Agama Islam


Epistemologi merupakan cabang dari filsafat ilmu

a. Sumber Religius
b. Sumber Yuridis
c. Sumber Psikologis

2. Ontologi Pembelajaran Agama Islam


Masalah-masalah tentang pendidikan Islam yang menjadi perhatian yang serius,
mengutip pernyataan Muhaimin adalah bahwa dalam penyelenggaraan pendidikan
Islam diperlukan pendirian mengenai pandangan manusia, masyarakat dan dunia.

3. Aksiologi Pembelajaran Agama Islam


Aksiologi atau filsafat nilai adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat
nilai, pada umumnya ditinjau dari sudut pandang kefilsafatan.

Pembelajaran pendidikan agama Islam di perguruan tinggi umum harus diperkaya


dengan proses penanaman nilai-nilai Islam agar di dalam diri mahasiswa tertanam perilaku
atau sikap keimanan yang kuat dan bukan sekedar ilmu yang dipelajari dari sisi koginitif
(pengetahuan) saja, melainkan sisi afektif (perilaku) dan psikomotorik (keterampilan) juga.
Landasan pentingnya mempelajari mata kuliah pendidikan agama Islam di perguruan tinggi
dapat dilihat dari faktor filosofis dan teologis. Pertama, dalam faktor filosofis terdapat 3 (tiga)
sumber pokok yang dapat dijadikan sebagai landasan untuk memahami tentang hakikat
pembelajaran pendidikan agama Islam dip erguruan tinggi, yaitu epistemologi mencakup
sumber-sumber pengetahuan, dari manakah pengetahuan yang benar itu datang dan
bagaimana kita mengetahuinya di antaranya dengan pendekatan religius, yuridis dan
psikologis, ontologi terkait dengan potensi manusia, bahwa Allah Swt telah
menganugerahkan kepada manusia beragam potensi untuk dikembangkan, dan aksiologi
sebagai dasar masalah etika yang mempelajari tentang kebaikan ditinjau dari kesusilaan yang
sangat prinsip dalam pendidikan Islam.

Kedua, landasan teologis yang berarti agama, spiritual dan Tuhan menjadi landasan
dan dasar atau pokok dalam mempelajari mata kuliah pendidikan agama Islam di perguruan
tinggi dengan menjadikan pegangan dasar al-Quran yang merupakan sumber utama ajaran
Islam, dan al-Hadits yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pegangan hidup
dan pedoman dasar mahasiswa.

Anda mungkin juga menyukai