Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ASPEK FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

Diajukan sebagai:

Salah satu tugas kelompok untuk memenuhi

Tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam

Dosen Pengampu:

Moch. Mukhlison, S. Pd. I, M. Pd. I

Kelompok 6:

1. Mochamad Afwan Nur Setiawan (2101010090)


2. Dewi Kharisma (2101010059)
3. Mohammad Ipnu Arif Frastiawan (2101010080)

UNIVERSITAS ISLAM TRIBAKTI (UIT) LIRBOYO KEDIRI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

2023

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur mari kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmatnya kepada kepada kita sehingga kita masih tetep diberi
nikmat bernafas dan merasakan segala nikmat yang diberikan kepada kita semua.
Sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada baginda agung Nabi Muhammad
SAW yang telah menuntun kita kejalan yang lurus yang berupa agama yang haq
dan sempurna yaitu Agama islam.
Kami disini akhirnya dapat bersyukur atas terselesainya makalah kami yang
kami beri judul “Epistimologi Ilmu” sebagai salah satu tugas mata kuliah Filsafat
Pendidikan Islam Universitas Islam Tribakti Lirboyo Kediri. Dalam makalah ini
kami mencoba menjelaskan tentang pengertian Filsafat Pendidikan islam serta
menjelaskan aspek dari filsafat pendidikan islam.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami menyelesaikan makalah ini. Kami memahami jika makalah ini tentu jauh
dari kata sempurna, maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca agar dilain waktu kami dapat menyempurnakannya dan agar menjadi
lebih baik lagi.

Kediri, 09 September 2023

i
Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang…………………………………………….........................1
B. Rumusan Masalah………………………………………............................1
C. Tujuan………………………………………………..................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
A. Pengertian Filsafat Pendidikan Islam……………………...........................2
B. Aspek- Aspek Filsafat Pendidikan Islam………………….........................3
BAB III PENUTUP..............................................................................................10
A. Kesimpulan……………………………………………............................10
B. Kritik dan Saran………………………………….....................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada dasarnya manusia sebagai makhluk hidup berpikir dan selalu berusaha untuk
mengetahui segala sesuatu, tidak mau menerima begitu saja apa adanya sesuatu itu, selalu
ingin tahu apa yang ada dibalik yang dilihat dan diamati. Segala sesuatu yang dilihatnya,
dialaminya, dan gejala yang terjadi di lingkungannya selalu dipertanyakan dan dianalisis atau
dikaji.

Mempelajari Filsafat Pendidikan Islam berarti memasuki arena pemikiran yang mendasar,
sistematis, logis, dan menyeluruh (universal) tentang pendidikan, yang tidak hanya
dilatarbelakangi oleh ilmu pengetahuan agama Islam, melainkan menuntut kita untuk
mempelajari ilmu-ilmu yang lain. Melakukan pemikiran filosofis pada hakikatnya adalah
menggerakkan semua potensi psikologis manusia seperti pikiran kecerdasan, kemauan,
perasaan, ingatan serta pengamatan panca indra tentang gejala kehidupan, terutama manusia
dan alam sekitarnya sebagai ciptaan Tuhan.

Disini kami mencoba menguraikan tentang beberapa aspek yang ada dalam filsafat
pendidikan islam yang aspek itu mencakup tentang antologi, epistimologi, dan aksiologi dari
pendidikan islam.

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan pengertian dari filsafat pendidikan islam?


2. Sebut dan jelaskan aspek- aspek filsafat pendidikan islam?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian filsafat pendidikan islam.


2. Mengetahui aspek- aspek filsafat pendidikan islam

1.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat Pendidikan Islam.


Filsafat Pendidikan lslam itu mengandung 3 (tiga) komponen kata, yaitu filsafat,
pendidikan & Islam. Untuk memahami pengertian filsafat pendidikan islam itu lebih baik jika
dimulai dari memahami makna masing-masing komponen kata untuk selanjutnya secara
menyeluruh dari keterpaduan ketiga kata tadi dengan kerangka sebagai berikut:

1. Filsafat menurut Hasbullah Bakry( dalam prasetya, 1997) filsafat adalah ilmu yang
menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta, dan
manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya
sejauh apa yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana manusia tanggapan
manusia tentang pengetahuan tersebut.
2. Pendidikan menurut Hadari Nawawi( 19880 yaitu usaha sadar untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan manusia baik didalam maupun luar sekolah, dengan
redaksi yang berbeda hasan langgulung (1986), mengartikan pendidikan sebagai
usaha untuk mengubah dan memindahkan nilai kebudayaan kepada setiap individu di
suatu masyarakat.
3. Islam menurut Harun Nasution(1979) adalah agama yang ajaranya diwahyukan
tuhan kepada manusia melalui Nabi Muhamad Saw sebagai rasul serta agama yang
bersumber pada al Qur’an dan hadits.

Setelah mengetahui penjelas setiap komponen tersebut mari kita simpulkan bahwa filsafat
pendidikan islam itu adalah suatu aktivitas berfikir menyeluruh dan mendalam dalam
rangka merumuskan konsep /menyelenggarakan / mengatasi berbagai problem pendidikan
islam dengan mengkaji kandungan dan nilai- nilai dari al Qu’an dan al Hadits.

Sedangkan Menurut Zuhairini, dkk(1995), filsafat pendidikan islam adalah studi tentang
pandangan filosofis dari system dan aliran filsafat dalam islam tentang masalah kependidikan
dan bagaimana pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan manusia muslim dan
umat islam.

2
B. Aspek- Aspek filsafat pendidikan islam.

1. Aspek Ontologi

Sebelum masuk dalam pembahasan ontologi kita harus mengertahui terlebih dahulu apa
yang dimaksud ontology itu. Secara bahasa, ontologi berasal dari Bahasa Yunani yang asal
katanya adalah “Ontos” dan “Logos”. Ontos adalah “yang ada” sedangkan Logos adalah
“ilmu”. Sederhananya, ontologi merupakan ilmu yang berbicara tentang yang ada. Secara
istilah, ontologi adalah cabang dari ilmu filsafat yang berhubungan dengan hakikat hidup
tentang suatu keberadaan yang meliputi keberadaan segala sesuatu yang ada dan yang

mungkin ada.1

Islam itu merupakan agama yang kita pedomani ini juga mensyaratkan ketauhidan dengan
awal membuka berbagai pengetahuan selanjutnya dan islam sendiri memiliki tiga hal pokok
yaitu islam, iman, dan ihsan. Setelah mengetahuinya kita bisa menganalisis bahwa aspek
ontologi filsafat pendidikan islam ini didasarkan pada tiga hal diatas antara lain:

a. Pendidikan Ber- Islam.

1
Mahfud, Mengenal Ontologi, Epistemologi, Aksiologi dalam Pendidikan Islam, Cendekia: Jurnal Studi
Keislaman, Vol. 4, No.1, 2018, 84.

3
Pendidikan ber-Islam merupakan jawaban pertama atas persoalan ontologis dalam
Pendidikan Islam. Ber-Islam berarti menyerahkan diri sepenuhnya dan menerima
seluruh konsekuensi secara sempurna dalam ajaran Islam. Pendidikan ber-Islam
berarti mengupayakan pembimbingan, pendidikan dan pembinaan dalam mengenalkan Islam
secara keseluruhan kepada peserta didik.

Ajaran Islam menurut Imam Suprayogo, memperkenalkan konsep keselamatan,


kedamaian, keadilan, kesejahteraan, kebersamaan, saling berkasih sayang, saling
memahami dam memaafkan, menghargai, menghormati dan bahkanjuga memuliakan. Islam
mengajarkan pemeluknya untuk menjauhkan diri dari perbuatan yang merusak diri
sendiri, merusak keluarga, lingkungan, masyarakat, dan bahkan bangsa dan negara. Sebagai
bagian dari upaya menjauhkan dari kerusakan itu, Islam mengajarkan dalammendapatkan
rizki agar selektif, yakni hanya mengambil yang baik, yang halal, dan yang tidak merugikan
orang atau pihak lain.2
b. Pendidikan Ber- Iman

Jawaban kedua atas persoalan ontologis adalah pendidikan beriman, yakni


mengajarkan peserta didik untuk mempercayai seluruh ajaran Islam yang dibawa oleh
Rasulullah Saw., merupakan pedoman hidup bagi manusia untuk mengabdi kepada
Allah swt. Amir Hamzah Lubis menyatakan bahwa salah satu aspek kepribadian
manusia adalah unsur spiritual yang sedang mengalami perkembangan, sehingga diperlukan
ajaran tentang keimanan agar potensi beriman anak dapat terarah sesuai dengan keimanan
yang diajarkan Islam.3 Q.S. Az-Zariat/51: 56.
Pendidikan keimanan menurut Amir Hamzah Lubis mutlak diperlukan agar potensi iman
dalam diri anak dapat berkembang sesuai dengan tuntutan ajaran keimanan dalam Islam. Di

2
Dodi ilham, Jurnal Didaktika” Persoalan Pendidikan Dalam Aspek Filsafat Pendidikan Islam”, Mei 2020, hal.
182.

3
Amir Hamzah lubis.“Pendidikan Keimanan dan Pembentukan Kepribadian Muslim”, Jurnal Darul

‘IlmiVol. 04, No. 01 Januari 2016.

4
sini pendidikan keimanan dipahami sebagai upaya mengikat anak dengan dasar-dasar iman,
rukun Islam dan dasar-dasar syari’ah sejak anak mulai mengerti dan dapat memahami
sesuatu. Pada prinsipnya, aspek-aspek tersebut menjadi saling terkait sebagai totalitas
ajaran Islam yang harus ditanamkan kepada anak melalui keimanan kepada Allah swt.,
dan ajaran yang diwahyukan-Nya. Secara khusus di sekolah-sekolah proses pembelajaran
seperti itu merupakan pendidikan keagamaan atau pendidikan agama Islam yang isinya
diarahkan pada pendidikan al-Quran, Tauhid (keimanan), Hadits, Fikih, Tafsir,
Kebudayaan Islam dan ajaran hidup Nabi Saw.4
c. Pendidikan Ber- Ihsan.

Jawaban ketiga atas persoalan ontologis adalah pendidikan ber-Ihsan. Menurut


Mamluatul Inayah, dalam memahami makna ihsan dengan pendekatan semantik, ihsan
termasuk kata yang ringkas tetapi mengandung pengertian yang luas (Jawamii’al
kalim) ihsan berarti isyarat terhadap pengawasan dan ketaatan yang baik.5 Peserta didik
yang merasa diawasi atau dijaga Allah maka amalnya akan baik. Ihsan dalam konteks
pendidikan berarti menanamkan keyakinan agar suasana hati dan perilaku peserta didik
senantiasa merasa dekat dengan Tuhan sehingga tindakannya sesuai dengan aturan
Allah.

Imam al Ghazali, sebagaimana dikutip oleh Mamluatul Inayah menyatakan bahwa makna
Ihsan bermakna muraqabah (merasa diawasi oleh Allah), muraqabah adalah pengawasan
yang dilakukan oleh pengawas dan kembalinya beban hati kepadanya. Yakni, kondisi
hati yang dihasilkan oleh pengetahuan. Kondisi itu membuahkanberbagai amal perbuatan
pada anggota badan dan didalam hati, kemudian tentang pengawas berkaitan dengan

4
ibid

5
Mamluatul Inayah.“Konsep Ihsan Sebagai Pendidikan Karakter dalam Pemikiran Sachiko Murata

dan William C Chittick”, Tesis:Program Magister Pendidikan Agama Islam, Pascasarjana Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2015, h.16.

5
amal perbuatannya ada dua cara pandang, pertama, pandangan sebelum amal perbuatan
dan kedua, pandangan ketika dilakukan amal perbuatan. Pandangan sebelum amal
perbuatan hendaknya melihat kepada keinginan dan gerakannya, jika karena Allah
hendaknya diteruskan tetapi jika karena nafsu dan mengikuti syetan hendaknya merasa
malu kepada Allah dan berhenti melakukannya kemudian mencela diri sendiri
karena hasrat dan kecenderungan seperti itu.

Menurut( Ihwanto, dkk. 2017), Ihsan itu diartikan sebagai salah satu nilai di dalam
pendidikan yang mampu untuk meredam unsur kekerasan dan menumbuhkan kedamaian
tidak hanya dalam Islam namun untuk seluruh alam. Hubungan antara nilai, sikap dan
perilaku bergantung pada konteks, lebih jauh bahwa nilai-nilai konservatif, keterbukaan,
transendensi, dan peningkatan diri tidak dapat sepenuhnya dipahami dan diukur
maknanya tanpa mengacu pada sikap dan perilaku yang mengungkapkannya dalam
hal ini di kehidupan sehari-hari dan situasi sekolah.

6
2. Aspek Epistimologi.

Epistemologi merupakan ilmu yang membahas tentang hal-hal yang bersangkutan


dengan pengetahuan baik itu “bagaimana cara mendapatkan”, “bagaimana alur/seluk
beluk”, atau “bagaimana metode” dalam mendapat sebuah ilmu pengetahuan dalam
pendidikan. Sekaitan dengan pendidikan Islam, kajian epistemologi menekankan pada
upaya, cara, atau langkah-langkah untuk mendapatkan pengetahuan pendidikan
Islam.
Sistem pendidikan merupakan rangkaian dari sub sistem-sub sistem atau unsur-unsur
pendidikan yang saling terkait dalam mewujudkan keberhasilannya. Ada tujuan,
kurikulum, materi, metode, pendidik, peserta didik, sarana, alat, dan pendekatan.6
Keberadan satu unsur membutuhkan keberadaan unsur yang lain, tanpa keberadaan
salah satu di antara unsur-unsur itu proses pendidikan menjadi terhalang, sehingga
mengalami kegagalan. Ketika kita berbicara dalam tataran sistem pendidikan Islam,
maka sub sistem atau ruang lingkupnya adalah tujuan pendidikan Islam, kurikulum
pendidikan Islam, materi pendidikan Islam, metode pendidikan Islam, pendidik, peserta
didik, sarana pendidikan Islam, alat pendidikan Islam, dan pendekatan pendidikan Islam.
Persoalan epistemologis pendidikan dalam filsafat pendidikan Islam tidak cukup
dengan jawaban yang strategis sebab secara aktualpersoalan epistemologis selalu
berkembang menjadi masalah-masalah yang harus segera diselesaikan oleh para intelektual
muslim melalui analisis dan metodologi yang tepat. Persoalan epistemologis pendidikan
yang menjadi masalah aktual juga mengkondisikan dengan tantangan perubahan zaman
di setiap generasi yang salah satunya adalah teknologi informasi.

6
Rahmat hidayat,“Epistemologi Pendidikan Islam: Sistem, Kurikulum, Pembaharuan Dan Upaya

Membangun Epistemologi Pendidikan Islam”, Jurnal Al mufida,Vol. I No. 1 Juli-Desember 2016.

7
3. Aspek Aksiologi

Persoalan aksiologi pendidikan dalam filsafat pendidikan Islam adalah persoalan


akhir yang menyangkut tentang manfaat dan kegunaan dari mempelajari pendidikan
Islam itu sendiri. Persoalan aksiologi menyangkut nilai-nilai tentang pendidikan Islamitu
sendiri dengan maksud menguji dan mengintegrasikan semua nilai tersebut dalam
kehidupan manusia, menjaga dan membina di dalam kepribadiannya baik yang bersifat
spiritual maupun yang berwujud.7
Nilai dalam kaitannya dengan pendidikan Islam terdiri atas dua pendekatan yakni
etika dan estetika yang memberikan makna bahwa objek kajian dan rangkaian proses
yang dilakukan harus memiliki nilai dan tidak merusak nilai-nilai yang ada, baik nilai
kemanusiaan, maupun nilai ketuhanan (agama). Pendekatan ini sesungguhnya
merupakan alat kontrol yang efektif dalam melihat kebermaknaan dan
ketidakbermaknaan atau ideal dan tidak idealnya konsep pendidikan yang ditawarkan bagi
umat manusia. Sumber nilai yang berlaku dalam pranata sosial kehidupan manusia dapat
digolongkan menjadi dua macam8, yaitu:

7
Sarjono. (2005).“Nilai-Nilai Dasar Pendidikan Islam”, Jurnal Pendidikan Agama Islam.Vol. ll, No. 2,

2005.

8
Ade Imelda Frimayanti.“Implementasi Pendidikan Nilai Dalam Pendidikan Agama Islam”, Al-

Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 8 No. II 2017.

8
a. Nilai Ilhiyah, merupakan nilai yang dititahkan Tuhan melalui para Rasul-Nya
yang berbentuk takwa, iman dan adil serta diabadikan dalam wahyu Ilahi. Nilai-
nilai Ilahiyah selamanya tidak mengalami perubahan Nilai Ilahiyah mempunyai 2
jalur yaitu yang pertama nilai yang bersumber dari nama- nama allah 99 atau yang
sering kita sebut dengan kata asmaul husna , dan yang kedua yaitu nilai yang bersala
dari hukum allah, baik itu Qur’aniyah maupun kauniyahnya.
b. Nilai Insaniyah, merupakan Nilai yang tumbuh atas kesepakatan manusia serta hidup dan
berkembang dari peradaban manusia. Nilai ini bersifat dinamis. Sedangkan keberlakuan
dan kebenarannya relatif (nisbi) yang dibatasi oleh ruang dan waktu. Nilai-nilai
Insaniyah yang kemudian melembaga menjadi tradisi yang diwariskan turun temurun
dan mengikat anggota masyarakat yangmendukungnya. Karena kecenderungan tradisi tetap
mempertahankan diri terhadap kemungkinan perubahan tata nilai, kenyataan ikatan-ikatan
tradisional sering menjadi penghambat perkembangan peradaban dan kemajuan
manusia.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1.Persoalan ontologi pendidikan dalam kajian filsafat pendidikan Islam terbagi
atas tiga persoalan: pendidikan ber-Islam yakni mengupayakan pembimbingan,
pendidikan dan pembinaan dalam mengenalkan Islam secara keseluruhan
kepada peserta didik; pendidikan ber-Iman yakni mengupayakan totalitas ajaran
Islam untuk ditanamkan anak melalui keimanan kepada Allah swt dengan dasar-
dasar iman, rukun Islam dan dasar-dasar syari’ah; dan pendidikan ber-Ihsan yakni
menanamkan keyakinan suasana hati dan perilaku peserta didik untuk senantiasa
merasa dekat dengan Tuhan sehingga tindakannya sesuai dengan aturan Allah swt.
2.Persoalan epistemologi pendidikan dalam kajian filsafat pendidikan Islam adalah
proses pendidikan dalam tataran sistem pendidikan Islam, yang ruang lingkupnya
adalah tujuan pendidikan Islam, kurikulum pendidikan Islam, materi
pendidikan Islam, metode pendidikan Islam, pendidik, peserta didik, sarana
pendidikan Islam, alat pendidikan Islam, dan pendekatan pendidikan Islam.
3.Persoalan aksiologi pendidikan dalam kajian filsafat pendidikan Islam menyangkut
nilai-nilai tentang pendidikan Islam itu sendiri dengan maksud menguji dan
mengintegrasikan semua nilai tersebut dalam kehidupan manusia, menjaga dan
membina di dalam kepribadiannya baik yang bersifat spiritual maupun yang
berwujud yang terbagi atas dua nilai utama yaitu nilai Ilahiyah dan nilai Insaniyah.

B. Kritik dan Saran.


Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada
saran dan kritik yang ingin di sampaikan , silakan sampaikan kepada kami.

Apabila terdapat kesalahan penulisan kami mohon maaf yang sebesar- besarnya, terima
kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini
sekian dan terimakasih

10
DAFTAR PUSTAKA

Ihwanto,Muhammad Arif dkk,. (2017).“Desain Pendidikan Karakter Berbasis Nilai-nilai


Ihsan bagi Siswa MI NU Salafiyah Kudus”, Innovative Journal of Curriculum and
Educational Technology IJCET6 (1) (2017): 1 –10
Inayah. Mamluatul.“Konsep Ihsan Sebagai Pendidikan Karakter dalam Pemikiran Sachiko
Murata dan William C Chittick”, Tesis:Program Magister Pendidikan Agama Islam,
Pascasarjana Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2015, h.16.

Ilham, Dodi Jurnal Didaktika” Persoalan Pendidikan Dalam Aspek Filsafat Pendidikan
Islam”, Mei 2020, hal. 182.
lubis, Amir Hamzah “Pendidikan Keimanan dan Pembentukan Kepribadian Muslim”, Jurnal
Darul ‘IlmiVol. 04, No. 01 Januari 2016.
Mahfud, “ Mengenal Ontologi, Epistemologi, Aksiologi dalam Pendidikan Islam”,
Cendekia: Jurnal Studi Keislaman, Vol. 4, No.1, 2018, 84.
Hidayat, Rahmat “Epistemologi Pendidikan Islam: Sistem, Kurikulum, Pembaharuan Dan
Upaya Membangun Epistemologi Pendidikan Islam”, Jurnal Al mufida,Vol. I No. 1
Juli-Desember 2016.

Sarjono.“Nilai-Nilai Dasar Pendidikan Islam”, Jurnal Pendidikan Agama Islam.Vol. ll, No.
2, 2005.

Frimayanti,Ade Imelda. (2017).“Implementasi Pendidikan Nilai Dalam Pendidikan Agama


Islam”, Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 8 No. II 2017.
Nawawi, Hadari, “ Administrasi Pendidikan”, Jakarta: H. Masagung, 1988.

Nasution, Harus,” islam dipandang dari berbagai aspeknya”, Jakarta: Ui Press, 1979.

Langgulung, hasan,” manusia dan pendidikan”, Jakarta: Pustaka Al Husna, 1989.

Zuhairinin, dkk, “ filsafat pendidikan islam”. Jakarta: Bumi Aksara, 1998.

11

Anda mungkin juga menyukai