Anda di halaman 1dari 16

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM (ONTOLOGI,

EPISTEMOLOGI, DAN AKSIOLOGI) SEBAGAI LANDASAN


PENDIDIKAN ISLAM

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Landasan Pendidikan Islam

Dosen Pengampu : Hernisawati, M. Pd. I

Disusun Oleh :

Febriliana Rika Anjani 221210052


Agung Saputra 221210006
Nafisatu Syarifah 221210129

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS MA’ARIF LAMPUNG

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

TAHUN AKADEMIK 2023/2024


KATA PENGANTAR

‫الَّر ِح ْيِم الَّرْح َمِن ِهللا ِبْس ِم‬

Assalamualaikum Wr.Wb.

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberi nikmat, rahmat serta
hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Filsafat Pendidikan Islam (Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi) Sebagai
Landasan Pendidikan Islam” dengan tepat waktu. Makalah ini merupakan salah satu
tugas mata kuliah Landasan Pendidikan Islam di progam studi Pendidikan Agama
Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Ma’arif Lampung pada
semester tiga. Kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Hernisawati, M.Pd.I selaku
dosen pengampu Mata kuliah Landasan Pendidikan Islam dan kepada segenap pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Akhirnya kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih ada
banyak kekurangan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif dari pembaca guna memperbaiki penyusunan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamualaikum. Wr.Wb

Metro, 25 September
2023

ii
Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i

KATA PENGANTAR.................................................................................................ii

DAFTAR ISI...............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................2
C. Tujuan................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................3

A. Mengenal Ontologi Pendidikan Islam...............................................................3


B. Mengenal Epistemologi Pendidikan Islam........................................................5
C. Mengenal Aksiologi Pendidikan Islam..............................................................7

BAB III PENUTUP....................................................................................................10

A. Kesimpulan......................................................................................................10
B. Saran................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................12

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan Islam bersifat holistik dan universal, berbasis pada
normativisme dan historisisme Islam, dan mencakup semua aspek kehidupan.
Pendidikan Islam memenuhi amanah profetik dan membangun peradaban
humanis. Oleh karena itu, pendidikan Islam sangat penting untuk dipelajari
secara kreatif dan kontiniu dari sudut pandang ontologi, epistemologi, dan
aksiologi.
Pendidikan Islam selalu berubah seiring perkembangan zaman. Oleh
karena itu, sangat penting untuk meluruskan kembali esensi melalui ontologi,
epistemologi, dan aksiologi. Untuk berkontribusi pada pembangunan sosial
budaya yang berkeadaban, tuntutan normatif pendidikan Islam selalu
mengutamakan nilai-nilai kenabian dan kemanusiaan. Untuk menjadi
inspirator dan penggerak kehidupan yang lebih dinamis dan humanis, konsep
pendidikan Islam harus diperiksa secara menyeluruh, sinergis, dan sistemik.
Pendidikan Islam termasuk dalam kehidupan dan kemanusiaan.
Pendidikan Islam selalu terkait dengan semua aktivitas kehidupan manusia.
Jika manusia tidak mendapatkan pendidikan, mereka hanyalah hewan.
Pendidikan Islam harus mendukung kebutuhan manusia untuk aktualisasi diri
dan fungsional. Oleh karena itu, pendidikan Islam bersifat universal dan luas,
dan mencakup semua aspek kehidupan manusia. Pendidikan Islam adalah
sistem yang tidak dapat dipisahkan dari kerangka filosofis yang mempelajari
masalah pendidikan Islam. Kerangka filosofis ini kemudian berfungsi sebagai
landasan dasar dan pedoman untuk proses pengembangan sistem pendidikan
Islam. Dalam bidang filosofis, ada tiga komponen: ontologi, epistimologi, dan
aksiologi.

1
Kajian ontologi mengacu pada apa yang dikaji. Sementara aksiologi
berbicara tentang nilai gunanya, epistimologi membahas prosesnya, yang
mencakup sumber-sumber, karakteristik, sifat, dan kebenaran. Teori filosofis
ini dapat memperluas perspektif kita tentang pendidikan Islam. Kita akan
melihat bahwa pendidikan Islam tidak hanya berkaitan dengan masalah fikih,
tetapi juga mencakup segala cabang pengetahuan yang diajarkan dari sudut
pandang Islam. Sampai saat ini, belum ada konsensus pendidikan Islam
tentang makna dan batasannya. Sepertinya pendidikan Islam hanya bersifat
simbolik atau belum mencapai substansi dan esensi pendidikan yang
mendorong manusia untuk berfungsi. Untuk melihat kembali esensi
pendidikan Islam dalam kehidupan manusia, sangat penting untuk menyelidiki
pendidikan Islam dari sudut pandang filsafat ilmu. Berdasarkan diskusi
sebelumnya, subjek penelitian ini adalah hakikat pendidikan Islam dari
perspektif ontologi, epistemologi, dan aksiologi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian ontologi sebagai landasan pendidikan islam?
2. Bagaimana pengertian epistemologi sebagai landasan pendidikan
islam?
3. Bagaimana pengertian aksiologi sebagai landasan pendidikan islam?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian ontologi sebagai landasan pendidikan islam.
2. Mengetahui pengertian epistemologi sebagai landasan pendidikan
islam.
3. Mengetahui pengertian aksiologi sebagai landasan pendidikan islam.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Mengenal Ontologi Sebagai Landasan Pendidikan Islam


Islam adalah agama yang memiliki garis keturunan tertua dari semua
agama besar di Bumi. Fakta bahwa Islam adalah agama tertua tidak berarti
bahwa itu adalah agama terakhir yang berbicara tentang pendidikan dan apa
artinya bagi kehidupan manusia. Pada dasarnya, Islam adalah agama terdepan
dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi, menganjurkan umat manusia
untuk menjadi orang yang berilmu. Untuk menjadi lebih jelas, Alquran
menganggap pendidikan sebagai hal yang paling penting untuk membangun
dan memperbaiki keadaan umat manusia di Bumi. Pendidikan Islam berbeda
dari pendidikan umum, jadi harus dilihat dengan cara yang berbeda agar
semua orang memahami konsepnya dengan benar, terutama pendidik dan
siswa1.
Secara umum, logika didasarkan pada pragmatisme dan rasionalitas
dalam pendidikan. Pendidikan Islam jelas berbeda dari pendidikan umum. Ini
terutama karena cara ia diterapkan. Menumbuhkan sikap berdasarkan iman
dan takwa adalah hal yang paling penting. Dalam hal ini, kita perlu
memahami dasar dari konsep pendidikan Islam, yang berbeda dari konsep
pendidikan umum. Perbedaan inilah yang perlu kita pahami bersama. agar
setiap orang yang menjalankan, menjalankan, dan mengembangkan
pendidikan Islam dari tingkat dasar, menengah, atas, hingga perguruan tinggi
memahami dasar-dasarnya. Untuk menjadi lebih jelas, gagasan ilmu
pengetahuan Islam tentang ontologi, epistemologi, dan aksiologi sepenuhnya
terkait dengan gagasan pendidikan. Namun, hal ini akan berbeda ketika agama
Islam dimasukkan ke dalamnya. Penulis akan mencoba mempelajari

1
Mila Hasanah. Landasan Pendidikan Islam, (Mataram: Kanhaya Karya, 2021), hal 67

3
bagaimana ontologi, epistemologi, dan aksiologi dalam pendidikan Islam
berbeda dengan apa yang dilihat dalam kajian lain karena ontologi,
epistemologi, dan aksiologi ini sangat berbeda dengan pendidikan secara
keseluruhan.
Untuk mengeksplorasi ontologi pendidikan Islam. Terlebih dahulu kita
harus memahami ontologi dan pendidikan Islam. Jika kita berbicara tentang
ontologi, kita tidak dapat menghindari studi filsafat. Ini lebih karena ada
hubungan antara istilah "ontologi" dan filsafat. Secara etimologi, kata
"ontologi" berasal dari bahasa Yunani. Dalam konteks ini, kita dapat
memahami bahwa kata "ontos" memiliki arti suatu wujud, dan "logos"
memiliki arti ilmu.2 Dalam Sosanto, akar kata "on" sama dengan "being" dan
"logos" sama dengan "logic". yang merupakan "cabang ilmu filsafat yang
berhubungan dengan hakikat hidup" dari perspektif ontologi, dan memiliki
makna teori tentang "keberadaan tentang keberadaan". Dalam filsafat, istilah
"ontologi" lebih sering digunakan untuk menggambarkan apa yang ada,
seperti "ada individu", "ada umum", "terbatas", "tidak terbatas", "universal",
dan "Tuhan Yang Maha Esa." Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa ontologi
adalah hakikat keberadaan yang mencakup keberadaan semua yang ada dan
yang mungkin ada. Upaya untuk membahas pendidikan Islam adalah untuk
lebih memahami konsep ontologi.3
Menurut Ali Ashraf dalam Toto Suharto, pendidikan Islam adalah
pendidikan yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai etika Islam dalam
pikiran dan perilaku siswa atau anak-anak.Dalam Toto, Quthb mendefinisikan
pendidikan Islam sebagai upaya untuk memahami sepenuhnya diri manusia
melalui berbagai cara untuk menjalani kehidupan di dunia. Dengan
mempertimbangkan definisi sebelumnya, pendidikan Islam dapat dianggap

2
Ahmad Marimba. Filsafat Pendidikan Islam, cet ke-4, (Bandung: Al Ma’arif, 1980), hlm. 33
3
Muhammad Arifin. Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), hlm. 21

4
memahami dan memahami diri mereka sendiri dalam melakukan aktivitas
keduniawian yang terkait langsung dengan nilai dan norma Islam.
Karena banyaknya definisi pendidikan yang diberikan oleh berbagai
ahli pendidikan, pengertian pendidikan dianggap sulit untuk didefinisikan.
Meskipun sulit untuk mendefinisikannya dalam situasi ini, seperti yang
dilakukan Ahmad Tafsir dalam Toto, definisi pendidikan Islam tetap
diperlukan karena berhubungan langsung dengan kajian ilmiah. Dalam
konteks ini, tujuan ontologi pendidikan adalah mencari hakikat pendidikan
dan hakikat manusia. Pendidikan ditujukan untuk membawa manusia
mengenal hakikat segala sesuatu, baik itu alam, dirinya, dan Tuhan. Dalam
konteks pendidikan Islam, ontologi pendidikan berusaha menjawab tentang
hakikat alam, artinya dalam proses pendidikan memandang manusia dan
alam.4 Pendidikan Islam harus memperkenalkan hakikat baru jika tujuannya
adalah untuk membawa manusia sampai kepada Tuhan. Ilmu, tujuan,
pendidikan, peserta didik, dan akhirnya kurikulum ada di sana. Semuanya
harus dilakukan dari sudut pandang pendidikan Islam. Jika dilakukan dengan
benar sebagai proses pendidikan yang tepat, itu akan membawa manusia ke
hakikat tertinggi dari pendidikan Islam.

B. Mengenal Epistemologi Sebagai Landasan Pendidikan Islam


Runes dalam kamusnya yang dikutip oleh Ali Anwar dan Tono TP,
epistemology is the branch of philosophy which investigates the origin,
structure, methods, and validity of knowledge.5 Sedangkan dalam Kaelan,
epistemologi adalah salah satu cabang filsafat yang pokok. Epistemologi
berasal dari bahasa Yunani dari kata “epistem” yang berari pengetahuan atau
ilmu pengetahuan. Sedangkan “logos” yang juga berarti pengetahuan.

4
Abuddin Nata. Filsafat Pendidikan Islam I, Jilid I. Cet. I, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997) hlm 43
5
Mila Hasanah. Landasan Pendidikan Islam, (Mataram: Kanhaya Karya, 2021), hal 77

5
Epistemologi adalah cabang filsafat yang membahas mengenai ilmu
pengetahuan yang meliputi berbagai ruang lingkup meliputi sumber-sumber,
watak dan kebenaran manusia.
Epistemologi harus diletakkan dalam kerangka bangunan filsafat
manusia. Hal ini lebih mengarah kepada hakikat manusia yang terdiri dari
beberapa unsur, di antaranya adalah mengenai ilmu pengetahuan. Maka
berbicara tentang hakikat manusia dalam kerangka ini maka mau tidak mau
harus berbicara tentang upaya manusia memperoleh ilmu pengetahuan.
Dalam hal ini, Ahmad Tafsir setuju bahwa epistemologi membahas
sumber dan sumber pengetahuan. Menurut Ahmad Tafsir, manusia baru lahir
tidak tahu apa pun. “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam
keadaan tidak mengetahui sesuatupun,” kata Tafsir Ahmad, sejalan dengan
Alquran. Meskipun demikian, Plato berpendapat bahwa manusia memiliki
pengetahuan sejak lahir, atau lebih tepatnya, ide bawaan atau innate. Dalam
hal ini, pengetahuan manusia dapat dibagi menjadi tiga kategori: sains,
filsafat, dan mistik.
Epistemologi membicarakan tentang sumber pengetahuan dan
sistematikanya, serta tentang pentingnya ketepatan susunan berpikir. Metode
ini secara luas digunakan untuk masalah yang berkaitan dengan tujuan
menemukan isi pertanyaan. Namun, sesuatu yang ingin diketahui adalah isi
pertanyaan. Oleh karena itu, epistemologi terkait dengan bidang ilmu
pengetahuan yang dikenal sebagai filsafat ilmu. Dalam bidang ini,
epistemologi berusaha untuk menanyakan apa yang telah diketahui tentang
pengetahuan dan bagaimana pengetahuan itu sendiri. Ada dua jenis
kebenaran: kebenaran mutlak (absolut) dan kebenaran relatif (nisbi).
Kebenaran nisbi adalah kebenaran yang dapat berubah, seperti bahwa
penglihatan akan dipengaruhi oleh apa yang dilihatnya. Sebaliknya, kebenaran
multak adalah kebenaran yang tidak berubah, seperti kebenaran tentang
adanya Tuhan.

6
Hal ini terkait dengan ilmu pengetahuan, yang berarti mencari tahu apa
yang sebenarnya terjadi atau memikirkan tentang segala sesuatu, baik fisikal
maupun nonfisik. Oleh karena itu, jelas bahwa penelitian dalam bidang ilmu
pengetahuan terbatas pada topik yang dapat diteliti secara ilmiah. Menurut
epistemologi Islam, ilmu pengetahuan bersumber dari lima sumber utama:
wahyu, indera, akal, intuisi, dan ilham. Kebenaran yang berasal dari rasio
disebut sebagai kebenaran rasionalisme, dan kebenaran yang berasal dari
indra disebut sebagai kebenaran empirisme6.
Sebenarnya, epistemologi menempatkan pendidikan pada fitrah
manusia. Untuk membuat hidup bermakna bagi orang-orang adalah fitrah
manusia. Kehidupan yang bermakna akan membuat orang menyadari betapa
pentingnya hidup. Epistemologi pendidikan, khususnya pendidikan Islam,
didasarkan pada sumber-sumber yang diwahyukan Tuhan, menurut perspektif
Jalaluddin sebagaimana dalam Anas.
Pada dasarnya, tujuan epistemologi pendidikan Islam adalah untuk
mendefinisikan kedudukan manusia di dalam konteks pendidikan. Dalam
upaya kami untuk menjelaskan peran manusia dalam pendidikan dan proses
pengetahuan. Dalam hal pendidikan Islam, Tuhan, bersama dengan semua
pengetahuan lainnya adalah sumber tertinggi.

C. Mengenal Aksiologi Pendidikan Islam


Pendidikan akan menghadapi masalah penting dalam kehidupan
manusia ketika berkaitan dengan manusia. Menggali dan mentransfer ilmu
adalah komponen penting dalam dunia pendidikan karena manusia
mendidikdan dididik. Kemudian akan muncul pertanyaan tentang apa
sebenarnya pendidikan, apa sebenarnya ilmu pengetahuan, dan bagaimana
ilmu pengetahuan diperoleh. Apa arti pendidikan? Mendidik dan dididik, atau
siapa yang harus dididik? Bagaimana cara mengajar? Untuk alasan apa
6
Muhammad Arifin. Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), hlm. 46

7
pendidikan diperlukan? Selain itu, bagaimana ilmu pengetahuan diperoleh?
Selain itu, masih ada banyak pertanyaan yang menjadi penting.
Istilah "aksiologi" berasal dari kata Yunani "axio", yang berarti
"sesuai" atau "wajar". Logos berasal dari ilmu, tetapi aksiologi juga bisa
disebut teori nilai. Salah satu cabang filsafat ilmu dikenal sebagai "aksiologi",
membahas tujuan ilmu pengetahuan dan cara manusia menggunakannya.
Aksiologi mencari tahu apa sebenarnya pengetahuan dan apa manfaatnya.
Jadi, aksiologi di sini adalah tentang seberapa berguna ilmu itu. Sekarang,
istilah-istilah seperti axios, nilai, dan logos lebih sering digunakan dalam
bidang filosofi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, "aksiologi" berarti
studi tentang nilai, terutama etika; atau manfaat ilmu pengetahuan bagi
manusia.7
Selain itu, aksiologi mencakup parameter kebenaran atau kenyataan.
Ada dua kategori utama aksiologis, yaitu objektivisme dan subjektivisme.
Pertanyaan yang sama muncul dari keduanya adalah apakah manusia
menentukan nilai itu atau tidak? Ini menyebabkan munculnya empat
pendekatan etika, dua pendekatan pertama berdasarkan objektivisme, dan dua
pendekatan lainnya berdasarkan subjektivisme. Ada empat teori yang
dimaksud adalah teori nilai intuitif, teori nilai rasional, teori nilai alamiah, dan
teori nilai emotif. Namun, aksiologi pendidikan berkaitan dengan masalah
ilmu dan pengetahuan (kognitio), yang berarti memikirkan apa itu
pengetahuan atau keberadaan segala sesuatu yang fisikal dan metafisikal, baik
yang umum maupun khusus. Maka dari itu, fokus penelitiannya adalah dasar
pengetahuan dalam bentuk standar kebenaran, sumber pengetahuan,
penalaran, dan logika. Dengan demikian, penting untuk memahami bahwa
aksiologi pendidikan sebagian besar berfokus pada bagaimana anak didik
memahami pengetahuan dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Menguji dan mengintegrasikan nilai dalam kehidupan manusia dan
7
Mila Hasanah. Landasan Pendidikan Islam, (Mataram: Kanhaya Karya, 2021), hal 88

8
menanamkan sikap dalam kepribadian peserta didik adalah contoh aplikasi
aksiologi dalam dunia pendidikan. Sangat sulit untuk mengatakan apa yang
baik, benar, indah, dan buruk. Selain itu, menjelaskan apa yang baik, benar,
indah, dan buruk adalah tugas utama pendidikan untuk membangun
kepribadian ideal anak.

BAB III

9
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan Islam berbeda dari pendidikan umum, jadi harus dilihat
dengan cara yang berbeda agar semua orang memahami konsepnya dengan
benar, terutama pendidik dan siswa. Dalam hal ini, kita perlu memahami dasar
dari konsep pendidikan Islam, yang berbeda dari konsep pendidikan umum.
Menurut Ali Ashraf dalam Toto Suharto, pendidikan Islam adalah pendidikan
yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai etika Islam dalam pikiran dan
perilaku siswa atau anak-anak.Dalam Toto, Quthb mendefinisikan pendidikan
Islam sebagai upaya untuk memahami sepenuhnya diri manusia melalui
berbagai cara untuk menjalani kehidupan di dunia.
Dengan mempertimbangkan definisi sebelumnya, pendidikan Islam dapat
dianggap sebagai alat untuk meningkatkan kesadaran siswa sehingga mereka
dapat memahami dan memahami diri mereka sendiri dalam melakukan
aktivitas keduniawian yang terkait langsung dengan nilai dan norma Islam.
Dalam konteks ini, tujuan ontologi pendidikan adalah mencari hakikat
pendidikan dan hakikat manusia. Dalam konteks pendidikan Islam, ontologi
pendidikan berusaha menjawab tentang hakikat alam, artinya dalam proses
pendidikan memandang manusia dan alam.
Epistemologi berasal dari bahasa Yunani dari kata “epistem” yang
berari pengetahuan atau ilmu pengetahuan. Epistemologi adalah cabang
filsafat yang membahas mengenai ilmu pengetahuan yang meliputi berbagai
ruang lingkup meliputi sumber-sumber, watak dan kebenaran manusia.
Berbicara tentang hakikat manusia dalam kerangka ini maka mau tidak mau
harus berbicara tentang upaya manusia memperoleh ilmu pengetahuan. Dalam
bidang ini, epistemologi berusaha untuk menanyakan apa yang telah diketahui
tentang pengetahuan dan bagaimana pengetahuan itu sendiri.

10
Hal ini terkait dengan ilmu pengetahuan, yang berarti mencari tahu apa yang
sebenarnya terjadi atau memikirkan tentang segala sesuatu, baik fisikal
maupun nonfisik.
Kebenaran yang berasal dari rasio disebut sebagai kebenaran rasionalisme,
dan kebenaran yang berasal dari indra disebut sebagai kebenaran empirisme.
Aksiologi pendidikan berkaitan dengan masalah ilmu dan pengetahuan
(kognitio), yang berarti memikirkan apa itu pengetahuan atau keberadaan
segala sesuatu yang fisikal dan metafisikal, baik yang umum maupun khusus.
Dengan demikian, penting untuk memahami bahwa aksiologi pendidikan
sebagian besar berfokus pada bagaimana anak didik memahami pengetahuan
dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Menguji dan mengintegrasikan nilai dalam kehidupan manusia dan
menanamkan sikap dalam kepribadian peserta didik adalah contoh aplikasi
aksiologi dalam dunia pendidikan.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat konstruktif dari para pembaca guna perbaikan penulisan makalah
selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

11
Arifin, Muhammad. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 1994.

Hasanah, Mila. Landasan Pendidikan Islam. Mataram: Kanhaya Karya, 2021

Marimba, Ahmad. Filsafat Pendidikan Islam, cetakan ke 4. Bandung: Al Ma’arif, 1980.

Nata, Abuddin. Filsafat Pendidikan Islam 1, jilid 1, cetakan ke 1. Jakarta: Logos


Wacana Ilmu, 1997.

12

Anda mungkin juga menyukai