Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam
Disusun Oleh :
Puji Alhamdulillah dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat-Nya serta shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada
junjungan Nabi kita Muhammad SAW, karena atas rahmat dan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “‘ Pengetahuan Epistimologi
dalam Ilmu Pendidikan Islam’’ ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu Serta
kepada paraa sahabat dan keluargaa-Nya. Kami mengucapkaan Alhamdulillah
kepada Allaah SWT. yang telah memberikan nikmat sehat badan, baik jasmani
maupun Rohani dan tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada Dosen Ilmu
Pendidikan Islam.
Kami menyadari dan memohon maaf atas kekurangan yang ada dalam
makalah ini, termasuk padaa penyusun makalah ini, baik daari teknik penyusunan
maupun dari segi pembahasan. Kami mohon kritik daan saran untuk makalah ini
agar menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaaat bagi para
pembaca, khususnya kami yang menyusun. Semoga Allah SWT. senantiasa
melimpahkan Rahmat dan karunia-Nya kepada kita, Aaamiin.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... 2
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 4
Latar Belakang ........................................................................................................................ 4
Rumusan Masalah ................................................................................................................... 4
Tujuan Penulisan .................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 7
Pengertian Epistimologi…………………………………………………………………… ..7
Objek Material Ilmu Pendidikan Islam………………………………………………………..9
Objek Formal Ilmu Pendidikan Islam……........................................................................... …10
Hakekat Epistimologi Ilmu Pendidikan Islam…………………………………………………11
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 13
Kesimpulan ............................................................................................................................ 13
Saran ...................................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................14
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembahasan mengenai epistemologi belakangan ini semakin banyak menarik
perhatian para ilmuanbaik dari Barat begitu juga dengan ilmuan Islam. Kendati bukan
barang baru, karena sesungguhnya epistemologi telah dikaji sejak era Yunani Kuno, namun
kajian mengenai epistemologi saat ini terasa semakin menemukan momentumnyaBahkan
dalam tradisi filsafat Barat, khususnya sejak abad ke-17 M, para filosof Barat cenderung
menitikberatkan pengkajiannya pada ranah epistemologi dibandingkan cabang filsafat yang
lainnya seperti ontologi dan aksiologi.
Fenomena ini sama sekali berbeda dengan tradisi filsafat Islam yang digagas oleh
filosof-filosof Muslim di Abad Pertengahan yang lebih mementingkan dimensi aksiologi.
Mujamil Qomar dalam bukunya Epistemologi Pendidikan Islam menyebutkan bahwa
epistemologi dalam kajian ilmu bagaikan akar sebuah pohon. Suatu pohon dapat berdiri
dengan kokoh, jika akarnya kuat. Hal ini sama halnya dengan ruh, dimana ruh bertindak
sebagai akarnya dan jasad inilah yang menjadi pohonnya.
Istilah epistemologi pertama kali diperkenalkan oleh J.F. Ferrier dalam tulisannya
yang berjudul Isntitute of MetaphysicsEpistemologi dalam bahasa Arab disebut dengan
nazariyyah al-ma'rifah itu sendiri merupakan cabang filsafat yang mempelajari dan
menentukan batasan-batasan dan dasar-dasar pengetahuan, sumber, metode serta validitas
pengetahuan. Dengan demikian, epistemologi dalam paradigma sains, sebenarnya
merupakan cabang filsafat yang secara khusus diminati di Barat sejak abad ke-17 M.
Ketika memasuki abad ke-20, epistemologi mengalami perkembangan yang pesat dan
beragam, searah dengan tumbuhnya cabang-cabang ilmu pengetahuan.1
Pengaruh epistemologi Barat terhadap dunia pendidikan yang berkembang di hampir
semua negara dirasakan begitu kuat. Pengaruh ini juga menembus pendidikan Islam,
sehingga sistem pendidikan Islam mengalami banyak kelemahanIni karena paradigma
epistemologi pendidikan yang dibangun oleh para pemikir Barat yang bercorak sekuler dan
berpusat pada manusia (antroposentris) sama sekali berbeda dengan epistemologi
pendidikan Islam yang berasaskan tauhid (teosentris). Berkembangnya epistemologi
pendidikan ala Barat dalam dunia pendidikan Islam inilah yang menjadi semacam batu
1
3C. Verhaak, Filsafat Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Gramedia, 1991), h. 9
4
sandungan dalam merekonstruksi bangunan pendidikan Islam yang sejak lama kehilangan
fondasinya.
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut, para pemikir dan pakar pendidikan
Islam harus mengadakan pembaruan secara komprehensif agar terwujudnya pendidikan
Islam ideal yang mencakup berbagai dimensi. Cita-cita ini terwujud dengan adanya
kesadaran bahwa dalam mewujudkan pendidikan Islam ideal sesungguhnya dapat dicapai
jika struktur fondasinya diubah, fondasi tersebut tidak lain adalah epistemologi pendidikan
Islam itu sendiri.
Epistimologi pendidikan Islam ini perlu dirumuskan kembali secara konseptual guna
mengidentifikasi prasyarat yang diperlukan dalam membangun kembali bangunan
pendidikan Islam yang berdasarkan ajaran Islam seutuhnya. Dengan demikian,
epistemologi pendidikan Islam berperan strategis dalam membuka jalan bagi temuan-
temuan khazanah pendidikan Islam yang terumuskan secara teoritis dan konseptual. Upaya
pengembangan pendidikan Islam dapat berjalan secara kondusif, apabila dasar epistemologi
pendidikan Islam benar-benar dapat dikuasai oleh para penggiat pendidikan Islam."
Berdasarkan uraian tersebut, jika kemudian pembicaraan mengenai epistemologi
pendidikan Islam dikerucutkan kepada epistemologi Ilmu Pendidikan Islam, maka wilayah
kajiannya dipersempit kepada kajian manusia dalam kegiatan pendidikan. Untuk itulah,
epistemologi ini harus berdiri mengakar kuat pada setiap disiplin ilmu, baik ilmu
pengetahuan yang dapat ditinjau dari perpektif umum maupun ilmu dikaji melalui Ilmu
Pendidikan Islam
B. Rumusaln Masalah
Adapun rumusan masalah tentang Epistimologi dalam Ilmu Pendidikan Islam sebagai
berikut.
1. Apa pengertian dari Epistimologi ?
2. Apa saja Objek Material Ilmu Pendidikan Islam ?
3. Apa saja Objek Formal Ilmu Pendididkan Islam?
4. Bagaimana Hakekat Epistimologi Ilmu Pendidikan Islam
C. . Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari makalah tehtang pengetahuan Epistimologi dalam Ilmu Pendidikan
Islam
1. Mahasiswa mengetahui pengertian Epitimologi
5
2. Mahasiswa mengetahui Objek Material Ilmu Pendidikan Islam
3. Mahasiswa mengetahui Objek Formal Ilmu Pendidikan Islam
4. Bagaimana Hakekat Epistimologi Ilmu Pendidikan Islam
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Epistimologi
Kata epistemologi berasal dari Bahasa Yunani yakni dari kata "episteme"
dan "logos". Episteme biasanya diartikan dengan pengetahuan atau kebenaran dan
logos diartikan dengan fikiran atau teori. Sehingga gabungan dari kedua kata
tersebut. membentuk pengertian bahwa epistemologi adalah teori pengetahuan
yang benar.2
7
S.Suriasumantri dalam bukunya Filsafat Ilmu menyebut bahwa epistemologi
merupakan cara mendapatkan pengetahuan yang benarKedua pengertian yang
diungkapkan kedua tokoh diatas agaknya masih terlalu dangkal dan sulit
dipahami, bahkan menurut penulis ungkapan kedua tokoh tersebut bukanlah
sebuah definisi melainkan hanya tautologi sekadar menyebut bahwa epistemologi
adalah epistemologi tanpa menjelaskan apapun.
Defjnisi lebih jelas dan sistematis disampaikan oleh Juhaya S. Praja, yang
memandang epistemologi sebagai cabang filsafat yang membahas ruang lingkup
dan batas-batas pengetahuan." Azyumardi Azra memberikan komentar bahwa
epistemologi adalah ilmu yang membahas tentang keaslian, pengertian, struktur,
metode dan validitas ilmu pengetahuan.
Dalam kajian Filsafat Ilmu, epistemologi dikenal sebagai bagian dari tiga
unsur sistematika filsafat disamping ontologi dan aksiologi. Keterkaitan antara
ontologi, epistemologi, dan aksiologi - seperti juga lazimnya keterkaitan masing-
masing sub-sistem dalam suatu sistem membuktikan betapa sulit untuk
menyatakan yang satu lebih penting dari yang lain, sebab ketiga-tiganya memiliki
fungsi sendiri-sendiri yang berurutan dalam mekanisme pemikiran. Ketika kita
membicarakan epistemologi, berarti kita sedang menekankan bahasan tentang
upaya, cara, atau langkah-langkah untuk mendapatkan pengetahuan. Dari sini
setidaknya didapatkan perbedaan yang cukup signifikan bahwa aktivitas berpikir
dalam lingkup epistemologi adalah aktivitas yang paling mampu mengembangkan
kreativitas keilmuan dibanding ontologi dan aksiologi. Untuk itulah kemudian
menjadi amat penting menjadikan epistemologi sebagai titik berangkat ketika
memulai pembahasan tentang disiplin ilmu tertentu.3
3
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi Menuju Millenium Baru (Jakarta: Logos,
2000), h. 114.
8
B.Objek Material Ilmu Pendidikan Islam
Objek material dapat pula dimaknai dengan bahan yang menjadi tinjauan
penelitian atau pembentukan pengetahuan. Objek material juga berarti hal yang
diselidiki, dipandang atau disoroti oleh disiplin Ilmu Pendidikan Islam.
Objek material suatu disiplin keilmuan mencakup apa saja, baik yang konkret
maupun yang abstrak, yang materil maupun yang non-materil, termasuk pula yang
ada dalam pikiran, ada dalam kenyataan, dan ada dalam kemungkinan, dalam
pandangan Abd. Haris disebutkan bahwa objek material suatu disiplin keilmuan
adalah segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada, baik material konkret-psikis
maupun nonmaterial abstrak-psikis. Di dalamnya termasuk juga pengertian abstrak
logis, konsepsional, spiritual, dan nilai-nilai. 4
1. Aspek atau bidang khusus dalam pokok persoalan. Misalnya: tubuh, akal,
hati, dan jiwa adalah bagian khusus manusia sebagai objek formal Ilmu
Pendidikan Islam. Karenanya, aspek tersebut menjadi bagian dalam
pemikiran dan penelitian tentang manusia sebagai objek material Ilmu
Pendidikan Islam.
4
Abdul Haria dan Kivah Aha Putra, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Amzah, 2012), h. 9.
9
Berdasarkan uraian di atas, tentunya dapat dipahami bahwa objek material
pembahasan Ilmu Pendidikan Islam mencakup aspek-aspek manusia sebagai objek
kajian ilmu pendidikan pada umumnya. Pendidikan merupakan upaya yang
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi manusia lain
agar ia tumbuh dengan baik dan memiliki kepribadian sebagaimana diinginkan oleh
pendidiknya. Pendidikan merupakan suatu sistem yang mempunyai komponen atau
unsur yang saling terkait satu dengan lainnya
Objek formal Ilmu Pendidikan Islam ini dipinjam dari pendapat Abd. Haris
bahwa objek formal suatu disiplin keilmuan merupakan sasaran penyelidikan
terhadap segala sesuatu guna mengerti hakikatnya dengan sedalam- dalamnya; atau
mengerti objek material secara hakiki, mengerti kodrat segala sesuatu secara
mendalam, mengetahui segala sesuatu secara mendasar (to know the radic of
everything)Objek formal merupakan sudut pandang yang membedakan watak suatu
disiplin keilmuan tertentu dengan watak pengetahuan lainnya. Karenanya, perlu
dimengerti hakikat segala sesuatu sedalam-dalamnya.
Contoh tentang manusia sebagai objek material Ilmu Pendidikan Islam dapat
ditinjau dari paradigma dan sudut pandang yang berbeda. Ketika objek manusia
dipandang dari objek formal kejiwaan melahirkan disiplin keilmuan PsikologiSudut
pandang objek formal kehidupan individu dan interaksinya dalam masyarakat ketika
melihat objek material manusia memunculkan disiplin keilmuan Sosiologi, dan
sebagainya.
Dengan demikian kajian Ilmu Pendidikan Islam tidak terlepas dari sudut
10
pandang ketika menyoroti kegiatan pendidikan itu sendiriTentunya Ilmu Pendidikan
Islam dapat menggunakan PsikologiAntropologi, Sosiologi sebagai objek formalnya.
Dengan demikian, dari sini muncul disiplin keilmuan Psikologi Pendidikan Islam,
Antropologi Pendidikan Islam, dan Sosiologi Pendidikan Islam, terlepas dari
kontroversi tentang islamisasi ilmu pengetahuan. Dengan redaksi lain, dapat
ditegaskan bahwa objek formal Ilmu Pendidikan Islam adalah kegiatan manusia
dalam usahanya membimbing
11
pengetahuan Islam adalah wahyu Tuhan ditempatkan di atas rasio. Wahyu
memperoleh kedudukan paling tinggi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
Islam sebagai sumber kebenaran mutlak
BAB III
7
Harsja W. Bachtiar, dalam kata pengantar Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan, Pengertian,
Pengembangan dan Pemanfaatannya, (Jakarta: Rajawali Press, 2009), h. v.
12
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Epistemologi itu sendiri merupakan cabang filsafat yang menggambarkan
tentang sifat dasar dan ruang lingkup pengetahuan, pra-anggapan, dan dasar-
dasarnya, serta rehabilitas umum dari tuntutan akan pengetahuan. Oleh sebab itu,
dalam kajian epistemologi sering muncul pembahasan tentang seluk-beluk
pengetahuan, mulai dari dasar, jenis objeknya, sampai kepada metode yang
dikandung oleh pengetahuan itu sendiri.
Sebagai sebuah disiplin ilmu, Ilmu pendidikan Islam mempunyai objek
formal dan objek material tersendiri. Objek material yang menjadi pembahasan
Ilmu Pendidikan Islam mencakup aspek-aspek manusia sebagai objek kajian ilmu
pendidikan pada umumnya Sementara itu, objek formal Ilmu Pendidikan Islam
adalah kegiatan manusia dalam usahanya membimbing manusia lain agar
menjadi manusia seutuhnya berdasarkan nilai-nilai Islam.
Ilmu Pendidikan Islam didasari atas pemikiran bahwa ilmu adalah milik
Allah, ilmu yang diberikan kepada manusia hanya sedikit saja. Atas dasar ini
maka pendidikan Islam juga berasal dari Allah. Sandaran teologis yang
menginspirasi pandangan ini misalnya dengan banyak ayat Alquran
menggunakan kata rabb yang juga berarti pendidik yang menjelaskan keagungan
Allah swt. Manusia menjadi perumus teori pendidikan, yang bersumber dari
Allah sebagaimana termaktub dalam wahyu dan di alam raya sebagai
sunnatullah.
B. Saran
Makalah ini dibuat dengan tujuan agar semua orang memahami daripaa
Epistimologi Ilmu Pendidikan Agama Isalam dengan adanya makalah ini semoga
menjadi penambahan literatur bagi khalayak umum dan bermanfaat bagi penulis
dan orang sekitar
13
DAFTAR PUSTAKA
Al Rasyidin. Falsafah Pendidikan Islam: Membangun Kerangka Ontologi,
Epistemologi dan Aksiologi Praktik Pendidikan.Bandung: Cita Pustaka. 2012
14