Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam
Disusun oleh :
2023
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulilah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Bahasa Indonesia dengan judul “Paradigma
Pendidikan Dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam”.
Pada kesempatan kali ini, kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Moh.
Dzawinnuha, S. Hum., M. Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam
yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk sehingga makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik. Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan
kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan bagi pembaca serta memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
A. Kesimpulan .........................................................................................................25
B. Saran ...................................................................................................................25
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang adanya filsafah, di era Yunani kuno, misalnya tokoh Yunani
Socrates, Plato, Aristoteles. Socrates disebut sebagai Bapak dari peradaban yunani
eropa muda, adanya sebuah mitos adalah pergulatan manusia dengan dunianya.
Kata “filsafat” berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu dari kata “philos” dan
“shopia”. Philos artinya cinta yang sangat mendalam, dan shopia artinya
kearifan atau kebijakan. Jadi, arti filsafat secara harfiah adalah cinta yang sangat
mendalam terhadap kearifan atau kebijakan.
Inti dari falsafat itu ada tiga yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi.
Filsafat tidak akan meninggalkan ketiga inti tersebut. Ontologi, berbicara mengenai
pengetahuan yang ada atau disebut sebagai cabang dari metafisika yang menaruh
perhatian pada studi tentang hakikat yang ada (the branch of metaphysical enquiry
concered with the study of existence itself). Epistemologi, mengenai teori tentang
pengetahuan (theory of knowledge) cabang filasafat yang menyelidiki asal, sifat,
metode, dan batasan pengetahuan manusia. Aksiologi, berarti teori tentang nilai
(value or valutation) atau teori tentang nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari
pengetahuan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ontologi filsafat pendidikan Islam?
2. Apa yang dimaksud dengan epistemologi filsafat pendidikan Islam?
3. Apa yang dimaksud dengan aksiologi filsafat pendidikan Islam?
4. Apa saja aliran-aliran filsafat pendidikan Islam?
C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami tentang ontologi filsafat pendidikan Islam.
2. Mengetahui dan memahami tentang epistemologi filsafat pendidikan Islam.
3. Mengetahui dan memahami tentang aksiologi filsafat pendidikan Islam.
4. Mengetahui dan memahami aliran-aliran filsafat pendidikan Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
Secara etimologis, kata ontologi berasal dari bahasa Yunani adib. Ontologi
berasal dari kata ontos dan logos. Ontos berarti keberadaan dan logos
berarti pengetahuan. Di sisi lain, dalam bahasa Sosanto, akar kata "on" sama
dengan keberadaan, dan "logos" sama dengan logika. Ia memiliki makna teoretis
tentang 'keberadaan', tetapi dalam istilah ontologi ialah 'cabang filsafat tentang
hakikat kehidupan'.
Allah SWT sebagai pencipta alam semesta sang maha yang tidak
bisa diindera secara kasat mata. Akan tetapi, manusia telah dianugerahi
“rasa” yang mampu menuntun manusia untuk mencari Sang maha tersebut
(rasa iman). Hal ini dapat diamati salah satunya adalah masa pertumbuhan
anak. Maksudnya, sejak di dalam kandungan, janin telah akrab dengan
sumber kehidupan dalam aspek biologisnya, dalam hal ini adalah ibu. Sang
janin tidak bisa lepas dari dekapan dan belaian ibu. Ini terus berlanjut
sampai bayi lahir bisa mendengar dan melihat. Begitu pula hubungan ia
dengan Sang maha tersebut yang dalam istilah agama Islam adalah
“kecenderungan beragama” atau fitrah
3. Akhlak
3. Absolut
Suatu nilai dikatakan absolut atau abadi, apabila nilai yang berlaku
sekarang dan saat ini sudah berlaku sejak masa dahulu, dan nilai itu berlaku serta
diakui sepanjang masa, nilai tersebut berlaku bagi siapa pun tanpa memandang ras
maupun kelas sosial. Misalnya, Allah Maha Pengampun, merupakan nilai absolut
yang dimiliki-Nya, dan yang diyakini oleh umat beragama pada umumnya.
4. Relatif
Bahwasannya semua nilai relatif, hal ini dikarenakan sesuai dengan
keinginan dan harapan manusia. Sebagai contoh, Allah itu Maha Pengampun, hal
ini berlaku bagi setiap insan beragama, tapi belum tentu bagi seorang ilmuan, atau
bahkan akan disangkal dan dipandang sebagai kebodohan oleh seorang atheistik
Jika dilihat dari sumbernya, nilai dapat dikelompokkan menjadi dua macam,
diantaranya:
1) Nilai Ilahiyah
Yaitu nilai yang lahir dari keyakinan, yang berupa petunjuk dari
supernatural. Nilai Ilahiyyah di bagi atas tiga hal, yaitu nilai keimanan, nilai
ubudiyah, dan nilai mu’amalah. Nilai Ilahiyah mempunyai 2 jalur, yaitu:
Pertama, nilai yang bersumber dari sifat-sifat Allah sebanyak 99 yang tertuang
didalam Asmaul Husna yakni nama-nama yang indah. Kedua, nilai-nilai yang
bersumber dari hukum-hukum Allah, baik berupa nilai-nilai quraniyah
maupun nilai-nilai kauniyah.
2) Nilai Insaniyah
Produk budaya yaitu nilai yang lahir dari kebudayaan masyarakat, baik
secara individu maupun kelompok, yang kemudian nilai ini terbagi menjadi
tiga macam yaitu nilai etika, nilai sosial dan nilai estetika. Nilai-nilai yang kita
pahami dalam pendidikan sejatinya merupakan hasil deduksi dari sumber
pendidikan yaitu al-Qur’an dan al-Sunnah yang dapat dikembangkan untuk
penerapan ilmu Pendidikan.
Menurut analisis Jawwad Ridha, setidaknya ada tiga aliran utama dalam
pemikiran filosofis pendidikan Islam, yaitu: (1) aliran Agama-Konservatif, (2)
aliran Religius-Rasional, dan (3) aliran Pragmatis-Instrumental. Penjabaran
tentang ketiga aliran tersebut dapat dilihat berikut ini.