DOSEN PENGAMPU
NURUL ANAM, M.Pd
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
hidayat serta taufik-Nya karena atas berkat dan rahmat-Nyalah penulis dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Filsafat Pendidikan Islam” selesai
tepat pada waktunya.
Tentu saja dalam penyelesaian makalah ini, penulis tidak lupa menghaturkan
ucapan terima kasih khususnya kepada,
1. Bapak Nurul Anam, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Bahasa
dan Sastra yang telah memberikan arahannya, sehingga makalah ini dapat
terselesaikan;
2. Kedua orang tua yang selalu memotivasi kami untuk maju dan dapat
menyelesaikan makalah ini;
3. Serta pihak-pihak yang telah membantu penulis sehingga makalah ini
dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu
penulis mohon saran dan kritik dari pembaca demi menyempurnakan makalah ini
di kemudian hari. Atas kritik dan sarannya penulis ucapkan terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini antara lain:
1. Apa Pengertian Filsafat Pendidikan Islam?
2. Bagaimana Kedudukan Filsafat Pendidikan Islam?
3. Apa saja Unsur-unsur Filsafat Pendidikan Islam?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui Pengertian Filsafat Pendidikan Islam.
2. Untuk mengetahui Kedudukan Filsafat Pendidikan Islam.
3. Untuk mengetahui Unsur-unsur Filsafat Pendidikan Islam.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Pendidikan Islam seperti dalam kutipan berikut: “Jika kita telah
membicarakan tentang kepentingan pembinaan falsafah pendidikan secara
umum, kita tidak menentukan jenis falsafah yang harus menonjol pada
falsafah itu. Judul atau bab yang kita bincangkan tentang sifat-sifat falsafah
dan apa yang disebut bagi falsafah ini tentang sumber-sumber, unsur-unsur,
dan syarat-syarat dari dan apa yang akan kita sebut tentang prinsip-prinsip,
kepercayaan-kepercayaan, andaian-andaian dan premis yang menjadi asas
falsafah ini, yaitu falsafah pendidikan yang berasal dari prinsip-prinsip dan
ruh Islam. Itulah Falsafah Islam untuk pendidikan, atau disebut filsafat
pendidikan Islam” (1979: 37).
Abudin Nata menyimpulkan bahwa filsafat pendidikan Islam itu
merupakan suatu kajian secara filosofis mengenai berbagai masalah yang
terdapat dalam kegiatan pendidikan yang didasarkan pada al-Qur’an dan
hadis sebagai sumber primer, dan pendapat para ahli, khususnya para filosof
muslim, sebagai sumber sekunder. Selain itu filsafat pendidikan Islam dapat
dikatakan suatu upaya menggunakan jasa filosofis, yakni berfikir secara
mendalam, sistematik, radikal, dan universal tentang masalah-masalah
pendidikan, seperti masalah manusia (anak didik), guru, kurikulum, metode,
lingkungan dengan menggunakan al-Qur’an dan al-Hadis sebagai dasar
acuannya. Dengan demikian, filsafat pendidikan Islam secara singkat dapat
dikatakan adalah filsafat pendidikan yang berdasarkan ajaran Islam atau
filsafat pendidikan yang dijiwai oleh ajaran Islam, jadi ia bukan filsafat yang
bercorak liberal, bebas tanpa batas etika sebagaimana dijumpai dalam
pemikiran filsafat pada umumnya (1997: 15).
Jalaludin dalam bukunya Filsafat Pendidikan Islam, menyebutkan
bahwa Filsafat Pendidikan Islam itu merupakan hasil pemikiran para filosof
berdasarkan sumber yang berasal dari wahyu Ilahi, sedangkan falsafah
pendidikan lainnya berasal dari hasil renungan (pemikiran) yang didasarkan
atas kemampuan rasio. Hasil pemikiran yang bersumber dari wahyu
bagaimanapun memiliki kebenaran yang mutlak, tidak tergantung pada
4
kondisi ruang dan waktu. Sebaliknya hasil pemikiran berdasarkan rasio,
sangat tergantung kepada kondisi ruang dan waktu.
Jalaludin juga menerangkan dalam bukunya bahwa Kajian Falsafat
pendidikan Islam beranjak dari kajian falsafat pendidikan yang termuat dalam
al-Qur’an dan hadis yang telah diterapkan oleh nabi Muhammad SAW
selama hanya beliau, baik selama periode Makkah maupun selama Periode
Madinah. Falsafat Pendidikan Islam yang lahir bersamaan dengan turunnya
wahyu pertama itu telah meletakkan dasar kajian kokoh, mendasar,
menyeluruh serta terarah ke suatu tujuan yang jelas, yaitu sesuai dengan
tujuan ajaran islam itu sendiri (1994: 3-4).
M. Arifin dalam pendahuluan buku Filsafat Pendidikan Islam
menyebutkan bahwa Filsafat Pendidikan Islam berarti memasuki arena
pemikiran yang mendasar, sistematis, logis dan menyeluruh (universal)
tentang pendidikan, yang tidak hanya dilatar belakangi oleh ilmu pengetahuan
Agama Islam saja, melainkan menuntut kepada kita untuk mempelajari ilmu-
ilmu lain yang relevan.
Selanjutnya M. Arifin menyebutkan tentang sebuah pemikiran
bercorakkan khas Islam, Filsafat Pendidikan Islam pada hakikatnya adalah
konsep berfikir tentang kependidikan yang bersumberkan atau berlandaskan
ajaran agama Islam tentang hakekat kemampuan manusia untuk dapat dibina
dan dikembangkan serta dibimbing menjadi manusia muslim yang seluruh
pribadinya dijiwai oleh ajaran Islam, serta mengapa manusia harus dibina
menjadi hamba Allah yang berkepribadian demikian (1996: xi).
Dalam bukunya Filsafat Pendidikan Islam, Ia menyebutkan bahwa
suatu falsafah yang hanya membicarakan masalah yang menyangkut
bagaimana sistem pendidikan agama islam berlangsung dan dilangsungkan di
dalam Negara yang berdasarkan Islam di Negara di mana Islam diajarkan atau
dididikkan di dalam lembaga-lembaga pendidikan yang ada dan berkembang
di Negara tersebut. Oleh karena bila hanya demikian sudah bisa dikatakan
sebagai filsafat pendidikan Islam.
5
Falsafah Pendidikan Islam yang kita kehendaki adalah suatu pemikiran
yang serba mendalam, mendasar, sistematis, terpadu dan logis, menyeluruh
serta universal yang tertuang atau tersusun ke dalam suatu bentuk pemikiran
atau konsepsi sebagai suatu sistem.
Filsafat Pendidikan Islam adalah falsafah tentang pendidikan yang tidak
dibatasi oleh lingkungan kelembagaan Islam saja atau oleh ilmu pengetahuan
dan pengalaman keislaman semata-mata, melainkan menjangkau segala ilmu
dan pengalaman yang luas seluas aspirasi masyarakat muslim, maka
pandangan dasar yang dijadikan titik tolak studinya adalah ilmu pengetahuan
teoritis dan praktis dalam segala bidang keilmuan yang berkaitan dengan
masalah kependidikan yang ada dan yang akan ada dalam masyarakat yang
berkembang terus tanpa mengalami kemandegan.
Dengan demikian menurut M. Arifin, yang lebih tepat dalam
melakukan studi tentang Filsafat Pendidikan Islam ini adalah bila keduanya
dapat terpenuhi yakni segi ilmiah dapat dibenarkan dan dari segi diniyah
dapat dipertanggung jawabkan (1996: 27-31).
Dari penjelasan dan paparan pengertian Filsafat pendidikan Islam yang
telah disebutkan oleh para pakar di atas, dapat disimpulkan bahwa Filsafat
Pendidikan Islam adalah suatu kajian secara filosofis yakni berfikir secara
mendalam, sistematik, radikal, dan universal tentang masalah-masalah
pendidikan, seperti masalah manusia (anak didik), guru, kurikulum, metode,
lingkungan, hakekat kemampuan manusia untuk dapat dibina dan
dikembangkan serta dibimbing menjadi manusia muslim yang seluruh
pribadinya dijiwai oleh ajaran Islam, serta mengapa manusia harus dibina
menjadi hamba Allah yang berkepribadian demikian yang didasarkan pada al-
Qur’an dan hadis sebagai sumber primer, dan pendapat para ahli, khususnya
para filosof muslim , sebagai sumber sekunder.
6
menyelasaikan permasalahan pendidikan Islam dengan mendasarkan atas
keterkaitan hubungan antara teori dan praktek pendidikan. Karena pendidikan
akan mampu berkembang bilamana benar-benar terlibat dalam dinamika
kehidupan masyarakat.
Antara pendidikan dan masyarakat selalu terjadi interaksi (saling
mempengaruhi) atau saling mengembangkan, sehingga satu sama lain dapat
mendorong perkembangan untuk mengokohkan posisi dan fungsi serta
idealistas kehidupannya. Ia memerlukan landasan ideal dan rasional yang
memberikan pandangan mendasar, menyeluruh dan sistematis tentang
hakekat yang ada di balik masalah pendidikan yang dihadapi.
Dengan demikian menurut M. Arifin, filsafat pendidikan
menyumbangkan analisanya kepada ilmu pendidikan Islam tentang hakekat
masalah yang nyata dan rasional yang mengandung nilai-nilai dasar yang
dijadikan landasan atau petunjuk dalam proses Pendidikan (1993: 44).
M. Arifin juga berpendapat dalam bukunya, dalam masyarakat yang
sedang mengalami perubahan seperti abad 21 ini, kegunaan fungsional dari
Filsafat Pendidikan Islam adalah semakin penting, karena filsafat menjadi
landasan strategi dan kompas jalannya pendidikan Islam. Kemungkinan-
kemungkinan yang menyimpang dari tujuan pendidikan Islam akan dapat
diperkecil dan sebaliknya kemampuan dan kedayagunaan pendidikan Islam
dapat lebih dimantapkan dan diperbesar karena gangguan, hambatan serta
rintangan yang bersifat mental/spiritual serta teknis operasional akan dapat
diatasi atau disingkirkan dengan lebih mudah (1996: xii).
7
Qur’an dan al-Hadis. Kedua, sumber sekunder yaitu pendapat para filosof
muslim.
Al-Syaibany disebutkan oleh Jalaludin dalam bukunya Filsafat
Pendidikan Islam bahwa Dasar dan tujuan Falsafat pendidikan Islam pada
hakikatnya identik dengan dasar dan tujuan ajaran Islam atau tepatnya, yaitu
al-Qur’an dan hadis. Dari kedua sumber ini kemudian timbul pemikiran-
pemikiran mengenai masalah-masalah keislaman dalam berbagai aspek,
termasuk falsafat pendidikan. Dengan demikian hasil pemikiran para ulama’
seperti qiyas syar’i dan ijma’ sebagai sumber sekunder (al-Syaibany, 1973),
pada dasarnya berasal dari kedua sumber pokok tadi (al-Qur’an dan hadis)
(1994: 19). Dalam paparan ini sumber sekundernya adalah hasil pemikiran
ulama’ seperti qiyas syar’i dan ijma’ bukan lagi pemikiran filosof muslim.
Al-Qur’an menganut faham integralistik dalam bidang ilmu
pengetahuan. Seluruh ilmu yang bersumber dari alam raya (ilmu-ilmu fisika,
sains), tingkah laku manusia (ilmu-ilmu sosial), wahyu atau ilham (ilmu
agama, tasawuf, filsafat) adalah bersumber dari Allah. Hal lain yang juga
amat mendasar adalah bahwa al-Qur’an amat menekankan pentingnya
hubungan yang harmonis antara ilmu dan iman. Ilmu tanpa iman akan tersesat,
dan iman tanpa ilmu tidak akan berdaya.
Al-Qur’an menaruh perhatian yang besar terhadap masalah pendidikan
dan pengajaran. Seperti pemuatan istilah-istilah yang digunakan oleh
pendidikan seperti kata tarbiyah, ta’lim, iqra’, hingga ada kesimpulan bahwa
al-Qur’an adalah kitab pendidikan.
Adapun Hadis atau al-Sunnah menjadi sumber kedua dalam filsafat
pendidikan Islam karena Nabi Muhammad SAW telah memberikan perhatian
amat besar terhadap pendidikan, dan mencanangkan pendidikan sepanjang
hidup (long life education), sampai ia mewajibkan mencari ilmu. Dan Ia
diutus ke bumi ini untuk menjadi pengajar, menyempurnakan akhlak mulia
dan mengajak menyembah Allah semata.
Menurut Abudin Nata dalam karyanya, adapun sumber sekunder itu
belum dioptimalkan. Banyak pendapat ulama’ yang tertulis dalam kitab klasik.
8
Sumber ini untuk pengembangan filsafat pendidikan Islam. Namun demikian
secara subtansial pendapat para filosof muslim pun masih dapat dipersoalkan,
yaitu jika sesuatu dijadikan sebagai sumber, maka sumber itu harus permanen,
konstan, dan tidak diperselisihkan keberadaannya. Sedang filsafat dari
manapun ia berasal atau disampaikan tetap memiliki sifat-sifat kekurangan
dan kelemahan yang menyebabkan kedudukannya sebagai sumber dapat
dipermasalahkan (1997: 13-15).
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa filsafat pendidikan
Islam adalah suatu kajian secara filosofis yakni berfikir secara mendalam,
sistematik, radikal, dan universal tentang masalah-masalah pendidikan,
seperti masalah manusia (anak didik), guru, kurikulum, metode, lingkungan ,
hakekat kemampuan manusia untuk dapat dibina dan dikembangkan serta
dibimbing menjadi manusia muslim yang seluruh pribadinya dijiwai oleh
ajaran Islam, serta mengapa manusia harus dibina menjadi hamba Alloh yang
berkepribadian demikian yang didasarkan pada al-Qur’an dan hadis sebagai
sumber primer, dan pendapat para ulama’ dan para ahli, khususnya para
filosof muslim , sebagai sumber sekunder.
Filsafat Pendidikan Islam mepunyai kedudukan solutif, idealis dan
methodis untuk menyelesaikan permaslahan-permasalahan pendidikan Islam
yang muncul dan berkembang dalam dinamika kehidupan masyarakat muslim
dalam mengoptimalkan kemampuan manusia untuk dapat dibina dan
dikembangkan serta dibimbing menjadi manusia muslim yang seluruh
pribadinya dijiwai oleh ajaran Islam, menjadi hamba Allah yang
berkepribadian al-Qur’an dan hadis.
Dalam menyelesaikan permasalah pendidikan Islam Filsafat
Pendidikan Islam mendasarkan landasannya pada sumber-sumber yang
permanen, konstan, dan tidak diperdebatkan, mempunyai kebenaran mutlak.
Sumber-sumber tersebut adalah al-Qur’an dan al-Sunnah sebagai sumber
primer, dan sumber sekundernya adalah ijtihat ulama terdahulu dan pendapat
para filosof muslim sebagai pengembangan walau diperselisihkan
kekuatannya.
10
DAFTAR RUJUKAN
11