Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

URGENSI, FUNGSI, DAN PENDEKATAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Makalah Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Islam
Dosen: Fia Nur’aeni, M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 2
1. Sri Linda Sari
2. Saripudin
3. Iim Kholimatu Sadiah
4. Eka Erwansyah

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BABUNNAJAH
MENES PANDEGLANG BANTEN
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah menganugrahkan kepada kita semua buah
kecerdasan yaitu otak, dengan kapasitor memori yang besar, sehingga kita sebagai khalifah di
muka bumi ini, merupakan mahluk yang paling mulia derajatnya dari sebaik-baik kejadian
dari semua makhluk yang diciptakan Allah SWT.
Shalawat dan Salam senantiasa kita panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang, sampai
dengan saat ini. Alhamdulillahirobbil’alamin. Dalam kesempatan kali ini penulis telah
menyelesaikan satu buah makalah yang berjudul “Urgensi, Fungsi, dan Pendekatan Filsafat
Pendidikan Islam” makalah ini dibuat sebagai tugas makalah mata kuliah Filsafat
Pendidikan Islam, yang dalam hal ini sekaligus bertujuan untuk memberikan sedikit
pengetahuan kepada pembaca mengenai “Urgensi, Fungsi, dan Pendekatan Filsafat
Pendidikan Islam”. Tidak banyak kata yang dapat diutarakan penulis, mengingat manusia
adalah tempatnya salah, oleh sebab itu kami sadar bahwa makalah ini memiliki kekurangan.
Sehingga kritik dan saran dari pembaca sangat di harapan.

Menes, 29 September 2022

Penulis

DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang........................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................................1
1.3. Tujuan Penulisan....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
2.1. Pengertian Filsafat Pendidikan Islam...................................................................3
2.2. Urgensi Filsafat Pendidikan Islam........................................................................5
2.3. Fungsi Filsafat Pendidikan Islam..........................................................................7
2.4. Pendekatan Studi Filsafat Pendidikan Islam.....................................................10
2.4.1. Pendekatan Normatif.....................................................................................10
2.4.2. Pendekatan Historis.......................................................................................11
2.4.3. Pendekatan Kontekstual................................................................................11
2.4.4. Pendekatan Hermeneutika.............................................................................11

BAB III PENUTUP.................................................................................................................12


3.1. Kesimpulan..............................................................................................................12
3.2. Saran........................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada dasarnya pendidikan memerlukan landasan yang berasal dari filsafat atau hal-
hal yang berhubungan dengan filsafat. Sebagai landasan karena filsafat melahirkan
pemikiran-pemikiran yang teoritis tentang pendidikan dan dikatakan berhubungan karena
berbagai pemikiran tentang pendidikan memerlukan bantuan penyelesaiaannya dari
filsafat. Peranan filsafat yang mendasari berbagai aspek pendidikan ini sudah barang tentu
merupakan kontribusi utama bagi pembinaan pendidikan. Mempelajari filsafat pendidikan
Islam berarti akan memasuki arena pemikiran yang mendasar, sistematis, logis dan
menyeluruh tentang pendidikan yang tidak hanya dilatarbelakangi oleh ilmu pengetahuan
agama Islam saja, melainkan menuntut kepada kita semua untuk mempelajari ilmu-ilmu
lain yang relevan. Filsafat pendidikan Islam pada hakikatnya adalah sebagai hasil dari
buah kajian yang bercirikan Islam, pada hakikatnya adalah konsep berpikir mengenai
pendidikan yang bersumber pada ajaran Islam tentang hakikat kemampuan manusia untuk
dapat dibina dan dikembangkan serta dibimbing menjadi manusia Muslim yang seluruh
pribadinya dijiwai nilai-nilai ajaran Islam.
Filsafat Pendidikan Islam sebagai cabang dari ilmu pengetahuan tentunya mempunyai
aspek aksiologis yang biasanya mempertanyakan guna dan fungsi ilmu
pengetahuan tersebut. Serta adanya pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam kajian
Filsafat Pendidikan Islam. Maka dari itu dalam makalah ini kami akan membahas urgensi
dan fungsi serta pendekatan dari Filsafat Pendidikan Islam.

1.2. Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan diangkat dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Pengertian Filsafat Pendidikan Islam
2. Urgensi Filsafat Pendidikan Islam
3. Fungsi Filsafat Pendidikan Islam
4. Pendekatan Dalam Studi Filsafat Pendidikan Islam

1.3. Tujuan Penulisan


1
Makalah ini kami buat bertujuan untuk sedikit memberikan pemahaman mengenai
pengertian filsafat pendidikan Islam, urgensi filsafat pendidikan Islam, fungsi filsafat
pendidikan Islam dan pendekatan studi filsafat pendidikan Islam. Serta dibuatnya makalah
ini bertujuan untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah filsafat pendidiikan Islam.

BAB II
PEMBAHASAN
2
2.1. Pengertian Filsafat Pendidikan Islam
Menurut catatan para sejarawan, orang yang pertama kali menggunakan istilah filsafat
adalah Pythagoras dari Yunani yang lahir antara 582-496 M. Pada waktu itu, arti filsafat
belum begitu jelas. Kemudian, pengertian filsafat ini diperjelas seperti yang banyak dipakai
sekarang ini. Istilah filsafat pertama kali dipakai oleh kaum Sophist [ahli debat] dan Socrates
[470-399 SM] yang merupakan murid dari Plato [427-34 SM] dan Aristoteles [384-322 SM].
Berebeda dengan Al-Farabi yang mengatakan bahwa filsafat adalah silsilah keturunan dari
Timur. Ilmu ini [Filsafat Yunani] dahulu kala berada di anatara orang Chaldea, yakni
penduduk Irak, kemudian samapai ke rakyat Mesir dan dari negeri ini sampai ke Yunani; di
Yunani ilmu ini menetap beberapa lama sampai kemudian diteruskan ke Syiria dan kemudian
jatuh ke tangan orang-orang Arab.
Kata falsafah dipinjam dari kata Yunani yang sangat terkenal, philosophia yang berarti
kecintaan pada kebenaran (wisdom). Dengan perubahan kata falsafah diindonesiakan menjadi
“filsafat” atau juga “filosofi”. Secara etimologi menurut Maragustam (2004) filsafat berasal
dari kata Yunani yaitu “filos” dan “sofia” yang berarti “cinta kearifan atau kebijaksanaan atau
belajar”. Ada pula menurut Hasbullah Bakry, filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala
sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta, dan manusia sehingga dapat
menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai akal
manusia dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu.
Tidak semua masalah kependidikan bisa dipecahkan dengan menggunakan metode
ilmiah semata-mata. Banyak diantara masalah-masalah kependidikan tersebut yang
merupakan pertanyaan-pertanyaan filosofis, yang memerlukan pendekatan-pendekatan
filosofis pula dalam pemecahannya. Analisa filsafat terhadap masalah-masalah kependidikan
tersebut, dengan berbagai cara pendekatannya, akan dapat menghasilkan pandangan-
pandangan tertentu mengenai masalah-masalah kependidikan, dan atas dasar itu bisa disusun
secara sistematis teori-teori pendidikan. Disamping itu jawaban-jawaban yang dikemukakan
oleh jenis dan aliran filsafat tertentu sepanjang sejarah terhadap problematika pendidikan
yang dihadapinya, menunjukkan pandangan-pandangan tertentu, yang akan memperkaya
teori-teori pendidikan.
Pengertian filsafat pada bahasa asalnya Yunani Kuno adalah “cinta akan kebenaran
atau hikmah”. Sedangkan pengertian filsafat secara umum dapat diketahui bahwa filsafat itu
bukanlah hikmah itu sendiri, melainkan cinta terhadap hikmah dan berusaha untuk
3
mendapatkannya. Dengan pengertian itu, maka filosof adalah orang yang mencintai hikmah
dan berusaha mendapatkannya, memusatkan perhatian padanya, dan menciptakan sikap
positif terhadapnya. Selain itu, mencari hakekat sesuatu, berusaha menghubungkan sebab dan
akibat dan berusaha menafsirkan pengalaman-pengalaman manusia.
Filosof pendidikan dan juga filosof umum telah berusaha mencari yang hak dan
hakekatnya serta masalah yang berkaitan dengan proses pendidikan. Jadi filsafat pendidikan
adalah pelaksanaan pandangan filsafat dan kaidahnya dalam bidang pendidikan. Sedangkan
filsafat pendidikan Islam terbentuk dari perkataan filsafat, pendidikan dan Islam. Penambahan
kata Islam di akhir gabungan kata tersebut dimaksudkan untuk membedakan filsafat
pendidikan Islam dari pengertian yang terkandung dalam filsafat pendidikan umum. Dengan
demikian filsafat pendidikan Islam mempunyai pengertian khusus yang ada kaitannya dengan
ajaran agama Islam.
John Dewey, seorang filosof Amerika sebagaimana dikutip oleh Imam Barnadib
(1997:15) mengatakan bahwa filsafat adalah teori umum dari pendidikan. Filsafat mengajukan
pertanyaan-pertanyaan dan menyelidiki faktor-faktor realita dari pengalaman yang banyak
terdapat dalam lapangan pendidikan. Sebuah contoh: konsep mengenai pandangan dunia dan
hidup, dapat menjadi landasan penyusunan konsep, tujuan dan metodologi pendidikan, di
dukung oleh pengalaman pendidik dalam menuntun pertumbuhan dan perkembangan anak.[3]
Selanjutnya setiap filsafat pendidikan perlu terlebih dahulu menjelaskan corak
manusia yang dikehendaki atau yang hendak di capai, sebab pada akhirnya setiap tata nilai
suatu pendidikan tergantung pada kualitas dan watak manusia yang di idealkan.
Apabila sesuatu yang di idealkan tidak sesuai dengan filsafat yang digunakan maka
akan terjadi ketidak cocokan (inconsistency), tidak hanya dalam kiprahnya tetapi juga dalam
tingkah lakululusan serta kedalaman mutu yang tidak dapat diabdikan dalam masyarakat tidak
dapat dilanjutkan pada suatu proses pendidikan yang lebih tinggi sehingga merendahkan
harkat dan martabat lulusannya, baik dilihat dari segi intelektual maupun dari segi perilaku
fungsionalnya.

Dari sini dapat diketahui bahwa filsafat pendidikan Islam adalah konsep berpikir
tentang pendidikan yang bersumberkan atau berlandaskan ajaran-ajaran agama Islam tentang
hakekat kemampuan manusia untuk dapat dibina dan dikembangakan serta dibimbing menjadi
manusia Muslim yang seluruh pribadinya dijiwai oleh ajaran Islam.

4
Filsafat pendidikan Islam juga dapat diartikan sebagai studi tentang pandangan
filosofis dari sistem dan aliran dalam Islam terhadap masalah-masalah kependidikan dan
bagaimana pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan manusia Muslim dan umat
Islam. Di samping itu, filsafat pendidikan Islaam juga merupakan studi tentang penggunaan
dan penerapan metode dan sistem filsafat Islam dalam memecahkan problematika pendidikan
umat Islam, selanjutnya memberikan arah dan tujuan yang jelas terhadap pelaksanaan
pendidikan umat Islam. Sehingga filsafat pendidikan Islam bisa dikatakan lebih bersifat
tradisional dan kritis. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Imam Barnadib
bahwa filsafat pendidikan itu mempunyai dua corak, yaitu corak tradisional dan corak filsafat
yang kritis. Filsafat tradisional adalah filsafat sebagaimana adanya, sistematika, jenis serta
alirannya sebagaimana dijumpai dalam sejarah.
Secara khusus filsasfat pendidikan Islam adalah suatu analisis atau pemikiran rasional
yang dilakukan secara kritis, radikal, sistematis, dan medologis untuk memperoleh
pengetahuan mengenai hakekat pendidikan.

2.2. Urgensi Filsafat Pendidikan Islam


Filsafat pendidikan Islam sebagai suatu bagian atau komponen dari suatu sistem,
filsafat pendidikan Islam memegang dan mempunyai peranan tertentu pada sistem di mana
filsafat pendidikan Islam merupakan bagiannya. Sebagai cabang ilmu pengetahuan, maka
filsafat pendidikan Islam berperan dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang menjadi
induknya. 
Filsafat pendidikan Islam, sebagai bagian dari filsafat Islam, dan sekaligus juga
sebagai bagian dari ilmu pendidikan. Dengan demikian filsafat pendidikan Islam
berperan juga dalam mengembangkan filsafat Islam serta memperkaya filsafat Islam dengan
konsep-konsep dan pandangan-pandangan filosofis dalam kependidikan.

Secara praktis (dalam prakteknya), filsafat pendidikan Islam banyak berperan penting
dalam memberikan alternatif-alternatif pemecahan berbagai masalah yang sedang dihadapi
oleh pendidikan Islam. Peranan yang diberikan oleh filsafat pendidikan Islam terhadap
perkembangan pendidikan Islam adalah:
a. Filsafat pendidikan Islam menunjukkan masalah yang dihadapi oleh pendidikan Islam,
sebagai hasil dari pemikiran yang mendalam dan berusaha untuk memahami duduk
5
masalahnya. Dengan analisis filsafat, maka filsafat pendidikan Islam akan
menunjukkan alternatif-alternatif pemecahan masalah tersebut.
b. Filsafat pendidikan Islam memberikan pandangan tertentu tentang manusia (sebagai
obyek pendidikan). Pandangan tentang hakikat manusia yang sangat berkaitan dengan
tujuan hidup manusia dan sekaligus juga merupakan tujuan pendidikan Islam.  Filsafat
pendidikan Islam bertujuan menjabarkan tujuan umum pendidikan Islam tersebut
dalam bentuk-bentuk tujuan khusus yang operasional. Dan tujuan yang operasioanal
ini akan berperan untuk mengarahkan secara nyata gerak aktifitas pelaksanaan
pendidikan.
c. Filsafat pendidikan Islam dengan analisisnya terhadap hakikat hidup dan kehidupan
manusia, berkesimpulan bahwa manusia mempunyai potensi pembawaan yang harus
ditumbuhkan dan dikembangkan. Filsafat pendidikan Islam menunjukkan bahwa
potensi pembawaan manusia itu tidak lain adalah sifat-sifat Tuhan atau Asmaul
Husna, dan dalam mengembagkan sifat-sifat tersebut tidak boleh mengarah kepada
menodai dan merendahkan nama dan sifat Tuhan tersebut. Hal ini akan memberikan
petunjuk pembinaan kurikulum sesuai dan pengaturan lingkungan yang diperlukan.
d. Filsafat pendidikan Islam dalam analisisinya terhadap masalah pendidikan masa kini
yang sedang dihadapi, akan dapat memberikan informasi apakah proses pendidikan
yang berjalan selama ini mampu mencapai tujuan pendidikan Islam atau belum
Dari penjelasan di atas, maka dapat dijelaskan bahwa filsafat pendidikan Islam
menyumbangkan analisanya kepada ilmu pendidikan Islam tentang hakikat masalah yang
nyata dan rasional yang mengandung nilai-nilai dasar yang dijadikan landasan atau petunjuk
dalam proses kependidikan.
Tugas filsafat adalah melaksanakan pemikiran rasional analisis dan teoritis (bahkan
spekulatif) secara mendalam dan mendasar melalui proses pemikiran yang sistematis, logis,
dan radikal (sampai keakar-akarnya), tentang problema hidup dan kehidupan manusia. Produk
pemikirannya merupakan pandangan dasar yang berintikan kepada “trichotomi” (tiga
kekuatan rohani pokok) yang berkembang dalam pusat kemanusiaan manusia (natropologi
centra) yang meliputi: Induvidualisme, Sosialitas dan Moralitas.
Ketiga kemampuan tersebut berkembang dalam pola hubungan tiga arah yang kita
namakan “trilogi hubungan” yaitu:
a)      Hubungan dengan Tuhan, karena ia sebagai makhluk ciptaan-Nya.
b)      Hubungan dengan masyarakat karena ia sebagai masyarakat.
6
c)      Hubungan dengan alam sekitar karena ia makhluk Allah yang harus mengelola,
mengatur, memanfaatkan kekayaan alam sekitar yang terdapat diatas, di bawah dan di dalam
perut bumi ini.
Dengan demikian peranan filsafat pendidikan islam mempunyai dua arah, yaitu
pertama ke arah pengembangan konsep-konsep filosofis dari pendidikan islam, yang secara
otomatis akan menghasilkan teori-teori baru dalam ilmu pendidikan islam dan kedua ke arah
perbaikan pembaharuan praktek dan pelaksanaan pendidikan islam.

2.3. Fungsi Filsafat pendidikan Islam


Kegunaan filsafat secara umum ialah untuk memperoleh pengertian (makna) dan
untuk menjelaskan gejala atau peristiwa alam dan sosial. Itu berarti orang yang berfilsafat
harus berpikir obyektif atas hal-hal yang obyektif, bukan menghayal. Dari situlah, para ahli di
bidang tersebut telah banyak meneliti secara teoritis mengenai kegunaan Filsafat Pendidikan
Islam. Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibany misalnya mengemukakan tiga manfaat dari
mempelajari Filsafat Pendidikan Islam tersebut sebagai berikut:
a. Filsafat pendidikan itu dapat menolong para perancang pendidikan dan orang-orang yang
melaksanakannya dalam suatu Negara untuk membentuk pemikiran sehat terhadap proses
pendidikan. Di samping itu, ia dapat menolong terhadap tujuan-tujuan dan fungsi-
fungsinya serta meningkatkan mutu penyelesaian masalah pendidikan dan peningkatan
tindakan dan keputusan termasuk rancangan-rancangan pendidikan mereka. Selain itu ia
juga berguna untuk memperbaiki peningkatan pelaksanaan pendidikan serta kaidah dan
cara mereka mengajar yang mencakup penilaian, bimbingan dan penyuluhan.

b. Filsafat pendidikan dapat menjadi asas yang terbaik untuk penilaian pendidikan dalam
arti yang menyeluruh. Penilaian pendidikan itu dianggap persoalan yang perlu bagi setiap
pengajaran yang baik. Dalam pengertian yang terbaru, penilaian pendidikan meliputi
segala usaha dan kegiatan yang dilakukan oleh sekolah, institusi-institusi pendidikan
secara umum untuk mendidik angkatan baru dan warga Negara dan segala yang berkaitan
dengan itu.
c. Filsafat pendidikan Islam akan menolong dalam memberikan pendalaman pikiran bagi
faktor-faktor spiritual, kebudayaan, sosial, ekonomi, dan politik di Negara.

7
Namun demikian, uraian tentang fungsi filsafah pendidikan Islam tersebut memberi
kesan terlalu umum dan abstrak. Fungsi filsafat pendidikan yang lebih kongkret lagi
dijelaskan oleh Ahmad D. Marimba. Menurutnya, filsafat pendidikan dapat menjadi pegangan
pelaksanaan pendidikan yang menghasilkan generasi-generasi baru yang berkepribadian
Muslim. Generasi-generasi baru ini selanjutnya akan mengembangkan usaha-usaha
pendidikan dan mungkin mengadakan penyempurnaan atau penyusunan kembali filsafat yang
mendasari usaha-usaha pendidikan itu sehingga membawa hasil yang lebih besar.
Selanjutnya Muzayyin Arifin mengatakan, bila dilihat dari fungsinya maka filsafat
pendidikan Islam merupakan pemikiran mendasar yang melandasi dan mengarahkan proses
pelaksanaan pendidikan Islam. Oleh karena itu, filsafat ini juga memberikan gambaran
tentang sampai di mana proses tersebut dapat direncanakan dan dalam ruang lingkup serta
dimensi bagaimana proses tersebut dilaksanakan. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa
filsafat pendidikan Islam itu juga bertugas melakukan kritik-kritik tentang metode-metode
yang digunakan dalam proses pendidikan Islam itu serta sekaligus memberikan pengarahan
mendasar tentang bagaimana metode tersebut harus digunakan atau diciptakan agar efeltif
untuk mencapai tujuan. Dari uraiannya ini, lebih lanjut Muzayyin Arifin menyimpulkan
bahwa filsafat pendidikan Islam itu seharusnya bertugas dalam 3 (tiga) dimensi, yakni:
a. Memberikan landasan dan sekaligus mengarahkan kepada proses pelaksanaan pendidikan
yang berdasarkan ajaran Islam.
b. Melakukan kritik dan koreksi terhadap proses pelaksanaan tersebut.
c. Melakukan evaluasi terhadap metode dari proses pendidikan tersebut.

Dengan memperhatikan uraian tersebut dapat diketahui ternyata filsafat pendidikan


Islam berfungsi mengarahkan dan memberikan landasan pemikiran yang sistematik,
mendalam, logis, universal, dan radikal terhadap berbagai masalah yang beroperasi dalam
bidang pendidikan dengan menempatkan Al-Qur’an sebagai dasar acuannya. Dengan
demikian, jika dijumpai permasalahan yang terdapat dalam bidang pendidikan, maka cara
penyelesaiannya yang ideal dan komprehesif harus dimulai dari tinjauan filosofinya, karena
pemecahan yang ditawarkan filsafat pendidikan ini sifatnya menyeluruh, komprehensif,
mendasar, dan sistematis, sebagaimana hal itu menjadi cirii khas dari pemikiran filsafat.
Pendidikan Islam mempunyai peranan yang penting sekali dalam perkembangan ilmu
pengetahuan itu, yaitu untuk mengarahkannya kepada kebaikan dan menjadikannya
8
bermanfaat bagi manusia yang dapat menumbuhkan iman serta menyuburkan
pertumbuhannya. Menurut pendapat Ali Saifullah H.A bahwa apabila seseorang mempelajari
ilmu filsafat pendidikan ataupun Filsafat Pendidikan Islam harus mengetahui sejauh mana
manfaatnya, sebagaimana disebutkan olehnya:
a. Memberikan kesempatan kepada setiap pendidik untuk membiasakan diri mengadakan
perenungan mendalam terhadap teori, betapa pun kurang atau belum sempurnanya teori
tersebut.
b. Akan memberikan pengertian yang mendalam akan problem esensial dan dasar
pertimbangan mana yang harus kita gunakan dalam menyelesaikan problem pendidikan.
c. Membiasakan para pendidik dan guru agar mengutamakan berfikir kritis dan reflektif
dalam meyelesaikan problem-problem kehidupan dan penghidupan manusia, dan
terutama problema yang mendasar dalam pendidikan.
d. Memberikan kesempatan pada pendidikan dan guru untuk selalu berusaha meninjau
kembali pandangan dasar-dasar filsafat pendidikan yang selama ini diyakini
kebenarannya.
e. Bahwa berdasar atas kenyataan keragaman aliran-aliran filsafat pendidikan, dalam
pengertian betapa banyak pandangan tentang dasar-dasar dan tujuan pendidikan, maka
dituntut kepada mereka para pendidik dan guru untuk meninjau segala perbedaan
tersebut secara kritis, reflektif, bebas, dan terbuka.

2.4. Pendekatan Studi Filsafat Pendidikan Islam


Pembicaraan mengenai suatu bidang kajian tidak lengkap bila tidak disertai dengan
tinjauan metode kajiannya. Metode dalam konteks ini diartikan sebagai sarana untuk
menemukan, menguji, dan menyusun data, yang diperlukam bagi pengembangan filsafat
pendidikan Islam. Oleh karena itu, keberadaan kajian mengenai metode bagi pengembangan
filsafat pendidikan Islam merupakan syarat mutlak.
Pada prinsipnya, semua metode yang dapat digunakan dalam kajian filsafat dapat juga
digunakan bagi upaya pengembangan filsafat pendidikan Islam. Secara asasi, ada tiga metode
yang dapat digunakan dalam penyelidikan filsafat, yaitu kontemplatif, spekulatif, dan
dedukatif. Ini adalah metode-metode utama dan kunci yang sering digunakan. Namun
demikian, oleh karena filsafat mengalami pengembangan yang sedemikian rupa, terutama
9
berkat bersentuhannya dengan ilmu pengetahuan ilmiah, maka tak jarang filsafat mengadopsi
metode-metode dari pengetahuan ilmiah ini.
Berikut beberapa metode pendekatan studi filsafat pendidikan Islam yaitu:
2.4.1. Pendekata Normatif
Pendekatan normatif sering juga disebut pendekatan doktriner. Maksud dari
pendekatan ini adalah melakukan studi filsafat pendidikan Islam dengan jalan
membangun, meramu, dan memformulasi sebuah pemikiran dalam filsafat pendidikan
Islam dengan jalan mencari dasar-dasar doktrinal-teologisnya dari wahyu Al-Qur’an
atau Al-Sunah.
Pendekatan normatif juga merupakan pendekatan yang mencari dan
menetapkan aturan-aturan dalam kehidupan nyata, dalam filsafat Islam bisa disebut
sebagai pendekatan syariah, yaitu mencari ketentuan tentang apa yang boleh dan apa
yang tidak boleh.
Dengan melakukan pendekatan normatif, maka berusaha memahami nilai-nilai
Norma yang berlaku dalam kehidupan manusia dan proses pendidikan, dan bagaimana
hubungan norma-norma tersebut dengan pendidikan, dengan demikian akan dapat
dirumuskan petunjuk-petunjuk kearah usaha pendidikan diarahkan.

2.4.2. Pendekata Historis


Pendekatan historis merupaka pendekatan yang dilakukan dengan cara
mengambil pelajaran dari peristiwa dan kejadian masa lalu. Pendekatan historis
digunakan dalam filsafat pendidikan Islam dengan cara mengadopsi metode yang
digunakan dalam penelitian sejarah islam. Maksud dari pendekatan ini adalah bahwa
filsafat pendidikan Islam dikaji berdasarkan urutan dan rentang waktu yang terjadi di
masa lampau. Pendekatan historis dalam pendidikan berkenaan dengan penggambaran
apa yang telah terjadi dalam dunia pendidikan dalam kurun waktu tertentu.

2.4.3. Pendekatan Kontekstual


Pendekatan kontekstual merupakan pendekatan yang mencoba memahami
filsafat pendidikan Islam dalam konteks sosial, politik, budaya dan sebagainya,
10
dimana pendidikan Islam itu berada. Ia bermaksud menjelaskan situasi-situasi dan
perkembangan suatu proses pendidikan yang muncul dari konteks-konteks tersebut.
Pendekatan kontekstual lebih mengarah kepada situasi dan kondisi sosiologis
antropologis (persekutuan hidup masyarakat yang berdiri sendiri dan masing-masing
memiliki anggota persekutuan hidup yang terdiri dari kesatuan ras, bahasa, agama, dan
adat istiadat).

2.4.4. Pendekatan Hermeneutika


Hermeneutika adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang interpretasi
makna. Hermeneutika diambil dari kata kerja dalam bahasa Yunani hermeneuein yang
berarti, menafsirkan, memberi pemahaman, atau menerjemahkan.
Tugas hermeneutika adalah bagaimana menafsirkan sebuah teks klasik atau
teks asing sehingga menjadi milik kita yang hidup di zaman dan tempat serta suasana
budaya yang berbeda. Jadi maksud penggunaan pendekatan hermeneutika dalam studi
filsafat pendidikan Islam adalah menginterpretasikan sebuah teks yang berbicara
mengenai pendidikan. Teks tersebut dipahami berdasarkan konteksnya, mengapa ia
muncul dan dalam situasi apa ia lahir.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Filsafat pendidikan Islam adalah konsep berpikir tentang pendidikan yang
bersumberkan atau berlandaskan ajaran-ajaran agama Islam tentang hakekat kemampuan
manusia untuk dapat dibina dan dikembangakan serta dibimbing menjadi manusia Muslim
yang seluruh pribadinya dijiwai oleh ajaran Islam. Dan Secara khusus filsasfat pendidikan
Islam adalah suatu analisis atau pemikiran rasional yang dilakukan secara kritis, radikal,
sistematis, dan medologis untuk memperoleh pengetahuan mengenai hakekat pendidikan.
Filsafat pendidikan Islam, sebagai bagian dari filsafat Islam, dan sekaligus juga
sebagai bagian dari ilmu pendidikan. Dengan demikian filsafat pendidikan Islam

11
berperan juga dalam mengembangkan filsafat Islam serta memperkaya filsafat Islam dengan
konsep-konsep dan pandangan-pandangan filosofis dalam kependidikan.
Secara praktis (dalam prakteknya), filsafat pendidikan Islam banyak berperan penting
dalam memberikan alternatif-alternatif pemecahan berbagai masalah yang sedang dihadapi
oleh pendidikan Islam. Peranan yang diberikan
Kegunaan filsafat secara umum ialah untuk memperoleh pengertian (makna) dan
untuk menjelaskan gejala atau peristiwa alam dan sosial. Itu berarti orang yang berfilsafat
harus berpikir obyektif atas hal-hal yang obyektif, bukan menghayal. Dari situlah, para ahli di
bidang tersebut telah banyak meneliti secara teoritis mengenai kegunaan Filsafat Pendidikan
Islam
Dalam penedakatan studi filsafat Islam, ada beberapa pendekatan yang digunakan.
Diantaranya:
a. Pendekatan Normatif
b. Pendekatan Historis
c. Pendekatan Kontekstual
d. Pendekatan Hermeneutika

3.2. Saran
 Demikianlah hasil makalah kami, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Kami
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, sehingga
kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun untuk pembuatan
makalah selanjutnya yang lebih baik.

12
DAFTAR PUSTAKA

Supriyadi, Dedi. 2009. Pengantar Filsafat Islam (Konsep, Filsuf, dan Ajarannya). Bandung:
Pustaka Setia.
Suharto, Toto. 2014. Filsafat Pendidikan Islam (Menguatkan Epistemologi Islam dalam
Pendidikan). Edisi Revisi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Syar’i, Ahmad. 2020. Filsafat Pendidikan Islam. Edisi Revisi. Kalimantan Tengah: Narasi
Nara.
Arifinbanjul. “Urgensi dan Fungsi Filsafat Pendidikan Islam”. 2014.
http://arifinbajul.blogspot.com/2014/05/urgensi-dan-fungsi-filsafat-pendidikan.html
[diakses pada tanggal 27 September 2022]

13
Salafiyah, Rani Qoimatus. 2015. “Fungsi dan Urgensi Filsafat Pendidikan Islam”.
http://raniqoimatussalafiyah.blogspot.com/2015/11/fungsi-dan-urgensi-filsafat-
pendidikan.html [diakses pada tanggal 27 September 2022]
Ruhiy, Faldzata. 2014. “Uregensi Filsafat Pendidikan Islam Dalam Pendidikan”.
http://faldzataruhiya.blogspot.com/2014/08/urgensi-filsafat-pendidikan-islam-
dalam.html [diakses pada tanggal 27 September 2022]

14

Anda mungkin juga menyukai