Disusun Oleh:
1. Aris Rif’an
2. Bagas Prasetyo
3. Eko Fathun Najib
Assalamualaikum Wr. Wb
Dengan mengucap puji dan syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberi rahmat
serta karunianya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dan tak lupa
pula mengucapkan shalawat beserta salam atas kehadiran baginda rasulullah yaitu nabi
Muhammad S.A.W..
Dan rasa terima kasih kami kepada anggota kelompok dua yang telah membantu
menyelesaikan tugas ini, serta terlebih lagi kepada guru pembimbing bapak Amin Nurbaedi,
M.Pd.I.yang senantiasa membimbing dan memberi saran yang baik kepada kelompok kami
sehingga dapat menyelesaikan Makalah mata kuliah Filsafat Pendidikan.
Makalah ini di buat bukan hanya untuk menyelesaikan dan melengkapi tugas mata
kuliah tapi juga di harapkan dapat memberi wawasan yang lebih luas guna meningkatkan
pengetahuan yang mendalam bagi para mahasiswa/i dalam bidang pendidikan, sehingga kita
dapat mengetahui hal-hal apa saja yang ada dalam bidang pendidikan.
Akhir kata, Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan khususnya bagi kami,
sekian dan terima kasih.
Kelompok 2
X
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR..................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
A. Latar Belakang.................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................. 1
C. Tujuan .............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................... 2
A. Kesimpulan..................................................................................................... 7
B. Penutup........................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia memiliki sifat ingin tahu terhadap segala sesuatu, sesuatu yang diketahui
manusia tersebut disebut pengetahuan. Pengetahuan dibedakan menjadi 4 (empat) ,yaitu
pengetahuan indera, pengetahuan ilmiah, pengetahuan filsafat, pengetahuan agama. Istilah
“pengetahuan” (knowledge) tidak sama dengan “ilmu pengetahuan”(science). Pengetahuan
seorang manusia dapat berasal dari pengalamannya atau dapat juga berasal dari orang lain
sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang memiliki obyek, metode, dan sistematika tertentu
serta ilmu juga bersifat universal.
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan
konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu
sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam
dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.
Konsepsi-konsepsi tentang kehidupan dan dunia yang Kita sebut sebut "filosofis"
dihasilkan oleh dua faktor: pertama, konsepsi-konsepsi religius dan etis warisan; kedua,
semacam penelitian yang biasa disebut "ilmiah" dalam pengertian yang luas. Kedua faktor ini
mempengaruhi sistem-sistem yang dibuat oleh para filosof secara perseorangan dalam
proporsi yang berbeda-beda, tetapi kedua faktor inilah yang sampai batas-batas tertentu,
mencirikan filsafat. Filsafat, sebagaimana yang disampaikan Bertrand Russell, adalah sesuatu
yang berada di tengah-tengah antara teologi dan sains.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pendahuluan di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari filsafat pendidikan?
2. Apa obyek kajian filsafat pendidikan?
3. Apa tujuan filsafat pendidikan?
C. Tujuan
1Imam Barnadib, Filsafat Pendidikan, Sistem dan Metode, (Yogyakarta: Andi, 1997), Cet. Ke IX, h. 55.
2Diantara mereka adalah Al-Farabi dengan buku karyanya yang berjudul Ihsha’ al- ‘ulum yang diedit oleh
‘Usman M.Amin (Kairo: Dar al-Fikr al’Arabi, 1949), h. 45-113. Al-Ghazali dalam bukunya Ihya’ Ulum al-Din, 4
jilid (Jeddah Sanqafurah al-Haramain, tt). Ibnu Sina dengan karyanya yang berjudul Risalat Aqsam al-“Ulum al-
Aqliyah, dalam Mu’jam al-Rasail, diedit oleh Muhy al-Din al-Kurdi (Mesir: Matba’ah Kurdistan al-“Ilmiyah,
1910), h. 226-243
Filsafat teoritis kemudian dibagi menjadi 3 bagian yaitu : filsafat tinggi (teologi) ,
Filsafat Menengah (matematika) , dan filsafat rendah (fisika). Filsafat tinggi (Ilahiyah) ini
kemudian dibagi lagi menjadi 2 bagian, yang pertama adalah filsafat yang berhubungan
dengan perkara-perkara yang umum dan yang kedua adalah filsafat yang berhubungan
dengan perkara-perkara khusus. Sedangkan filsafat menengah (matematika) dibagi menjadi 4
bagian, yakni ; Aritmetika, geometri, astronomi dan musik.
Dari sekian pembagian ilmu dan pembahasan yang membicarakan filsafat, agaknya ada
satu hal yang mendapat porsi lebih utama dari yang lainnya, dan yang satu hal ini dinamai
dengan berbagai macam nama yang maksudnya tetap sama yaitu filsafat tinggi (‘ulya),
filsafat utama (aula), ilmu tertinggi (a’la), ilmu universal (kulli), teologi (Ilahiyah), dan
filsafat metafisika.
Ketika ‘perhatian’ para filsuf kuno tentang filsafat ini lebih tercurah pada masalah
filsafat tinggi, maka akhirnya kita bisa melihat arti filsafat menurut para filsuf kuno yang
terbagi menjadi dua, pertama adalah arti yang umum ; yaitu berbagai ilmu pengetahuan yang
rasional dan yang kedua adalah arti khusus, yaitu : ilmu yang berhubungan dengan ketuhanan
(Ilahiyah) atau filsafat tinggi yang nota bene adalah pecahan dari filsafat teoritis.3
Istilah pendidikan berasal dari kata “didik” dengan memberinya awalan “pe” dan
akhiran “an” yang mengandung arti “perbuatan” (hal, cara dan sebagainya).4 Istilah
pendidikan pada awalnya berasal dari bahasa Yunani, yaitu “paedagogie” yang berarti
bimbingan yang diberikan pada anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan kedalam bahasa
inggris dengan “education” yang berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa
Arab, istilah ini sering diterjemahkan dengan “tarbiyah” yang berarti pendidikan.
Dalam perkembangannya, istilah pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan yang
diberikan dengan sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa.
Filsafat pendidikan adalah ilmu yang pada hakikatnya merupakan jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan dalam lapangan pendidikan. Oleh karena bersifat filosofis dengan
sendirinya filsafat pendidikan ini pada hakikatnya adalah penerapan dari suatu analisa
filosofis terhadap lapangan pendidikan.5
Hubungan antara filsafat dan ilmu pendidikan ini tidak hanya ke-insidental, melainkan
suatu keharusan. John Dewey seorang filsuf Amerika dalam Imam Barnadib mengatakan
bahwa filsafat itu adalah teori umum dari pendidikan, landasan dari semua pemikiran
mengenai pendidikan. Lebih dari itu filsafat mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan
3http: // wwwparapemikir.com/indo/ilmu. Diakses pada 3 Maret 2021, pukul 12:10wib
4Sudirman.N, et.al. Ilmu Pendidikan, (Bandung, Remaja Karya,1987), h. 4
5Imam barnadib, h. 56
menyelidiki faktor-faktor realita dan pengalaman yang banyak terdapat dalam lapangan
pendidikan.
Oleh karena filsafat mengadakan tinjauan yang luas mengenai realita, maka dikupaslah
antara lain pandangan dunia dan pandangan hidup. Konsep-konsep mengenai ini dapat
menjadi landasan penyusunan konsep tujuan dan metodologi pendidikan. Di samping itu,
pengalaman pendidik dalam menuntun pertumbuhan dan perkembangan anak akan
berhubungan dan berkenalan dengan realita. Semuanya ini dapat disampaikan kepada filsafat
untuk dijadikan bahan-bahan pertimbangan dan tinjauan untuk mengembangkan diri.6
Filsafat pendidikan juga dapat diartikan dengan nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan
filsafat yang menjiwai, mendasari dan memberikan identitas (karakteristik) suatu system
pendidikan. Dengan demikian berfilsafat harus memenuhi syarat-syarat berfikir secara kritis,
runtut, (sistematis), menyeluruh (tidak terbatas pada satu aspek) dan mendalam (mencari
alasan terakhir) khususnya dalam bidang pendidikan.
8Prasetya, Filsafat Pendidikan Untuk IAIN, STAIN,PTAIS, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h.152
realitas adalah fisik dan ruh, bersifat dualistis. Tujuan pendidikannya membentuk individu
yang mampu menyesuaikan diri dalam masyarakat dan memiliki rasa tanggung jawab kepada
masyarakat. Pragmatisme merupakan kreasi filsafat dari Amerika, dipengaruhi oleh
empirisme, utilitarianisme, dan positivisme. Esensi ajarannya, hidup bukan untuk mencari
kebenaran melainkan untuk menemukan arti atau kegunaan. Tujuan pendidikannya
menggunakan pengalaman sebagai alat untuk menyelesaikan hal-hal baru dalam kehidupan
priabdi dan masyarakat. Humanisme berpandangan bahwa pendidikan harus ditekankan
pada kebutuhan anak (child centered). Tujuannya untuk aktualisasi diri, perkembangan
efektif, dan pembentukan moral. Paham behaviorisme memandang perubahan perilaku
setelah seseorang memperoleh stimulus dari luar merupakan hal yang sangat penting. Oleh
sebab itu, pendidikan behaviorisme menekankan pada proses mengubah atau memodifikasi
perilaku. Tujuannya untuk menyiapkan pribadi-pribadi yang sesuai dengan kemampuannya,
mempunyai rasa tanggung jawab dalam kehidupan pribadi dan masyarakat. Menurut paham
konstruktivisme, pengetahuan diperoleh melalui proses aktif individu mengkonstruksi arti
dari suatu teks, pengalaman fisik, dialog, dan lain-lain melalui asimilasi pengalaman baru
dengan pengertian yang telah dimiliki seseorang. Tujuan pendidikannya menghasilkan
individu yang memiliki kemampuan berpikir untuk menyelesaikan persoalan hidupnya. 9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Filsafat pendidikan ini pada hakikatnya adalah penerapan dari suatu analisa filosofis
terhadap lapangan pendidikan. Filsafat pendidikan dapat diartikan dengan nilai-nilai dan
keyakinan-keyakinan filsafat yang menjiwai, mendasari dan memberikan identitas
(karakteristik) suatu system pendidikan. Dengan demikian berfilsafat harus memenuhi
9http://massofa.wordpress.com/2008/01/15/peranan-filsafat-pendidikan-dalampengembangan-ilmu-pendidikan/
diakses 3 Maret 2021, pukul 13:05wib
syarat-syarat berfikir secara kritis, runtut, (sistematis), menyeluruh (tidak terbatas pada
satu aspek) dan mendalam (mencari alasan terakhir) khususnya dalam bidang pendidikan.
2. Objek kajian filsafat pendidikan Islam, menurut Abdul Munir Mulkhan, dapat dibedakan
menjadi dua jenis yaitu obyek material dan obyek formal. Obyek material filsafat
pendidikan Islam adalah bahan dasar yang dikaji dan dianalisis, sementara obyek
formalnya adalah cara pendekatan atau sudut pandang terhadap bahan dasar tersebut.
Dengan demikian, obyek material filsafat pendidikan Islam adalah segala hal yang
berkaitan dengan usaha manusia secara sadar untuk menciptakan kondisi yang memberi
peluang berkembangnya kecerdasan, pengetahuan dan kepribadian atau akhlak peserta
didik melalui pendidikan. Sedangkan obyek formalnya adalah aspek khusus daripada
usaha manusia secara sadar yaitu penciptaan kondisi yang memberi peluang
pengembangan kecerdasan, pengetahuan dan kepribadian sehingga peserta didik memiliki
kemampuan untuk menjalani dan menyelesaikan permasalahan hidupnya dengan
menempatkan Islam sebagai hudan dan furqan.
3. Teori pendidikan bertujuan menghasilkan pemikiran tentang kebijakan dan prinsip-rinsip
pendidikan yang didasari oleh filsafat pendidikan. Praktik pendidikan atau proses
pendidikan menerapkan serangkaian kegiatan berupa implementasi kurikulum dan
interaksi antara guru dengan peserta didik guna mencapai tujuan pendidikan dengan
menggunakan rambu-rambu dari teori-teori pendidikan
B. Penutup
Demikianlah makalah ini kami susun, dalam segala rangkaian kata-kata dari awal
hingga akhir tentu masih banyak kekurangan dan kesalahan, untuk itu tidak ada usaha yang
lebih berharga kecuali melakukan kritik konstruktif setiap elemen pembangun dalam makalah
ini, demi perbaikan dan kebaikan semua pihak. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan kepada pembaca pada umumnya. Aamiin Ya Rabbal Alamin.
DAFTAR PUSTAKA
Barnadib, Imam. 1997. Filsafat Pendidikan, Sistem dan Metode. Yogyakarta: Andi
Prasetya. 1997. Filsafat Pendidikan Untuk IAIN, STAIN,PTAIS. Bandung: Pustaka
Setia
Sudirman.N, et.al. 1987. Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Karya
http://eprints.ums.ac.id/64/ diakses pada 3 Maret 2021, pukul 12:30wib
http://massofa.wordpress.com/2008/01/15/peranan-filsafat-pendidikan-
dalampengembangan-ilmu-pendidikan/ diakses 3 Maret 2021, pukul 13:05wib
http://wwwparapemikir.com/indo/ilmu. diakses pada 3 Maret 2021, pukul 12:10wib