Anda di halaman 1dari 39

BAB 4

PEMBICARA
OLEH:

Br. Willyam & Br. Apri Bivel


A . Kepribadian Pembicara
B . Pembicara, Tempat dan Ruangan
C . Tujuan Pidato dan Analisis
PEMBICAR Pendengar
D . Rasa Takut dan Cemas Sebelum
A Berpidato
E . Membawakan Pidato
F . Analisis Kesalahan Seorang
Pembicara
1.PENDAHULUAN
Seorang pembicara di depan publik, umumnya menjadi pusat
perhatian. Semua pandangan dan perhatian tetuju kepadanya. Terutama
keistimewaan dan kelemahaannya. Tetapi perhatian bersifat negatif
akan lenyap, apabila ia menawan hati pendengar karena memancarkan
kekuatan, kejelasan, kehalusan, sikap yang penuh pertimbangan dan
manusiawi. Seorang pembicara tidak perlu memiliki pendidikan yang
tinggi. Perhatian pendengar terhadap pembicara tergantung pada
keterampilan berbicara, ketetapan argumentasi dan daya meyakinkan
yang dipancarkannya.
A. KEPRIBADIAN Di bawah ini faktor-faktor yang turut
BERBICARA membentuk kepribadian seorang
pembicara yang baik.

1. Seorang pembicara hendaknya memiliki dasar pendidikan yang cukup dan


pengetahuan yang luas. Memiliki rasa kepercayaan diri dan kepastian, sehingga
mampu memancarkan kepastian. Cara dan bentuk pergaulannya sesuai dengan
tingkat orang-orang yang dihadapinya. Menyesuaikan cara berpakaian dengan
tempat dan tingkat serta karakter pertemuan. Dalam penampilan ia senantiasa
memperhatikan kerapian dan kebersihan. Jujur dan ikhlas dalam tutur-kata dan
tingkah-laku. Bersemangat dan mampu memberikan semangat.
Dalam cara hidup, ia mengutaman
2. Dalam membina relasi sosial, seorang keutamaan disiplin yang tinggi dan taat
pembicara harus tahu tenggang rasa, dan
pada aturan. Seorang pembicara
memperhatikan tat sopan santun. Dalam
setiap penampilan harus bersikap hendaknya sanggup mengarahkan dan
sederhana, tetapi menarik ( charming ) dan membimbing sesama. Ia harus memiliki
asli. Senantiasa berusaha mengenal situasi kesabaran, tetapi memiliki pertimbangan
masyarakat khususnya pendengar. dan rasional dalam berbicara dan
bertindak.
B. PEMBICARA, TEMPAT DAN
RUANGAN

1. TEMPAT Seorang pembicara perlu meninjau


BERPIDATO tempat berpidato. Mereka harus
mempertimbangkan: dimana
sebaiknya dia berdiri? Pembicara
harus menempatkan sedemikian rupa.
Jadi, pembicara harus memerhatikan
beberapa hal berikut ini: ......
# Tidak boleh jauh dari pendengarnya.
# tidak terlalu tinggi melampaui kepala
pendengar.
(Berarti panggung yang terlalu tinggi itu
kurang baik).
# Pandangannya tidak boleh melawan
matahari.

# Di belakang pembicara tidak boleh ada faktor-


faktor yang dapat mengganggu dantidak bolrh
ada jendela atau pintu.
# Tempat berdiri dan mimbar sebaiknya tertutup,
terlindung; artinya tidak boleh ada jalan lewat
bagi pendengar.
Sering kali terlalu banyak orang dikumpulkan di dalam
2. RUANGAN PIDATO
ruangan yang sempit. Oleh karna itu, dua hal yang
penting harus diperhatikan seorang pembicara dalam
mengamati Ruangan :

1. Ruangan
pidato tidak 2. Ruangan yang hanya
setengahnya terisi oleh
boleh terlalu
pendengar kurang baik
besar atau untuk berpidato
terlalu kecil
Ruangan besar dapat mempengaruhi rasa takut dan cemas pembicara.
Semakin besar ruangan, maka kecemasan untuk berbicara pada semakin besar.
Hal ini tampak dalam behasa si pembicara. Maka dari itu, bila harus berbicara
di dalam ruangan besar, harus diperhatikan :

# bahwa pembicara bisa melihat semua pendengarnya.


# bahwa ia dapat di lihat oleh semua pendengar.
# bahwa tidak boleh ada orang yang duduk atau berdiri di belakang tiang
tengah ruangan.
Supaya bisa berhasil dalam membawakan pidato besar, ada 7
ketentuan yang perlu didalam ruangan besar diperhatikann
pembicara:

1. Sesuaikan diri dan suara anda dengan


pendengar yang berdiri paling jauh.
6. Mengucapkan dengan jelas suku
2. Bicara dengan tempo yang lambat.
3. Perhatikan konsonan-konsonan tajam. kata terakhir; juga bunyi dobel
4. Pengeras suara harus cukup baik ( diftong)
5. Resonansi yang lebih besar. 7. Bunyi sengau diperkeras dan
mempeluas bunyi vokal.
Tujuan pidato dan analisis pendengar adalah dua faktor yang
penting dalam retorika. Sebelum berpidato hendaknya digariskan:
apa yang mau dicapai pada pendengar. Pidato berhasil, kalau
pikiran dan ide pidato itu diterima oleh pendengar dan dengan
itu.......
C. TUJUAN
PIDATO DAN
ANALISIS Mendorong mereka untuk bertindak didalam hidup
PENDENGAR hariannya. Untuk itu orang itu harus menganalisis situasi
pendengar. Ada bidang analisis yang sangat penting:
1. Sebelum Menerima Tawaran

Sebelum anda menerima suatu tawaran untuk membawakan ceramah atau pidato
hendaknya anda mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan dibawah ini:

# Mengapa saya harus membawakan pidato atau ceramah ini?


# Apakah saya dianjurkan untuk menjadi penceramah? Oleh siapa?
# Apakah pidato saya ini sebagai suatu kesempatan baik atau satu perangkap?
# Apakah saya akan mendapat hasil yang baik lewat ceramah ini, atau mungkin mengalami
kegagalan?
# Bahaya dan resiko apa yang saya harus perhitungkan?
# Apakah saya mengenal harapan dan kebutuhan pendengar dan segala persyaratan
organisatoris?
# Apakah saya memiliki kemampuan yang perlu di prasyrat-prasyarat untuk membawakan
masalah ini dalam ceramah atau pidato?
A 2. Menganalisis situasi dan kebutuhan pendengar
L
Menganalisis situasi dan kebutuhan pendengar sangatlah penting. Karna hal
ini akan menghindarkan soarang pembicara dari kesalahan-kesalahan yang tidak
perlu.

A. PERTANYAAN-PERTANYAAN YANG DAPAT DIPERGUNAKAN


DALAM MENGANALISIS SITUASI PENDENGAR:
# Apakah para pendengar datang atas kehendaknya sendiri atau mereka
didatangkan?
# Apakah ada konkuren pribadi diantara pendengar?
# Apakah para pendengar ini memiliki sikap batin yang positif atau negati
terhadap saya?
# Apakah ada orang-orang yang berkedudukan besar atau berpangkat tinggi juga
hadir didalam kesempatan ini?
# Bagaimana sikap mereka kepada ceramah?

M A
B. KEMUNGKINAN-KEMUNGKINAN HARAPAN PENDENGAR:

1. Dalam Soal Organisasi Secara organisatoris dapat terjadi bahwa para pendengar
mengharapkan:

* Untuk memulai dan menutup pidato pada waktunya(ketepatan)


* Supaya taat kepada waktu yang sudah dipersiapkan
* Supaya diberi waktu yang cukup untuk bisa mencatat fakta dan data
* Supaya diberi istirahat sejenak untuk merokok atau minum
* Tempat duduk yang baik sehingga gampang menulis
* Suhu ruangan yang menyenangkan
* Supaya bebas dari gangguan dan keributan
3. Dalam Soal Cara Berpidato:
2. Dalam Soal Bentuk Pidato: dalam hubungan denagn cara
Dari segi bentuk pidato, membawakan, pendengar dapat
harapan pendengar dapat mengharapkan:
berupa: # Cara pembeberan yang baik
# Kalimat yang pedek # Yang menumbuhkan kepercayaan
# Yang memancarkan simpati
# Pembeberan atau uraian yang
# Sebaiknya berbicara bebas dan bukan
lugas dan berdasarkan fakta terikat pada teks
# Sedapat mungkin aplikasi dan # Supaya tidak memberikan kesan sombong
konkretisasi melalui media # Supaya menampilkan juga humor yang
teknik segar
# Isi dan bentuk yang sesuai # Penampilan yang asli dan manusiawi
# Pembeberan yang bergaya percakapan dan
dengan situasi pendengar.
dialog.
D. RASA TAKUT DAN CEMAS SEBELUM BERPIDATO
Banyak orang orang takut, cemas sebelum tampil berpidato di depan publik.
Tanda-tanda perasaan cemas ini misalnya lutut gemetar, jantung berdebar lebih
keras, tangan gemetar, berkeringat, tangan berkeringat, kurang konsentrasi dan
perasaan fisik dan psikis yang melumpuhkan. Di lain pihak, rasa takut dan cemas
itu menandakan bahwa orang memiliki kesadaran akan keberhasilan. Rasa takut
dan cemas itu bukan menunjukkan bahwa orang yang bersangkutan tidak bisa
atau tidak sanggup.rasa takut dan cemas sama sekali tidak berhubungan dengan
kesanggupan seseorang.
Bila orang sama sekali tidak memilii rasa takut dan cemas, maka mudah
sekali ia akan menjadi sombong, tanpa perasaan, terlalu menganggap diri hebat;
ia juga kurang mempedulikan situasi dan kebutuhan pendengar/publiknya, dan
justru disanalah terletak bahaya kegagalan dalam berpidsato.
1. Sebab-sebab Utama Rasa Takut dan Cemas

# takut ditertawakan
# takut berhenti di tengah pembicaraan karena kehilangan jalan
pikiran
# takut akan orang yang berpendidikan tinggi diantara pendengar
# takut karna tidak menguasai tema
# takut membuat kesalahan
# takut mendapat kritik
# takut kalau tidak bisa dimengerti
# takut bahwa ungkapannya jelek dan tidak jelas
# takut mengecewakan pendengar
# takut karna banyak orang yang memandangnya
# takut bahwa akan ditertawakan, karena aksen yang salah.
3. Bagaimana Cara Mengatasi Rasa Takut dan Cemas

1. Membina kontak mata dengan pendengar-


sebagai feed-back
2. Mengangap pendengar sebagai kawan,
bukan lawan
3. Mengembangkan aktivitas dari/pada
mimbar
4. Berusahalah untuk menenangkan diri dan
batin, lewat pernapasan yang baik.
5. Buatlah jeda di tengah pembicaraan
6. Bacalah dengan suara keras dan jelas,
supaya anda bisa mendengar suara sendiri.
4. Persiapan Jangka Panjang untuk Mereduasi Rasa Takut

A. NASIHAT-NASIHAT PRAKTIS
• Mulai sekarang, pergunakanlah segala kesempatan, baik dalam pecakapan pribadi maupun
dalam diskusi kelompok untuk berbicara atau mengemukakan pendapat.
• Untuk mengatasi rasa takut dan cemas sebelum berbicara. Dengan cara ini anda rasa cemas
dan takut anda akan sangat dikurangi.
• Persiapkanlah sejak sekarang bahan-bahan untuk ceramah, yang menurut anda, kelak bisa di
pergunakan kalau ada permintaan.
• Anda boleh menerima tawaran untk membawakan satu ceramah, bila anda merasa yakin
bahwa sudah mempunyai pikiran yang jelas mengenai tema itu dan mudah mengumpulkan
bahan-bahan untuk tema tersebut.
satu ketentuan dasariah yang penting: persiapan harus teliti munkin dan sebaik mungkin
tidak boleh tergesa-gesa dan dikejar-kejar oleh waktu.
E. MEMBAWAKAN PIDATO

1. Berpidato Dengan atau Tanpa Teks


Ada tiga kemungkinan dalam membawakan suatu pidato:
A. Pidato Yang Terikat Pada Teks
Pidato ini dibawakan dengan membaca teks yang sudah di persiapkan
sebelumnya,cara ini umumnya dipakai oleh para politisi. Ini adalah cara
paling buruk dalam membawakan pidato, ia tidak memiliki kontak yang
hidup dengan para pendengarnya. Pidato semacam ini dapat menjadi sangat
monoton, sehingga mengurangi daya untuk meyakinkan.
B. Pidato Tanpa Teks
Cara ini tidak dapat dianjurkan untuk semua orang, sebab hampir tidak ada orang yang
selalu berada dalam keadaan siap batin untuk dapat berbicara baik di depan suatu publikum.
Juga, hampir tidak orang yang setiap kali dapat berbicara dengan tujuan yang jelas,
sistematis dan logis. Hampir semua ahli pidato terkenal dalam sejah dunia, selalu
mempersiapkan pidato dan dirinya dengan teliti sebelum tampil.

C. Pidato Yang Berdasarkan Skema


Ini ada jalan tengah dari kedua kemungkinan diatas. pembicara mempergunakan skema
atau berdasarkan kata-kata penting dari pidato, yang dicatat pada secarik kertas. Dalam
membawakan pidato dengan cara ini, pembicara berpikir selama berbicara. Karena tidak
terikat pada teks, maka ia dapat membina kontak mata dengan cara pendengarnya. Reaksi
audiens dapat dibacanya, dan itu dapat mendorong untuk membawakan pidatonya secara
lebih hidup dan menarik.orang dapat membawakan pidato dengan cara ini.
2. Latihan Menjelang Pidato

Latihan-latihan yang dapat dilakukan sebelum membawakan


pidato adalah sebagai berikut:
A. Menguasai Pidato
Pembicara harus menguasai pidatonya. Ia harus melatih membaca
sedemikian rupa, sehingga bisa menghafal bagian-bagian terpenting. Ini bukan
berarti, menghafal seluruh pidatonya. Oleh karena itu, kalimat penutup
sebaiknya dirumuskan dengan jelas, dan pembicara menceritakan secara bebas,
sambil secara cepat melihat rumusan itu di dalam kertas. Kutipan-kutipan
kebijaksanaan yang berasal dari orang-orang termasyhur sebaiknya ditulis
supaya bisa dibacakan; kecuali yang terlalu pendek dapat dihafal.
B. Membaca Cepat
Pembicara harus membaca cepat supaya bisa mengimbagi bicaranya. Bila pidato sudah dikuasai, maka
akan mempermudah pembicara dalam membaca. Bila sudah membaca kata-kata permulaan dari satu kalimat,
maka kata-kata lain dapat diucapkan tanpa melihat teks, supaya dapat mengarahkan pandangan kepada
pendengar. Sebelum membawakan pidato, ada juga baiknya membalik-balik secara cepat pidato sambil
memperhatikan bagian-bagian penting.
C. Memberi Tanda Pada Teks
Pembicara dapat mengembangkan satu sistem dalam memberi tanda pada teks. Tanda untuk memberi
tekanan yang tepat, tanda untuk menunjukkan kapan atau dimana suara turun atau naik, atau harus ditekankan,
atau diucapkan perlahan-lahan. Dalam hal ini, pensil atau ball-point warna sangat berguna.
D. Memperhatikan Artikulasi dan Waktu Pidato
Dalam menguasai pidato, pembicara harus memperhatikan artikulasi dan memperhatikan lamanya
pembicaraan.
E. Mencoba Membawakan Pidato
Sangat dianjurkan supaya pembicara sendiri membuat latihan membawakan pidatonya. Latihan ini dapat
dibuat di depan cermin dengan pertolongan alat video atau di depan orang.
3. Disiplin Retoris

etiap pembicara harus tahu bahwa pendengar memperhatikan 2 hal yakni: sikap batinia ( sikap hidup
pembicara) dan ketertiban lahiriahnya.ketertiban lahir dan batin ini sangat mengaitkan dan mempengaruhi.
1. termasuk ketertiban batinia adalah:
#. Menepati janji atau apa yang sudah di utcapkan.
#. Taat kepada waktu yang sudah di tetapkan.
#. Tidak mengedepankan utcapan yang bertentangan.
#. Menyerukan tuntutan disiplin di tengah situasi yang kurang menghargai disiplin.
2. Termasuk ketertiban lahiria adalah:
#. Sikap dan gerak badan yang baik.
#. Teks pidato yang terketik dan tersusun rapi.
#. Tulisan di papan yang mudah di baca.
#. Gambar atau lukisan yang jelas di pandang.
#. Tidak bertingkah yang ganjil.
#. Memperbanyak teks pidato secara bersiih lalu membagikan nya kepada para peserta.
4. MIMBAR

Mimbar pidato itu bukanblah musuh, tetapi asisten dan sahabat


dari si pembicara. Hal ini harus diyakini olh pembicara. Atas
dasar ini pembicara mencoba meyakinkan diri misalnya dengan:

• Membebaskan diri dari bayangan yang bukan-bukan.


• Lihatlah mimbar sebagai asisten atau penolong.
• Tidak mengucapkan satu kata seni atau akademis yang tidak
cocok denagn anda.
• Berbicara seasli mungkin.
• Tidak takut terhadap mimbar.
5. Persiapan Psikosomatis
Beberapa anjuran dan nasihat untuk menyiapkan fisik dan psikis sebelum tampil untuk
membawakan pidato. Anjuran ini bertujuan untuk menangkan batin si pembicara supaya bisa
tampil dengan meyakinkan, terutama pada saat-saat terakhir penampilan.
1. Meyakinkan diri anda bahwa anda sungguh-sungguh sudah menyiapkan diri anda. Yakinkanlah
bahwa anda memang sudah menguasai bahan; dan anda sendiri sanggup !
2. Jangan makan atau minum terlalu banyak sebelum tampil untuk berbicara. Apabila tubuh
masih bekerja berat, kesanggupan berpikir akan menurun.
6. Sebelum Tampil di Tempat Pidato
Ada beberapa hal yang perlu di kontrol sebelum anda tampil
untuk berbicara:
A. Mengontrol waktu
B. Apa yang harus dibawa serta?
C. Hal-hal yang berhubungan dengan pribadi pembicara
D. Masalah-masalah teknik
E. Masalah ruangan.
7. Membawakan Pidato
A. Aturan-aturan penampilan

1. Menantikan di luar ruangan ceramah.


2. Mengamati dan memperhatikan para
pendengar yang tengah memasuki
Willy & Apri
ruangan.
3. Melangkah pasti dan tenang ke mimbar,
tanpa memandang pendengar.
4. Naik ke mimbar dan mengatur teks 7. Tidak boleh berbicara sebelum seluruh
pidato/ceramah. ruangan tenang.
5. Mundur satu langkah dari mimbar. 8. Sapaan yang kuat, pasti, tenang dan
6. Mengambil konta mata dengan audiens. jelas.
Secara tepat, seluruh publik harus 9. Pause sejenak sesudah sapaan.
dipandang.
C. Sapaan
Sapaan diawal pidato merupakn satu masalah yang harus sungguh-sungguh
dipertimbangkan. Sapaan dapat menciptakan kontak atau simpati dari pendengar atau
sebaliknya menghancurkan. Oleh karena itu pembicara harus mempertimbangkan sapaan
yang akan dipakai pada awal pidato. Di bawah ini kami beberkan beberapa kemungkinan:

• Sapaan yang umum


• Sapaan-sapaan lokal
• Sapaan yang menekankan aspek kebersamaan
• Sapaan pada kesempatan-kesempatan khusus
• Tamu/undangan yang terhormat
• Bila kebanyakan pendengar adalah orang yang dikenal
Sebelum mulai berbicara, bernafaslah
D. Kalimat sedalam dan seperlahan mungkin. Kalimat
Pertama pertama ini dapat mengundang simpati dari
pendengar. Oleh karena itu sebaiknya
pembicara mencari dan merumuskan
kalimat-kalimat pertama dari pidatonya
yang cocok dengan situasi dan kebutuhan
para pendengarnya: misalnya komentar
tentang keindahan atau keistimewaan kota
tempat pidato di bawakan, atau pujian dan
pengharapan terhadap pendengar yang kini
akan mendengarkan pidato. Dalam
mengucapkan kalimat-kalimat ini arahkan
wajahmu dan bungkukkan badan sedikit ke
arah para pendengar.
E BUNYI EEH...EEH.
Seringkali di tengah pembicaraan terdengar bunyi
eeh..eeh. Sehingga ada pendengar yang seringkali
menertawakan pembicara semacam itu.
1. Bunyi semacam itu dapat di sebabkan oleh:
#. Rasa tidak pasti.
E BUNYI #. Persiapan yang tidak cukup.
EEH....EEH. #. Kurangnya konsentrasi.
. #. Suatu kebiasaan.
2.Cara mengatasi nya.
#. Orang dapat berlatih sebaik #. Mengatur kontak yang
baik dengan pendengar.
#. Menyelingi dengan ungkapan yang lucu dan segar.
mungkin sebelumnya.
F. MEMBINA
KONTAK
DENGAN
PENDENGAR.
Selama pidato pembicara harus tetap membina kontak
dengan pendengar,karena pidato atau ceramah adalah
proses komunikasi antara pembicara dengan pendengar .
Hal-hal yang membantu untuk membina kontak dengan
antara pendengar dan pembicara selama berpidato adalah:
#.penampilan yangmeyakinkan dan dapat di percaya
#. Mengolah dan membeberkan bahan secara logis,jelas
dan teliti.
#. Bicaralah dengan perasaan dan perubahan suara yang
bervariasi untuk menghindarkan kekeringan.
Pause dalam berpidato harus di atur secara tepat dan
harus cocok dengan situasi sehingga membawa efek
yang menakjubkan bagi para pendengar da pembicara
sendiri.
Ada beberapa macam pause seperti di bawah ini yakni
G . Teknik
Pause Selama :
Berpidato 1. pause untuk bernafas dan mengurangi ketegangan
2. Pause untuk berpikir dan membuat kontrol.
3. Pause dramatis
4. Pause berdasarkan disiplin.
5. Pause karna kehilangan jalan pikiran.
H. Lamanya Berpidato

Setiap pembicara harus sadar akan nilai dan waktu.


Sudah ditetapkan bahwa setiap pembicara hanya
boleh berbicara 3-4 menit, dan mereka harus
menaati aturan ini. Mereka tidak boleh berbicara
lebih dari waktuyang ditentukan. Dalam kelompok-
kelompok latihan biasanya lamanya bicara diukur
dengan stopwatch.
Beberapa ajaran dalam memepergunakan waktu:
• Setiap pembicara yang sebelum sudahmelatih diri dengan
menggunakn waktu, tidak akan mendapat kesulitan dalam
menentukan panjang pidatonya.
• Setiap orang membagi waktunya .
• Satu pidato tidah boleh terlalu pendek atau terlalu.
• Sebagai pembicara perhatikan waktu baik-baik, kalu tidak
pendengar akan meninggalkan anda sebelum waktu.
• Adal hal yang buruk kalau pembicara lupa waktu, sehingga
pendengar melihat-lihat arlojinya. Jangan berbicara terlalu
lama diluar waktu yang sudah ditetapkan.
I. Mempergunakan kata-kata asing

Banyak orang beranggapan , bahwa penggunaan kata-kata asing pada sebuah


pidato memberi kesan hebat sebagai kaum intelek atau cendikiawan. Ada
beberapa aturan yang perlu diperhatikan, bilamana harus mempergunakan kata-
kata asing:
• Kata-kata asing hanya boleh dipergunakan, kalau memang sangat perlu dan
tidak bisa di hindarkan !
• Kata- asing bisa digunakan. apabila pembicara tahu pasti bahwa dapat
dimengerti oleh pendengar
• Pembicara sebelumya harus mencari tahu mengenai ucapan dan tekanan
yang tepat dari kata-kata asing yang mau dipergunakannya.
F. ANALISIS KESALAHAN-KESALAHAN SEORANG PEMBACA

Di bawah ini diajukan kesalahan-kesalahan yang dapat


dilakukan oleh orang dalam mengucapkan sebuah pidato
di depan umum. Kita mempelajari keslahan-kesalahan
ini supaya kita sendiri tidak melakukannya.
1. Kesalahan dalam Mengolah Pidato
2. Kesalahan organisatoris
3. Kesalahan dalam Penampilan dan Sikap
4. Kesalahn dalam Berbicara
5. Kesalahan dalam Hubungan dengan Pendengar
6. Kesalahan dalam Hubungan dengan Tks/Manuskrip
7. Kesalahan dalam Membawakan Pidato
8. Kekurangan-kekurangan Pribadi

SELESAI
TERIMA KASIH

Br. willyam bago, ALMA Br. Apri Bivel, ALMA

Anda mungkin juga menyukai