Disusun Oleh:
1. Aris Rif’an
2. Bagas Prasetyo
ْ ِا ْن َا ْح َسنْمُت ْ َا ْح َسنْمُت ْ اِل َنْ ُف ِسمُك ْ َۗوا ِْن َا َسْأمُت ْ فَلَهَا ۗ فَ ِا َذا َج ۤا َء َو ْعدُ ااْل ٰ ِخ َر ِة ِليَ ۤٗسٔـ ُْٔوا ُو ُج ْو َهمُك
َو ِل َي ْد ُخلُوا الْ َم ْس ِجدَ اَمَك َد َخلُ ْو ُه َا َّو َل َم َّر ٍة َّو ِل ُي َترِّب ُ ْوا َما عَلَ ْوا تَ ْت ِبرْي ً ا
Arti / Terjemahan:
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat
jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi
(kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka
kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada
kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai. (QS.
Al-Isra' ayat 7)
ْ َوا ِْن َا َسْأمُت ۗ ْ اِل َنْ ُف ِسمُك ْ َا ْح َسنْمُت ْ ِا ْن َا ْح َسنْمُت
untuk dirimu sendiri (berarti) kamu
dan jika kamu berbuat baik jika kamu berbuat
berbuat jahat baik
ِليَ ٗس ُئ ٓ ْوا َو ْعدُ ااْل ٰ ِخ َر ِة فَ ِا َذا َجآ َء ۗفَلَهَا
(Kami bangkitkan saat hukuman maka (kerugiannya)
musuhmu) untuk (kejahatan) yang apabila datang untukmu sendiri
menyuramkan kedua
اَمَك َد َخلُ ْو ُه َالْ َم ْسجِ د َو ِل َيدْ ُخلُ ْوا ْ ُو ُج ْو َهمُك
sebagaimana ketika (ke dalam) masjid lalu mereka masuk wajahmu
mereka memasukinya (Masjidil Aqsa)
تَ ْت ِبرْي ً ا َما عَلَ ْوا َّو ِل ُي َترِّب ُ ْوا َا َّو َل َم َّر ٍة
apa saja yang mereka dan mereka pertama kali
(dengan) kejam kuasai membinasakan
Tafsir Al-Jalalain
Kemudian Kami katakan (Jika kalian berbuat baik) dengan mengerjakan ketaatan
(berarti kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri) karena sesungguhnya pahala kebaikan itu
untuk diri kalian sendiri (dan jika kalian berbuat jahat) dengan menimbulkan kerusakan (maka
kejahatan itu bagi diri kalian sendiri) sebagai pembalasan atas kejahatan kalian. (Dan apabila
datang saat hukuman) bagi kejahatan yang (kedua) maka Kami kembali mengutus mereka
(untuk menyuramkan muka-muka kalian) untuk membuat kalian sedih karena terbunuh dan
tertawan hingga pengaruh kesedihan itu dapat terbaca dari roman muka kalian (dan mereka
masuk ke dalam mesjid) yakni Baitulmakdis untuk menghancurkannya (sebagaimana musuh-
musuh kalian memasukinya) dan menghancurkannya (pada kali pertama dan untuk
menghancurkan) untuk mengadakan pembinasaan (terhadap apa saja yang mereka kuasai)
yang dapat mereka kalahkan (dengan penghancuran habis-habisan) dengan pembinasaan yang
sehabis-habisnya. Ternyata mereka melakukan kerusakan untuk kedua kalinya, yaitu dengan
membunuh Nabi Yahya. Maka Allah mengirimkan untuk membinasakan mereka Raja
Bukhtanashar. Raja Bukhtanashar akhirnya membunuh ribuan orang dari kalangan mereka
dan menahan anak cucu mereka serta memporak-porandakan Baitulmakdis.
Allah menegaskan bahwa apabila Bani Israil berbuat baik, maka hasil kebaikan itu
untuk mereka sendiri. Namun demikian, ketentuan yang terdapat dalam ayat ini tidak khusus
untuk mereka sendiri, melainkan berlaku umum untuk seluruh manusia sepanjang masa.
Dengan demikian, apabila manusia berbuat baik atau berbuat kebajikan, maka balasan dari
kebajikan itu akan dirasakannya, baik di dunia maupun di akhirat.
Kebaikan yang akan mereka terima di dunia ialah mereka akan menjadi umat yang
kuat mempertahankan diri dari maksud jahat yang direncanakan oleh para musuh mereka.
Mereka akan memperoleh kesempatan untuk melipatgandakan harta sebagai sarana hidup, dan
melanjutkan keturunan sebagai khalifah di muka bumi. Mereka akan menjadi bangsa yang
kuat, yang dapat mewujudkan budaya yang tinggi untuk lebih menggairahkan kehidupan
mereka, dan menjamin kelancaran usaha dan ibadah mereka kepada Allah swt. Sedangkan
kebahagiaan yang abadi adalah surga yang penuh dengan kenikmatan yang disediakan dan
dijanjikan kepada mereka, sebagai bukti keridaan Allah swt atas kebajikan yang mereka
lakukan.
Apabila mereka berbuat jahat dengan melakukan perbuatan yang bertentangan dengan
wahyu dan fitrah kejadian mereka sendiri, seperti menentang kebenaran dan norma-norma
dalam tata kehidupan mereka sendiri, maka akibat dari perbuatan mereka itu adalah
kemurkaan Allah kepada mereka.
Dengan demikian, mereka akan menjadi bangsa yang bercerai-berai karena
diperbudak hawa nafsu, sehingga kelompok yang satu berusaha menundukkan kelompok yang
lain. Itulah sebabnya mereka tidak dapat mempertahankan kelangsungan hidup dan diri
mereka dari kehancuran dan maksud-maksud jahat musuh. Mereka akan menjadi bangsa yang
tertindas dan terjajah. Sedang keburukan yang mereka rasakan di akhirat ialah azab api neraka
sebagai siksaan yang paling pedih.
Tafsir Muyassar
Oleh tim Mujamma’ Raja Fahd arahan Syaikh al-Allamah Dr. Shalih bin Muhammad
Alu asy-Syaikh:
Jika kalian memperbagus perbuatan dan ucapan kalian, berarti kalian berbuat baik
kepada diri kalian sendiri;
karena pahalanya akan kembali kepada kalian.
Sebaliknya, jika kalian berbuat jahat, maka hukumannya akan kembali kepada diri
kalian sendiri.
Apabila membuat kerusakan yang kedua telah tiba waktunya, maka Kami kuasakan
musuh kalian terhadap kalian untuk kedua kalianya;
agar mereka menghinakan dan mengalahkan kalian, lalu tampaklah bekas-bekas
kehinaan pada wajah kalian.
Juga agar mereka memasuki Baitul Maqdis di hadapan kalian untuk merusaknya,
sebagaimana mereka merusaknya pada pertama kalinya.
Dan agar mereka menghancurkan semua yang ada di bawah kekuasaan mereka
dengan sehancur-hancurnya.