Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

PENGERTIAN PUASA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Qiro'ah Al Kutub

Dosen Pengampu: Bp Ilham Musthofal Ahyar Lc MA.

Disusun Oleh:

1. Miftah

2. Mahsun Naufal

3. Sigit Kurnianto

PROGRAM STUDI S.1 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat
serta karunianya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dan tak lupa
pula mengucapkan shalawat beserta salam atas baginda Rasululloh yaitu nabi Muhammad
SAW.

Dan rasa terima kasih kami kepada anggota kelompok empat yang telah membantu
menyelesaikan tugas ini, serta terlebih lagi kepada dosen pembimbing Bp. Ilham Musthofal
Ahyar M.A. yang senantiasa membimbing dan memberi saran yang baik kepada kelompok
kami sehingga dapat menyelesaikan Makalah mata kuliah Strategi Pendidikan.

Makalah ini di buat bukan hanya untuk menyelesaikan dan melengkapi tugas mata
kuliah saja, tapi juga di harapkan dapat memberi wawasan yang lebih luas guna
meningkatkan pengetahuan yang mendalam bagi para mahasiswa/i dalam bidang Strategi
Pendidikan. sehingga kita dapat mengetahui hal-hal apa saja yang ada dalam bidang
pendidikan.

Akhir kata, Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan khususnya bagi kami,
sekian dan terima kasih.

Susukan , 10 , Oktober 2021

Penulis
‫‪BAB II‬‬
‫‪PEMBAHASAN‬‬
‫‪Pengertian Puasa‬‬

‫ــــم‬
‫ـن ال َّر ِح ْي ِ‬ ‫ــــــــم هللاِ ال َّر ْح َم ِ‬
‫ِ‬ ‫س‬
‫بِ ْ‬
‫َاب أَ ْح َك ِم ِّ‬
‫الصيَ ِام‬ ‫ِكت ُ‬
‫سلِ ٍم‬ ‫ص ٍة َج ِم ْي َع نَ َها ٍر قَابِ ٍل لِل َّ‬
‫ص ْو ِم ِمنْ ُم ْ‬ ‫سا ُك عَنْ ُم ْف ِط ٍر ِبنِيَّ ٍة َم ْخ ُ‬
‫ص ْو َ‬ ‫ان َم ْعنَا ُه َما لُ َغةً أَاْل ِ ْم َ‬
‫سا ُك َوش َْرعًا إِ ْم َ‬ ‫ص َد َر ِ‬
‫ص َو ُم َم ْ‬
‫َو ُه َو َوال َّ‬
‫الصيَ ِام‬
‫ب ِّ‬ ‫ش َرائِطُ ُو ُج ْو ِ‬ ‫س َو َ‬ ‫ض َونِفَا ٍ‬ ‫طا ِه ٍر ِمنْ َح ْي ٍ‬‫عَاقِ ٍل َ‬

‫س َخ ِط‬ ‫ص ْو ِم‪َ .‬و َه َذا ُه َوال َّ‬


‫ساقِطُ َعلَى نُ ْ‬ ‫ساَل ُم َوا ْلبُلُ ْو ُغ َوال َع ْق ُل َوالقُد َْرةُ َعلَى ال َّ‬
‫شيَا َء ‪ْ :‬ا ِإل ْ‬‫خ أَ ْربَ َعةُ أَ ْ‬ ‫ض النُّ َ‬
‫س ِ‬ ‫ثَالَثَةُ أَ ْ‬
‫شيَا َء َوفِ ْي بَ ْع ِ‬
‫ف بِأ َ ْ‬
‫ضدَا ِد َذالِكَ‬ ‫ص ْو ُم َعلَى ا ْل ُمتَّ ِ‬
‫ص ِ‬ ‫ب اَل َّ‬‫الثَّالَثَ ِة‪ ،‬فَالَيَ ِج ُ‬

‫ص ْو ِم أَ ْربَ َعةُ أَ ْ‬
‫شيَاء‬ ‫َوفَ َرائِ ُ‬
‫ض ال َّ‬

‫ص ْو ِم الفَ ْر ِ‬
‫ض‬ ‫ب اّلتَّ ْعيِيْنُ فِ ْي َ‬ ‫ضانَ أَ ْو نَ ْذ ًرا فَاَل بُ َّد ِمنْ إِ ْيقَ ِ‬
‫اع النِّيَّ ِة لَ ْيالً َويَ ِج ُ‬ ‫ص ْو ُم فَ ْر ً‬
‫ضا َك َر ْم َ‬ ‫ب‪ ،‬فَأِنْ َكانَ اَل َّ‬ ‫اَ َح ُدهَا أَلنِّيَّةُ بِا ْلقَ ْل ِ‬
‫سنَّ ِة هلِل ِ تَ َعالَى‬
‫ان َه ِذ ِه ال َّ‬
‫ض ِ‬ ‫ض شه ِر َر َم َ‬ ‫ص ْو َم َغـ ٍد عَنْ اَدَا ِء فَ ْر ِ‬ ‫ص “نَ َويْتُ َ‬ ‫ص ْو ِم ِه أَنْ يَقُ ْو َل الش َّْخ ُ‬
‫ضانَ َوأَ ْك َم ُل نِيَّ ِة َ‬ ‫َك َر ْم َ‬
‫ب ِع ْندَالتَّ َع ُّم ِد فَأِنْ اَ َك َل نَ ِ‬
‫اسيًا اَ ْو َجا ِهاًل لَ ْميُ ْف ِط ْر اِنْ َكانَ قَ ِر ْي َب‬ ‫ب َوإِنْ قَ َّل اَ ْل َمأْ ُك ْو ُل َوا ْل َم ْ‬
‫ش َر ُ‬ ‫سا ُك َع ِن اأْل َ ْك ِل َوالش ُّْر ِ‬
‫َوالثَّانِى اَإْل ِ ْم َ‬
‫ساَل ِم أَ ْونَشَأ َ بَ ِع ْيدًا َع ِن ا ْل ُعلَ َمآ ِء َوأِاّل َ اَ ْف َ‬
‫ط َر‬ ‫َع ْه ٍد بِاإْل ِ ْ‬

‫ث ا ْل ِج َما ُع عَا ِمدًا‪َ ،‬وأَ َّما ْل ِج َما ُع نَ ِ‬


‫اسيًا فَ َكااْل َ ْك ِل نَا ِ‬
‫سيًا‪ ‬‬ ‫والثَّالِ ُ‬

‫َوال َّرابِ ُع تَ َع َّمدُا ْلقَ ْي ِء فَلَ ْو َغلَبَهُ اَ ْلقَ ْي ِء لَ ْم يَ ْبطُ ْل َ‬


‫ص ْو ُمهُ‬

‫ش َرةُ اَ ْ‬
‫شيَآ َء‬ ‫صائِ ُم َع َ‬ ‫ي َي ْفطُ ُر ِب ِه اَل َّ‬ ‫َوالّ ِذ ْ‬
‫صأئِ ِم‬
‫سا ُك َ‬ ‫لى ا ْل َر ْأ ِ‬
‫س َوا ْل ُم َرا ُد اِ ْم َ‬ ‫ص ْو ِل ِمنْ َمأْ ُم ْو َم ٍة إِ َ‬ ‫ح أَ ْو َغ ْي ِرا ْل ُم ْنفَتِ ِ‬
‫ح َكا ْل ُو ُ‬ ‫ف اَ ْل ُم ْنفَتِ ِ‬ ‫اَ َح ُد هَا َوثَانِ َها َما َو َ‬
‫ص َل َع ْمدًا إِل َى ا ْل َج ْو ِ‬
‫س َّمى َج ْوفًا‬
‫ص ْو ِل َع ْي ٍن اِلَى َمايُ َ‬
‫عَنْ ُو ُ‬
‫ض فِ ْي قُبُ ٍل اَ ْو ُدبُ ٍر اَ ْل ُم َعبَّ ِر َع ْن ُه َما فِى ا ْل َم ْت ِن بِال َّ‬
‫سبِ ْيلَ ْي ِن‪.‬‬ ‫ث اَ ْل ُح ْقنَةُ فِ ْي اَ َج ِدال َّ‬
‫سبِ ْيلَ ْي ِن َو ِه َي َد َوا ٌء يَ ْحقُنُ بِ ِه ا ْل َم ِر ْي ُ‬ ‫َوالثّالِ ُ‬
‫ق‬ ‫ص ْو ُمهُ َك َما َ‬
‫سبَ َ‬ ‫‪َ .‬وال َّرابِ ُع اَ ْلقَ ْي ُء َع ْمدًا فَإِنْ لَ ْم يَ ْعتَ ِم ْد لَ ْم يَ ْبطُ ْل َ‬
‫ق‬ ‫سيًا َك َما َ‬
‫سبَ َ‬ ‫اع نَا ِ‬ ‫ج ‪َ ،‬فالَ يَ ْفطُ ُر اَل َّ‬
‫صائِ ُم بِا ْل ِج َم ِ‬ ‫س اَ ْل َو ْط ُء َع ْمدًا فِى ا ْلفَ ْر ِ‬ ‫‪َ .‬وا ْل َخا ِم ُ‬
‫اع ُم َح َّر ًما َكإ ِ ْخ َرا ِج ِه ِبيَ ِّد ِه أَ ْو َغ ْي َر ُم َح َّر ٍم َكإ ِ ْخ َرا ِج ِه بِيَ ِّد ْ‬
‫زَو َجتِه‬ ‫س اَاْل ِ ْن َزا ُل ‪َ ،‬و ُه َو ُخ ُر ُج ا ْل َمنِ ِّي عَنْ ُمبَا َ‬
‫ش َر ٍة بِالَ ِج َم ٍ‬ ‫سا ِد ُ‬
‫َوال َّ‬
‫طا َربِ ِه َج ْز ًما‬ ‫احتِاَل َ ٍم فَاَل إِ ْفـ َ‬
‫ج الء َمنِ ِّي بِ ْ‬ ‫ش َر ٍة عَنْ ُخ ُر ِ‬‫أَ ْو َجا ِريَتِ ِه ِب ُمبَا َ‬
‫اس‪َ ،‬وا ْل ُجنُ ْونُ ‪َ ،‬وال ِّر َّدةُ‬ ‫ش َر ِة ‪ :‬أَ ْل َح ْي ُ‬
‫ض‪َ ،‬والنِّفَ ُ‬ ‫سابِ ُع إِلَى آ ِخ ِر ا ْل َع َ‬
‫َوال َّ‬
‫‪Kitab yang menerangkan hukum-hukum berpuasa‬‬

‫‪Shiyam dan shoum kedua-duanya adalah masdar (isim manshub yang dalam tasrifan fi’il‬‬
‫‪).‬صام‪ ،‬يصوم‪ ،‬صوما ‪jatuh pada urutan ketiga : SOOMA, YA SUUMU, SOUMAN‬‬
‫‪Arti makna Shiyam dan Shoum menurut bahasa adalah Imsak (MENAHAN). Dan menurut‬‬
‫‪istilah Syara’ yaitu menahan dari segala sesuatu yang membatalkan puasa, disertai dengan‬‬
‫‪niat yang telah ditentukan dari semua siang hari yang menerima terhadap puasa dari seorang‬‬
‫‪muslim, yang mempunyai akal, yang suci dari Haid dan nifas. ‬‬
‫‪Syarat wajibnya puasa yaitu ada 3 perkara, dan menurut sebagian salinan matan ada 4 perkara‬‬
yaitu: 1. Islam 2. Baligh 3. Berakal 4. Mampu/kuasa untuk berpuasa. Dan yang keempat
(kudrot/ mampu) yaitu perkara yang gugur dari tulisan 3 perkara. Maka tidaklah wajib bagi
orang yang terkena lawan dari 4 sifat perkara diatas. 

Kefardhuan/rukun berpuasa itu ada 4 perkara : 


Fardhu puasa yang pertama dari yang empat adalah niat degan hati. Maka seandainya
berpuasa fardhu seperti puasa Romadhon atau puasa Nadzar hendaklah saat menghadirkan
niat dalam hati pada malamnya wajib menentukan puasa fardhu seperti puasa romadhon.
Sedangkan kesempuraan niat puasa Romadhon “Nawaitu shouma ghodin ‘an adaa`I fardhi
syahri ramadhoni haadzihis-sanati lillahi ta’ala” saya niat berpuasa fardhu hari esok bulan
Romadhon tahun ini lillahi ta’ala.

Dan fardhu puasa yang kedua dari yang empat yaitu menahan dari makan dan minum
meskipun hanya sedikit sesuatu yang dimakan atau diminum halnya disengaja. Maka
seandainya makan dan minum halnya karena lupa atau jahil (tidak tahu hal tsb batal) maka
hal tersebut tidak membatalkan puasanya. Kemungkinan hal itu karena orang tersebut masih
awam dalam agama islam atau baru masuk islam ataupun juga karena orang tersebut jauh dari
ulama (sehingga tidak tahu pembatalan puasa).

Fardhu puasa yang ketiga dari yang empat yaitu menahan Jima’ (bersetubuh) halnya
disengaja (siang hari), adapun Jima’ halnya lupa sedang berpuasa maka hukumnya sama
seperti lupa makan dan minum saat berpuasa (tidak batal) 

Fardhu puasa yang keempat yaitu menahan dari muntah yang disengaja, maka seandainya
memiliki kebiasaan muntah bukan disengaja orang tsb, maka tidaklah batal puasanya.
 
Dan perkara yang membatalkan oleh perkara tersebut terhadap puasa itu ada 10 perkara :

Yang pertama dan yang kedua dari yang sepuluh yaitu perkara yang sampai perkara tsb
halnya disengaja terhadap jauf/1.)rongga terbuka (yang tembus ke bagian dalam tubuh seperti
mulut, hidung, telinga dan lain-lain) atau 2.) rongga yang tidak terbuka seperti kulit ubun-
ubun kepala. Dan perkara yang dikukuhkan dalam hal ini yaitu menahan bagi orang yang
berpuasa dari sampainya ‘aen yang dinamai perkara ini terhadap jauf (rongga). 

Dan yang ketiga yaitu memasukan obat pada salah satu lubang. Maksudnya yaitu memasukan
obat kepada orang sakit pada lubang kubul (lubang kencing) atau dubur (lubang berak) yang
diistilahkan kubul dan dubur pada matan ini dgn lafadz sabilaini

Yang ke empat yaitu muntah halnya disengaja, maka seandainya tidak disengaja tidaklah
batal puasanya orang tersebut.
Yang kelima yaitu wathi (bersetubuh) halnya disengaja pada farji, maka tidaklah batal orang
yang berpuasa bersetubuh halnya lupa seperti perkara yang sudah dituturkan sbelumnya. 
Yang keenam yaitu keluar air mani maksudnya yaitu keluar air mani karena bersentuhan kulit
meski tidak berjima’ (rangsangan) diharamkan saat berpuasa seperti haram mengeluarkan air
mani dengan tangannya sendiri (onani), atau TIDAK diharamkan seperti mengeluarkan air
mani dengan tangan istrinya atau dengan tangan jariahnya (budak perempuan). Akan tetapi
dikecualikan saat bersentuhan kulit (rangsangan) keluarnya air mani disebabkan mimpi, maka
tidaklah batal puasanya karena keluar mani disebabkan mimpi.

Dan yang ketujuh hingga yang ke sepuluh yaitu 7.Haidh 8. Nifas 9. Gila 10. Murtad. 
‫اال عراب‬

Lafadz Kedudukan
‫َاب‬
ُ ‫ِكت‬ Mubtada di baca rofa , tanda rofa'nya dhomah karena isim mufrod. Posisinya juga sebagai mudhof
‫أَ ْحك َِم‬ Mudhof ilaih , majrur tandanya kasroh karena isim jama' taksir [ Mudhof ]
‫الصيَام‬ِّ Mudhof ilaih , majrur tandanya kasroh karena isim mufrod
‫َوه َُو‬ Wawu ibtida' ‫ ه َُو‬Dhomir munfashil di mahal rofa' karena sebagai mubtada'.
‫الص َو ُم‬
َّ ‫َو‬ Wawunya huruf athof , ‫الص َو ُم‬
َّ di athofkan pada lafdz ‫الصيَام‬
ِّ yg telah di ganti dengan dhomir ‫ ه َُو‬, athof
pada isim marfu' maka ‫الص َو ُم‬
َّ juga marfu' , tandanya dhomah karena mufrod
‫ان‬
ِ ‫دَر‬ َ ‫ص‬ ْ ‫َم‬ Sebagai khobar , di baca rofa tandanya alif karena isim tasniyah
‫َم ْع َنا ُه َما‬ Mubtada di baca rofa tandanya dhomah muqoddaroh karena isim maqshur , kedudukanya sebagai

mudhof , ‫ ُه َما‬dhomir munfashil mabni fathah di mahal jer karena mudhof ilaih , dan alifnya sebagai
tanda tasniyah.
‫لُ َغ ًة‬ Dhorof makan , manshub tandanya fathah .
‫سا ُك‬ َ ‫أَاْل ِ ْم‬ Khobar mubtada' , di rofa'kan oleh mubtada' tandanya dhomah karena isim mufrod.
‫َوش َْرعًا‬ َ di athofkan pada lafadz ‫ ل ُ َغ ًة‬, di baca mansub tandanya fathah karena
Wawunya huruf athof , ‫ش ْر ًعا‬
isim mufrod.
‫سا ُك‬ َ ‫ِإ ْم‬ Khobar dari mubtada' mahdzuf , di rofa'kan oleh mubtada' tandanya dhomah karena isim mufrod.
‫عَنْ ُم ْف ِط ٍر‬ ْ‫ عَن‬huruf jer , ‫ ُم ْفطِ ٍر‬di jerkan oleh ْ‫ عَن‬tandanya kasroh karena isim mufrod
‫بِنِيَّ ٍة‬ Ba' huruf jer , ‫ نِ َّي ٍة‬di jerkan oleh huruf jer ba' , tandanya kasroh karena isim mufrod.
‫ص ٍة‬ َ ‫ص ْو‬ ُ ‫َم ْخ‬ Na'at , majrur tandanya kasroh karena isim mufrod yang di athofkan pada lafadz ‫نِ َّي ٍة‬
‫َج ِم ْي َع نَ َها ٍر‬ Dhorof zaman , mansub tandanya fathah karena isim mufrod , posisinya sebagai mudhof , ‫ار‬ ٍ ‫َن َه‬
mudhof ilaih , majrur tandanya kasroh karena isim mufrod.
‫قَا ِب ٍل‬ Na'at , majrur tandanya kasroh karena isim mufrod yang di athofkan pada lafadz ‫ار‬ ٍ ‫َن َه‬
‫ص ْو ِم‬ َّ ‫ِلل‬ Lam huruf jer , ‫ص ْو ِم‬ َّ isim mufrod majrur tandanya kasroh karena di jerkan oleh lam.
‫سلِ ٍم‬ ْ ‫ِمنْ ُم‬ ْ‫ مِن‬huruf jer, ‫ ُم ْسل ٍِم‬isim mufrod majrur tandanya kasroh karena di jerkan oleh min.
‫عَاقِ ٍل طَا ِهر‬ Keduanya isim mufrod yang majrur tandanya kasroh ,karena sebagai terkib na'at.
‫ض‬
ٍ ‫ِمنْ َح ْي‬ ْ‫ مِن‬huruf jer , ‫ض‬ٍ ‫ َح ْي‬isim mufrod majrur tandanya kasroh karena di jerkan oleh min. ‫اس‬ ٍ ‫ َونِ َف‬Wawunya
ٍ ‫َو ِنفَا‬
‫س‬ huruf athof, َ‫اس‬ ٍ ‫ نِ َف‬isim mufrod majrur tandanya kasroh karena ma;thuf pada lafadz , ‫ض‬ ٍ ‫َح ْي‬

Anda mungkin juga menyukai