Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH

HADIST TENTANG PUASA ITU UNTUK ALLAH DAN AKAN DI BERI


IMBALAN LANGSUNG OLEH ALLAH, & BARANGSIAPA YANG
BERPUASA KRNA ALLAH AKAN DI AMPUNI DOSANYA
Disusun Guna: Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hadist
Dosen Pengampu: Sholihin, M.Pd.I.

Oleh:
Aris Rif’an

PROGRAM STUDI S.1 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
A. Hadist Tentang Puasa Itu Untuk Allah Dan Akan Di Beri Imbalan Langsung Oleh Allah
‫عن أيب هريرة ﺭﺿﻲ اﻪﻠﻟ ﺗﻌﺎﻰﻟ ﻋﻨﻪ ﻳﻘﻮﻝ ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ اﻪﻠﻟ ﺻﻠﻰ اﻪﻠﻟ ﻋليه ﻭﺳﻠﻢ ﻗﺎﻝ اﻪﻠﻟ ﻛﻞ ﻋﻤﻞ اﺑﻦ ﺁﺩﻡ ﻟﻪ ﺇﻻ اﻟﺼﻴﺎﻡ ﻓﺈﻧﻪ ﻲﻟ ﻭﺃﻧﺎ ﺃﺟﺰﻱ ﺑﻪ _ احلديث‬

Artinya: Diriwayatkan dari Abi Hurairah RA. Beliau berkata Rasulullah SAW bersabda:
“Allah SWT berfirman: Semua amal ibadah anak Adam untuk mereka sendiri kecuali puasa.
Sesungguhnya puasa untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya.” 

Imam Abu al-Khair al-Thaliqany menjelaskan, setidaknya terdapat 55 pendapat yang


menerangkan makna kalimat [‫ ]اال الصوم فإنه يل اخل‬dan berikut di antara beberapa keterangan

tersebut:

(1) Bahwa semua ibadah dapat dilihat oleh manusia kecuali puasa, sesungguhnya puasa
merupakan rahasia antara Allah dan hamba-Nya di mana hanya Allah yang dapat melihatnya.

(2) Bahwa puasa itu dijaga oleh Allah sehingga setan pun merasa enggan untuk merusak
ibadah puasa seseorang.

(3) Bahwa semua amal ibadah yang dikerjakan oleh seorang hamba kepada Allah juga
dilakukan oleh orang-orang kafir terhadap berhala-berhala mereka kecuali puasa.

(4) Bahwa puasa merupakan ibadah yang memiliki kesamaan hukum antara orang merdeka
dengan budak hamba sahaya.

(5) Bahwa puasa merupakan ibadah yang menggambarkan tabiat dan sifat para malaikat
dimana para malaikat tidak makan dan minum.

Namun satu hal yang pasti, bahwa kalimat [‫ ]اال الصوم فإنه يل اخل‬menampakkan keutamaan puasa

atas ibadah yang lain sebagaimana menyandarkan masjid sebagai rumah Allah, walapun
kenyatannya semua bumi dan alam semesta ini milik-Nya. Namun hal itu dimaksudkan untuk
menjelaskan keutamaan masjid atas bumi yang lain. 

Menarik benang merah dari semua penjelasan di atas, Syekh al-Imam Badruddin Abu
Muhammad Mahmuddin Ahmad al’Aini menyimpulkan bahwa orang yang mengerjakan
ibadah puasa tidak akan dimasuki sifat riya atau ingin dipuji orang lain. Sebab ibadah puasa
tidak tampak dan tidak dapat dilihat manusia karena ibadah puasa merupakan sebuah niat
yang cukup diucapkan dalam hati. Pernyataan ini didukung oleh hadits mursal riwayat al-
Zuhri, Nabi Muhammad SAW bersabda:

«‫ليس يف الصوم رياء» رواه العبيد يف كتاب الغريب غن شبابة عن عقيل عن الزهري‬

Artinya: Dalam puasa tidak ada sifat riya.

Hal itu dikarenakan puasa hanya membutuhkan niat dalam hati yang tidak terlihat oleh mata,
berbeda seperti ibadah lain yang membutuhkan gerak tubuh.

Jadi, bagaimana mungkin riya dengan ibadah puasa ketika orang lain tidak mengetahui bahwa
sedang berpuasa, kecuali bila memberitahukan kepada orang lain bahwa sedang berpuasa.

 Maka, bisa saja terjadi riya disebabkan memberitahukan kepada orang lain bahwa sedang
berpuasa, bukan karena puasa itu sendiri. Hal ini berbeda dengan amal perbuatan yang lain, di
mana dalam pelaksanaannya sendiri bisa saja terjadi riya karena ingin dilihat dan dipuji orang
lain.

Pandangan menarik juga datang dari seorang mufassir Imam al-Thabari dimana menurutnya
ketidak tampaan ibadah puasa menjadi penyebab tidak masuknya sifat riya di dalamnya
sehingga Allah SWT menyandarkan puasa terhadap dirinya. Oleh karenanya dalam hadits
Qudsy disebutkan: «‫« »يدع شهوته يل‬dia meninggalkan syahwatnya karena diri-Ku».

Penjelasan senada datang dari Imam Ibnu al-Jauzi bahwa semua ibadah akan tampak bila
dikerjakan, sehingga jarang sekali yang tidak tercampur dengan hal-hal selain niatan ibadah.
Hal ini berbeda halnya dengan puasa.

Sementara itu Imam al-Qurthuby menjelaskan apa yang dimaksud dengan [‫ ]وأنا أجزي به‬ialah

hanya Allah yang mengetahui besarnya pahala ibadah puasa, sebagaimana salah satu riwayat
dalam kitab al-Muwattha karya Imam Malik: 

(‫ ﺇﻻ اﻟﺼﻮﻡ ﻓﺈﻧﻪ ﻲﻟ ﻭﺃﻧﺎ ﺃﺟﺰﻱ ﺑﻪ‬:‫ ﻗﺎﻝ اﻪﻠﻟ‬،‫)ﺗﻀﺎﻋﻒ اﺤﻟﺴﻨﺔ ﺑﻌﺸﺮ ﺃﻣﺜﺎﻬﻟﺎ ﺇﻰﻟ ﺳﺒﻌﻤﺎﺋﺔ ﺿﻌﻒ ﺇﻰﻟ ﻣﺎ ﺷﺎء اﻪﻠﻟ‬

Artinya: Semua amal baik akan dilipat gandakan pahalanya 10 kali lipat sampai 700 kali lipat
sampai kelipatan yang dikehendaki oleh Allah. Allah SWT bersabda dalam hadits qudsy:
“Kecuali puasa, sesungguhnya puasa untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya."
Artinya bahwa pahala puasa sangatlah besar, sebab Allah SWT sendiri yang akan
membalasnya. Sebagaimana sebuah pekerjaan yang diberi hadiah langsung oleh seorang raja
tentunya lebih besar daripada hadiah yang diserahkan melalui ajudan.

Begitulah gambaran pahala puasa. Wallahu A'lam.

Referensi:
(1) Syekh al-Imam Badruddin Abu Muhammad Mahmuddin Ahmad al’Aini, Umdah al-Qari,
Syarh Shahih al-Bukhari.

(2) Abu Muhammad Mahmud bin Ahmad bin Musa al-Ainy, Syarhu Sunan Abi Dawud,
Maktabah al-Rusydu: Riyad.

B. Puasa Ramadhan bisa menebus dosa-dosa yang telah lewat, dengan syarat puasanya
ikhlas.

Rasulullah SAW bersabda:

‫َّم ِم ْن ذَنْبِ ِه‬ ِ ِ ‫من صام رمضا َن إمْيَا نًا و‬


َ ‫احت َسابًا غُفَر لَهُ َما َت َقد‬
ْ َ َ ََ َ َ ْ َ

Barangsiapa berpuasa dibulan Ramadhan karena Iman dan mengharap pahala dari Allah maka
akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (HR Bukhari dan Muslim)

Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/13572/keistimewaan-bulan-ramadhan-dan-doa-doa-
pilihan 

Anda mungkin juga menyukai