Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

‫الر حيم‬
ّ ‫الر حمن‬
ّ ‫بسم هللا‬
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kami
kemudahan sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah berjudul “Pengertian dan
Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam” dengan lancar. Tanpa pertolongan-Nya tentu kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik. Sholawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta Muhammad SAW yang kita nanti-
nantikan syafaatnya di akhirat nanti.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Filsafat Pendidikan Islam. Penyusunan makalah ini didasarkan pada berbagai sumber referensi.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu mata kuliah
Statistik Pendidikan, Bapak Drs. Sutikno, M. Pd.I., yang telah memberi banyak arahan, juga
semua pihak yang telah membantu dan mendukung penyusunan makalah ini.
Dalam Penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa kemampuan dalam penulisan
makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari
berbagai pihak untuk kami jadikan sebagai bahan evaluasi demi meningkatkan kinerja kami
kedepannya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Surabaya, 19 Februari 2020

Penyusun

1
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 3
A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................... 3
C. Tujuan ........................................................................................................................................ 3
BAB II .................................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 4
A. Filsafat Pendidikan Islam ............................................................................................................ 4
B. Tujuan Filsafat Pendidikan Islam ............................................................................................... 5
C. Objek Filsafat Pendidikan Islam ................................................................................................. 7
D. Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam .................................................................................. 7
E. Pengertian Metode Filsafat Pendidikan Islam............................................................................. 8
F. Metode-metode Filsafat Pendidikan Islam.................................................................................. 9
G. Peranan Filsafat Pendidikan Islam ............................................................................................ 11
BAB III................................................................................................................................................. 13
KESIMPULAN ................................................................................................................................... 13

2
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Islam dapat diartikan sebagai proses penyaluran pengetahuan dan
nilai Islam kepada siswa melalui upaya pengajaran, pembiasaan, bimbingan dan
pengasuhan potensinya agar terpenuhi kesempurnaan hidup di dunia dan di akhirat.
Seluruh pemikiran dan aktivitas pendidikan Islam harus benar-benar merupakan
realisasi dan pengembangan dari ajaran Islam itu sendiri.
Secara sederhana dapat diartikan bahwa, pendidikan islam pada dasarnya
memproyeksikan diri memproduk insan yang kamil, yaitu manusia yang sempurna
dalam segala hal. Untuk meraih tujuan ini maka realisasinya harus sepenuhnya
bersumber dari cita-cita yang diwahyukan Allah swt. dan Sunnah Nabi Muhammad
saw. yang Tujuan pendidikan Islam tidak terlepas dari tujuan hidup manusia dalam
Islam, yaitu untuk menciptakan pribadi-pribadi hamba Allah yang selalu bertakwa
kepadaNya, dan dapat mencapai kehidupan yang berbahagia di dunia dan akhirat.
Setiap manusia memiliki potensi dan kehidupan sosial yang berbeda. Adanya
aktivitas dalam pendidikan dan lembaga pendidikan merupakan jawaban dari manusia
terhadap hal tersebut. Timbul problem dan pikiran pemecahan itu adalah bidang filsafat,
dalam hal ini berarti filsafat pendidikan.
Sehingga dapat diuraikan bahwa pendidikan merupakan pelaksana dari ide-ide
filsafat. Jika dikaitkan dalam islam berarti ide-ide filsafat tersebut tidak terlepas dari
sumber islam itu sendiri. Jadi peranan filsafat pendidikan islam merupakan sumber
pendorong adanya pendidikan islam. Berdasarkan latar belakang di atas, maka akan
dibahas lebih lanjut terkait Filsafat Pendidikan Islam di Bab II.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Filsafat Pendidikan Islam?
2. Apa tujuan, objek, ruang lingkup, metode dan peranan Filsafat Pendidikan Islam?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Filsafat Pendidikan Islam
2. Untuk mengetahui tujuan, objek, ruang lingkup, metode dan peranan Filsafat
Pendidikan Islam

3
BAB II

PEMBAHASAN
A. Filsafat Pendidikan Islam
Secara terminologi filsafat berasal dari kata dalam bahasa Inggris philo dan
sophos. Philo berarti cinta, dan shopos berarti ilmu atau hikmah. Pendapat ini
kebanyakan dinyatakan oleh penulis berbahasa Inggris, seperti Louis O. Kattsoff.
Pendapat lain menyatakan bahwa filsafat berasal dari bahasa Yunani yang masuk dan
digunakan sebagai bahasa Arab, yaitu berasal dari kata philosophia. Philo berarti cinta,
sedangkan sophia berarti hikmah. Pendapat kedua ini dikemukakan oleh tokoh filsafat
Islam, Al-Farabi (w. 950 M). Namun demikian, meskipun kata filsafat berasal dari
Yunani, bukan berarti orang Yunani Kuno adalah perintis pertama pemikiran filsafat di
dunia. Sebelum Yunani Kuno ada negara lain seperti Mesir, Cina, dan India yang sudah
lama mempunyai tradisi filsafat, meskipun mereka tidak menggunakan kata
philosophia untuk maksud yang sama.1
Di dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dijelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdassan, akhlak mulia, serta keterampilan yangg
diperlukan dirinya, segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan peserta didik
untuk memimpin perrkembangan potensi jasmani dan rohaninya ke arah
kesempurnaannya.
Pendidikan islami merupakan proses pemberian bantuan bagi memudahkan
setiap manusia peserta didik mengembangkan diri dan potensi yang dimilikinya
sehingga berkemampuan merealisasikan Syahadah-Nya terhadap Allah SWT.
Pembuktian realisasi itu tampak dari kapasitas manusia dalam melaksanakan tujuan dan
tugas penciptaannya secara sempurna, yakni sebagai ‘abd Allah dan khalifah Allah.
Karena itu, pendidikan islami harus didasarkan pada landasan yang kuat, yakni asas
yang dapat dijadikan sebagai dasar atau fundamen bagi pelaksanaannya. 2

1
Endang Saifuddin Anshari, dalam Tuto Suharto, Filsafat Pendidikan Islam (Yogyakarta: Ar-Ru zz Media,
2006) 22.
2
Al Rasyidin, Falsafah Pendidikan Islam, (Medan : Cita Pustaka Media Perintis, 2008) 125.

4
Kata “islam” dalam pendidikan islam menunjukkan warna pendidikan tertentu,
yaitu pendidikan yanng bewarna islam, pendidikan yang islami, yaitu pendidikan yang
berdasarkan islam. Jelas, pertanyaan yang hendak dijawab ialah : “Apa pendidikan itu
menurut islam”? untuk menjawab pertanyaan ini lebih dahulu dibahas definisi
pendidikan menurut para pakar, setelah itu barulah dibahas apa pendidikan itu menurut
islam. Pembahasan tentang apa pendidikan itu menurut islam terutama didasarkan atas
keterangan Al-Qur’an dan Hadist, kadang-kadang diambil juga pendapat para pakar
pendidikan islam. Pembahasan ini tentulah agak berbau filsafat, suatu hal yang sulit
dihindari.
Sesungguhnya, bila bukan untuk kepentingan ilmu, tidaklah begitu penting
membuat pembahasan apa pendidikan itu. Semua orang toh sudah tahu apa pendidikan
itu. Pendidikan, menurut orang awam, adalah mengajari murid di sekolah, melatih anak
hhidup sehat, melatih silat, menekuni penelitian, membawa anak ke masjid, atau ke
gereja, melatih anak bernyanyi, bertukang, dll.3
Jadi, filsafat islam ialah pemikiran dari orang islam/kaum muslimin tentang
ajaran islam yang tidak mendapat penjelasan dalam Al-Qur’an/wahyu, yang mencoba
mengungkapkan ayat-ayat Al-Qur’an yang belum jelas dan terungkap tetapi tidak
menentang dengan ajaran Al-Qur’an.
B. Tujuan Filsafat Pendidikan Islam
Tujuan tertinggi yang ingin dicapai oleh pendidikan islami adalah menciptakan
manusia Muslim yang Bersyahadah kepada Allah SWT.4 Di dalam buku Dr.Al
Rsayidin, di tuliskan bahwa dalam tataran yang lebih operasional, rumusan tujuan
pendidikan islami setidaknya harus merujuk kepada dua hal pokok, yaitu:
1. Tujuan, Fungsi, dan tugas penciptaan manusia oleh Allah SWT, yakni sebagai
Syuhud, ‘abd Allah, dan Khalifah fi al-ardl. Dalam konteks ini, maka
pendidikan islami harus ditujukan untuk :
a. Mengembangkan potensi fitrah tauhid peserta didik agar mereka memiliki
kapasitas atau berkemampuan merealisasikan Syahadah primordialnya
terhadap allah SWT sepanjang kehidupannya di muka bumi.
b. Mengembangkan potensi ilahiyah peserta didik agar mereka
berkemampuan membimbing dan mengarahkan, atau mengenali dan

3
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam (Bandung:Remaja Rosda Karya,1991) 12.
4
Ibid., 123.

5
mengakui, atau merealisasikan dan mengaktualisasikan diri dan
masyarakatnya sebagai ‘abd allah yang tulus ikhlas secara kontinum
beribadah atau mengabdikan diri kepadanya.
c. Mengembangkan potensi Insaniyah peserta didik agar mereka memiliki
kemampuan dalam mengarahkan dan membimbing realisasi atau
aktualisasi – diri dan masyarakat untuk melaksanakn tugass-tugas dan
peranannya sebagai khalifah Allah dimuka bumi.
2. Dalam konteks ini, pendidikan islami bertujuan untuk:
a. Mengembangkan–merealisasikan atau mengaktualisasikan potensi
jismiyah peserta didik secara maksimal, agar mereka berkemampuan atau
terampil dalam melakukan tugas –tugas kehidupan fisik materialnya.
b. Mengembangkan-merealisasikan mengaktualisasikan potensi ruhiyah
peserta didik secara maksimal, agar mereka berkemampuan menjadi
manusia yang cerdas secara intelektual ( ‘aqliyah), terpuji secara moral –
emosional (qalbiyah), dan tercerahkan secara spiritual atau (nafsiyah).
3. Tujuan Filsafat pendidikan Islam :
a. Menjelaskan posisi manusia diantara makhluk lain dan tanggung jawabnya
dalam kehidupan ini.
b. Menjelaskan hubungan manusia dengan masyarakat dan tanggung
jawabnya dalam tatanan hidup bermasyarakat.
c. Menjelaskan hubungan manusia dengan alam dan tugasnya untuk
mengetahui hikmah ciptaan dengan memakmurkan bumi iini
d. Menjelaskan hubungan manusia dengan Allah sebagai pencipta alam
semesta.5

5
Muhammad Fadhli. Filsafat Pendidikan Dalam Al-Qur’an (Jakarta: dar al-kitab al-jadid, 1995)

6
C. Objek Filsafat Pendidikan Islam
Seperti halnya bidang keilmuan yang lain, filsafat pendidikan Islam juga memiliki
objek tertentu yang akan dikaji dalam kajian keilmuannya. Baik yang dijadikan sasaran
penyelidikan (objek material), maupun yang akan dipandang (objek formal). Perbedaan suatu
ilmu pengetahuan dengan ilmu lainnya terletak pada sudut pandang (objek formal) yang
digunakannya. Objek material filsafat pendidikan Islam sama dengan filsafat pendidikan pada
umumnya, yaitu segala sesuatu yang ada.6 Segala sesuatu yang ada ini mencakup “ada yang
tampak” dan “ada yang tidak tampak”. Ada yang tampak adalah dunia empiris atau dunia nyata,
dan ada yang tidak tampak adalah alam metafisis atau biasa kita sebut sebagai alam mistis.
Adapun objek formal filsafat pendidikan Islam adalah sudut pandang yang menyeluruh,
radikal, dan objektif tentang pendidikan Islam untuk dapat diketahui hakikatnya.

D. Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam


Ruang lingkup filsafat pendidikan Islam sebenarnya merupakan pengkajian dari aspek
ontologis filsafat pendidikan Islam. Secara makro, yang menjadi ruang lingkup filsafat
pendidikan Islam adalah yang tercakup dalam objek material filsafat, yaitu mencari keterangan
secara mendalam mengenai Tuhan, manusia, dan alam yang tidak bisa dijangkau oleh
pengetahuan biasa. Sebagaimana filsafat, filsafat pendidikan Islam juga mengkaji ketiga objek
ini berdasarkan ketiga cabangnya: ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Secara mikro objek
kajian filsafat pendidikan Islam adalah hal-hal yang merupakan faktor atau komponen dalam
proses pelaksanaan pendidikan. Faktor atau komponen pendidikan ini ada lima, yaitu tujuan
pendidikan, pendidik, peserta didik, alat pendidikan (kurikulum, metode, dan evaluasi
pendidikan), dan lingkungan pendidikan.7
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Muzayyin Arifin bahwa mempelajari Filsafat
Pendidikan Islam berarti masuk area pemikiran yang mendasar, sistematis, logis, dan
menyeluruh (seperti halnya filsafat pada umumnya) tentang pendidikan. yang berarti, tidak
cukup hanya dilator belakangi oleh pengetahuan terkait Agama Islam saja, melainkan juga
memerlukan pemahaman terhadap ilmu-ilmu lain yang relevan.8 Pendapat yang demikian
mengindikasikan bahwa, ruang lingkup Filsafat Pendidikan Islam adalah masalah-masalah

6
Toto Suharto, Filsafat Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2006), 37.
7
Ibid., 45-48.
8
15.

7
yang terdapat dalam kegiatan pendidikan itu sendiri, seperti masalah tujuan pendidikan, guru,
kurikulum, metode, sampai pada lingkungan pendidikan.9
Tentu kita pun akan bertanya-tanya, bagaimanakah semua masalah itu disusun? Tentu
saja harus ada kerangka berpikir yang melatar belakanginya. Maka, pemikiran yang melatar
belakangi itulah disebut sebagai Filsafat Pendidikan Islam. Maka dalam mengkaji Filsafat
Pendidikan Islam kita akan diajak memahami tentang konsep tujuan pendidikan, konsep guru
yang baik, konsep kurikulum, dan seterusnya, yang dilakukan sesuai dengan kerangka berpikir
filsafat yaitu mendalam, sistematis, logis, radikal, dan universal dalam bingkai tuntutan ajaran
Islam, khususnya berdasarkan Al-Qurán dan hadith.10 Maka, seorang pemikir Filsafat Islam
adalah orang yang mengusai filsafat dan pendidikan secara mendalam, juga sekaligus berjiwa
Islam.
Ruang lingkup kajian Filsafat Pendidikan Islam juga mengacu kepada semua aspek
yang dianggap mempunyai dengan pendidikan dalam arti luas. Tidak terbatas pada institusi
pendidikan formal saja. Lingkungan pendidikan di luar sekolah juga menjadi ruang lingkup
kajian Filsafat Pendidikan Islam seperti lingkungan rumah tangga, lembaga peribadatan,
masyarakat maupun tradisi sosio-kultural.11

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup kajian Filsafat Pendidikan
Islam adalah segala hal maupun masalah yang terkait dengan pendidikan itu sendiri, baik di
dalam pendidikan formal, maupun lingkungan diluar pendidikan formal tersebut yang dikaji
secara mendasar, sistematis, logis, dan menyeluruh.

E. Pengertian Metode Filsafat Pendidikan Islam


Secara literal metode berasal dari bahasa Greek yang terdiri dari dua kosa kata, yaitu meta
yang berarti melalui. Dan hodos yang berrarti jalan. Jadi metode berarti jalan yang dilalui.
Runes, sebagaimana dikutip oleh Mohammad Norr syam, secara teknis menerangkan bahwa
metode adalah:

1. Sesuatu prosedur yang dipakai untuk mencaoai suatu tujuan

2. Sesuatu teknik untuk mengetahui yang dipakai dalam proses mencari ilmu pengetahuan
dari suatu materi tertentu

9
Ibid,.
10
Ibid,.
11
Jalaluddin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2017), 58.

8
3. Sesuatu ilmu yang merumuskan aturan-aturan dari sesuatu prosedur.

Sedangkan filsafat pendidikan Islam merupakan studi tentang pandangan filosofis dari
sistem dan aliran filsafat dalam Islam terhadap masalah-masalah kependidikan dan bagaimana
pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan manusia muslim dan umat Islam.12

Jadi, metode filsafat pendidikan Islam dapat diartikan sebagai jalan atau cara untuk dapat
memecahkan problematika pendidikan umat Islam dan selanjutnya memberikan arah dan
tujuan yang jelas terhadap pelaksanaan pendidikan umat islam.13

F. Metode-metode Filsafat Pendidikan Islam

Filsafat Islam dalam memecahkan berbagai problematika pendidikan Islam ada beberapa
metode yang digunakan. Adapun metode-metode yang digunakan, yaitu:

1. Metode Kontemplasi dan Spekulasi

Metode kontemplasi dan spekulasi terbagi menjadi 3 pokok persoalan yaitu :


kontemplasi dari segi tasawuf, kontemplasi dari segi epistemologi dan spekulasi,
a. Menurut Dagobert D. Runes, kontemplasi dari segi tasawuf (mistik) disebut
meditasi, sebagai ilmu yang lebih tinggi karena intuisi dalam memecahkan satu
persoalan. Sedangkan menurut Dr. Harun Nasution, kontemplasi secara sufisme
adalah proses perenungan yang berlangsung lama sehingga apa yang direnungkan
merefleksi dan menyatu dengan diri sendiri sebagaimana intisari dari sufisme, yaitu
kesadaaran akan adanya komunikasi dan dialog antara roh manusia dengan Tuhan,
dengan cara mengasingkan diri dan kontemplasi.

b. Menurut M. Noor Syam, kontemplasi dari segi epistemology adalah perenungan


artinya memikirkan sesuatu hal yang bersifat abstrak tanpa keharusan adanya
kontak langsung dengan objeknya. Objek perenungan bisa berupa apa saja,
misalnya makna hidup, mati, kebenaran, keadilan, dan lain sebagainya.

12
Zakiah, Daradjat, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam,
Jakarta, 1984, hlm. 120.

13
Samsul, Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, Ciputat press, Jakarta, 2002, hlm. 55.

9
c. Menurut M. Noor Syam, spekulasi adalah perenungan dengan pikiran yang tenang,
kritik dan reflektif thinking (pikiran murni), cenderung menganalisa,
menghubungkan antar masalah, berulang-ulang sampai mantap.

2. Pendekatan Normatif

Arti umum dari norma adalah suatu ketentuan yang didasarkan kepada baik
buruknya suatu perbuatan di dalam masyarakat tertentu, atau disebut juga aturan-aturan
hukum yang berlaku dalam masyarakat, mengenai baik buruk sesuatu perbuatan. Jika
didasarkan kepada Normatif Islam, maka disebut pendekatan syari’ah yaitu mencari
ketentuan-ketentuan dan menetapkan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh menurut
syari’at Islam. Obyeknya adalah tingkah laku dan perbuatan. Metode ijtihadnya adalah
istihsan, maslahah mursalah, al ‘adah muhkamah, adalah merupakan contoh-contoh
dari metode-metode Normatif dalam Sistem Filsafat Islam.
3. Pendekatan Analisa Konsep dan Analisa Bahasa

Analisa konsep adalah suatu analisa mengenai istilah-istilah yang memuat


gagasan, ide dan konsep. Atau dapat juga dikatakan bahwa konsep adalah tangkapan
atau pengertian seseorang terhadap sesuatu obyek. Analisa konsep dan bahasa adalah
saling interdipandensi karena analisa bahasa (linguistik) adalah berusaha untuk
menginterpretasikan terhadap arti dan makna suatu konsep atau ide yang dimiliki.
Makna suatu ide hanya dapat dipahami dan dimengerti jika dituangkan dalam bahasa
yang baku dan baik.
4. Historical Philosophy Approach (Metode Pendekatan History)

Dalam buku Filsafat Pendidikan Islam Depag, Pendekatan Historis artinya


sejarah, yaitu mengambil pelajaran dari peristiwa dan kejadian masa lalu. Suatu
kejadian atau peristiwa dalam pandangan kesejarahan terjadi karena sebab akibat, dan
terjadi dalam suatu setting situasi, kondisi dan waktunya sendiri. Dalam system
pwmiliran filsafat, pengulangan sejarah (peristiwa sejarah) yang sesungguhnya tidak
mungkin terjadi. Peristiwa sejarah berguna untuk memberikan petunjuk dalam
membina masa depan.
5. Pendekatan Ilmiah

10
Pendekatan Ilmiah terhadap masalah aktual, yang pada hakikatnya merupakan
pengembangan dan penyempurnaan dari pola berfikir rasional, empiris dan
eksperimental yang telah berkembang pada masa jayanya filsafat dalam islam.
6. Pendekatan Komprehensif

Dalam system filsafat Islam pendekatan komprehensif ini pernah berkembang


yang sifatnya terpadu antara sumber-sumber naqli, aqli dan imani, sebagaimana yang
Nampak dikembangkan oleh Imam Al-Ghozaly. Menurutnya, kebenaran yang hakiki
adalah kebenaran yang diyakini betul-betul sebagai kebenaran. Kebenaran yang
mendatangkan keamanan dalam jiwa, bukan kebenaran yang mendatangkan keragu-
raguan. Untuk mencapai itu kebenaran yang benar-benar diyakini harus melalui
pengalaman dan merasakan. Pendekatan ini lebih mendekati pola berpikir yang empiris
dan intuitif.
G. Peranan Filsafat Pendidikan Islam
Filsafat pendidikan Islam sebagai bagian atau komponen dari suatu system, ia
memegang dan mempunyai peranan tertentu pada system dimana ia merupakan
bagiannya. Sebagai cabang ilmu pengetahuan, maka ia berperan dalam pengembangan
ilmu pengetahuan yang menjadi induknya. Filsafat pendidikan Islam, sebagai bagian
dari filsafat Islam dan sekaligus juga sebagai bagian dari ilmu pendidikan. Dengan
demikian, filsafat pendidikan Islam bereperan dalam mengembangkan filsafat Islam
dan memperkaya filsafat Islam dengan konsep-konsep dan pandangan-pandangan
filosofis dalam bidang kependidikan. Dan ilmu pendidikan pun akan dilengkapi dengan
teori-teori kependidikan yang bersifat filosofis Islami.14
Secara praktis (dalam prakteknya), filsafat pendidikan Islam banyak berperan
dalam memberikan alternatif-alternatif pemecahan berbagai macam problem yang
dihadapi oleh pendidikan Islam, dan memberikan pengarahan terhadap perkembangan
pendidikan Islam.
Pertama-tama filsafat pendidika Islam, menunjukkan problema yang dihadapi
oleh pendidikan Islam, sebagai hasil dari pemikiran yang mendalam, dan berusaha
untuk mendalami duduk masalahnya. Dengan analisa filsafat, maka filsafat pendidikan
Islam bisa menunjukkan alternative-alternatif pemecahan masalah tersebut. Setelah

14
Muhammad As Said, Filsafat Pendidikan Islam, (Mitra Pustaka: Yogyakarta, 2011), 17.

11
melalui proses seleksi terhadap alternative-alternatif tersebut, yang mana yang paling
efektif, maka dilaksanakan alternative tersebut dalam praktek kependidikan.
Filsafat pendidikan Islam, memberikan pandangan tertentu tentang manusia
(menurut Islam). Pandangan tentang hakikat manusia tersebut berkaitan dengan tujuan
hidup manusia dan sekaligus juga merupakan tujuan pendidikan menurut Islam. Filsafat
pendidikan berperan untuk menjabarkan tujuan umum pendidikan Islam tersebut dalam
bentuk-bentuk tujuan khusus yang operasional. Dan tujuan yang operasional ini
berperan untuk mengarahkan secara nyata gerak dan aktifitas pelaksanaan pendidikan.
Filsafat pendidikan Islam dengan analisanya terhadap hakikat hidup dan
kehidupan manusia, berkesimpulan bahwa manusia mempunyai potensi pembawaan
yang harus ditumbuhkan dan diperkembangkan. Filsafat pendidikan Islam
menunjukkan bahwa potensi pembawaan manusia tidak lain adalah sifat-sifat Tuhan,
atau Al asma` al husna, dan dalam mengembangkan sifat-sifat tuhan tersebut dalam
kehidupan kongkret, tidak boleh mengarah kepada menodai dan merendahkan nama
dan sifat Tuhan tersebut. Hal ini akan memberikan petunjuk pembinaan kurikulum yang
sesuai dan pengaturan yang diperlukan.
Filsafat pendidikan Islam, dalam analisanya terhadap masalah-masalah
pendidikan Islam masa kini yang dihadapinya, akan dapat memberikan informasi
apakah proses pendidikan Islam yang berjalan selama ini mempu mencapai tujuan
pendidikan Islam yang ideal, atau tidak. Dapat merumuskan di mana letak
kelemahannya, dan dengan demikian bisa memberikan alternative-alternatif perbaikan
dan pengembanyannya.
Dengan demikian menurut Zuhairini peranan filsafat pendidikan Islam, menuju
kedua arah, yaitu arah pengembangan konsep-konsep filosofis dari pendidikan Islam,
yang secara otomatis akan menghasilkan teori-teori baru dalam ilmu pendidikan Islam,
dan kedua ke arah perbaikan dan pembaharuan praktek dan pelaksanaan pendidikan
Islam.15

15
Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 2009, hlm. 134

12
BAB III
KESIMPULAN
Filsafat Pendidikan Islam adalah kajian filosofis mengenai berbagai masalah
pendidikan yang berlandaskan ajaran Islam. Kajian filosofis yang digunakan filsafat
pendidikan Islam mengandung arti bahwa filsafat pendidikan Islam itu merupakan pemikiran
secara mendalam, sistematik, radikal, dan universal dalam rangka mencari kebenaran, inti atau
hakikat pendidikan Islam.
Tujuan Filsafat Pendidikan Islam yaitu menanamkan sikap hubungan yang seimbang
dan selaras dengan Tuhannya. Membentuk sikap hubungan yang harmonis, selaras dan
seimbang dengan masyarakatnya. Mengembangkan kemampuan untuk menggali, mengelola,
dan memanfaatkan kekayaan alam bagi kepentingan kesejahteraan hidupnya dan hidup
sesamanya serta bagi kepentingan ubudiyahnya kepada Allah SWT. Dengan dilandasi sikap
yang harmonis pula.
Objek Filsafat Pendidikan Islam dapat dibagi menjadi dua; material dan formal. Objek
material Filsafat Pendidikan Islam yaitu segala sesuatu yang ada. Objek formal Objek Filsafat
Pendidikan Islam adalah adalah sudut pandang yang menyeluruh, radikal, dan objektif tentang
pendidikan Islam untuk dapat diketahui hakikatnya.
Ruang lingkup Filsafat Pendidikan Islam adalah segala hal maupun masalah yang
terkait dengan pendidikan itu sendiri, baik di dalam pendidikan formal, maupun lingkungan
diluar pendidikan formal tersebut yang dikaji secara mendasar, sistematis, logis, dan
menyeluruh.
Metode filsafat pendidikan Islam merupakan jalan atau cara untuk dapat memecahkan
problemaatika pendidikan umat Islam dan selanjutnya memberikan arah dan tujuan yang jelas
terhadap pelaksanaan pendidikan umat islam.

Sedangkan metode-metode dari Filsafat Pendidikan Islam, yaitu:

1. Metode Kontemplasi dan Spekulasi

2. Pendekatan Normatif

3. Pendekatan Analisa Konsep dan Analisa Bahasa

4. Historical Philosophy Approach (Metode Pendekatan History)

5. Pendekatan Ilmiah

13
6. Pendekatan Komprehensif

Filsafat pendidikan Islam banyak berperan dalam memberikan alternatif-alternatif


pemecahan berbagai macam problem yang dihadapi oleh pendidikan Islam, dan memberikan
pengarahan terhadap perkembangan pendidikan Islam. menurut Zuhairini peranan filsafat
pendidikan Islam, menuju kedua arah, yaitu arah pengembangan konsep-konsep filosofis dari
pendidikan Islam, yang secara otomatis akan menghasilkan teori-teori baru dalam ilmu
pendidikan Islam, dan kedua ke arah perbaikan dan pembaharuan praktek dan pelaksanaan
pendidikan Islam. Filsafat pendidikan yang disandarkan pada Al-Qur`anul Karim bersifat
menyeluruh dan terpadu.

14
DAFTAR PUSTAKA

Al Rasyidin, 2008. Falsafah Pendidikan Islam. Medan: Cita Pustaka Media Perintis.

Anshari, Endang Saifuddin. 2006. Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta: Ar-Ru zz Media.

As Said, Muhammad. 2011. Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta : Mitra Pustaka.

Daradjat, Zakiah dkk. 1984. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam.

Fadhli, Muhammad. 1995. Filsafat Pendidikan Dalam Al-Qur’an. Jakarta: dar al-kitab al-jadid.

Jalaluddin. 2017. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Nizar, Samsul. 2002. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat press.

Suharto, Toto. 2006. Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Tafsir, Ahmad. 1991. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosda
Karya.

Zuhairini. 2009. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara.

15

Anda mungkin juga menyukai