MAKALAH
OLEH
Saripudin (191105010242)
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Filsafat Pendidikan Islam” ini tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada Mata
Kuliah Filsafat Pendidikan Islam. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Filsafat bagi para pembaca dan penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapa Andri Andriansyah, M.Pd selaku
dosen Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Islam yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang ditekuni.
Kami menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
BAB II .........................................................................................................................................
PEMBAHASAN.......................................................................................................................2
A. Pengertian Filsafat Pendidikan Islam..............................................................................2
B. Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam......................................................................4
C. Objek Filsafat Pendidikan Islam.....................................................................................5
D. Peranan Filsafat Pendidikan Islam..................................................................................6
BAB III......................................................................................................................................8
PENUTUP.................................................................................................................................8
Kesimpulan.............................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dari zaman dahulu sampai saat ini, yang dimana manusia tidak lepas dari masalah-
masalah atau pertanyaan-pertanyaan tentang kehidupan yang mengganggu pikirannya. Tentu
saja untuk mengatasi hal tersebut, manusia perlu mencari jawaban yang bisa memecahkan
atau menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Oleh karena itu diperlukan logika atau nalar
manusia yang membuat masalah-masalah tersebut terpecahkan yang mana disebut dengan
berfilsafat.
Mengingat dominasi penggunaan nalar manusia dalam berfilsafat, maka dari itu
kebenaran yang dihasilkannya didasarkan atas penilaian kemampuan maksimal menurut nalar
manusia. Namun, karena nalar manusia bersifat terbatas, maka kebenaran yang didapat
bersifat relatif. Filsafat dibutuhkan manusia dalam upaya menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang timbul dalam berbagai lapangan kehidupan. Jawaban itu merupakan hasil pemikiran
yang sistematis, integral, menyeluruh, dan mendasar. Jawaban seperti itu digunakan untuk
mengatasi masalah-masalah yang menyangkut berbagai bidang kehidupan manusia, termasuk
bidang pendidikan.
Filsafat dapat dikatakan sebagai usaha untuk memahami atau mengerti semesta
dalam hal makna (hakikat) dan nilai-nilainya (esensi) yang tidak cukup dijangkau hanya
dengan panca indera manusia sekalipun. Bidang filsafat sangatlah luas dan mencakup secara
keseluruhan sejauh dapat dijangkau oleh pikiran. Filsafat berusaha untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan tentang asal mula dan sifat dasar alam semesta tempat manusia hidup
serta apa yang merupakan tujuan hidupnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang kami bahas adalah
sebagai berikut:
1
BAB II
PEMBAHASAN
Kata “filsafat” berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu dari kata “philos” dan “shopia”.
Philos artinya cinta yang sangat mendalam, dan shopia artinya kearifan atau kebijakan. Jadi,
dapat ditarik kesimpulan bahwasannya arti filsaafat secara harfiah adalah cinta yang sangat
mendalam terhadap kearifan atau kebijakan. Istilah filsafat sering dipergunakan secara
popular dalam kehidupan sehari-hari, baik secara sadar maupun tidak sadar. Dalam
penggunaan secara popular, filsafat dapat diartikan sebagai suatu pendirian hidup (individu),
dan dapat juga disebut pandangan hidup (masyarakat).1
Adapun pengertian filsafat menurut para filosof antara lain, menurut Plato ialah
“pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran asli.” Sedangkan menurut Aristoteles
mengartikan filsafat sebagai “ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang tergabung di
dalamnya metafisika, logika, retorika, ekonomi, politik, dan estetika.” Sedangkan menurut
Al- Farabi memaknai filsafat sebagai “pengetahuan tentang hakikat sebagai yang
sebenarnya”. Immanuel Kant mengartikan filsafat sebagai “pengetahuan yang menjadi
pangkal pokok segala pengetahuan yang tercakup di dalamnya: apa yang dapat diketahui
(metafisika), apa yang seharusnya diketahui (etika), sampai di mana harapan kita (agama),
apa itu manusia (antropologi).”2
Orang-orang Yunani, lebih kurang 600 tahun SM, telah menyatakan bahwa pendidikan
ialah uasaha membantu manusia menjadi manusia. Terdapat dua kata yang penting dalam
kalimat itu, yang pertama “membantu” dan yang kedua “manusia”. Manusia perlu dibantu
agar dirinya berhasil menjadi manusia. Seseorang itu dapat dikatakan telah menjadi manusia
bila telah memiliki nilai (sifat) kemanusiaan. Itu menunjukkan bahwa hal ini tidaklah mudah
untuk menjadi manusia. Karena itulah sejak dahulu banyak manusia gagal menjadi manusia.
Jadi, tujuan mendidik ialah me-manusia-kan manusia. Agar tujuan itu dapat dicapai dan agar
program dapat disusun maka ciri-ciri manusia yang telah menjadi manusia itu haruslah jelas.3
Makna pendidikan dapat dilihat dalam pengertian secara khusus dan pengertian secara
luas. Dalam arti khusus, Langeveld mengemukakan bahwa pendidikan adalah bimbingan
yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai
kedewasaanya. Dalam arti luas, pendidikan merupakan usaha manusia untuk meningkatkan
kesejahteraan hidupnya, yang berlangsung sepanjang hayat. Dalam GBHN 1973
dikemukakan pengertian pendidikan bahwa, “pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu
usaha yang disadari untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia, yang
dilaksanakan didalam maupun diluar sekolah, dan berlangsung seumur hidup”.4
1
Uyoh Sadulloh,Pengantar Filsafat Pendidikan,(Bandung: Alfabeta, 2014), 16
2
Soegiono, Tamsil Muis, Filsafat Pendidikan,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), 5-6.
3
Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), 33.
4
Uyoh Sadulloh,Pengantar Filsafat Pendidikan,(Bandung: Alfabeta, 2014), 54-56.
2
Lebih lanjut lagi disini terdapat beberapa yang mengemukakan mengenai pendidikan,
diantaranya, Soegarda Poerwakawatja menguraikan bahwa mengenai pengertian pendidikan
dalam arti yang luas sebagai semua perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan
pengetahuan, pengalaman, kecakapan, dan keterampilannya kepada generasi muda, sebagai
usaha menyiapkan generasi muda agar dapat memahami fungsi hidupnya, baik jasmani
maupun rohani. Upaya ini dimaksudkan agar dapat meningkatkan kedewasaan dan
kemampuan anak untuk memikul tanggung jawab moral dari segala perbuatannya. Proses
pendidikan adalah proses perkembangan yang bertujuan. Dan tujuan dari proses
perkembangan itu secara alamiah ialah kedewasaan, kematangan, dari kepribadian manusia.
Dengan demikian, jelaslah bahwa pengertian pendidikan itu erat kaitannya dengan masalah
yang dihadapi dalam kehidupan manusia.5
Pendidikan islam adalah bimbingan jasmani (dzahir) dan rohani (bathin) berdasarkan
hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-
ukuran Islam. Pedidikan Islam juga dapat diartikan bimbingan terhadap pertumbuhan rohani
dan jasmani menurut ajaran Islam dengan himah mengarahkan, mengajarkan, melatih,
mengasuh dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam. Menurut Marimba, sebagaimana
dikutip Bawani, Pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani-rohani berdasarkan hukum-
hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran
Islam.7
Menurut definisi tersebut, ada tiga faktor yang mendukung pendidikan Islam. Pertama,
harus ada usaha untuk mengembangkan potensi jasmani dan rohani yang dididik secara
seimbang. Kedua, usaha tersebut didasarkan pada ajaran Islam, terutama didasarkan pada al-
Qur’an dan al-Hadits. Ketiga, usaha tersebut bertujuan agar yang dididik pada akhirnya
memiliki kepribadian utama menurut ukuran Islam yang jelas. Maka pendidikan Islam itu
adalah membimbing orang yang dididik dengan berdasarkan ajaran Agama Islam.8
5
Jalaluddin, Abdullah Idi, Filsafat Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), 8.
6
Uyoh Sadulloh,Pengantar Filsafat Pendidikan,(Bandung: Alfabeta, 2014), 71-72
7
Nur Uhbiyati, Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), 9.
8
Abd. Aziz, Filsafat Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Teras, 2009), 11
3
Dengan terungkapnya beberapa definisi mengenai pendidikan Islam dan pendidikan itu
sendiri maka dapatlah kiranya menunjukkan kepada sebuah pengertian tentang Filsafat
Pendidikan Islam, yaitu seperti yang dinyatakan oleh Abdul Munir Mulkhan, bahwa Filsafat
Pendidikan Islam adalah usaha mencari asas-asas fundamental pendidikan Islam.9
Filsafat Pendidikan Islam juga bisa diartikan sebagai studi tentang pandangan filosofis
dari sistem dan aliran filsafat dalam Islam terhadap masalah-masalah kependidikan dan
bagaimana pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan manusia Muslim dan
umat Islam. Di samping itu, Filsafat Pendidikan Islam juga merupakan studi tentang
penggunaan dan penerapan metode dan sistem filsafat Islam dalam memecahkan
problematika pendidikan umat Islam, dan selanjutnya memberikan arah dan tujuan yang jelas
terhadap pelaksanaan pendidikan umat Islam.10
Dalam filsafat pendidikan Islam, selain ruang lingkup yang diterangkan di atas, terdapat
substansi pendidikan yang dimana substansi tersebut amatlah sangat penting, bahkan
menentukan nilai sebuah proses pendidikan, diantaranya yaitu:
9
Abdul Munir Mulkhan, Paradigma Intelektual Muslim; Pengantar Filosofis Pendidikan islam dan Dakwah,
(Yogyakarta: Sipres, 1993), 69.
10
Abd. Aziz, Filsafat Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Teras, 2009), 12.
11
Hasan Basri, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), 15.
4
c) Keimanan kepada seluruh ajaran Islam yang dapat diterima oleh hati dan akal yang
sehat.
d) Kehidupan dunia yang oleh ajaran Islam dibebaskan pengembangannya.
e) Alam semesta yang diciptakan untuk kemakmuran manusia.
f) Baik dan buruk.
g) Pahala dan dosa.
h) Ikhtiar dan takdir yang menjadi bagian dari rencana kehidupan manusia dan kehendak
Allah SWT yang pasti adanya.12
Dari penjelasan di atas dapat ditarik pemahaman bahwa ruang lingkup filsafat pendidikan
Islam berkaitan dengan pendekatan yang diterapkan adalah sebagai berikut:
a) Ontologi ilmu pendidikan, yang membahas hakikat substansi dan pola organisasi ilmu
pendidikan Islam.
b) Epistemologi ilmu pendidikan, yang membahas hakikat objek formal dan materi ilmu
pendidikan Islam.
c) Metodologi ilmu pendidikan, yang membahas hakikat cara-cara kerja dalam
menyusun ilmu pendidikan Islam.
d) Aksiologi ilmu pendidikan, yang membahas hakikat nilai kegunaan teoritis dan
praktis ilmu pendidikan Islam.13
a) Objek Material
Yaitu sama halnya filsafat pada umumnya objek ini adalah sesuatu yang ada , tampak
ataupun tidak tampak. Objek yang tampak adalah dunia empiris, sedangkan objek yang
tidak tampak adalah metafisika.
b) Objek Formal
Yaitu sudut pandang yang menyeluruh, radikal dan objektif tentang pendidikan Islam
untuk diketahui hakikatnya. Objek formal ini terbagi menjadi dua kerangka bahasan
yaitu:
1. Secara Makro
Objek filsafat pendidikan secara makro adalah objek filsafat itu sendiri, mencari
keterangan secara radikal mengenai Tuhan, manusia dan alam semesta yang tidak
dapat dijangkau oleh pengetahuan biasa.
2. Secara Mikro
Adapun secara mikro adalah segala hal yang merupakan faktor-faktor dan komponen
alam pendidikan. Faktor dan komponen pendidikan ada lima yaitu tujuan pendidikan,
pendidik atau guru, anak didik atau murid, alat pendidik (kurikulum, metode dan
evaluasi) serta lingkungan pendidikan. Abudin Nata menyebutkan bahwa objek
filsafat
5
12
Hasan Basri, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), 16
13
Hasan Basri, 18
6
pendidikan secara mikro yakni pemikiran yang serba mendalam, mendasar, sistematis,
terpadu, logis, menyeluruh dan universal mengenai konsep-konsep pendidikan yang
didasarkan atas ajaran Islam.
D. Peranan Filsafat Pendidikan Islam
14
Abd. Aziz, Filsafat Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Teras, 2009), 27.
7
boleh mengarah pada menodai dan merendahkan nama dan sifat Tuhan tersebut. Hal
ini akan memberikan petunjuk pembinaan kurikulum yang sesuai dan pengaturan
lingkungan yang diperlukan.
d. Filsafat pendidikan Islam, dalam analisanya terhadap masalah-masalahnpendidikan
Islam masa kini yang dihadapinya, akan dapat memberikan informasi apakah proses
pendidikan Islam yang berjalan selama ini mampu mencapai tujuan pendidikan Islam
yang ideal atau tidak. Dapat merumuskan di mana letak kelemahannya dan dengan
demikian bisa memberikan alternatif-alternatif perbaikan pengembangannya.
Dari beberapa peran di atas, belumlah mewakili secara universal, karena sebagaimana
kita ketahui bersama bahwa aspek pendidikan Islam amatlah sangat luas. Di situ tentu ada
beberapa celah yang belum terwakili yang itu juga menjadi peran filsafat pendidikan Islam.
Akan tetapi bisa ditarik kesimpulan mengenai peran filsafat pendidikan Islam, di antaranya
berperan menghasilkan teori-teori baru dalam dunia pendidikan Islam dan bagaimana filsafat
pendidikan Islam juga bisa mengembangkan serta memberikan paradigma baru tentang
pelaksanaan pendidikan Islam.15
15
Abd. Aziz, Filsafat Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Teras, 2009), 28-29.
7
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Filsafat pendidikan islam adalah “usaha untuk membimbing manusia secara mendalam,
baik itu jasmani maupun rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam supaya terbentuk
pribadi yang utama sesuai dengan ajaran Islam”.
2. Ruang lingkup filsafat pendidikan islam berkaitan dengan pendekatan yang diterapkan
adalah sebagai berikut:
a) Ontologi ilmu pendidikan, yang membahas hakikat substansi dan pola organisasi ilmu
pendidikan Islam.
b) Epistemologi ilmu pendidikan, yang membahas hakikat objek formal dan materi ilmu
pendidikan Islam.
c) Metodologi ilmu pendidikan, yang membahas hakikat cara-cara kerja dalam
menyusun ilmu pendidikan Islam.
d) Aksiologi ilmu pendidikan, yang membahas hakikat nilai kegunaan teoritis dan
praktis ilmu pendidikan Islam.
8
DAFTAR PUSTAKA
Jalaluddin, Abdullah Idi, Filsafat Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013
Mulkhan, Abdul Munir, Paradigma Intelektual Muslim; Pengantar Filosofis Pendidikan islam
Nur Uhbiyati, Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia, 1997