DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
Hambali (22042811040)
UNIVERSITAS MERANGIN
TAHUN 2023/2024
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan “Makalah tentang
Pengantar Filsafat Pendidikan” dalam mata kuliah Filsafat Pendidikan ini dengan
baik dan tepat waktu.
Makalah ini dapat diselesaikan berkat bantuan, doa dan dukungan dari
beberapa pihak. Oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih kepada dosen
pengampu mata kuliah Filsafat Pendidikan Ibu Shobrina Fitri, M.Pd.
Penulis menyadari bahwa isi dari makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak
untuk memperbaiki kualitas makalah ini. Sebagai bantuan dan dorongan serta
bimbingan yang telah diberikan kepada penulis supaya diterima oleh Allah SWT
sebagai sebuah kebaikan. Semoga makalah ini memberikan manfaat bagi penulis
dan para pembaca pada umumnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. Kesimpulan......................................................................................12
B. Saran ..............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................13
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
pendidikan yang dibatasi pengalaman, tetapi masalah-masalah yang lebih
luas, lebih dalam, serta lebih kompleks, yang tidak dibatasi pengalaman
maupun fakta-fakta pendidikan, dan tidak memungkinkan dapat dijangkau
oleh sains pendidikan. Dalam tulisan ini akan membahas hubungan antara
filsafat dengan filsafat pendidikan agar lebih memudahkan pembaca dalam
memahami keterkaitan antara keduanya.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan filsafat pendidikan?
2. Bagaimana perkembangan beberapa aliran filsafat pendidikan?
3. Apa problema esensial filsafat dan pendidikan?
4. Apa ciri khas filsafat?
5. Apa cabang cabang filsafat?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan filsafat pendidikan
2. Mengetahui perkembangan beberapa aliran filsafat pendidikan
3. Mengetahui problema esensial filsafat dan pendidikan
4. Mengetahui ciri khas filsafat
5. Mengetahui cabang cabang filsafat
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
rasionalitas ide-ide pendidikan, baik konsistensinya dengan ide-ide yang lain
maupun cara-cara yang berkaitan dengan adanya distorsi pemikiran. yang
bersifat hakikih, maka kajian filsafati tentang pendidikan akan ditelaah oleh
cabang filsafat yang bernama metafisika atau ontologi.
4
a. Eksistensi adalah cara manusia berada. Hanya manusialah yang
bereksistensi, manusialah sebagai pusat perhatian, sehingga
bersifat humanistis.
b. Bereksistensi tidak statis tetapi dinamis, yang berarti menciptakan
dirinya secara aktif, merencanakan,berbuat dan menjadi.
c. Manusia dipandang selalu dalam proses menjadi belum selesai dan
terbuka serta realistis. Namun demikian manusia terikat dengan
dunia sekitarnya terutama sesama manusia.
1) Tujuan pendidikan
Pendidikan memberikan bekal pengalaman yang luas dan
komperhensif dalam semua bentuk kehidupan.
2) Status peserta didik
Peserta didik adalah manusia yang rasional, bebas memilih dan
bertanggung jawab atas pilihannya. Membutuhkan komitmen
akan pemenuhan tujuan pribadi.
3) Kurikulum
Kurikulum bersifat liberal, yakni memiliki kebebasan
menmilih dan menentukan aturan-aturan serta pegalaman
belajar sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik dari
kehidupan mereka. Di sekolah dibina agar terbentukpada diri
peserta didik rasa hormat (respek), respek terhadap kebebasan
bagi yang lain seperti dalam dirinya, karena itu diajarkan
pendidikan sosial.
4) Peranan guru
Guru berperan melindungi dan memelihara kebebasan
akademik, tidak jarang terjadi bahwa mungkin suatu hari ini
adalah guru, besok lusa mungkin mejadi peserta didik.
5
5) Metode
Metode merupakan cara untuk mencapai tujuan tersebut. Oleh
karena itu, penggunaan metode tidak terlalu dipikirkan secara
mendalam.
6
1) Minat-minat yang kuat dan tahan lama sering tumbuh dari upaya-
upaya belajar awal yang memikat atau menarik perhatian bukan
karena dorongan dari dalam diri siswa.
2) Pengawasan, pengarahan, dan bimbingan orang yang dewasa
adalah melekat dalam masa balita yang panjang atau keharusan
ketergantungan yang khusus pada spsies manusia.
3) Oleh karena kemampuan untuk mendisiplin diri harus menjadi
tujuan pendidikan, maka menegakan disiplin adalah suatu cara
yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
4) Esensialisme menawarkan sebuah teori yang kokoh, kuat tentang
pendidikan,sedangkan sekolah-sekolah pesaingnya (progresivisme)
memberikan sebuah teori yang lemah.
7
kemampuan intelegensi manusia sebagai alat untuk hidup, untuk
kesejahteraan, untuk mengembangkan kepribadian manusia.
8
C. Problema Esensial Filsafat dan Pendidikan
Filsafat sebagai ilmu yang mengadakan tinjauan dan mempelajari
objeknya dari sudut hakikat, juga mengadakan tinjauan dari segi sistematik.
Dalam tinjauan dari segi ini filsafat berhadapan dengan tiga problem utama,
yaitu:
1. Realitas
Mengenai kenyataan, yang selanjutnya menjurus kepada masalah
kebenaran. Kebenaran akan timbul bila orang telah dapat menarik
kesimpulan bahwa pengetahuan yang telah dimiliki ini telah nyata.
Realitas atau kenyataan ini dipelajari oleh metafisika.
2. Pengetahuan
Berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan, seperti apa hak
pengetahuan, cara manusia memperoleh dan menangkap pengetahuan itu,
dan jenis-jenis pengetahuan. Pengetahuan dipelajari oleh epistemologi.
3. Nilai
Dipelajari oleh cabang filsafat yang disebut aksiologi. Pertanyaan
yang dicari jawanya, antara lain nilai-nilai yang bagaimanakah yang
dikehendaki oleh manusia dan yang dapat digunakan sebagai dasar
hidupnya.
Menurut John S. Brubacher, problema-problema filsafat tersebut
juga merupakan problema esensial dan pendidikan, antara filsafat dan
pendidikan mempunyai hubungan yang erat. Pendidikan dalam
pengembangan konsep-konsepnya, antara lain, dapat menggunakannya
sebagai dasar hasil-hasil yang dicapai oleh cabang-cabang di atas.
9
2. Radikal (mendasar), yaitu pemikiran yang dalam sampai kepada hasil yang
fundamental dan essensial.
3. Sistematis, yaitu mengikuti pola dan metode berpikir yang runtut dan logis
meskipun spekulatif.
E. Cabang Cabang Filsafat
1. Metafisika
Metafisika adalah suatu cabang filsafat sistematis yang membahas
keberadaan. Ini berkaitan dengan proses analitis atas hakikat
fundamental mengenai keberadaan dan realitas yang menyertainya.
2. Epistemologi
Epistemologi merupakan suatu cabang filsafat sistematis yang
membahas pengetahuan. Ahli epistemologi mempelajari sumber
pengetahuan, termasuk intuisi, argumen a priori, ingatan, pengetahuan
perseptual, pengetahuan diri dan kesaksian.
3. Metodologi
Metodologi merupakan cabang filsafat sistematis yang membahas
metode. Metode adalah suatu tata cara, teknik, atau jalan yang telah
dirancang dan dipakai dalam proses memperoleh pengetahuan jenis
apa pun.
4. Logika
Logika adalah cabang filosofi yang membahas penalaran.
Penalaran adalah suatu corak pemikiran khas yang dimiliki manusia
dari pengetahuan yang ada untuk memperoleh pengetahuan lainnya,
terutama sebagai sarana dalam pemecahan suatu masalah.
5. Etika.
Etika merupakan satu cabang filsafat sistematis yang membahas
moralitas. Moralitas ialah suatu himpunan ide mengenai hal-hal yang
baik atau buruk pada perilaku manusia dan hal-hal yang benar atau
salah pada tindakan manusia.
6. Estetika.
10
Estetika merupakan cabang ilmu filsafat yang membahas
keindahan. Estetika adalah ilmu yang membahas bagaimana keindahan
dapat terbentuk, serta bagaimana dapat merasakannnya.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat pendidikan bersifat spekulatif, preskriptif, dan analitik. Bersifat
spekulatif artinya bahwa filsafat membangun teori-teori tentang hakikat
manusia, masyarakat dan dunia dengan cara mrnyusun sedemikian rupa dan
menginterpretasikan berbagai data dari penelitian pendidikan dan penelitian
ilmu-ilmu perilaku (psikologi behavioristik).
Aliran Filsafat Pendidikan Eksistensialisme, Aliran Filsafat Pendidikan
Esensialisme, Aliran Filsafat Pendidikan Progresivisme dan Aliran Filsafat
Pendidikan Perenialisme. Ciri khas filsafat universal, radikal dan sistematis.
Cabang Cabang Filsafat Metafisika, Epistemologi, Metodologi, Logika,
Etika. Dan Estetika.
B. Saran
Untuk mempelajari sesuatu tidaklah cukup hanya dengan melihat saja,
penyaji menyarankan kepada semuanya agar lebih banyak membaca guna
memahami tentangkonsep dasar dari makalah ini. Semoga apa yang di
sampaikan dalam makalah memberimanfaat untuk kita semua.
12
DAFTAR PUSTAKA
Purba, Edward & Yusnadi. 2015. Filsafat Pendidikan. Medan: UNIMED PRESS
Rahayu Sri, 2017. Filsafat Pendidikan (diakses pada tanggal 19 Maret 2023)
13