AKSIOLOGI
Dosen Pengampu :
Ustadzah Pebrisa Amrina, S.Pd,I, M.Pd
Disusun Oleh :
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpah hidayah, rahmat dan
lindungan-Nya. Akhirnya makalah ini kami selesaikan dengan lancar. Makalah ini Kami
susun untuk memenuhi tugas dari Ustadzah Pebrisa Amrina S.Pd.i,M.Pd. Selain itu
kami menyusun makalah ini untuk menambah wawasan untuk memahami tentang
Aksiologi.
Tidak terlepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak, kami sadar akan kesuksesan
dalam mengerjakan sesuatu tidak akan mungkin bisa terselesaikan tanpa dukungan dari
orang lain yang senantiasa dengan kesungguhan hati turut berpartisipasi dalam
penyusunan makalah ini. Hanya sepatah kata yang sangat berarti penulis bisa ucapkan
sebagai tanda terima kasih, semoga Tuhan Yang Maha Esa menerima amal dan
kebaikan yang pahalanya kelak akan menuntunnya menjadi seorang yang sangat berarti
dan berguna di dunia ini.
Mungkin makalah yang kami buat ini belum sempurna karna kami juga masih dalam
belajar, oleh karena itu kami menerima saran dan kritikan anda agar makalah
selanjutnya bisa lebih baik dari sebelumnya.
Demikianlah makalah yang kami susun dan jika ada tulisan atau perkataan yang kurang
berkenan kami mohon maaf sebesar-besarnya, semoga makalah ini bermanfaat buat
para pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Filsafat Ilmu adalah bagian dari filsafat yang menjawab beberapa pertanyaan
mengenai hakikat ilmu. Filsafat ilmu memiliki cabang-cabang filsafat yang berkaitan
dengan dasar, metode, asumsi dan implikasi ilmu pengetahuan dari ilmu yang termasuk
di dalamnya antara lain ilmu alam dan ilmu sosial. Segala sesuatu yang dilihatnya,
dialaminya, dan gejala yang terjadi di lingkungannya selalu dipertanyakan dan
dianalisis atau dikaji. Ada tiga hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat yaitu
keheranan, kesanksian, dan kesadaran atas keterbatasan. Berfilsafat kerap kali didorong
untuk mengetahui apa yang telah tahu dan apa yang belum tahu, berfilsafat berarti
berendah hati bahwa tidak semuanya akan pernah diketahui dalam kemestaan yang
seakan tak terbatas. Filsafat memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Setidaknya ada tiga peran utama yang dimiliki yaitu sebagai pendobrak,
pembebas, dan pembimbing. Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi
manusiawi peserta didik baik potensi fisik, cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi
itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya.
Sedangkan pendidikan merupakan salah satu bidang ilmu, sama halnya dengan
ilmu-ilmu lain. Pendidikan lahir dari induknya yaitu filsafat, sejalan dengan proses
perkembangan ilmu, ilmu pendidikan juga lepas secara perlahan-lahan dari induknya.
Pada awalnya pendidikan berada bersama dengan filsafat, sebab filsafat tidak pernah
bisa membebaskan diri dengan pembentukan manusia. Filsafat diciptakan oleh manusia
untuk kepentingan memahami kedudukan manusia, pengembangan manusia, dan
peningkatan hidup manusia. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal.
Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan, organis,
harmonis, dinamis, guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan
adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan.
4
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Bagi Filsafat ilmu, nilai dan panggilan tugas kemanusiaan telah begitu lekat
(inheren), baik di dalam pikiran atau pengetahuan, termasuk dalamnya, bidang ilmu
dan teknologi sedang yang ditekuni oleh para mahasiswa sesuai bidang minat dan
profesinya di perguruan tinggi. Usaha tersebut, bertumpuh pada manusia sebagai
subyek, sehingga mampu mendongkrak segala keterbatasan kodratinya, dan
menyumbang bagi kepenuhan diri sebagai makhluk budaya yang bisa mengusai
alam yang mendeterminasi dirinya.
Mengingat mata kuliah Filsafat ilmu ini disajikan pada semester – semester awal
maka diharapkan, baik secara substantif maupun metodis, perkuliahan dimaksud
dapat memberikan dasar-dasar pengetahuan dan ketrampilan berpikir yang baik bagi
mahasiswa untuk sejak dini dapat terlatih membangun pendekatan filosofis-logis itu
di dalam membangun kompetensi keilmuannya. Sasarannya pada upaya
memperkenalkan prinsip-prinsip dasar studi filsafat yang membimbing mahasiswa
untuk membongkar dan menggali berbagai realitas kekayaan tentang dunia
kemanusiaannya yang penuh daya misteri, serta membentuk dasar-dasar
pemahaman filosofis yang berhubungan teknik atau seni dalam membangun atau
mengerjakan pikiran dalam membangun tugas keilmuan.
Tegasnya, filsafat ilmu hendak menunjukkan bahwa filsafat adalah ilmu berpikir
atau seni mengolah pikir untuk menghasilkan karya-karya keilmuan dan karya
budaya yang berguna. Melalui itu, mahasiswa dibimbing untuk memahami
bagimana pikiran sebagai daya intelektual manusia telah menjadi kekuatan
peradaban dan budaya yang telah menghasilkan kemajuan-kemajuan besar dalam
hidup dan menjadikannya sebagai master budaya.
5
Melalui studi Filsafat ilmu, mahasiswa dibimbing untuk membangun
kemampuan filosofisnya dalam mengolah pikir guna mengkritisi berbagai pemikiran
keilmuan yang digeluti serta makin terbimbing untuk menghasilkan karya-karya
keilmuan dan karya budaya yang berguna, sesuai bidang keahliannya. Inti
pembangunan ilmu bertumpuh pada tiga dimensi keilmuan, yaitu:
• Pertama : dimensi kritis, dengan tujuan untuk membangun otonomi diri serta
kemampuan nalar dalam menilai dan mempertanyakan berbagai kemungkinan
(klaim-klaim kebenaran bersifat keilmiahan, ideologis, yuridis, maupun religius)
dalam rangka pengembangan dan penegasan eksistensi (pilihan hidup);
1.4 Manfaat
6
3. Tuntutan etis, ilmu pengetahuan dapat dipertangungjawabkan sehingga
kehidupan masyarakat yang adil dan sejahtera dan bahagia dalam kelestarian
alam lingkungan semakin nyata
7
BAB II
PEMBAHASAN
Aksiologi kemudian juga disebut dengan istilah hakikat nilai. Dimana nilai-nilai
dalam kehidupan ini beragam dan kemudian melibatkan perasaan dan pola pikir
manusia. Misalnya nilai keindahan, kesetiaan, kecurangan, keadilan, dan lain
sebagainya.
Wacana aksiologi merupakan salah satu bagian penting dari filsafat yang membahas
dan menerangkan terkait persoalan nilai, mengapa sesuatu itu dinilai baik atau buruk,
dan dinilai indah atau tidak indah serta berhubungan dengan nilai-nilai, etika dan
estetika.
Etika dalam filsafat merupakan cabang yang membicarakan tentang nilai baik
atau buruk. Etika ini membicarakan seputar pertimabangan-pertimbangan
tentang tindakan baik buruk, susila maupun asusila dalam hubungan antar
manusia di jagad ini. Mengartikan etika sebagai ilmu pengetahuan apa yang baik
dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).
8
Etika dibagi menjadi 4, yaitu :
1. Hedonisme
Hedonisme atau etika gaya hidup adalah pandangan hidup yang menganggap
bahwa orang akan menjadi bahagia dengan mencari kebahagiaan sebanyak
mungkin menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan.
2. Eudemonisme
Eudemonisme atau etika pengembangan hidup adalah pandangan hidup yang
menganggap bahwa kebahagiaan sebagai tujuan tindak-tanduk manusia.
Dalam Eudemonisme mencari kebahagiaan menjadi prinsip yang paling
dasar.
3. Utiliterisme
Adalah suatu teori dari segi etika normatif yang menyatakan bahwa suatu
tindakan yang patut adalah yang memaksimalkan penggunaan (utility),
biasanya didefinisikan sebagai memaksimalkan kebahagiaan dan
mengurangi penderitaan.
4. Pragmatisme
Adalah arah filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar adalah
membuktikan dirinya sebagai yang benar dengan melihat akibat-akibat atau
hasilnya yang bermanfaat secara praktis.
• ESTETIKA
Estetika menurut arti etimologis, adalah teori tentang ilmu penginderaan.
Pencerapan panca indra sebagai titik tolak dari pembahasan Estetika didasarkan
pada asumsi bahwa timbulnya rasa keindahan itu pada awalnya melalui
rangsangan panca indra.
Istilah estetika sebagai ”ilmu tentang seni dan keindahan” pertama kali
diperkenalkan oleh Alexander Gottlieb Baumgarten, seorang filsuf Jerman yang
hidup pada tahun 1714-1762. Walaupun pembahasan estetika sebagai ilmu baru
dimulai pada abad ke XVII namun pemikiran tentang keindahan dan seni sudah
9
ada sejak zaman Yunani Kuno, yang disebut dengan istilah ”beauty” yang
diterjemahkan dengan istilah ”Filsafat Keindahan”.
BAB III
10
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Filsafat ilmu adalah cabang pemikiran filsafat yang menjawab beberapa pertanyaan
mengenai hakihat ilmu. Materi dasar yang dipelajari adalah dasar-dasar filsafat.
Implikasi dari filsafat ilmu baik ilmu sosial maupun ilmu pengetahuan. Dalam
perkuliahan ini, tegasnya filsafat ilmu hendak menunjukkan bahwa filsafat adalah ilmu
berpikir atau seni mengolah pikir untuk menghasilkan karya-karya keilmuan dan karya
budaya yang berguna. Sasarannya adalah yang pertama dimensi kritis yang bertujuan
untuk membangun otonomi diri, kedua dimesnsi kreatif yang bertujuan untuk mengolah
budi (kecerdasan) dan ketiga dimensi kontemplatif yang bertujuan untuk menajamkan
kepekaan.
3.2 SARAN
Dengan demikian aksiologi adalah salah satu cabang filsafat yang mempelajari
tentang nilai-nilai atau norma-norma terhadap suatu ilmu. Mengenai nilai itu sendiri
dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari seperti kata- kata adil dan tidak adil,
jujur dan curang, benar dan salah, baik dan tidak baik. Maka dari itu, kita perlu
mempelajari manfaat dari penerapan aksiologi pendidikan misalnya pada etika yaitu
ketika guru mengajar kepada siswa yang sangat keras kepala tetapi tetap
mengajarkannya dengan sikap lemah lembut. Atau dengan contoh lain yaitu dengan
adanya mata pelajaran kewarganegaraan yang mengajarkan tentang bagaimana bersikap
yang baik.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://www.coursehero.com
https://www.kompasiana.com/ernanurvitasari/5e67803e097f3603457c04b2/keterkaitan-
pendidikan-dengan-ontologi-epistimologi-dan-aksiologi-pendidikan
https://www.pancabudi.ac.id
https://www.serupa.id
https://www.sipadu.isi-ska.ac.id/sidos/rpp/20171/rpp_98877.pdf
12