Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

EKSISTENSI PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu pendidikan islam

Dosen Pengampu : Dr.Muhammad Akmansyah,MA

Disusun Oleh :

Dewi Susanti (2311020094)

Arahmatia In-yu Aihani (2311020005)

PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS RADEN INTAN BANDAR LAMPUNG

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.

Adapun penulisan makalah ini merupakan bentuk dari pemenuhan tugas mata kuliah
Ilmu pendidikan islam yang diberikan oleh bapak Dr. Muhammad Akmansyah,MA.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Sehingga masih diperlukan kritik dan saran yang
bersifat membangun dalam penyempurnaan makalah ini. Penulis juga memohon maaf
apabila dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan pengetikan dan kekeliruan
sehingga membingungkan pembaca dalam memahami maksud dan isi makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Bandar Lampung, 24 Oktober 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................1

DAFTAR ISI....................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................3
A. Latar Belakang.......................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..................................................................................................3
C. Tujuan Penulisan...................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................4
A. Pengertian eksistensi dan pendidikan islam................................................................4
B. Eksistensi pendidikan islam dalam sistem pendidikan nasional………………….….5
C. Kondisi pendidikan islam di indonesia........................................................................6
D. Fungsi pendidikan islam……………………………………………………….……..8
BAB III PENUTUP.......................................................................................................11

A. Kesimpulan..........................................................................................................11

B. Saran…………………………………………………………………………….11

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................12

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pendidikan Islam di Indonesia pada hakikatnya telah berlangsung sejak masuk
dan berkembangnya Islam ke negeri ini. Besarnya penerimaan masyarakat
terhadap Islam menjadikan agama ini sebagai patron kehidupan masyarakat
secara luas yang tentu diimbangi dengan proses belajar untuk mengetahui dan
memahami ajaran Islam, sekaligus menjadi bukti konkret lahirnya pendidikan
Islam. Bahkan, perlu dicatat bahwasannya manifestasi pendidikan Islam sebagai
sub sistem pendidikan nasional, memiliki sejarah penting dalam pengembangan
pendidikan Indonesia. Kondisi tersebut, dapat ditelah dari eksistensi pendidikan
Islam pada masa penjajahan, masa kemerdekaan, sampai pada proses integrasi
pendidikan Islam ke dalam sistem pendidikan nasional. Dengan demikian,
pengembangan pendidikan di Indonesia, tidak terpisahkan dari keberadaan pen-
didikan Islam yang mengakar dalam tradisi serta ritualisasi keagamaan
masyarakat muslim Indonesia.

Dalam sejarah pertumbuhan dan perkembangan manusia, pendidikan


berkembang dari yang hal-hal yang paling sederhana (primitif). Tujuan-
tujuannya pun amat terbatas pada hal-hal yang bersifat survival (pertahanan
hidup terhadap ancaman alam sekitar). Seiring dengan perkembangan hidup
manusia yang dapat membentuk masyarakat yang semakin berbudaya dengan
tuntutan hidup yang makin tinggi, pendidikan ditunjukan bukan hanya pada
pembinaan keterampilan, melainkan kepada pengembangan kemampuan-
kemampuan teoritis dan praktis berdasarkan konsep-konsep berpikir ilmiah.

B. Rumusan Masalah

3
1. Apa pengertian Eksistensi Pendidikan Islam?
2. Apa saja fungsi pendidikan islam?
3. Bagaimana keberadaan pendidikan islam diindonesia?
4. Bagaimana eksistensi pendidikan islam dalam sistem pendidikan?

C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari eksistensi pendidikan islam
2. Untuk mengetahui fungsi pendidikan islam dan lainnya.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Eksistensi Pendidikan Islam

1. Pengertian Eksistensi

Eksistensi berasal dari kata bahasa latin existere yang artinya muncul, ada,timbul,
memiliki keberadaan aktual. Existere disusun dari ex yang artinya keluar dan sistere
yang artinya tampil atau muncul. Terdapat beberapa pengertian tentang eksistensi yang
dijelaskan menjadi 4 pengertian. Pertama, eksistensi adalah apa yang ada. Kedua,
eksistensi adalah apa yang memiliki aktualitas. Ketiga, eksistensi adalah segala sesuatu
yang dialami dan menekankan bahwa sesuatu itu ada. Keempat, eksistensi adalah
kesempurnaan. Dalam kamus bahasa Indonesia, eksistensi diartikan sebagai keberadaan.
Artinya, eksistensi menjelaskan tentang penilaian ada atau tidak adanya pengaruh
terhadap keberadaan seseorang tersebut. Apabila orang lain menganggap kita
mempunyai sebuah eksistensi, maka keberadaan kita sudah dianggap dan dapat
diperhitungkanoleh orang-orang di sekeliling kita. Menurut Karl Jaspers eksistensi
sebagai pemikiran manusia yang memanfaatkan dan mengatasi seluruh pengetahuan
objektif. Berdasarkan pemikiran tersebut, manusia dapat menjadi dirinya sendiri dan
menunjukkan bahwa dirinya adalah makhluk eksistensi.

4
2. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Islam sangat memperhatikan penataan individual dan sosial yang membawa
penganutnya pada pengaplikasian Islam dan ajaran-ajarannya ke dalam tingkah laku
sehari-hari. Karena itu, keberadaan sumber dan landasan pendidikan Islam harus sama
dengan sumber Islam itu sendiri, yaitu Al-Qur'an dan As Sunah. Pendidikan Islam
menurut Ahmad D. Marimba adalah bimbingan jasmani maupun rohani berdasarkan
hukum-hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-
ukuran Islam. Senada dengan pendapat tersebut, menurut Chabib Thoha pendidikan
Islam adalah pendidikan yang falsafah dasar dan tujuan serta teori-teori yang dibangun
untuk melaksanakan praktek pandidikan berdasarkan nilai-nilai dasar Islam yang
terkandung dalam Al-Qur'an dan Hadits.

Dari beberapa pengertian yang dikemukakan para ahli tersebut, jelaslah bahwa
pendidikan Islam mencakup aspek jasmani dan rohani. Kedua aspek itulah yang dibina
pada diri manusia demi berkembangnya fitrah yang dimilikinya untuk mencapai taraf
hidup insan kamil yang bahagia di dunia dan akhirat. Jadi, pendidikan Islam tidak
terbatas pada bimbingan tata cara beribadah saja tetapi mencakup seluruh aspek
kehidupan manusia dengan menggunakan pendekatan nilai-nilai ajaran Islam yang
bertujuan untuk kebahagiaan manusia.

B. Eksistensi Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional


Eksistensi pendidikan Agama Islam dalam undang-undang system pendidikan Nasional
dapat ditemukan pijakan dan akarnya pertama kali dalam konsideran penyusunan
Undang- Undang sisdiknas tersebut. Inti dari konsideran tersebut adalah perlunya
membentuk undang-undang tentang sistem pendidikan nasional yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan kepada tuhan yang maha esa serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Spiritual keagamaan dan akhlak mulia sebagai komptensi yang harus dimiliki peserta
didik merujuk kepada pendidikan agama. Pendidikan agamalah jalan paling
5
memungkinkan untuk tidak menyebut satunya mengantarkan peserta didik memiliki
spiritualitas keagamaam dan karakter positif yang terbingkai dalam rumusan akhlak
mulia.
Rumusan pendidikan yang mengedepankan spiritualitas ini kemudian menentukan arah
tujuan pendidikan nasional. Tentang hal ini dalam pasal 3 dijelaskan bahwa pendidikan
nasional bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap kreatif mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung
jawab. Muhammad Athiyal al Abrasyi dan Mohammad al Toumy al Saibany tentang
tujuan umum yang fundamental bagi pendidikan agama Islam, dapat disimpulkan bahwa
tujuan yang hendak dicapai oleh pendidikan nasional ini selaras dengan tujuan
pendidikan agama Islam. Dengan demikian maka pasal 3 ini pun memberikan angin segar
bagi pendidikan agama dan keagamaan. Dalam bab X pasal 36 dan 37 disebutkan bahwa
penyususnan kurikulum pada semua jalur dan jenjang pendidikan pertama adalah
mempertimbangkan peningkatan iman dan taqwa yang secara spesifik hanya dapat
dilakukan oleh pendidikan agama. Pendidikan agama dimaksudkan untuk membentuk
peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha esa
serta berakhlak mulia.
Dari rumusan diatas dapat diambil pengertian bahwa pendidikan agama kembali
mendapat perhatian besar bahkan dominan dalam pengaturan kurikulum ini. Perihal
prinsip-prinsip penyusunan kurikulum, peningkatan iman dan taqwa serta peningkatan
akhlak mulia dan agama ditempatkan sebagai prinsip paling atas. Pendidikan agama
kemudian menjadi semakin kuat eksistensinya dalam undang-undang sistem pendidikan
Nasional ini dengan keharusan pendidikan agama masuk dalam muatan kurikulum semua
jenjang pendidikan mulai dari dasar, menengah, sampai pendidikan tinggi, namun
demikian, pasal ini mengandung kelemahan konsep. Kelemahan atau kekeliruan konsep
ini terletak pada penyamaan pendidikan dengan sekolah. Padahal sekolah hanya
merupakan bagian kecil dari pendidikan. Ada pendidikan itu sendiri mencakup keluarga,
sekolah, dan masyarakat. Dari analisis ini dapat dikritisi bahwa maksud pendidikan
agama sebagai muatan wajib kurikulum adalah mata pelajaran agama atau pengajaran
6
agama. Karena pendidikan agama dalam arti yang sesungguhnya tidak mungkin
dipikulkan tanggung jawabnya penuh pada sekolah.

C.Keberadaan Pendidikan Islam Di Indonesia


Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan
mulai dari Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama
(SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) sampai ke Perguruan Tinggi (PT). Dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan
Keagamaan Pasal 3 ayat (1) disebutkan "Setiap satuan pendidikan pada semua jalur,
jenjang, dan jenis pendidikan wajib menyelenggarakan pendidikan agama" ini menujukan
adanya kewajiban bagi lembaga pendidikan setiap jalur dan jenjang wajib mengajarkan
pendidikan agama kepada siswa dan atau mahasiswa dan bahkan ditegaskan lagi dalam
pasal 4 ayat (2) setiap siswa atau mahasiswa memperoleh pendidikan agama dan
diajarkan oleh pendidik yang seagama Pendidikan agama mempunyai pengaruh yang
besar dalam mencetak karaktermanusia dan sejalan dengan amanah PP No 55 Tahun
2007 Pasal 2 ayat (1) menyebutkan "Pendidikan agama berfungsi membentuk manusia
Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME serta berakhlak mulia dan
mampu menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan inter dan antar umat beragama.
"Pentingnya pendidikan agama bagi anak-anak didik belum diikuti dengan kemauan yang
kuat dari beberapa pelajar, guru, kepala sekolah dan stake holder yang berkaitan dengan
pendidikan. Sebagian dari mereka masih menganggap pendidikan agama tidak begitu
penting, hanya mata pelajaran yang biasa saja. Para orang tua tidak khawatir jika nilai
agama anaknya rendah, tetapi cemas jika nilai matematika atau IPA nya rendah, mereka
sibuk kesana sini mencarikan guru privat untuk mengajar anak mereka, berapa pun harga
buku umum mereka beli,tetapi buku-buku agama tidak begitu tertarik.

Untuk dapat mengetahui kapan eksistensi pendidikan agama diberikan disekolah- sekolah
dan bagaimana status pendidikan agama tersebut, maka perlu terlebih dahulu diketahui
proses perkembangan pendidikan agama disekolah-sekolah di Indonesia.

7
1. Periode sebelum Indonesia merdeka.
a) Pada zaman penjajahan Belanda
Di sekolah-sekolah secara resmi belum diberikan pendidikan agama, hanya di fakultas
hukum yang ada mata kuliah Islamologi. Tetapi para mubaligh sudah melakukan secara
individu/organisasi.
b) Pada zaman penjajahan Jepang
Keadaan agak berubah, karena telah mulai ada kemajuan dalam pelaksanaan pendidikan
agama di sekolah dengan ditandai sebagian besar warga negara telah memeluk agam
Islam.

2. Periode setelah Indonesia merdeka


Sejak Indonesia merdeka 1945, sebenamya pendidikan agama mulai diberikan disekolah
sekolah negeri, tetapi pelaksanaannya sukarela. Kemudian tahun 1946 pendidikan agama
telah diberikan di sekolah dengan syarat minimal orang siswa. Pada tahun 1960,
pelaksanaan pendidikan agama di sekolah mulai mendapatkan status yang agak kuat,
dalam Ketetapan MPRS No. II/MPRS/ 1960bab II pasal 2 ayat 3, yang berbunyi
Menetapkan pendidikan agama menjadi mata pelajaran di sekolah sekolah mulai dari
sekolah rakyat sampai dengan Universitas Negeri, dengan pengertian bahwa murid-murid
berhak tidak ikut serta, apabila dari murid-murid dewasa menyatakan keberatannya.
Setelah meletusnya G.30.S. PKI th. 1965, maka mulai saat itu pendidikan agama di
sekolah berubah dan bertambah kuat, dengan adanya Ketetapan MPRS
No.XXVII/MPRS/1966 bab 1 pasal I yang berbunyi "Menetapkan pendidikan agama
menjadi mata pelajaran wajib di sekolah sekolah mulai dari Sekolah Dasar sampai dengan
Universitas Negeri". Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat diartikan bahwa makna
satu-satunya dari PAI adalah sebagai salah satu bidang studi pendidikan yang besama-
sama dengan pendidikan Pancasila dan pendidikan Kewarganegaraan menjadi kurikulum
wajib bagi setiap jenis, jalur, dan jenjang pendidikan.

8
Dari penjelasan pasal ini jelas bahwa pendidikan agama wajib diberikan pada setiap jalur
dan jenjang pendidikan baik di tingkat dasar sampai pendidikan tinggi, baik negeri mapun
swasta. Dilihat dari faktor pendidikan, maka PAI juga memiliki faktor-faktor tersebut.
peserta didik, pendidik, tujuan pendidikan dan sarana/prasarana pendidikan, faktor-faktor
ini merupakan bagian dari SIDIKNAS. Lebih khusus lagi faktor tujuan, yang merupakan
penentu arah dan gerak oprasionalnya, maka jelas. bahwa tujuan PAI adalah
"mengkongkritkan" makna iman dan taqwa kepada Tuhan YME dalam SISDIKNAS
yang masih abstrak menurut agama yangdiakui di Indonesia. Dengan demikian jelaslah
bahwa PAI merupakan "subsistem dariSISDIKNAS" dan bahwa PAI dengan faktor-
faktornya juga merupakan "sistem tersendiri. Secara otomatis bahwa tanpa "sistem PAI"
maka SISDIKNAS belum lengkap, karena merupakan "wadah" tumpuan utama bagi
mayoritas warga Negara.

D.Fungsi Pendidikan Islam


1. Pendidikan Keimanan

Sesungguhnya esensi pendidikan agama Islam adalah pendidikan ketuhanan, untuk


mewujudkan fokus utamanya adalah terbentuknya ikatan yang kuat antara seorang hamba
yang fana dengan Allah penguasa alam yang kekal. Atau dengan kata lain, agar
kehidupan individu itu bermakna, aktifitasnya mempunyai tujuan, motivasi untuk belajar
dan bekerja berkembang secara terus menerus, jiwanya menjadi suci dan senantiasa
menjadi cakap untuk menjadi khalifah Alah di muka bumi. Pendidikan Agama Islam
untuk sekolah berfungsi sebagai Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan
ketakwaan peserta didik kepada Allah swt, yang telah ditanamkan dalam lingkungan
keluarga. Pada dasarnya dan pertama-tama kewajiban menanamkan keimanan dan
ketakwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga. "Sekolah berfungsi untuk
menumbuh kembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui bimbingan, pengajaran, dan
pelatihan agar keimanan dan ketakwaan tersebut dapat berkembang secara optimal
sesuaidengan tingkat perkembangannya".
9
2. Akhlak Mulia

Pendidikan Agama Islam sebagai mata pelajaran belum mampu mengikat komitmen
kepada keimanan dan akhlakul karimah, bahwa orang yang berakhlak mulia meliliki
kesadaran sejarah yang tinggi, yakni asal kejadiannya, sejarah perkembangan hidupnya,
dan kemudahan serta kesukaran yang pernah diperolehnya, orang berakhlak berarti orang
yang memiliki kesadaran ilahiyah yang tinggi, ini juga memunculkan rasa pengabdian
yang tinggi dan rasa tanggung jawab terhadap peningkatan kualitas hidupnya sebagai
makhluk mulia, berarti orang yang berakhlak merupakan orang yang memiliki kesadaran
terhadap posisinya sebagai makhluk Allah, melahirkan sifat kebersamaan dan kesadaran
social yang tinggi.

3. Toleransi dalam Beragama

Islam berasal dari Allah. Memahami Islam secara benar akan mengantarkan umatnya
untuk mengamalkannya secara benar pul. Sekarang ini problematika umat yang mendasar
yaitu ketidak fahaman terhadap Islam sebagaimana yang dikehendaki Allah dan
rasulNya. Oleh karena itu memahami " Dinnul Islam" adalah suatu keharusan bagi umat
Islam. Aslama artinya adalah menundukkan atau menghadapkan wajah. Sebagai makhluk
sosial seorang individu dituntut untuk menjalin hubungan atau relasi dengan orang lain.
Orang lain tersebut bisa jadi berasal dari suku, agama, ras, dan adat yang sama bahkan
bisa jadi mereka berbeda dalam hal kesukaan, agama, ras dan adat dengan kita. Tak
jarang sekarang perbedaan tersebut melahirkan hubungan yang tidak harmonis. Untuk
merefresh jiwa umat Islam yang toleran, maka harus disosialisasikan konsep toleransi
dalam prespektif Islam. Harapannya setelah mengetahui bagaimana konsep toleransi
dalam perspektif Islam, umat Islam dapat kembali menjadi warga Negara yang baik.

10
BAB III
PENUTUP

11
A. Kesimpulan

Dalam kamus bahasa Indonesia, eksistensi diartikan sebagai keberadaan. Artinya, eksistensi
menjelaskan tentang penilaian ada atau tidak adanya pengaruh terhadap keberadaan seseorang
tersebut. Apabila orang lain menganggap kita mempunyai sebuah eksistensi, maka keberadaan kita
sudah dianggap dan dapat diperhitungkan oleh orang-orang di sekeliling kita. Sedangkan pendidikan
Islam mencakup aspek kehidupan jasmani dan rohani tidak hanya terbatas pada bimbingan tata cara
beribadah saja tetapi mencakup seluruh aspek kehidupan manusia dengan menggunakan pendekatan
nilai-nilai ajaran Islam yang bertujuan untuk kebahagiaan manusia.
Fungsi dari Pendidikan Islam adalah:
a. Pendidikan Agama Islam berfungsi untuk meningkatkan Keimanan, Pendidikan Agama
Islam untuk sekolah berfungsi sebagai Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan
ketakwaan peserta didik kepada Allah swt, yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga.
b. Pendidikan Agama Islam berfungsi untuk mendidik siswa dalam urusan akhlak, etika dan
moral.
c. Pendidikan Agama Islam memberikan pelajaran tentang budi pekerti termasuk di
dalamnya kerukunan antar umat beragama, atau sering dikenal dengan istilah toleransi antar umat
beragam

Eksistensi pendidikan Agama Islam perlu membentuk undang-undang tentang sistem pendidikan
nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan yang maha esa serta akhlak
mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan agama dimaksudkan untuk
membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha esa
serta berakhlak mulia.

B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini kami selaku penulis menyadari ada beberapa kesalahan tentang
penyajiannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik maupun saran khususnya dari Bapak dosen
pembimbing Dr.Muhammad Akmansyah,MA yang bersifat membantu dan membangun agar kami
tidak melakukan kesalahan yang sama dalam penyusunan yang akan datang.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.neliti.com/publications/146172/eksistensi-pendidikan-islam-di-indonesia-
perspekstif-sejarah-pendidikan-nasional
http://e-repository perpus.iainsalatiga.ac.id/618/1/Hanif Masykur_11412004.pdf
https://dokumen.tips/documents/eksistensi-pendidikan-agama-islam-makalah-filsafat html
https://www.kompasiana.com/almisbah/54f77207a33311d3358b49d6/eksistensi-pendidikan-
islam
Jumaidil, dkk. 2021. PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA. Jawa Barat,
EDU PUBLISHER.

13

Anda mungkin juga menyukai