Anda di halaman 1dari 17

PENDIDIKAN AGAMA

KONSEP PENDIDIKAN DALAM ISLAM

Dosen pengampu :
SITA ISNA MALYUNA, M.Pd

Disusun oleh kelompok 6 :


MOCHAMAD HUDA ISMANU ( 141120086 )
IKHWANUS SYAF’A ( 1411220102 )

FAKULTAS TEKNIK
PROGAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PGRI RONGGOLAWE TUBAN
2023
LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS PENDIDIKAN AGAMA
UNIVERSITAS PGRI RONGGOLAWE TUBAN 2023

Disusun oleh kelompok 6 :


MOCHAMAD HUDA ISMANU ( 1411220086 )
IKHWANUS SYAF’A ( 1411220102 )

Tuban, 16 november 2023


Mengetahui
dosen pengampu :

SITA ISNA MALYUNA, M.Pd


NIDN. 0718099302
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Kami
panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-nya
kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul tentang “konsep
pendidikan dalam islam “ dalam meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama ( pembelajaran
pada mahasiswa semester 3 Universitas PGRI Ronggolawe Tuban )

Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai
pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi membagi pengetahuannya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami dengan lapang dada
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah berjudul tentang “Konsep pendidikan dalam
islam” ini bisa memberikan manfaat maupun inspirasi bagi pembaca.

Tuban, 16 november 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL………………………………………………………………………….i
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………………………….ii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………iii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………...iv
PENDAHULUAN BAB I………………………………………………………………………1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Pendidikan islam adalah pendidikan yang bertujuan untuk membentuk pribadi muslim
seutuhnya,mengembangkan seluruh potensi manusia baik yang berbentuk jasmaniyah maupun
rohaniyah,menumbuhsuburkan hubungan yang harmonis setiap pribadi manusia dengan
Allah,manusia dan alam semesta. Pendidikan islam mengajarkan setiap manusia umumnya dan
umat islam khususnya untuk mencapai dan mewujudkan sebuah tujuan yang sesungguhnya yaitu
selalu taat kepada Allah Swt.tujuan ini adalah dasar yang paling utama sebagai bentuk
pengabdian seorang hamba kepada tuhannya.
Tidak semua manusia yang tunduk dan patuh kepada Allah Swt.ketidak patuahn tersebut salah
satunya didasari tidak adanya pendidikan dasar islam yang seharusnya sudah diajarkan saat
manusia terlahir di dunia.Allah memberikan sebuah potensi fitrah kepada manusia yang setiap
lahir kepermukaan bumi ini,namun perlu adanya pendidikan dasar yang telah diberikan atau
dibebankan kepada setiap orang tua sebagai pendidik awal bagi anaknnya.orang tua mempunyai
peran penting untuk membimbing ,membina dan mendidik anaknya untuk menjadi anak yang
beriman dan bertaqwa kepada tuhan kita yaitu Allah Swt.
Petunjuk pendidikan dalam Al quran tidak terhimpun dalam satuan pragmen tetapi ia
diungkapkan dalam berbagai ayat dan surat dalam Al quran,sehingga untuk menjelaskannya
harus perlu melalui tema- tema pembahasan yang relevan dan ayat- ayat yang memberikan
informasi – informasi pendidikan yang dimaksud.petunjuk petunjuknya bertujuan untuk
kesejahteraan dan kebahagiaan kepada manusia baik secara pribadi maupun kelompok.
Nabi Muhammad Saw sebagai utusan Allah untuk manusia dibumi ini diberi kuasa oleh allah
sebagai penerima wahyu yang diberi tugas untuk mensucikan dan mengajarkan manusia
sebagaimana dalam surah Al-Baqoroh ayat 151.dalam ayat tersebut mensucikan berarti dengan
mendidik ,sedang mengajar.
1.2 Rumusan masalah

1. Pengertian konsep dan pendidikan dalam islam ?


2. Tujuan dan fungsi pendidikan menurut islam ?
3. Bagaiman membentuk karakter yang benar dalam agama islam ?
4. Mengembangkan niali nilai spiritual

1.3 Tujuan penulisan

1. Memahai konsep pendidikan dalam islam


2. Mengerti tetang fungsi pendidikan
3. Mengetahui apa saja karakter dalam islam
4. Memahami tentang niali nilai spiritual
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian konsep dan pendidikan dalam islam


Konsep berasal dari bahasa Inggris “concept” yang berarti “ide yang mendasari sekelas
sesuatu objek”,dan “gagasan atau ide umum”. Kata tersebut juga berarti gambaran yang bersifat
umum atau abstrak dari sesuatu.Dalam kamus Bahasa Indonesia, konsep diartikan dengan,
rancangan atau buram surat tersebut. Ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa
konkrit ,gambaran mental dari objek, proses ataupun yang ada diluar bahasa yang digunakan
untuk memahami hal- hal lain.Berangkat dari pemikiran bahwa suatu usaha yang tidak
mempunyai tujuan tidak akan mempunyai arti apa-apa. Ibarat seseorang yang bepergian tak
tentuh arah maka hasilnya adalah tak lebih dari pengalaman selama perjalanan. Pada dasarnya
pendidikan merupakan usaha yang dilakukan sehingga dalam penerapannya ia tak kehilangan
arah dan pijakan. Namun sebelum masuk pada pembahasan mengenai fungsi dan tujuan
Pendidikan Islam terlebih dahulu perlu dijelaskan apa pengertian Pendidikan Islam.
Pengertian pendidikan Islam yaitu sebuah proses yang dilakukan untuk menciptakan manusia-
manusia yang seutuhnya; beriman dan bertaqwa kepada Tuhan serta mampu mewujudkan
eksistensinya sebagai khalifah Allah dimuka bumi, yang berdasarkan kepada ajaran Al-qur’an
dan Sunnah, maka tujuan dalam konteks ini terciptanya insan kamil setelah prosespendidikan
berakhir.
Prof. H. Muhamad Daud Ali, S.H. berpendapat bahwa pendidkan adalah usaha sadar yang
dilakukan oleh manusia untuk mengembangkan potensi manusia lain atau memindahkan nilai-
nilai yang dimilikinya kepada orang lain dalam masyarakat. Proses pemindahan nilai itu dapat
dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah, pertama melalui pengajaran yaitu proses
pemindahan nilai berupa (Ilmu) pengetahuan dari seorang guru kepada murid-muridnya dari
suatu generasi kegenerasi berikutnya. kedua melalui pelatihan yang dilaksanakan dengan jalan
membiasakan seseorang melakukan pekerjaan tertentu untuk memperoleh keterampilan
mengerjakan pekerjaan tersebut.
ketiga melalui indoktrinnasi yang diselenggarakan agar orang meniru atau mengikuti apa saja
yang diajarkan orang lain tanpa mengijinkan si penerima tersebut mempertanyakan nilai-nilai
yang diajarkan.
Terkadang apabila ingin membahas seputar Islam dalam Pendidikan merupakan suatu hal yang
sangat menarik terutama dalam kaitannya dengan upaya pembangunan Sumber Daya Manusia
muslim, sebagaimana Islam di pahami sebagai pegangan hidup yang diyakini mutlak
kebenarannya akan merai arah dan landasan etis serta moral pendidikan, atau dengan kata lain
hubungan antara Islam dan pendidikan bagaikan dua sisi keping mata uang. Artinya, Islam dan
pendidikan mempunyai hubungan filosofis yang sangat mendasar baik secara ontologis,
epistimologis maupun aksiologis.
Pemikiran di atas sejalan dengan falsafah bahwa sebuah usaha yang tidak mempunyai tujuan
tidak akan mempunyai arti apa-apa. Ibarat seseorang yang bepergian tak tentu arah maka
hasilnya adalah tidak lebih dari pengalaman selam perjalanan. Pada dasarnya pendidikan
merupakan usaha yang dilakukan sehingga dalam penerapannya ia tak kehilangan arah dan
pijakn. Namun sebelum masuk dalam pembahasan mengenai fungsi dan tujuan pendidikan Islam
terlebih dahulu perlu dijelaskan apa pengertian Pendidikan Islam itu sendiri.
Zarkowi Soejati dalam makalahnya yang berjudul “Model-model Perguruan Tinggi Islam”
mengemukakan pendidikan Islam paling tidak mempunyai tiga pengertian. Pertama ; lembaga
pendidikan Islam itu pendirian dan penyelenggaraannya didorong oleh hasrat mengejawantahkan
nilai-nilai Islam yang tercermin dalam nama lemabaga pendidikan itu dan kegiatan-kegiatan
yang diselenggarakan. Kedua ; lembaga pendidikan memberikan perhatian dan
menyelenggarakan kajian tentang Islam yang tercermin dalam program sebagai ilmu yang
diperlukanseperti ilmu-ilmu lain yang menjkadi program kajian lembaga pendidikan Islam yang
bersangkutan. Ketiga ; mengandung kedua pengertian di atas dalam arti lembaga tersebut
memperlakukan Islam sebagai sumber nilai bagi sikap dan tingkah laku yang harus tercermin
dalam penyelenggaraannya maupun sebagai bidang kajian yang tercermin dalam program
kajiannya.
Endang saefudin anshari memberi pengertian secara lebih teknis pendidikan islam
sebagai proses bimbingan ( tuntunan dan ususlan ) oleh subyek didik oleh perkembangan jiwa
( pikiran,perasaan,kemanusiaan ) dan raga obyek didik dengan bahan bahan materi tertentu pada
jangka waktu tertentu dengan metode tertentu dan dengan alan dan perlengkapan yang ada kea
rah terciptanya pribadi disertai evaluasi sesuai ajaran islam.pendidikan islam adalah suatu proses
pembentukan individual berdasarkan ajaran ajaran islam yang diwahyukan Allah Swt kepada
nabi Muhammad Saw.
Sedangkan menurut hasil seminar pendidikan islam sei-ndonesia memberikan pengertian
pendidikan islam sebagai bimbingan terhadap pertumbuhan jasmani dan rohani menurut ajaran
islam hikmah mengarahkan,mengajarkan,melatih,mengasuh dan mengawasi berlakunya semua
ajaran islam.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, terdapat perbedaan antara pengertian pendidikan secara
umum dengan pendidikan Islam. Pendidikan secara umum merupakan proses pemindahan nilai-
nilai budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perbedaan tersebut dalam hal nilai-nilai
yang dipindahkan (diajarkan). Dalam pendidikan Islam, nilai-nilai yang dipindahkan berasal dari
sumber-sumber nilai Islam yakni Al-Qur’an, Sunah dan Ijtihad.
Jadi, pendidikan Islam merupakan proses bimbingan baik jasmani dan rohani berdasarkan ajaran-
ajaran agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian muslim sesuai dengan ukuran-
ukuran Islam.
2.2 Tujuan dan Fungsi Pendidikan Menurut Islam

Sebelum lebih jauh menjelaskan tujuan pendidikan Islam terlebih dahulu apa sebenarnya
makna dari “tujuan” tersebut. Secara etimologi tujuan adalah “arah, maksud atau haluan.”
Termminologinya tujuan berarti sesuatu diharapkan tercapai setelah sebuah usaha atau kegiatan
selesai. Oleh H.M. Arifin menyebutkan, bahwa tujuan proses pendidikan Islam adalah “idealitas
(cita-cita) yang mengandung nilai-nilai Islam yang hendak dicapai dalam proses kependidikan
yang berdasarkan ajaran Islam secara bertahap.
Maka secara umum, tujuan pendidikan Islam terbagi kepada: pertama tujuan umum adalah
tujuan yag akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan baik pengajaran atau dengan cara
lain. kedua, tujuan sementara adalah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah
pengalamn tertentu yang direncanakan dalam sebuah kurikulum. ketiga, tujuan akhir adalah
tujuan yang dikehendaki agar peserta didik menjadi manusia-manusia sempurna (insan kamil)
setelah ia menghabisi sisa hidupnya. Sementara keempat tujuan oprasional adalah tujuan praktis
yang akan dicapai dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu.
Sementara itu dalam Konferensi Internasional Pertama tentang Pendidikan Islam di Mekah pada
tahun 1977 merumuskan tujuan pendidikan Islam sebagai berikut :
“Pendidikan bertujuan mencapai pertumbuhan kepribadian manusia yang menyeluruh
secara seimbang melalui latihan jiwa, intelek, diri manusia yang rasional ; perasaan dan indera.
Oleh karena itu pendidikan harus mencakup pertumbuhan manusia dalam segala aspeknya ;
spritual, intelektual, imajinatif, fisik, ilmiah, bahasa, baik secara individu maupun secara
kolektif, dan mendorong semua aspek ini ke arah kebaikan untuk mencapai kesempurnaan.
Tujuan akhir pendidikan muslim terletak pada perwujudan ketundukkan yang sempurna kepada
Allah baik secara pribadi, komunitas, maupun seluruh umat manusia”.
Konsep di atas sejalan dengan rumusan tujuan pendidikan Islam, yaitu meningkatkan
keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman anak tentang Islam, sehingga menjadi
manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt serta berakhlak mulia dalam
kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sehingganya dalam konteks ini
pendidikan Islam haruslah senantiasa mengorientasikan diri kepada menjawab kebutuhan dan
tantangan yang muncul dalam masyarakat kita sebagai konsekuensi logis dari perubahan.
Dapat pula katakan, bahwa tujuan pendidikan Islam adalah kepribadian muslim, yaitu
sesuatu kepribadian yang seluruh aspeknya dijiwai oleh ajaran Islam. Orang yang dalam
kepribadian muslim dalam Al-qur’an disebut “Muttaqin” karena itu Pendidikan Islam berarti
pula pembentukan manusia yang bertakwa, sebagaimana konsep pendidikan nasional yang
dituangkan dalam tujuan pendidikan nasional yang akan membentuk manusia pancasilais yang
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dengan demikian jika dilakukan rekonstruksi, maka menurut Islam ilmu yang selayaknya
dikuasai manusia merupakan perpaduan dari ilmu – ilmu yang diperoleh manusia melalui
kawasan alam semesta dengan ilmu yang dikirim melalui wahyu yang dapat ditangkap oleh para
nabi dan rasul. Dalam perspektif pendidikan Islam yang menyiapkan manusia agar dapat
melakukan perannya, baik sebagai khalifah maupun sebagai ‘abd, maka ilmu yang wajib
dituntut adalah ilmu yang sifatnya terpadu, dan inilah ciri khas pendidikan Islam.
Dilihat dari tujuan pendidikan di atas maka dengan sendirinya terimplisit fungsi
pendidikan Islam. Dapat diartikan fungsi Pendidikan Islam adalah untuk menjaga keutuhan
unsur–unsur individu anak didik dengan mengoptimalkan potensinya dalam garis keridhaan
Allah, serta mengoptimalkan perkembangannya untuk bertahan hidup terhadap aspek
keterampilan setiap anak. Pendidikan Islam adalah pendidikan terbuka.
Artinya Islam mengakui adanya perbedaan, akan tetapi perbedaannya yang hakiki
ditentukan oleh amalnya. Oleh karena itu pendidikan Islam pada dasarnya terbuka, demokratis,
dan universal. Keterbukaan tersebut ditandai dengan kelenturan untuk mengadopsi (menyerap)
unsur–unsur positif dari luar, sesuai perkembangan dan kebutuhan masyarakatnya, dan tetap
menjaga dasar–dasarnya yang original yang bersumber pada Al-Qur’an dan Al-hadits.
Singkatnya, pendidikan Islam secara ideal berfungsi membina dan menyiapkan anak-
anak dalam keluarga termasuk anak didik yang berilmu, berteknologi, berketerampilan tinggi
dan sekaligus beriman dan beramal saleh. Oleh karena itu penjabaran materi pendidikan Islam
tidak hanya berkisar pada hal–hal yang berkaitan dengan masalah–masalah ubudiyah yang khas
(khusus) seperti shalat, puasa, zakat, haji dan lain–lain, akan tetapi ubudiyah yang lebih umum
dan luas, yaitu pengembangan ilmu sosial sehingga anak dapat berinteraksi dengan
lingkungannya secara baik maupun pengembangan pengetahuan dan teknologi yang sangat
bermanfaat dalam meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan.
Dengan demikian pendidikan menyandang misi keseluruhan aspek kebutuhan hidup serta
perubahan-perubahan yang terjadi. Akibat logisnya, pendidikan senantiasa mengundang
pemikiran dan kajian baik secara konseptual maupun oprasionalnya. Sehingga diperoleh
relevansi dan kemampuan menjawab tantangan serta memcahkan masalah-masalah yang
dihadapi oleh umat Islam.

2.2 Bagaimana membentuk karakter yang benar dalam agam islam

Pendidikan karakter menjadi isu penting dalam dunia pendidikan akhir-akhir ini, hal ini
berkaitan dengan fenomena dekadensi moral yang terjadi ditengah – tengah masyarakat maupun
dilingkungan pemerintah yang semakin meningkat dan beragam. Kriminalitas, ketidak adilan,
korupsi, kekerasan pada anak, pelangggaran HAM, menjadi bukti bahwa telah terjadi krisis jati
diri dan karakteristik pada bangsa Indonesia. Budi pekerti luhur, kesantunan, dan relegiusitas
yang dijunjung tinggi dan menjadi budaya bangsa Indonesia selama ini seakan-akan menjadi
terasa asing dan jarang ditemui ditengah-tengah masyarakat. Kondisi ini akan menjadi lebih
parah lagi jika pemerintah tidak segera mengupayakan program-program perbaikan baik
yangbersifat jangka panjang maupun jangka pendek.
Pendidikan karakter menjadi sebuah jawaban yang tepat atas permasalahan-permasalahan
yang telah disebut di atas dan sekolah sebagai penyelenggara pendidikan diharapkan dapat
menjadi tempat yang mampu mewujudkan misi dari pendidikan karakter tersebut. Salah satu
alternatif yang dapat dilakukan dalam melaksanakan pendidikan karakter disekolah adalah
mengoptimalkan pembelajaran materi pendidikan agama Islam (PAI). Peran pendidikan agama
khususnya pendidikan agama Islam sangatlah strategis dalam mewujudkan pembentukan
karakter siswa.
Pendidikan agama merupakan sarana transformasi pengetahuan dalam aspek keagamaan (aspek
kognitif), sebagai sarana transformasi norma serta nilai moral untuk membentuk sikap (aspek
afektif), yang berperan dalam mengendalikan prilaku (aspek psikomotorik) sehingga tercipta
kepribadian manusia seutuhnya. Pendidikan Agama Islam diharapkan mampu menghasilkan
manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan berakhlak mulia, akhlak mulia
mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan.1 Manusia seperti
itu diharapkan tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan perubahan yang muncul
dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun global.
Istilah karakter dihubungkan dan dipertukarkan dengan istilah etika, ahlak, dan atau nilai dan
berkaitan dengan kekuatan moral, berkonotasi “positif” bukan netral.2 Oleh karena itu
Pendidikan karakter secara lebih luas dapat diartikan sebagai pendidikan yang mengembangkan
nilai budaya dan karakter bangsa pada diri peserta didik sehingga mereka memiliki nilai dan
karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya
sebagai anggota masyarakat, dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif, dan kreatif.
Konsep tersebut harus disikapi secara serius oleh pemerintah dan masyarakat sebagai jawaban
dari kondisi riil yang dihadapi bangsa Indonesia akhir-akhir ini yang ditandai dengan
maraknyatindakan kriminalitas, memudarnya nasionalisme, munculnya rasisme, memudarnya
toleransi beragama serta hilangnya religiusitas dimasyarakat, agar nilai- nilai budaya bangsa
yang telah memudar tersebut dapat kembali membudaya ditengah-tengah masyarakat. Salah satu
upaya yang dapat segera dilakukan adalah memperbaiki kurikulum dalam sistem pendidikan
nasional yang mengarahkan pada pendidikan karakter secara nyata.
Namun selama ini proses pembelajaran yang terjadi hanya menitik beratkan pada
kemampuan kognitif anak sehingga ranah pendidikan karakter yang tercantum dalam tujuan
pendidikan nasional tersebut hanya sedikit atau tidak tersentuh sama sekali. Hal ini terbukti
bahwa standar kelulusan untuk tingkat sekolah dasar dan menengah masih memberikan
prosentase yang lebih banyak terhadap hasil Ujian Nasional daripada hasil evaluasi secara
menyeluruh terhadap semua mata pelajaran. Pendidikan karakter bukanlah berupa materi yang
hanya bisa dicatat dan dihafalkan serta tidak dapat dievaluasi dalam jangka waktu yang pendek,
tetapi pendidikan karakter merupakan sebuah pembelajaran yang teraplikasi dalam semua
kegiatan siswa baik disekolah, lingkungan masyarakat dan dilingkungan dirumah melalui proses
pembiasaan, keteladanan, dan dilakukan secara berkesinambungan. Oleh karena itu
keberhasilan pendidikan karakter ini menjadi tanggung jawab bersama antara sekolah,
masyarakat dan orangtua. Evaluasi dari Keberhasilan pendidikan karakter ini tentunya tidak
dapat dinilai dengan tes formatif atau sumatif yang dinyatakan dalam skor. Tetapi tolak ukur dari
keberhasilan pendidikan karakter adalah terbentuknya peserta didik yang berkarakter;
berakhlak,berbudaya, santun, religius, kreatif, inovatif yang teraplikasi dalam kehidupan
disepanjang hayatnya. Oleh karena itu tentu tidak ada alat evaluasi yang tepat dan serta merta
dapat menunjukkan keberhasilan pendidikan karakter.
Konfigurasi karakter sebagai sebuah totalitas proses psikologis dan sosial-kultural dapat
dikelompokan dalam Keempat proses psikososial (olah hati, olah pikir, olah raga, dan karsa)
tersebut secara holistik dan koheren memiliki saling keterkaitan dan saling melengkapi, yang
bermuara pada pembentukan karakter yang menjadi perwujudan dari nilai-nilai luhur.
Pendidikan karakter menjadi salah satu akses yang tepat dalam melaksanakan character building
bagi generasi muda; generasi yang berilmu pengetahuan tinggi dengan dibekali iman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, cakap, kreatif.
Konsep pendidikan karakter sebenarnya telah ada sejak zaman rasulullah SAW. Hal ini
terbukti dari perintah Allah bahwa tugas pertama dan utama Rasulullah adalah sebagai
penyempurna akhlak bagi umatnya. Pembahasan substansi makna dari karakter sama dengan
konsep akhlak dalam Islam, keduanya membahas tentang perbuatan prilaku manusia. Al-Ghazali
menjelaskan jika akhlak adalah suatu sikap yang mengakar dalam jiwa yang darinya lahir
berbagai perbuatan dengan mudah dan gampang tanpa perlu adanya pemikiran dan
pertimbangan. Suwito menyebutkan bahwa akhlak sering disebut juga ilmu tingkah laku atau
perangai, karena dengan ilmu tersebut akan diperoleh pengetahuan tentang keutamaan-
keutamaan jiwa; bagaimana cara memperolehnya dan bagaiman membersihkan jiwa yang telah
kotor.
Sedangkan arti dari Karakter adalah nilai-nilai yang khas-baik (tahu nilai kebaikan, mau
berbuat baik, nyata berkehidupan baik, dan berdampak baik terhadap lingkungan) yang terpateri
dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku. Karakter secara koheren memancar dari hasil
olah pikir, olah hati, olah raga, serta olah rasa dan karsa seseorang atau sekelompok orang.10
Pembahasan tentang pengertian dasar antara akhlak dan karakter tersebut diatas mengisyaratkan
substansi makna yang sama yaitu masalah moral manusia; tentang pengetahuan nilai-nilai yang
baik, yang seharusnya dimiliki seseorang dan tercermin dalam setiap prilaku serta perbuatannya.
Prilaku ini merupakan hasil dari kesadaran dirinya sendiri. Seseorang yang mempunyai nilai-
nilai baik dalam jiwanya serta dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari disebut
orang yang berakhlak atau berkarakter.Akhlak atau karakter dalam Islam adalah sasaran utama
dalam pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa hadits nabi yang menjelaskan tentang
keutamaan pendidikan akhlak salah satunya.
Hadits

“ajarilah anak-anakmu kebaikan, dan didiklah mereka”

Memunculkan konsep pendekatan yang menyeluruh dalam pendidikan Islam yaitu


meliputi unsur pengetahuan, akhlak dan akidah. lebih luas Ibnu Faris menjelaskan bahwa konsep
pendidikan dalam Islam adalah membimbing seseorang dengan memperhatikan segala potensi
paedagogik yang dimilikinya, melalui tahapan-tahapan yang sesuai, untuk didik jiwanya,
akhlaknya, akalnya, fisiknya,agamanya, rasa sosial politiknya, ekonominya, keindahannya, dan
semangat jihadnya. Hal ini memunculkan konsep pendidikan akhlak yang komprehensif, dimana
tuntutan hakiki dari kehidupan manusia yang sebenarnya adalah keseimbangan hubungan antara
manusia dengan tuhannya, hubungan manusia dengan sesamanya serta hubungan manusia
dengan lingkungan disekitarnya. Akhlak selalu menjadi sasaran utama dari proses pendidikan
dalam Islam, karena akhlak dianggap sebagai dasar bagi keseimbangan kehidupan manusia yang
menjadi penentu keberhasilan bagi potensi paedagogis yang lain.

Prinsip akhlak terdiri dari empat


hal yaitu:

1. Hikmah ialah situasi keadaan psikis dimana seseorang dapat


membedakan antara hal yang benar dan yang salah.

2. Syajaah (kebenaran) ialah keadaan psikis dimana seseorang


melampiaskan atau menahan potensialitas aspek emosional
dibawah kendali akal.

3. Iffah (kesucian) ialah mengendalikan potensialitas selera atau


keinginan dibawah kendali akal dan syariat.

4. ‘adl (keadilan) ialah situasi psikis yang mengatur tingkat emosi


dan keinginan sesuai kebutuhan hikmah disaat melepas atau mlampiaskannya.
2.3 Mengembangkan nlai – nilai spiritual dan moral
Pendidikan agama islam memiliki peran penting dalam mengembangkan nilai nilai
spiritual dan moral pada individu.dalam konteks ini pendidikan agama islam bukan hanya
tentang mempelajari ajaran ajaran agama tetapi juga mengaplikasikan nilai nilai tersebut dalam
kehidupan sehari hari ,dengan demikian pendidikan agam islam dapat menjadi landasan yang
kuat dalam membentuk karakter yang baik dan menjadikan individu yang memilikinkesadaran
spiritual serta moral yang tinggi.
Contoh :

1. Memahami Nilai-nilai Spiritual dalam Pendidikan Agama Islam: Pendidikan Agama


Islam berfokus pada memahami dan mengembangkan nilai-nilai spiritual. Nilai-nilai
seperti ketakwaan kepada Allah, keikhlasan, kesabaran, dan syukur merupakan nilai-
nilai yang diajarkan dalam Islam. Melalui pemahaman yang mendalam terhadap
nilai-nilai ini, individu dapat mengembangkan kesadaran spiritual, hubungan yang
lebih dekat dengan Allah, dan rasa keterikatan yang lebih dalam terhadap kehidupan.

2. Membangun Moralitas yang Tinggi melalui Pendidikan Agama Islam: Pendidikan


Agama Islam juga bertujuan untuk membentuk moralitas yang tinggi pada individu.
Ajaran-ajaran Islam memberikan pedoman moral yang jelas dalam berbagai aspek
kehidupan, termasuk hubungan sosial, etika bisnis, integritas pribadi, dan keadilan.
Dengan memahami dan menginternalisasi nilai-nilai moral ini, individu akan menjadi
pribadi yang bertanggung jawab, jujur, adil, dan peduli terhadap sesama.

3. Integrasi Pendidikan Agama Islam dalam Kurikulum: Penting untuk


mengintegrasikan pendidikan agama Islam dalam kurikulum pendidikan formal.
Dalam konteks ini, mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dapat disusun dengan
metode yang interaktif dan menyenangkan, agar siswa dapat lebih terlibat dan
memahami ajaran-ajaran agama dengan baik. Selain itu, penting juga untuk
mengaitkan nilai-nilai agama dalam pelajaran lainnya, seperti sains, matematika,
bahasa, dan seni, sehingga siswa dapat melihat hubungan yang erat antara agama
dengan kehidupan sehari-hari.

4. Peran Guru dalam Mengembangkan Nilai-nilai Spiritual dan Moral: Guru memiliki
peran sentral dalam mengembangkan nilai-nilai spiritual dan moral melalui
pendidikan agama Islam. Guru perlu menjadi contoh yang baik dalam menerapkan
nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, guru juga perlu
menggunakan pendekatan yang tepat, seperti diskusi, cerita, dan kegiatan praktis,
untuk membantu siswa memahami dan menginternalisasi nilai-nilai agama - agama.
Penerapan Nilai-nilai Spiritual dan Moral dalam Kehidupan Sehari-hari: Pendidikan
Agama Islam tidak hanya berhenti pada pemahaman konseptual, tetapi juga harus mengarah
pada penerapan nilai-nilai spiritual dan moral dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pembiasaan
dan pengamalan ajaran-ajaran agama, individu dapat menjadikan nilai-nilai tersebut sebagai
prinsip panduan dalam menghadapi berbagai situasi kehidupan. Hal ini akan membantu individu
menjadi lebih sadar dan bertanggung jawab dalam tindakan serta keputusan yang diambil.
Maka Pendidikan Agama Islam memiliki peran krusial dalam mengembangkan nilai-nilai
spiritual dan moral pada individu. Melalui pemahaman yang mendalam, integrasi dalam
kurikulum, peran guru yang baik, dan penerapan nilai-nilai dalam kehidupan sehari-hari,
individu dapat membangun karakter yang kuat, memiliki kesadaran spiritual yang tinggi, dan
bertindak berdasarkan prinsip moralitas yang luhur. Pendidikan Agama Islam menjadi landasan
penting dalam membentuk individu yang bermanfaat bagi diri sendiri, masyarakat, dan
lingkungan.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Pendidikan islam yang sejalan dengan konsep pendidikan menurut Al – Qur’an
terangkum dalam tiga konsep yaitu pendidikan tarbiyah,ta’lim dan ta’bib.pendidikan dalam
konsep tarbiyah lebih menerangkan pada manusia bahwa allah memberikan pada manusia bahwa
allah memberikan pendidikan melalui utusan Nya yaitu Rasulullah Saw dan selanjutnya rasul
menyampaikan kepada para ulama menyampaikan kepada manusia.sedangkan pendidikan dalam
konsep ta’lim merupakan proses transfer ilmu pengetahuan untuk peserta didik.kemudia ta’bib
merupakan konsep atau proses mendidik yang lebih tertuju pada ahlak manusia.
Konsep pendidikn menurut Al – Qur’an terangkum dalam ayat ayat yang berhubungan dengan
pendidikan didalam kitab Al – Qur’an itu sendiri seperti ayat ayat yang telah dijelaskan yaitu
surah al – Baqarah ayat 31-34,129 dan 151 menjelaskan tentang pelajaran yang diberikan Allah
kepada nabi adam as dan pokok pokok pendidikan yang diberikan rasul kepada umatnya . surah
Luqman ayat 13 – 14 berisi tentang konsep pendidikan orang tua terhadap anak.

DAFTAR PUSTAKA

Anshari,Endang saefuddin pokok pokok pikiran tentang islam, usaha enterprise Jakarta 1976
Arifin,Muzayin filsafat pendidikan islam,Jakarta bumi aksara 2003
Departemen agama republic Indonesia,Al-quran dan terjemahannya bandung gema risalah press
1992
Departemen pendidikan dan kebudayaan KBBI / Jakarta : balai pustaka 1955
Abd al – ghani abud ,dirasat muqaranatli,tarikh albiyah,( kairo : al – fikr al – arabi 1987 ) ,h,203
Di tulis oleh Ibrahim Lubis ( haidar putra daulay,pemberdayaan pendidikan islam di
Indonesia ,Jakarta rineka cipta 2009 )
Penulis Fakultas Agama Islam

Anda mungkin juga menyukai