Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KONSEP DASAR PENDIDIKAN ISLAM

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Islam

Dosen Pengampu: Novela Juliana, S.pd., M.pd.

Oleh Kelompok 5:

Nazwa Aqila Zahara (12311224612)

Nisa Fazira (12311224173)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM

PEKANBARU

2023

1
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT berkat limpahan


rahmat, karunia dan kuasa-Nya kepada penulis. Sehingga penulis mampu
menyelesaikan tugas makalah pada mata perkuliahan pembelajaran Filsafat
Pendidikan Islam tentang “ Konsep Dasar Pendidikan Islam” dengan dosen
pengampu Ibu Novela Juliana, S.pd., M.pd.

Shalawat beserta salam juga disanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW


yang telah membawa umat dari alam kebodohan kepada alam yang penuh dengan
ilmu pengetahuan.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat menambah wawasan dan


pengetahuan tentang Konsep Dasar Pendidikan Islam, penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari serta pengertian dan ketentuannya.

Penulisan makalah ini telah diupayakan semaksimal mungkin, namun


disadari bahwa masih terdapat berbagai kekurangan yang disebabkan oleh
keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimiliki. Karena itu, diharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun guna kesempurnaannya dan semoga makalah ini
dapat memberi manfaat bagi semua pihak. AamiinYa Rabbal ’Alamin.

Pekanbaru, September 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................3
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...............................................................................................................4
A. Latar Belakang............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................5
C. Tujuan..........................................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..................................................................................................................6
A. Pengertian konsep dasar pendidikan islam.................................................................6
1. Al-Ta’lim.................................................................................................................6
2. Al-Tarbiyah..............................................................................................................7
3. Al-Ta’dib..................................................................................................................7
B. Asas-Asas Pendidikan Islam.......................................................................................9
C. Asensi Tujuan Pendidikan Islam...............................................................................14
D. Rumusan world conference of muslim tentang pendidikan islam............................16
BAB III..............................................................................................................................20
PENUTUP..........................................................................................................................20
A. kesimpulan................................................................................................................20
B. Saran..........................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................21

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan Islam mempunyai peranan yang sangat strategis dalam
meningkatkan sumber daya manusia (SDM), yang mana dalam ajaran Islam
menempatkan manusia sebagai kesatuan yang utuh antara sisi duniawi maupun
ukhrowi. Manusia telah diamanahi sebagai khalifah oleh Allah SWT di muka
bumi dengan tugas mensejahterakan dan memakmurkan kehidupan manusia itu
sendiri.
Seiring perkembangan zaman, pembahasan konsep dan pendidikan
semakin meluas dan memiliki ruang yang signifikan untuk terus dikaji ulang. Ada
tiga alasan yang melatarbelakangi terjadinya hal itu : pertama, pendidikan
melibatkan perserta didik, pendidik dan penanggung jawab pendidikan, yang
ketiganya merupakan sosok manusia yang dinamis; kedua, perlunya inovasi
pendidikan untuk mengimbangi perkembangan sains dan teknologi; ketiga,
tuntutan dari globalisasi dalam segala hal. Ketiga alasan diatas merupakan
tantangan yang harus dijawab oleh dunia pendidikan, agar manusia terus
melangsungkan kehidupannya dalam kondisi yang dinamis, inovatif dan
mengglobal ini.
Penjabaran manusia dalam mengkaji pendidikan itu sendiri memunculkan
berbagai konsep dan teori pendidikan sesuai degan wacana dan cara pandang
mereka. Salah satunya yakni konsep pendidikan islam yang didasarkan atas nilai-
nilai dogmatis islam sebagai wahyu ilahi tanpa mengesampingkan sumber-sumber
komponen lain dalam pendidikan.

4
B. Rumusan Masalah
1. apa pengertian konsep dasar pendidikan islam?

2. apa maksud dari Al-Ta’lim, Al-Tarbiyah dan Al-Ta’dib?

3. apa saja asas-asas pendidikan islam?

4. Apa saja esensi tujuan pendidikan islam?

5. Apa rumusan world conference of muslim education tentang pendidikan islam?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian konsep dasar pendidikan islam.

2. Mengetahui maksud dari Al-Ta’lim, Al-Tarbiyah dan Ala’dib.

3. Mengetahui asas-asas pendidikan islam.

4. Mengetahui esensi tujuan pendidikan islam.

5. Mengetahui hasil rumusan world conference of muslim education tentang


pendidikan islam.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian konsep dasar pendidikan islam


Ilmu pendidikan islam merupakan sebuah studi tentang proses pendidikan
yang berdasarkan nilai-nilai filosofis ajaran islam dengan sebagai dasarnya adalah
sumber hukum islam yakni al-quran dan sunnah. Dengan kata lain, ilmu
pendidikan islam merupakan ilmu pendidikan yang berdasarkan islam atau ilmu
pendidikan yang berkerakter islam.
Teori-teori dan konsep Dalam ilmu pedidikan islam tidak hanya harus
dapat dipertanggungjawabkan secara akademik-ilmiah,namun juga harus bisa
diperaktekkan atau diaplikasikan secara operasional dalam pendidikan. Secara
umum, pendidikan islam adalah usaha sadar dan terencana dalam menyiapkan
peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengimani ajaran
agama islam yang disertai dengan tuntunan saling menghormati penganut agama
lain dalam konteks kerukunan antar umat beragama guna mewujutkan kesatuan
dan persatuan bangsa.
Adapun pengertian pendidikan secara luas adalah “segala sesuatu yang
menyangkut proses perkembangan dan pengembangan manusia, yaitu upaya
menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai bagi anak didik sehingga nilai-nilai
yang terkandung dalam pendidikan menjadi bagian dari kepribadian anak yang
pada gilirannya ia menjadi pandai,baik mampu hidup dan berguna bagi
masyarakat.
Sedangkan kaitannya dengan islam, maka ada tiga istilah umum yang
sering digunakan dalam pendidikan (islam), yaitu:

1. Al-Ta’lim
At-ta’lim adalah ilmu teoritik, kreativitas, komitmen tinggi dalam
mengembangkan ilmu, serta sikap hidup yang menjujung tinggi nilai-nilai ilmiah.
Secara etimologi, ta’lim berkonotasi pembelajaran, yaitu semacam proses
transfer ilmu pengetahuan. Hakekat ilmu pengetahuan bersumber dari Allah SWT.

6
Adapun proses pembelajaran ta’lim secara simbolis dinyatakan dalam informasi
al-Qur’an ketika penciptaan Nabi Adam AS oleh Allah SWT, ia menerima
pemahaman tentang konsep ilmu pengetahuan langsung dari penciptanya. Proses
pembelajaran ini disajikan dengan menggunakan konsep ta’lim yang sekaligus
menjelaskan hubungan antara pengetahuan adam as dengan tuhannya
(Jalalaluddin,2001:122)

2. Al-Tarbiyah
Kata Tarbiyah berasal dari kata dasar "rabba" “yurabbi” menjadi
"tarbiyah" yang mengandung arti memelihara, membesarkan dan mendidik.
Dalam statusnya sebagai khalifah berarti manusia hidup di alam mendapat kuasa
dari Allah untuk mewakili dan sekaligus sebagai pelaksana dari peran dan fungsi
Allah di alam. Dengan demikian manusia sebagai bagian dari alam memiliki
potensi untuk tumbuh dan berkembang bersama alam lingkungannya. Tetapi
sebagai khalifah Allah maka manusia mempunyai tugas untuk memadukan
pertumbuhan dan perkembangannya bersama dengan alam.

3. Al-Ta’dib
Al-ta' dib berarti pengenalan dan pengetahuan secara berangsur-angsur
ditanamkan ke dalam diri manusia (peserta didik) tentang tempat-tempat yang
tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan. Dengan pendekatan ini
pendidikan akan berfungsi sebagai pembimbing ke arah pengenalan dan
pengakuan tempat Tuhan yang tepat dalam tatanan wujud dan kepribadiannya.

Ahmad D. Marimba menyatakan pendidikan Islam adalah "bimbingan


jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada
terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran Islam atau memiliki kepribadian
muslim."
Mushtafa Al-Ghulayani berpendapat bahwa pendidikan Islam adalah
menanamkan akhlak yang mulia ke dalam jiwa anak dalam masa pertumbuhannya

7
dan menyiraminya dengan petunjuk dan nasihat, sehingga akhlak mereka menjadi
salah satu kemampuan yang meresap dalam jiwanya dan mewujudkan keutamaan,
kebaikan, dan cinta bekerja bagi kemanfaatan tanah air.
Setidak-tidaknya ada tiga poin yang dapat disimpulkan dari beberapa
pengertian pendidikan Islam di atas, yaitu: pertama, pendidikan Islam
menyangkut aspek jasmani dan rohani. Keduanya merupakan satu kesatuan yang
tidak bisa dipisahkan. Oleh karena itu pembinaan terhadap keduanya harus
seimbang (tawazun). Kedua, Pendidikan Islam berdasarkan konsepsinya pada
nilai-nilai religius. Ini berarti bahwa pendidikan Islam tidak mengabaikan teologis
sebagai sumber dari ilmu itu sendiri.
Sebagaimana firman Allah:
Artinya: "dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman:
"Sebutkanlah kepada-Ku nama benda- benda itu jika kamu mamang benar
orangorang yang benar!" (QS. Al-Baqarah [2] : 31)
Dari ayat di atas menunjukkan adanya epistemologi dalam Islam, yakni
bahwa ilmu pengetahuan bersumber dari yang satu, Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Ketiga, adanya unsur takwa sebagai tujuan yang harus dicapai. Sebagaimana kita
ketahui, bahwa takwa merupakan benteng yang dapat berfungsi sebagai daya
tangkal terhadap pengaruh-pengaruh negatif yang datang dari luar.

Berdasarkan pengertian dari tiga poin di atas dapat disimpulkan bahwa


pendidikan Islam adalah "bimbingan yang diberikan oleh seseorang agar ia
berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.

8
B. Asas-Asas Pendidikan Islam
Dalam kamus Bahasa Indonesia, asas memiliki arti suatu kebenaran yang
menjadi pokok dasar atau tumpuan berfikir (berpendapat). Kosakata prinsip juga
memiliki kemiripin makna dengan asas. Asas-asas pendidikan adalah
perkembangan dan keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat, jasmani
dan rohani, atau antara kehidupan material dan spiritual. Maka dari itu asas-asas
pendidikan Islam adalah prinsip pendidikan yang menjadikan kebenaran sebagai
pokok dasar dalam merencanakan dan melaksanakan pendidikan Islam.
Asas-asas tersebut bersumber baik dari kecenderungan umum pendidikan
didunia maupun yang bersumber baik dari pemikiran dan pengalaman sepanjang
sejarah upaya pendidikan di Indonesia. Diantara berbagai asas tersebut, tiga buah
asas akan dikajilebih lanjut dalam paparan ini:

A. Asas Tut Wuri Handayani


Asas tutwuri handayani, yang kini menjadi semboyan Depdikbud, pada
awalnya merupakan salah satu dari ”Asas 1922” yakni tujuh buah asas dari
perguruan nasional taman siswa (didirikan 3 juli 1922).
Sebagai asas pertama, tutwuri handayani merupakan inti dari sistem
among dari perguruan itu. Asas maupunsemboyan tutwuri handayaniyang
dikumandangkan oleh kihajar dewanatara itumendapat tanggapan positif dari
Drs. R.m.p sustra kartono (filsafat dan ahli bahsa), yakni ketiga semboyan
tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas, yakni:
1. Ing Ngrasa Sung Tulada (jika didepan, menjadi contoh)
2. Ing Madya Mangun Karsa (jika ditengah-tengah, membangkitkan
kehendak,hasrat adalah motivasi)
3. Tut Wuri Handayani (jika dibelakang, mengikut dengan asas)

2. Asas Belajar Sepanjang Hayat


Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut
pandangdari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long education).
Pendidikan seumur hidup merupakan konsep. Oleh karena itu,UNESCO Institute

9
for education(UIE Hamburg) menetapkan suatu devinisi kerja yakni pendidikan
seumur hidupadalah pendidikan yang harus meliputi:
1. Meliputi seluruh hidup setiap individu.
2. Mengarah kepada pembentukan, pembaharuan, peningkatan, dan sikap
yangdapat meningkatkan kondisi hidupnya.
3. Tujuan akhirnya adalah mengembangkan penyadaran diri setiap individu.

3. Asas Kemandirian dalam Belajar

Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan mendapatkan guru


dalam peran utama sebagai fasilitator dan motivator, di samping peran-peran yang
lain :Informasi, organisasai dan lain-lain.

Macam-Macam Asas-Asas Pendikan:

1. Asas Sejarah (Historis)

Faktor sejarah dianggap sebagai salah satu faktor budaya yang paling
penting yang mempengaruhi filsafat pendidikan, misalnya kepribadian nasional
yang menjadi dasar filsafat pendidikan diberbagai masyarakat yang menjadi dasar
filsafat pendidikan. Karena dengan mengetahui sejarah maka kita dapat belajar
lebih banyak bagaimana kita harus bersikap sehingga kita tidak akan mengulangi
kesalahan yang sama dengan kesalahan yang pernah di lakukan oleh nenek
moyang terdahulu sehingga menjadikan seseorang itu lebih baik.

Sejarah juga bisa membuat seseorang menghargai orang lain. Misalnya


saat seorang pelajar Indonesia mempelajari sejarah kemerdekaan Indonesia, aka
akan menjadikan pelajar itu lebih menghargai para pahlawan karena jerih
payahnya memperjuangkan kemerdekaan.

2. Asas Sosial

Pendidikan merupakan salah satu bentuk interaksi antar manusia. Aspek-


aspek sosial pendidikan dapat digambarkan sengan memandang ketergantungan
antara individu yang satu dengan yang lainnya. Dimensi-dimensi yang sering
dibicarakan dalam sosial pendidikan antara lain adalah sebagai berikut :

a) Fungsi-fungsi sosial yang dimainkan oleh pendidikan yang berlaku disekolah,


misalnya pewarisan budaya dari generasi tua ke generasi muda.

b) Ciri-ciri budaya yang dominan dalam kawasan tertentu di sekolah.

10
Misalnya istilah “pesantren” di Indonesia, sedangkan di Arab namanya “kuttab”

c) Faktor-faktor organisasi dari sistem birokrasi. Adanya sistem administrasiyang


hirarkis dan berlaku pada tiap organisasi yang berlaku disekolah.

d) Sistem pendidikan. Tidak ada sistem pendidikan yang tetap dan statis,sistem
pendidikan selalu berubah karena mengikuti perkembangan jaman.

Asas yang memerhatikan penciptaan suasana sosial yang dapat


membaangkitkan semangat kerja sama antara peserta didik dengan pendidik dan
masyarakat sekitarnya dalam menerima pelajaran agar lebih berdaya guna dan
berhasil guna. Pendidik dapat memfungsikan sumber-sumber fasilitas dari
masyarakat untuk kepentingan pelajarannya dengan membawa peserta didik untuk
karyawisata, survei, pengabdian masyarakat (service projct), dan perkemahan
(school camping). Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda :

“Sebaik-baik manusia adalah mereka yang paling banyak manfaatnya


terhadap manusia lain.”

3. Asas Ekonomi

Dalam bidang ekonomi, yang sangat relevan dengan pendidikan biasanya


adalah hal-hal yang berkaitan dengan investmen dan hasilnya. Artinya, kalau
modal yang ditanam sekian maka akan mengharapkan keuntungan dari hal itu.
Negara–negara industri memerlukan waktu lebih banyak untuk belajar, iniartinya
lebih banyak investasi dalam pendidikan. Sedangkan dinegara tertentu waktu
belajar lebih sedikit dan tentunya budgetnya juga lebih sedikit. Hasil dari
pendidikan tidak harus selalu bersifat uang, tetapi hal-hal yang tidak bersifat
benda. Misalnya status, kesempatan, maupun penghargaan.

4. Asas politik dan administrasi

Salah satu aspek politik yaitu ideologi. Ideologi inilah yang ingin
diterapkan disuatu negara melalui pendidikan, tetapi pelaksanaanya harus
mempertimbangkan aspek-aspek administratif supaya bisa berkembang dengan
baik. Sebenarnya asas ini sangat berkaitan dengan sistem pendidikan. Karena jika
sistem pendidikan berubah, maka administrasinya pun ikut berubah.Faktor-faktor
yang menyebabkan berkembangnya administrasi pendidikan antaralain:

a) Beralihnya status lembaga pendidikan. Misalnya dari pondok


mengajimenjadi sekolah formal. Atau dari STAIN ke IAIN maupun ke UIN.

b) Perluasan pendidikan di daerah-daerah tertentu.

c) Perubahan dan perkembangan yang berlaku pada sifat-sifat pengajaran


dantujan pendidikan.

11
d) Mengggunakan metode perencanaan ilmiah bagi pertumbuhan
ekonomi,sosial, dan budaya.

5. Asas Psikologi

Hubungan psikologi dengan pendidikan yaitu bagaimana budaya,


keterampilan, dan nilai-nilai masyarakat dipelajari, dari generasi tua hingga
generasi muda agara identitas masyarakat terpelihara. Dengan adanya psikologi
maka pendidik akan tahu bagaimana sifat-sifat dan perilaku peserta didik sehingga
mampu menyampaikan materi dengan baik dan disesuaikan dengan
perkembangan peserta didik sehingga tujuan pendidikan akan tercapai.

6. Asas Motivasi

Pendidik harus berusaha membangkitkan minat peserta didiknya sehingga


seluruh perhatian mereka tertuju dan terpusat pada bahan pelajaran yang sedang
disajikan. Asas motivasi dapat diupayakan melalui pengajaran dengan cara yang
menarik sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik, mengadakan selingan
yang sehat, menggunakan alat-alat perasa yang sesuai dengan sifatmateri,
menghindari pengaruh yang mengganggu konsentrasi peserta didik, mengadakan
kompetesi sehat dengan memberikan hadiah hukuman yang bijaksana.

7. Asas Apersepsi

Mengalami dalam proses belajar erarti menghayati suatu situasi aktual


yang sekaligus menimbulkan respon-respon tertentu dari pihak peserta didik,
sehingga memperoleh perubahan pola tingkah laku (pematangan dan kedewasaan)
perubahan dalam perbendaharaan konsep-konsep (pengertian), dan kekayaan akan
informasi. Apersepsi adalah gejala jiwa yang dialami jika kesan baru masuk ke
dalam kesadaran seseorang yang berjalin dengan kesan-kesanlama yang sudah
dimiliki disertai proses pengelolaan, sehingga menjadi kesanyang lebih luas. Asas
apersepsi bertujuan menghubungkan bahan pelajaran yangakan diberikan dengan
apa yang telah dikenal oleh peserta didik.

8. Asas Korelasi

Peristiwa belajar mengajar adalah menyeluruh mencakup berbagai dimensi


yang kompleks dan saling berhubungan. Itulah sebabnya dalam setiap pengajaran,
pendidik hendaknya menghubungkan suatu bahan pelajaran dengan bahan
pelajaran lainnya, sehingga membentuk mata rantai yang erat. Asaskorelasi akan
menimbulkan asosiasi dan apersepsi dalam kesadaran sekaligus membangkitkan
minat peserta didik terhadap mata pelajaran. Seperti yang terdapat dalam firman
Allah SWT berikut yang menganjurkan untuk menghubungkan sesuatu pada
sesuatu yang lain :

12
“Maka tidaklah mereka bepergian di muka bumi lalu melihat bagimana
kesudahan orang-orang sebelum mereka, dan sesungguhnya kampung akhirat
lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa, maka tidaklah kami memikirkannya”.
(QS. Yusuf: 109).

9. Asas Evaluasi

Asas yang memerhatikan hasil dari penilaian terhadap kemampuan


yangdimiliki peserta didik sebagai feedback pendidik dalam memperbaiki
caramengajar. Asas evaluasi tidak hanya diperuntukkan bagi peserta didik, tetapi
juga bagi pendidik yaitu sejauh mana keberhasilannya dalam menunaikan
tugasnya.

10. Asas Globalisasi

Asas sebagai akibat pengaruh psikologi totalitas, yaitu peserta didik


bereaksi terhadapingkungan secara keseluruhan, tidak hanya secara
intelektual,tetapi juga secara fisik, soosial, dan sebagainya.

11. Asas Pusat-pusat Minat

Asas yang memerhatikan kecenderungan jiwa yang tetap kejurusan suatu


hal yang berharga bagi seseorang. Sesuatu berharga apabila sesuai dengan
kebutuhan. Pelaksaan asas pusat-pusat minat dala, Islam dengan ruang lingkupnya
terdiri atas bahan hubungan dengan Tuhan, manusia dengan sesama manusia dan
manusia terhadap alam semesta.

12. Asas Keteladanan

Pada fase-fase tertentu, peserta didik memiliki kecenderungan belajar


lewat peniruan terhadap kebiasaan dan tingkah laku orang disekitarnya.
khususnya pada pendidik yang utama (orang tua).

13
C. Asensi Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan pendidikan Islam secara umum adalah untuk mencapai tujuan
hidup muslim, yakni menumbuhkan kesadaran manusia sebagai makhluk Allah
SWT agar mereka tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang berakhlak
mulia dan beribadah kepada-Nya.

Tujuan pendidikan Islam adalah "suatu istilah untuk mencari fadilah,


kurikulum pendidikan islam berintikan akhlak yang mulia dan mendidik jiwa
manusia berkelakuan dalam hidupnya sesuai dengan sifat-sifat kemanusiaan yakni
kedudukan yang mulia yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta'ala melebihi
makhluk- makhluk lain dan dia diangkat sebagai khalifah. Tujuan pendidikan
Islam memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Mengarahkan manusia agar menjadi khalifah Tuhan dimuka bumi
dengan sebaik-baiknya, yaitu melaksanakan tugas-tugas memakmurkan dan
mengolah bumi sesuai dengan kehendak Tuhan.
2. Mengarahkan manusia agar seluruh pelaksanaan tugas kekhalifahannya
dimuka bumi dilaksanakan dalam rangka beribadah kepada Allah, sehingga tugas
tersebut terasa ringan dilaksanakan.
3. Mengarahkan manusia agar berakhlak mulia, sehingga tidak
menyalahgunakan fungsi kekhalifahannya.
4. Membina dan mengarahkan potensi akal, jiwa dan jasmaninya, sehingga
ia memiliki ilmu, akhlak dan keterampilan yang semua ini dapat digunakan guna
mendukung tugas pengabdian dan kekhalifahannya.
5. Mengarahkan manusia agar dapat mencapai kebahagiaan hidup didunia
dan diakhirat.
Apabila perumusan tersebut dikaitkan dengan ayat-ayat al- Qur'an dan
hadits maka tujuan pendidikan Islam adalah sebagai berikut:
1. Tujuan pertama adalah mengembangkan ketakwaan kepada Allah SWT,
sebagaimana firman-Nya: Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu
mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam." (QS. Ali Imran [3]: 102)

14
2. Tujuan pendidikan Islam adalah menumbuhkan sikap dan jiwa yang
selalu beribadah kepada Allah, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
Artinya: "dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku." (Os. Adz-Dzariyat [51]: 56)
3. Tujuan pendidikan Islam adalah membina dan memupuk akhlakul
karimah sebagaimana sabda Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa sallam:
Artinya: "Dari Abu Hurairah Radliyallahu 'Anhu (semoga Allah
meridlainya) ia berkata, bahwa Rasulallah Shallallahu Alaihi wa Sallam telah
bersabda: "sesungguhnya aku diutus (oleh Allah) untuk menyempurnakan akhlak
(manusia). "13

Apabila diambil kesimpulan sesuai dengan pendapat Dr. M. Athiyah al-


Abrasi maka tujuan pendidikan Islam bukan hanya sekedar memahami otak
murid-murid dengan ilmu pengetahuan tetapi tujuannya adalah, mendidik akhlak
dengan memperhatikan segi-segi kesehatan, pendidikan fisik dan mental, perasaan
dan praktek mempersiapkan manusia menjadi anggota masyarakat. Suatu moral
yang tinggi adalah tujuan utama dan tertinggi dalam pendidikan Islam bukan
sekedar mengajarkan kepada anak-anak apa yang tidak diketahui mereka, tetapi
lebih jauh dari itu menanamkan fadilah, membiasakan bermoral tinggi. sopan
santun, islamiyah, tingkah perbuatan yang baik sehingga hidup ini menjadi suci,
kesucian yang disertai dengan keikhlasan.

15
D. Rumusan world conference of muslim tentang pendidikan islam
Hasil-Hasil Rumusan International World Muslim Conference On
Education

1. Konfrensi Internasional Pendidikan Islam Sedunia Pertama Pada tahun 1977


Konferensi Dunia Pertama tentang Pendidikan Islam, yang diselenggarakan oleh
Universitas King Abdulaziz di Jeddah, pendidikan Islam tidak memberikan
definisi yang jelas. Pada bagian "Rekomendasi" diskusi, peserta menyimpulkan
bahwa makna pendidikan Islam adalah sekumpulan makna yang terkandung
dalam istilah taʼlim, tarbiyah, dan ta’dib.

2. Konferensi Pendidikan Islam Sedunia Kedua Pakistan pada tahun 1980, dalam
Konferensi Pendidikan Islam sedunia kedua di Islamabad, berhasil dirumuskan
pola kurikulum pendidikan Islam, yaitu:

a. Kelompok pertama, pengetahuan abadi, pertama terdiri dari Al-Qur'an,


termasuk bacaan (gira 'ah), bacaan (hifdh) dan interpretasi (tafsir), kelompok
kedua, Hadis, dan kelompok ketiga, sirah Nabi termasuk para sahabat Nabi, dan
Pengikutnya dari awal sejarah Islam, keempat, tauhid, kelima, ushul fiqh, dan
keenam, bahasa Arab Al-Qur'an meliputi fonologi, sintaksis dan semantik.

b. Kelompok Kedua, ilmu yang diperoleh, pertama, imajinatif yang meliputi seni,
arsitektur Islam, bahasa dan sastra, dan kedua, ilmu intelektual, termasuk IPS,
filsafat, pendidikan, ekonomi, politik, sejarah, peradaban Islam, dan geografi.
Ilmu, Sosiologi, Linguistik, Psikologi dan Antropologi. Ketiga ilmu alam meliputi
ilmu filsafat, matematika, kimia, ilmu hayati, astronomi, dll. Keempat ilmu
terapan meliputi teknik dan teknologi. Kelima ilmu praktis meliputi ilmu
perdagangan dan administrasi (Perusahaan, manajemen umum, dll), ilmu
perpustakaan, ilmu komunikasi.

16
Sementara itu para pakar pendidikan Islam dalam kongres sedunia kedua
tentang pendidikan Islam telah merumuskan tujuan pendidikan Islam yaitu:
"Education should aim at the balanced growth of one's personality as a whole
through the cultivation of the human spirit, rational self, emotions and physical
senses. Therefore, education must maintain human growth in all aspects,
including the soul, intelligence, and imagination. Body, science, language, both
individual and collective, and inspire all these aspects to become good and
achieve perfection. The ultimate goal of education is to achieve complete
obedience to Allah at the level of the individual, society and all human beings."

"Pendidikan wajib ditujukan dalam pertumbuhan ekuilibrium holistik


kepribadian insan melalui pembinaan jiwa insan, pemikiran diri yang rasional,
perasaan & alat tubuh. Oleh lantaran itu, pendidikan wajib mencapai pertumbuhan
insan pada segala aspek spiritual, intelektual, imajinatif, material, ilmiah &
linguistiknya, baik secara individu juga kolektif, dan mendorong seluruh aspek
tadi menuju kebaikan & pencapaian kesempurnaan. Tujuan akhir pendidikan
merupakan buat mencapai ketaatan penuh pada Tuhan pada taraf individu, rakyat
& humanisme dalam umumnya".

3. Konferensi Pendidikan Islam Sedunia Ketiga


Konferensi Dunia Ketiga mengenai Pendidikan Islam diadakan pada
Dhaka dalam bulan Maret 1981 di Institut Penelitian & Pendidikan Islam (IIER)
yang didirikan sang pemerintah Bangladesh pada atas pemerintahan Universitas
King Abdulaziz. Konferensi ini membahas perkara-perkara pada mempersiapkan
buku & teks yang dibutuhkan dihadirkan sang otoritas pada pendidikan bila
mereka ingin menerapkan kurikulum teladan & membahas prinsip-prinsip spesifik
yang spesial berdasarkan cita-cita.

17
4. Konferensi Pendidikan Islam Sedunia Keempat
Pada tahun 1982 Konferensi Pendidikan Islam ke 4 diselenggarakan di
Jakarta. Konferensi tersebut membahas model-model ideal yang khas dalam
metode pengajaran. Rekomendasi dari konferensi ini menunjukkan hubungan
konseptual dari perspektif Islam, dan menyusun buku teks dan buku metode
pengajaran.Meski masing-masing metode diajarkan secara teknis, namun sangat
menyadari perlunya metode holistik. Oleh karena itu, pertemuan memberikan
metode yang ideal, selain mengusulkan metode komunikasi tertentu.

5. Konferensi pendidikan Islam Sedunia Kelima Diadakan di Kairo, Mesir pada


bulan Maret 1987, sebagai review atas proses pelaksanaan hasil konferensi-
konferensi sebelumnya sekaligus melihat pencapaian dan prestasi atas apa yang
mereka rekomendasikan dari konferensi tersebut.

6. Konferensi pendidikan islam Sedunia keenam


Pada 20 s/d 25 September tahun 1996 Konferensi yang diadakan di Cape
Town, di daerah Afrika Selatan yang membahas mengenai rencana dan pedoman
pembelajaran dalam perspektif islam.

Tentunya dalam hal pendidikan perlu dilakukan proses islamisasi dalam


proses pembelajaran. Tujuan utama Islamisasi adalah membentuk kesadaran dan
mentalitas yang komprehensif dari perspektif Islam. Mahasiswa senantiasa diajak
untuk berpikir dan memahami bahwa segala fenomena alam yang terpapar dan
segala permasalahan serta dinamika yang timbul darinya tidak lepas dari peran
Allah SWT, Maha Bijaksana, Pencipta, Pemilik, Pemelihara, dan Pengatur Alam
Semesta. Dengan adanya Islamisasi pembelajaran diharapkan terjalin hubungan
emosional yang kuat antara objek diskusi, siswa dan nilai-nilai keislaman.

18
7. Konferensi pendidikan islam Sedunia Ketujuh
Untuk membahas kelanjutan konferensi sebelumnya maka dilaksanakanlah
konferensi di Shah Alam Malaysia pada tahun 2009 dan 2012.

8. Setelah terjadinya konferensi yang ketujuh di Malaysia maka berkelanjutan


jugalah konferensi itu di Brunei Darussalam yang kedelapan dengan membahas
masalah ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dalam perspektif Islam, sains, teknologi, dan seni merupakan


pengembangan dari potensi yang Allah berikan kepada umat manusia berupa akal
dan pikiran. Pencapaian cemerlang perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi pada dasarnya tidak lebih dari menemukan bagaimana proses
sunnatullah terjadi di alam semesta, daripada merancang atau memberlakukan
hukum baru di luar sunnatullah.

Penemuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang baru harus mendekatkan


manusia kepada Tuhan, tidak lagi sombong dan sombong. Sumber perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi Islam adalah inspirasi Allah. Iptek Islam selalu
mengutamakan dan taat kepada Allah SWT.

19
BAB III
PENUTUP

A. kesimpulan
Dari berbagai rumusan dan pembahasan diatas dapat disimpulkan hal-hal
sebagai berikut:

1. Pendidikan Islam adalah usaha-usaha untuk menyampaikan ilmu pengetahuan


dan nilai-nilai Islam baik dalam bentuk bimbingan rohani maupun jasmani,
mewujudkan terbentuknya manusia yang memiliki kepribadian utama serta
kesuksesan di dunia dan akhirat.

2. Asas-asas pendidikan islam Asas-asas tersebut bersumber baik dari


kecenderungan umum pendidikan didunia maupun yang bersumber baik dari
pemikiran dan pengalaman sepanjang sejarah upaya pendidikan di Indonesia.

3. Tujuan pendidikan Islam adalah terbentuknya insane kamil yang mempunya


iwawasan kaffah agar mampu melaksanakan tugas-tugas kehambaan,
kekhalifahan dan pewaris Nabi.

4. Hasil rumusan yang didapatkan dari International World Muslim Conference


On Education yaitu defenisi pendidikan, kurikulum, metode pengajaran, buku
teks, rencana dan pedoman pembelajaran, ilmu pengetahuan dan teknologi serta
evaluasi.

B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu
penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis.

Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa terus
menghasilkan penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.

20
DAFTAR PUSTAKA

Balai Pustaka, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

CD Hadits Maktabah Asy-Syamilah

Departemen Agama Republik Indonesia, 2006. Al-Qur'an dan Terjemahnya,


Bandung: CV. Penerbit Diponegoro.

Majalah Risalah No. 3 th. 1429 H/2008 M, Berharap Pendidikan Agama Pada
Sekolah? Him. 26 Jumadits Tsani 1429H/Juni 2008.

Nata, Abuddin, Prof. Dr. H. MA., 2003. Kafita Selekta Pendidikan Islam.
Bandung:Angkasa.

Widodo, Sembodo Ardi. Dr., 2008. Kajian Filosofis Pendidikan Barat dan Islam.
Jakarta:PT. Nimas Multima

Aziz, A., & Saihu, S. (2019). Interpretasi Humanistik Kebahasaan: Upaya


Kontekstualisasi Kaidah Bahasa Arab. Arabiyatuna: Jurnal Bahasa
Arab, 3(2), 299-214

Hasan Langgulung. Asas-Asas Pendidikan Islam. Jakarta: Al-Husna. 1996. 168

Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media. 2006. 175

https://jurnal.asy-syukriyyah.ac.id/index.php/AsySyukriyyah/article/view/157/106

21

Anda mungkin juga menyukai