Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

Tentang

“Hakikat Pendidikan dalam perspektif filsafat pendidikan Islam”

Oleh:

Cheysa Amanda Herlian (2214050116)

Adela Indriani (2214050129)

Dosen Pengampu:

Dr. Hj. Eliana Siregar, M. Ag

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS (D)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG

T.A 2024

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan HidayahNya sehingga
kami dapat menyelesaikan Tugas Makalah yang berjudul Hakikat Pendidikan dalam
perspektif filsafat pendidikan Islam.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Ibuk Dr. Hj. Eliana Siregar, M. Ag pada bidang Filsafat Pendidikan Islam. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Ilmu Filsafat bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibuk Dr. Hj. Eliana Siregar, M. Ag selaku
dosen bidang studi Filsafat Pendidikan Islam yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Padang, 12 Maret 2024

Pemakalah

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .....................................................................................................1
C. Tujuan perumusan masalah.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................... 2
A. Pengertian Pendidikan Islam.....................................................................................2
B. Dasar Pendidikan Islam ............................................................................................3
C. Tujuan Pendidikan Islam...........................................................................................6
BAB III PENUTUP................................................................................................................ iv
A. Kesimpulan ............................................................................................................. iv
B. Saran........................................................................................................................ iv

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara alamiah manusia tumbuh dan berkembang sejak dalam kandungan
sampai meninggal, mengalami proses tahap demi tahap. Demikian pula kejadian alam
semesta ini diciptakan melalui proses setingkat demi setingkat. Pola perkembangan
manusia dan alam semesta yang berposes demikian berlangsung di atas hukum alam
yang di tetapkan oleh Allah sebagai “sunnatullah”.
Pendidikan sebagai usaha mebina dan mengembangkan pribadi manusia;
aspek rohani dan jasmani, juga berlangsung secara bertahap. Oleh karena itu, suatu
kematangan yang bertitik akhir pada optimalisasi perkembangan/pertumbuhan, baru
dapat tercapai bila mana berlangsung melalui proses demi proses ke arah tujuan akhir
perkembangan/pertumbuhan.
Kemunculan dan perkembangan tradisi keilmuan, pemikiran dan filsafat di
dunia Islam tidak dapat di pisahkan dari kondisi lingkungan (kebudayaan dan
peradaban) yang mengitarinya. Kemunculan dan perkembangan bukan sesuatu yang
orisinal dan baru sama sekali tetapi merupakan formulasi baru yang merupakan
perpaduan antara kebudayaan dan peradaban baru yang datang. Karena jauh sebelum
wilayah-wilayah yang disebut dunia Islam di huni masyarakat muslim, telah tumbuh
suatu masyarakat yang berkebudayaan dan berperadaban.
Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT telah diberikan bekal potensi
yang luar biasa berupa jasmani dan rohani yang sempurna. Kesempurnaan manusia itu
semakin lengkap dan paripurna dengan tambahan berupa akal fikiran. Dengan potensi
tersebut manusia mengembangkan diri untuk mendayagunakan seluruh potensi
tersebut hingga mencapai derajat kesempurnaan kemanusiaannya. Secara tegas dan
jelas Allah SWT menyatakan kesempurnaan penciptaan manusia itu sebagaimana
firmannya dalam Al-qur'an Surat At-Tin ayat 4 : " Sungguh Kami telah menciptakan
manusia itu dalam bentuk yang sebaik-baiknya ". Namun kesempurnaan manusia itu
bisa saja turun derajatnya, bahkan turunnya melebihi derajat hewan jika manusia tidak
mampu menjaga kesempurnaannya tersebut. "Kemudian Kami kembalikan dia ke
tempat yang serendahnya-rendahnya" (QS.At-Tin : 5). Untuk menjaga agar derajat
manusia tidak lebih rendah dari derajat hewan, maka manusia harus memahami,
menjaga dan mengembangkan fitrahnya melalui pendidikan.
Dengan bekal potensi itu manusia diberikan kebebasan untuk menentukan
jalan hidupnya, apakah memilih jalan kebaikan atau memilih jalan keburukan. Kelak
dihadapan Allah, atas pilihannya tersebut manusia dimintai pertanggungjawabannya.
Namun demikian atas segala kemurahan dan kasih sayang Allah kepada manusia, ia
tidak dibiarkan begitu saja memilih jalan hidupnya, akan tetapi Allah menurunkan Al-
qur'an sebagai petunjuk dan sumber pengetahuan sebagai bekal menggapai
kebahagiaan dunia dan akhirat.
Pendidikan Islam dalam pengertian secara umum (luas) dapat dikakatan
muncul dan berkembang siring dengan kemunculan islam itu sendiri, yakni berawal
dari pendidikan informal berupa dakwah islamiyah untuk menyebarkan islam,
terutama yang berkaitan dengan aqidah.

4
Pendidikian Islam adalah salah satu aspek saja dari keseluruhan ajaran Islam.
Karenanya tujuan pendidikan Islam tidak terlepas dari tujuan hidup manusia dalam
Islam ; yaitu menciptakan pribadi hamba Allah yang bertakwa kepada-Nya, dan dapat
mencapai kebahagian hidup di dunia maupun di akhirat. Tujuan akhir manusia dalam
Islam inilah yang dapat disebut juga tujuan akhir pendidikan Islam. Lalu kemudian,
bagaimana cara menggapai tujuan hidup manusia itu? Maka Allah SWT menurunkan
Al-qur'an sebagai petunjuk dan sumber untuk dipelajari melalui pendidikan untuk
kemudian diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan Islam pada hakikatnya
adalah proses pendidikan yang didasari oleh nilai-nilai Islam sebagaimana termaktub
di dalam Al-qur'an dan Hadits Nabi. Karena itulah sangat penting untuk menggali
konsepsi-konsepsi teoritis mengenai pendidikan Islam.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan Islam adalah usaha yang dilakukan untuk mengem- bangkan
seluruh potensi manusia baik lahir maupun batin agar terben- tuknya pribadi Muslim
seutuhnya.
Istilah pendidikan dalam pendidikan Islam pada umumnya mengacu pada
AlTarbiyah, Al-Ta'dib, Al-Ta'lim. Dari ketiga istilah tersebut yang populer di gunakan
dalam praktek pendidikan Islam ialah Al-Tarbiyah, sedangkan Al-Ta'lim dan Al-Ta'dib
jarang sekali digunakan. Padahal kedua istilah tersebut telah digunakan sejak awal
pertumbuhan pendidikan Islam.1
Istilah Al-Tarbiyah berasal dari kata Rab. Walaupun kata ini memiliki banyak
arti, akan tetapi pengertian dasarnya menunjukkan makna tumbuh, berkembang,
memelihara, merawat, mengatur dan menjaga kelestarian atau ekstiensinnya .
Istilah Al-Ta'dib adalah pengenalan dan pengakuan yang secara
berangsurangsur di tanamkan pada diri manusia (peserta didik) tentang tempat-tempat
yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan. Dengan pendekatan ini,
pendidikan akan berfungsi sebagai pembimbing kearah pengenalan dan pengakuan
kepada Tuhan yang tepat dalam tatanan wujud dan kepribadiannya.2
Istilah Al-Ta'lim adalah telah digunakan sejak periode awal pelaksanaan
pendidikan Islam. Menurut para ahli, kata ini lebih bersifat universal di banding
AlTarbiyah mupun Al-Ta'dib. Misalnya mengartikan Al-Ta`lim sebagai proses
transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan
ketentuan tertentu. melainkan membawa kaum muslimin kepada nilai pendidikan
tazkiyah dan annafs (pensucian diri) dari segala kotoran, sehingga memungkinkannya
menerima alhikmah serta mempelajari segala yang bermanfaat untuk diketahui 3
Proses pendidikan Islam adalah bersumber pada pendidikan yang di berikan
Allah sebagai "pendidik" seluruh ciptaan Nya, termasuk manusia. Pengertian
pendidikan Islam yang dikandungkan dalam Al-Tarbiyah, terdiri dari empat unsur
pendekatan, yaitu:
1. Memelihara dan menjaga fitrah anak didik menjelang dewasa (baligh)
2. Mengembangkan seluruh potensi menuju kesempurnaan.
3. Mengarahkan seluruh fitrah menuju kesempurnaan.
4. Melaksanakan pendidikan secara bertahap.4
Dalam kata Al-Tarbiyah yang memiliki arti pengasuh, pemeliharaan, dan kasih
sayang tidak hanya digunakan untuk manusia, akan tetapi juga digunakan untuk
melatih dan memelihara binatang atau makhluk Allah lainnya.
Dalam diskursus pendidikan Islam, ada beberapa istilah bahasa Arab yang
sering digunakan para pakar dalam memberikan definisi Pendidikan Islam, walaupun
terkadang dibedakan, namun juga terkadang disamakan yakni al-tarbiyah, al-ta’dib
1
Ahmad Syalabi, (1954). Tarihk Al-Tarbiyah Al-Islamiyat, Kairo: Al-Kasyaf
2
Muhammad Naquid Al-Attas, (1994). Konsep Pendidikan. Terj. Haidar Bagit, Bandung:
Mizan
3
Abdul Fattah Jalal, (1988). Azas-azas Pendidikan Islam. Bandung: CV. Dipenogoro
4
An-Nahlawi, Abdurrahman, (1992). Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan Islam,
Bandung: CV. Dipenogoro

6
dan al-ta’lim Sayid Muhammad al-Naquib al-Attas lebih memilih istilah al-ta’dib
untuk memberikan pengertian pendidikan dibanding istilah lainnya, karena al-ta’dib
menunjukkan pendidikan untuk manusia saja, sementara istilah al-tarbiyah dan
alta’lim berlaku untuk makhluk lain (hewan).5
Abdurrahman al-Nahlawi berpendapat bahwa pengertian pendidikan Islam
yang tersirat dalam istilah al-tarbiyah meliputi atas empat unsur pendekatan yaitu (1)
memelihara dan menjaga fitrah16 anak didik menjelang dewasa; (2) mengembangkan
seluruh potensi anak didik menuju kesempurnaan; (3) mengarahkan seluruh fitrah
menuju kesempurnaan; (4) melaksanakan pendidikan secara terencana dan
bertahap.17 Pendapat Al-Nahlawi ini sejalan dengan tujuan pendidikan Nasional di
Indonesia sebagaimana tersurat dalam pasal 3 Undang Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu Pendidikan Nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.6
Berdasarkan pengertian yang dikemukakan di atas, penulis berpendapat bahwa
altarbiyah (pendidikan) adalah proses transformasi ilmu pengetahuan dari pendidikan
kepada peserta didik agar ia memiliki sikap dan semangat yang tinggi dalam
memahami dan menyadari kehidupannya, sehingga terbentuk keimanan, ketakwaan,
budi pekerti, dan kepribadian yang luhur.

B. Dasar Pendidikan Islam


Yang dimaksud dengan dasar pendidikan Islam adalah wawasan tajam
terhadap sistem hidup Islam yang sesuai dengan kedua sumber pokok (Quran
dan Sunnah), yang menjadi dasar bagi perumusan tujuan dan pelaksanaan
Pendidikan Islam. Menurut Abidin Ibnu Ruslan, ada beberapa nilai fundamental
dalam sumber pokok ajaran Islam yang harus dijadikan dasar bagi pendidikan
Islam , yaitu:
a. Aqidah
b. Akhlak
c. Penghargaan kepada akal
d. Kemanusiaan
e. Keseimbangan
Rahmat bagi seluruh alam (Rahmatan lil’alamin).
Ini artinya, bahwa pendidikan Islam dalam perencanaan, perumusan, dan
pelaksanaannya pada pembentukan pribadi yang berakidah Islam,berakhlak mulia,
berpikiran bebas, untuk mengarahkan dan mengembangkan potensi manusia secara
terpadu tanpa ada pemisahan. Seperti aspek jasmani dan rohani, akal dan
hati, individu dan sosial, duniawiah dan ukhrawiah, dan seterusnya.

5
Syekh Muhammad Naquib al-Attas, The Concept of Education in Islam, yang diterjemahkan oleh
Haidar Baqir dengan judul, Konsep Pendidikan Islam, Suatu Kerangka Fikir Pembinaan Filsafat
Pendidikan Islam, (Bandung: Mizan, 1990), h. 75.
6
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, cet. I
(Jakarta: Visimedia, 2007), h. 5

7
Karena pendidikan Iskam mengarah pada pembentkan insan paripurna (insan
kamil), yakni yang dapat menjadi rahmatan lil’alamin, mampu memerankan
fungsinya sebagai Abdullah dan kholifatullah.
mengarah pada pembentkan insan paripurna (insan kamil), yakni yang dapat
menjadi rahmatan lil’alamin, mampu memerankan fungsinya sebagai Abdullah
dan kholifatullah.7
Dasar pendidikan Islam dapat dibagi dalam tiga kategori yaitu:
a. Dasar Pokok
Nabi Muhammad SAW sebagai pendidik pertama pada masa awal
pertumbuhan awal Islam telah menjadikan Al-Qur’an sebagai dasar
pendidikan Islam disamping sunnah beliau sendiri(Ramayulis, 2011).
Artinya: “Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS.
Al-Ahzab: 21)
a. Dasar Tambahan

Kedudukan Al-Qur’an dan sunnah sebagai sumber pokok dapat


dipahami dari ayat Al-Qur’an sendiri.
Firman Allah:ِ

‫بَاْبَْلإْل ُو لُو َأَّرَك َذ َتِيَلِوِهَتَيأإُوَّرَّبَد ِيٌلَك رَاُبَم ْك َيُإِلهَاْنَلزَنٌأبَاِتك‬

Artinya: “Ini adalah sebuah Kitab yang kami turunkan kepadamu


penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan
supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.” (QS.
Shaad: 29)

Dan firman Allah:َ

‫ِر خَإْء َألْم َو ْيَألََّو ل۟أَّل إُو ْج َرَيَنَكَنِم ٌلَةَنَس ٌح َةْو ُس َِّألِأَّل لُوَس ِرُِْفَُك َلَنَْك َد َّقًإليِر َثََّك لَأَّلَر َك َذ و‬

Artinya: “Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri


teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS.
Al-Ahzab: 21)
a. Dasar Tambahan
Pada masa khulafaurrasyidin sumber pendidikan Islam
sudah muali mengalami perkembangan. Selain Al-Qur’an dan
sunnah juga perkataan, sikap dan perbuatan para sahabat.
Usaha-usaha para sahabat dalam pendidikan Islam sangat
menentukan bagi perkembangan pendidikan Islam ampai
sekarang, di antaranya:
1. Abu Bakar melakukan kodifikasi Al-Qur’an;
2. Umar bi Khattab sebagai bapak reaktuator terhadap
ajaran Islam yang dapat dijadikan prinsip strategi
pendidikan;

7
Abidin Ibn Rusn. 1998. Pemikiran Al-Ghazali Tentang Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

8
3. Usman bin Affan sebagai bapak pemersatu sistematika
penulisan Al-Qur’an;
4. Ali bin Abi Thalib sebagai perumus konsep-konsep
pendidikan (Ramayulis,2011)

b. Dasar Operasional
Dasar operasional pendidikan Islam adalah dasar yang
terbentuk sebagai aktualisasi dari dasar ideal. Menurut Hasan
Langgulung, dasar operasional ada enam macam, yaitu :
1. Dasar Historis
Dasar historis adalah dasar yang memberikan andil
kepada pendidikan dari hasil pengalaman masa lalu
berupa peraturan dan budaya masyarakat. Sistem
pendidikan tidaklah muncul begitu saja tetapi ia
merupakan mata rantai yang berkelanjutan dari cita-cita
dan praktek pendidikan di maa lampau yang tersurat mau
pun yang tersirat.
2. Dasar Sosial
Dasar soial yaitu dasar yang memberikan kerangka
budaya dimana pendidikan itu berkembang, seperti
memindahkan, memilih dan mengembangkan
kebudayaan. Dimana pendidikan bertolak atau bergerak
dari kerangka kebudayaan yang ada baik memindahkan,
memilih dan mengembangkan kebudayaan itu sendiri.
3. Dasar Ekonomi
Yaitu dasar yang memberikan persfektif terhadap
potensi manusia berupa materi dan persiapan yang
mengatur sumber-sumbernya yang bertanggung jawab
terhadap anggaran perbelanjaannya. Pada setiap
kebijakan pendidikanharuslah mempertimbangkan faktor
ekonomis karena kondisi sosial masyarakat yang
beraneka ragam akan dapat menjadi hambatan
berlangsungnya pendidikan. Untuk itu, setiap kebijakan-
kebijakan pendidikan harus mempetimbangkan faktor
ekonomis
4. Dasar Politik
Yaitu dasar yang memberi bingkai dan ideologi daar
yang digunakan sebagai tempat bertolak untuk mencapai
tujuan yang dicita-citakan dan rencana yang telah
dibuat. Dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah
direncanakan harus bertitik tolak dari ideologi yang di anut
karena hal ini merupakan dasar operasional pendidikan.
5. Dasar Psikologis
Yaitu dasar yang memberi informasi tentang watak
pelajar-pelajar, guru-guru, cara-cara terbaik dalam
praktek, pencapaian dan penilaian dan pengukuran
serta bimbingan. Keberhasilan pendidikan dalam
mencapai tujuan, harus memiliki informasi tentang

9
watak peserta didik, pendidik, pengukuran dan penilaian
yang terbaik.
6. Dasar Fisiologis
Yaitu dasar yang memberi kemampuan memilih yang
terbaik, memberi arah suatu sistem, mengontrol dan
memberi arah kepada semua dasar-dasar operasional
lainnya. Dasar fisiologis adalah dalam rangka menentukan
arah, mengontrol serta memilih yang terbaik dari dasar-
dasar operasional untuk dilaksanakan.8

C. Tujuan pendidikan islam


Tujuan memiliki makna sebagai sesuatu yang ingin dicapai dan diperjuangkan
melalui tindakan atau usaha.9 Dalam konteks pendidikan, tujuan pendidikan adalah
hal yang ingin dicapai melalui kegiatan atau usaha pendidikan. Jika pendidikan
tersebut bersifat formal, maka tujuan pendidikan tersebut harus tercermin dalam
kurikulum. Pendidikan formal merujuk pada pengajaran yang memiliki tujuan yang
ditetapkan, terorganisir, dan terencana secara teoritis, yang dilaksanakan pada waktu
dan tempat tertentu melalui kurikulum. Tujuan pendidikan Islam adalah membentuk
kepribadian Muslim, yaitu kepribadian yang setiap aspeknya dipengaruhi oleh ajaran
Islam. Seseorang yang memiliki kepribadian Muslim dalam Al-Quran disebut
"Muttaqun". Oleh karena itu, pendidikan Islam juga berarti membentuk manusia yang
bertakwa. Pendidikan ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang diarahkan
untuk membentuk manusia Pancasila yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 10
Tujuan pendidikan bukanlah suatu objek yang tetap dan statis, melainkan mencakup
keseluruhan kepribadian seseorang dalam hubungannya dengan kehidupan mereka.
Abdurrahman Saleh Abdullah dalam bukunya "Teori Pendidikan Pandangan
Al-Quran" menyatakan bahwa pendidikan Islam berusaha membentuk kepribadian
sebagai Khalifah Allah SWT, atau paling tidak mempersiapkan jalan menuju tujuan
akhir tersebut. Menurutnya, tujuan Islam dibangun di atas tiga aspek fitrah manusia,
yaitu tubuh, jiwa, dan akal yang harus dijaga dengan baik. 11 Maka dapat di fahami
bahwa Hakikat Tujuan Pendidikan Islam adalah mengembangkan individu yang
memiliki iman yang kuat, bertaqwa kepada Allah SWT, dan berakhlak mulia sesuai
dengan ajaran Islam. Tujuan utama pendidikan Islam adalah membentuk manusia
yang dapat mengenal dan mengabdi kepada Allah, serta menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya sebagai khalifah di dunia.
Wawasan Al-Qur'an mengenai tujuan pendidikan Islam dapat diungkapkan
sebagai berikut berikut: 1. Terwujudnya Pengabdian Kepada Allah (‘Abd) dalam
Q.s.Al-Dzariyat: 56
‫وما خلقت الجن واإلنس إَّالِ لَي ْ عُب ُ دون‬

8
Ramayulis. 2011. Ilmu Pendidikan Islam (Edisi Revisi). Jakarta: Kalam Mulia.
9
Hidayatullah, Syarif, (1998), Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta : Proyek Pembinaan Perguruan Ringgi Agama.
10
Daradjat, Zakiah, (2011), Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Pt Bumi Aksara.
11
Arief, Armai, (2002), Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat
Pers.

10
”Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah
kepada-Ku."
Ayat di atas dengan jelas menyampaikan bahwa tujuan penciptaan jin dan
manusia adalah untuk menyembah Allah SWT. Ibadah yang dimaksud meliputi shalat,
haji, zakat, dan ibadah-ibadah lainnya yang ditentukan oleh-Nya. Namun, segala
aktivitas yang dilakukan dalam rangka mencari keridhaan Allah SWT harus dilakukan
dengan kesadaran penuh, yang terwujud dalam niat dan sikap penghambaan serta
ketaatan kepada-Nya, sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah saw. Dapat
dipahami bahwa hidup seorang hamba bertujuan untuk berbakti kepada Allah SWT.
Pendidikan diharapkan dapat memenuhi tujuan tersebut, dengan kata lain, pendidikan
Islam memiliki tujuan yang sesuai dengan pandangan hidup Islam, yaitu mewujudkan
ketakwaan yang hanya ditujukan kepada Allah SWT. Hal ini didasarkan pada niat
seseorang untuk membentuk dirinya menjadi insan kamil, yaitu seorang Muslim yang
sempurna.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan Islam adalah usaha orang dewasa Muslim yang bertakwa
secarasadarmengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta perkembanga
kemampuan dasar peserta didik melalui ajaran Islam ke arah titik maksimal
pertumbuhan dan perkembangannya. Dalam Islam pendidikan sering disebut
dengan berbagai istilah, yakni al-Tarbiyah, al- Ta‟lim, al-Ta‟dim dan al-Riyadhah.
Para pakar pendidikan Islam membagi sumber atau dasar yang dijadikan acuan
dalam pendidikan Islam ada tiga, yaitu al-Qur‟an, al-Hadis serta ijtihad.
Sedangkan tujuan pendidikan yang paling sederhana adalah memanusiakan
manusia atau membantu manusia menjadi manusia. Jika dilihat secara nasional,
tujuan pendidikan Islam khususnya di Indonesia tertera dalam kurikulum
pendidikan agama Islam, yaitu bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan
keimanan, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan,penghayatan,
pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga
menjadi manusia. Muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan,
ketakwaannya kepada Allah serta berakhlak mulia dalam kehidupan
pribadi,bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan
pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dari penjelasan di atas dapat
dikemukakan ada beberapa prinsip yang terkandung dalam pendidikan Islam,
yaitu Universal (menyeluruh), keseimbangan,kejelasan, realisme dan realisasi
serta dinamisme.
B. Saran
Tentunya kami sebagai penulis makalah menyadari bahwa jika dalam
penulisan makalah terdapat banyak kesalahan serta jauh dari kata sempurna dan
kami berharap kritik dan saran dari bapak Dr. Erliana Siregar, S.Ag, M.Ag. selaku
dosen penghampu mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam yang nantinya bisa
menjadi Pelajaran kedepannya untuk kesempurnaan makalah

12
DAFTAR PUSTAKA

Syalabi, Ahmad, (1954). Tarihk Al-Tarbiyah Al-Islamiyat, Kairo: Al-Kasyaf


Muhammad Naquid Al-Attas, (1994). Konsep Pendidikan. Terj. Haidar Bagit,
Bandung:Mizan
Jalal, Abdul Fattah, (1988). Azas-azas Pendidikan Islam. Bandung: CV. Dipenogoro
An-Nahlawi, Abdurrahman, (1992). Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan Islam,
Bandung: CV. Dipenogoro
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen, cet. I (Jakarta: Visimedia, 2007).
Abidin Ibn Rusn. 1998. Pemikiran Al-Ghazali Tentang Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Hidayatullah, Syarif, (1998), Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta : Proyek
Pembinaan Perguruan Ringgi Agama.
Daradjat, Zakiah, (2011), Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Pt Bumi Aksara.
Arief, Armai, (2002), Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat
Pers.
Syekh Muhammad Naquib al-Attas, The Concept of Education in Islam, yang
diterjemahkan oleh Haidar Baqir dengan judul, Konsep Pendidikan Islam, Suatu
Kerangka Fikir Pembinaan Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Mizan, 1990).
Ramayulis. 2011. Ilmu Pendidikan Islam (Edisi Revisi). Jakarta: Kalam Mulia.
Abidin Ibn Rusn. 1998. Pemikiran Al-Ghazali Tentang Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

13

Anda mungkin juga menyukai