MAKALAH
Oleh :
SYAFRIAL ARIF
Dosen pemimbing :
Dr.Ahmad Jamin,S.Ag,S.IP,M.Ag
MAHASISWA PASCASARJANA
1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “Defenisi Dasar dan
tujuan pendidikan islam ” dengan baik.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KESIMPULAN…………………………………….......................................19
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
berkualitas yang islami menurut Al-Qur'an, sosok teladan dalam menata kembali
pendidikan Islam yang bernilai ibadah
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Apakah Defenisi Pendidikan Islam/beberapa istilah tentang pendidikan islam?
2. Apakah yang menjadi Dasar Pendidikan Islam (alqur’an,Hadits dan Ijtihad)
3. Apakah yang menjadi Tujuan Pendidikan Islam?
C. MANFAAT PENULISAN
1. Untuk mengetahui Defenisi dan beberapa istilah tentang pendidikan islam
2. Untuk mengetahui Dasar Pendidikkan Islam (alqur’an,Hadits,dan Ijtihad)
3. Untuk Mengetahui Tujuan Pendidikan Islam
5
BAB II
PEMBAHASAN
Di kalangan tokoh pendidikan Islam ada tiga istilah yang umum digunakan
dalam pendidikan Islam, sebelum mempelajari apa itu pendidikan. Yaitu al-
Tarbiyah(pengetahuan tentang al-rabb), al-Ta’lim (ilmu teoritik, kreativitas,
komitmen tinggi dalam mengembangkan ilmu, serta sikap hidup yang menjunjung
tinggi nilai-nilai ilmiah), al-Ta’dib (integrasi ilmu dan iman yang membuahkan
amal).
a. Istilah Tarbiyah
6
Dalam bentuk kata kerja, kata ini dapat dijumpai di dalam Al-Qur’an
seperti pada Surat Asy-Syu’ara’ ayat 18 dan Al-Isra’ ayat 24.
b. Istilah Al-Ta’lim
c. Istilah Al-Ta’dib
7
Dari ketiga kata bahasa arab tersebut kita melihat bahwa kata tarbiyah
mempunyai pengertian yang lebih luas dan lebih cocok dipakai untuk kata
pendidikan dibandingkan dengan kata ta’dib dan ta’lim. Kata ta’lim lebih
dititikberatkan kepada pengajaran karena lebih terfokus kepada pengetahuan,
kecerdasan dan keterampilan sebagaimana ayat yang telah kita kutip di atas,
sedangkan pendidikan lebih luas dari sekadar pengajaran. Sementara itu, kata
ta’dib lebih banyak mengacu kepada pendidikan Akhlak dan budi pekerti
sebagaimana yang dianut oleh para ahli pendidikan, seperti Prof. Zakiah Daradjat
dan Abdur-Rahman An-Nahlawi. Meskipun demikian, Muhammad Naquib Al-
Attas yang mengatakan bahwa kata ta’dib lebih cocok dipakai untuk kata
pendidikan karena kata ta’dib mencakup wawasan ilmu dan amal yang merupakan
esensi pendidikan Islam. Lain lagi dengan Abdul Fattah Jalal yang menyatakan
bahwa kata ta’lim lebih luas daripada kedua kata lainnya. Alasannya adalah
firman Allah pada ayat 151 dari Surat Al-Baqarah yang berbunyi :
Artinya : Sebagaimana Kami telah mengirim Rasul dari jenis kamu yang
membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan
mengajarkan kitab dan hikmah serta mengajarkan apa yang belum kamu ketahui.
(Q.S. Al-Baqarah: 151).
8
Dari pendapat Al-Bani ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan pendidikan dalam hal ini ialah pendidikan Islam yang meliputi unsur-
unsur memelihara dan mengembangkan potensi atau fitrah anak didik secara
bertahap sesuai dengan perkembangannya.
Adapun dasar pendidikan Islam dapat diketahui dari firman Allah SWT
1
Al-Qur’an, Surat An-Nisa’ Ayat 59, Yayasan Penyelenggara Penerjemah Penafsiran Al-
Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, 1989, hal. 128.
9
َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن َآَم ُنوا ُقوا َأْنُفَس ُك ْم َو َأْهِليُك ْم َناًرا َو ُقوُدَها الَّناُس َو اْلِح َج اَر ُة
Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa seluruh urusan umat Islam wajib
berpegang teguh pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dengan demikian dasar dari
pendidikan Islam adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah. Namun, kedua sumber utama
tersebut hanya mengandung prinsip-prinsip pokok saja, sehingga pendidikan
Islam terbuka terhadap unsur ijtihad dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai
Al-Qur’an dan Sunah sebagai nilai utama.
Ahmad D. Marimba mengemukakan sumber dasar Islam adalah firman
Allah SWT dan sunnah Rasulullah SAW.2 Sedangkan Zakiah Daradjat
mengungkapkan landasan pendidikan Islam itu terdiri dari Al-Qur’an dan Sunnah
Nabi yang dapat dikembangkan dengan ijtihad3 Ijtihad digunakan karena semakin
banyaknya permasalahan yang berkembang sekarang ini dalam bidang
pendidikan, serta diperlukannya pemikiran-pemikiran baru yang berhubungan
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dari uraian di atas maka dapat diambil pemahaman bahwa dasar pendidikan
Islam ada dua, yaitu :
1. Dasar Pokok
Dasar pokok dari pendidikan Islam adalah Al Qur’an dan Sunnah. Kedua
sumber pendidikan Islam tersebut dapat ditemukan di dalamnya kata-kata atau
istilah-istilah yang pengertiannya terkait dengan pendidikan
2
A.D. Marimba. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung : PT. Alma'arif. 1980.
hal. 41
3
Zakiyah Daradjat. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara. 1996, hal. 19.
10
a. Al-Qur'an
Al-Quran adalah “Kalam Allah yang diturunkan melalui malaikat Jibril kepada
hati Rasulullah dengan lafadz bahasa arab dan makna hakiki untuk menjadi hujjah
bagi Rasulullah atas kerasulannya dan menjadi pedoman bagi manusia dengan
petunjuknya serta merupakan ibadah bagi yang membacanya”.
Umat islam sebagai suatu umat yang dianugerahkan Tuhan suatu kitab suci Al-
Quran, yang lengkap dengan segala petunjuk yang meliputi seluruh aspek
kehidupan dan bersifat universal.
Pada masa awal pertumbuhan Islam, Nabi Muhammada Saw adalah sebagai
pendidik pertama, telah menjadikan Al-Quran sebagai dasar pendidikan Islam
disamping Sunnah beliau sendiri. Kedudukan Al-Quran sebagai sumber pokok
pendidikan islam dapat dipahami dari ayat Al-Quran itu sendiri.
َيا ُبَنَّي اَل ُتْش ِرْك ِباِهَّلل ِإَّن الِّش ْر َك َلُظْلٌم َع ِظ يٌم
11
b. As-Sunnah
Sunnah dapat dijadikan dasar pendidikan islam karena sunnah hakikatnya tak
lain adalah penjelasan dan praktek dari ajaran Al-Qurân itu sendiri, disamping
memang sunnah merupakan sumber utama pendidikan islam karena Allah Swt
menjadikan Muhammad Saw sebagai teladan bagi umatnya. Seperti yang
dijelaskan dalam firman-Nya dalam surat Al-Ahzab sebagai berikut:
) َتَر ْكُت ِفْيُك ْم َاْمَر ْيِن َم ا ِاْن َتْمَس ْكُتْم ِبِهَم ا َلْن َتِض ُّلْو ا َاَبًدا ِكَتاَب ِهللا َو ُس َّنَة َر ُسْو ِلِه (َر َو اُه َح اِكْم
12
maka tidak akan tersesat selama-lamanya yaitu kitab Allah (Al-
Qur’an) dan Sunnah Nabi-Nya.” (HR. Hakim)
2. Dasar Tambahan
Selain Al Qur’an dan Sunnah, ada beberapa dasar yang bisa dijadikan sebagai
dasar tambahan dalam pendidikan Islam, diantaranya:
a. Ijtihad
Ijtihad di bidang pendidikan ternyata semakin diperlukan, sebab ajaran islam
yang terdapat dalam Al-Quran dan Al-Sunnah, hanya berupa prinsip-prinsip
pokok. Sedangkan sejak turunnya ajaran Islam kepada Nabi Muhammad SAW
sampai sekarang Islam telah tumbuh dan berkembang mengikuti perkembangan
zaman. Maka diperlukan usaha-usaha untuk menyelesaikan masalah-masalah
yang berkembang. Pendidikan sebagai lembaga sosial akan turut mengalami
perubahan sesuai dengan perubahan yang tejadi di masyarakat. Kita tahu
perubahan-perubahan yang ada di zaman sekarang atau mungkin sepuluh tahun
yang akan datang mestinya tidak dijumpai pada masa Rasulullah saw, tetapi
memerlukan jawaban untuk kepentingan pendidikan di masa sekarang. Untuk
itulah diperlukan ijtihad pada pendidik muslim. Ijtihad pada dasarnya merupakan
usaha sungguh-sungguh orang muslim untuk selalu berperilaku berdasarkan
ajaran Islam, manakala tidak ditemukan petunjuk yang jelas dari al-Qur`an
ataupun Sunnah.
13
Dengan demikian untuk melengkapi dan lebih mempermudah terealisasinya
ajaran islam itu sangat dibutuhkan ijtihad, sebab globalisasi dari Al-Quran dan
Hadits saja belum menjamin tujuan pendidikan islam akan tercapai.
Usaha ijtihad para ahli dalam merumuskan teori pendidikan islam dipandang
sebagai hal yang sangat penting bagi pengembangan teori pendidikan pada masa
yang akan datang,
b. Maslahah Mursalah
Maslahah Mursalah yaitu “menetapkan peraturan atau ketetapan undang-
undang yang tidak disebutkan dalam Al-Quran dan Sunnah atas pertimbangan
penarikan kebaikan dan menghindarkan kerusakan”.
14
menusia itu menurut Allah ialah beribadah kepada Allah. Seperti dalam surat
Adz-Dzariyat ayat 56 :
15
kehidupannya, dalam rangka mencapai kebahagiaan dan kejayaan dunia dan
akhirat. Yang dapat dibina melalui pengajaran agama yang intensif dan efektif.5
a. Berjiwa Tauhid
Tujuan pendidikan Islam yang pertama ini harus ditanamkan pada peserta
didik,sesuai dengan firman Allah:
5
Zakiah Daradjad, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Bumi Aksara,
1995), hlm. 172
6
Muhaimin. Paradigma Pendidikan Islam : Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama
Islam di Sekolah. Bandung: Remaja Rosda Karya. 2008. hal. 78
7
Prof. H. M. Arifin M.Ed. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara. 1991. hal ; 38-39
8
A.D. Marimba. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung : PT. Alma'arif. 1980. hal : 6
16
"Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya
diwaktu ia memberikan pelajaran kepadanya,Hai Anakku
janganlah kamu mempersekutukan Allah,sesungguhnya
mempersekutukan Allah itu adalah benar-benar kezhaliman yang
besar. (QS.Luqman :13)
Manusia yang mengenyam pedidikan seperti ini sangat yakin bahwa ilmu
yang ia miliki adalah bersumber dari Allah, dengan demikian ia tetap rendah hati
dan semakin yakin akan bebesaran Allah.
d. Ulil Albab
17
Tujuan pendidikan Islam berikutnya adalah mewujudkan Ulil albab yaitu
orang-orang yang dapat memikirkan dan meneliti keagungan Allah melalui ayat-
ayat qauliyah yang terdapat di dalam kitab suci Al-Qur'an dan Ayat-ayat kauniyah
(tanda-tanda kekuasaan Allah) yang terdapat di alam semesta, mereka ilmuan dan
intelektual, tetapi mereka juga rajin berzikir dan beribadah kepada Allah SWT.
Firman Allah:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan
silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi
orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat
Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini
dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari
siksa neraka”. (QS.Ali Imran :190-191)
e. Berakhlakul Karimah
Pendidikan dalam Islam tidak hanya bertujuan untuk mencetak manusia yang
memiliki kecerdasan saja, tapi juga berusaha mencetak manusia yang berahklak
mulia. Ia tidak akan menepuk dada atau bersifat arogan (congkak) dengan ilmu
yang dimilikinya, sebab ia sangat menyadari bahwa ia tidak pantas bagi dirinya
untuk sombong bila dibandingkan ilmu yang dimiliki Allah, malah ilmu yang ia
miliki pun serta yang membuat ia sampai pandai adalah berasal dari Allah.
Apabila Allah berkehendak Dia bisa mengambil ilmu dan kecerdasan yang
dimiliki mahkluknya (termasuk Manusia) dalam waktu seketika. Allah
mengajarkan manusia untuk bersifat rendah hati dan berakhlak mulia. Allah
berfirman:
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia
(karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi
dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang sombong lagi membanggakan diri”. (QS.Luqman :18)
BAB III
18
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
19
Arifin, M. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara. 1991
20