Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

DENGAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

MATA KULIAH : HIV/ AIDS

DISUSUN OLEH : LISA MARYATI

NIM : 221014201145
KONSEP DASAR NAPZA
PENGERTIAN NAPPZA

NAPZA (Narkotika, psikotropika dan zat adiktif ) adalah bahan /zat


/obat yang apabila masuk ke dalam tubuh manusia Bisa
mempengaruhi tubuh terutama pada otak/ susunan saraf pusat,
sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik , psikis, dan
fungsi sosisal karena terjadi kebiasaan , ketagihan serta
ketergantungan NAPZA (Narkotika, psikotropika dan zat adiktif )
adalah bahan /zat /obat yang apabila masuk ke dalam tubuh
manusia Bisa mempengaruhi tubuh terutama pada otak/ susunan
saraf pusat, sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik ,
psikis, dan fungsi sosisal karena terjadi kebiasaan , ketagihan serta
ketergantungan
Pengertian menurut UU RI
Dalam UU RI No 22 / 1997, disebutkan bahwa:

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

sedangkan Psikotropika yaitu zat atau obat, baik alami maupun sintesis
bukan narkotik yang berkhasia psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf dan menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan
perilaku.
Zat adiktif adalah bahan lain nya yang bukan
narkotika/psikotropika yang mempunyai
pengaruh pada kerja otak dan bisa menimbulkan
ketergantungan
JENIS JENIS NAPZA

1. NARKOTIKA
Narkotika dibagi menjadi 3 golongan yaitu

a. Narkotika golongan I adalah narkotika yang


paling berbahaya karena zat adiktifnya
paling tinggi
contohnya : heroin, ganja, kokain,morfin,
dan opium
b. Narkotika golongan II adalah narkotika yang
memiliki daya adiktif kuat tetapi
bermanfaat untuk pengobatan dan
penelitian
Contohnya : Benzetidin, petidin, dan
betametadol.

C. Narkotika golongan III Adalah narkotika


yang memiliki daya adiktif ringan tetapi
bermanfaat untuk pengobatan.
Contohnya : Kodein
2.PSIKOTROPIKA

Psikotropika dibagi menjadi 4 golongan yaitu :

a. Psikotropika golongan I merupakan


psikotropika dengan daya adiktif paling kuat
b. Psikotropika golongan II Mempunyai daya
adiktif yang kuat dan berguna untuk pengobatan
c. Psikotropoika golongan III mmpunyai daya adiktif
sedang dan berguna untuk pengobatan
d. Psikotropika golongan IV mempunyai daya adiktif
ringan dan berguna untuk pengobatan
Contoh Psikotropika berdasarkan
golongan
Gol Contohnya : LSD, Gol Contohnya :
lumibal,
MDMA, STP, dan
I Ekstasi III flenitrazefam,
buprenorsina

Gol Contohnya :
Gol Contohnya :
II metamffetamin,
Nitrazepam, dan
amfetamin, dan
mekualon
IV Diazepam
3. Zat Adiktif
misalnya :
 Rokok
 entyl etanol
 inhalen
 thiner
 dan zat lainya yang
apabila aromanya di
hisap dapat
menimbulkan
ketagihan
TANDA DAN GEJALA PENGGUNAAN
OPIUM ( HEROIN
1. Perasaan DAN MORFIN
tenang
dan bahagia
2. Acuh tak acuh
(apatis)
3. Malas bergerak
4. Mengantuk
5. Rasa mual
6. Bicara cadel
7. Pupil mata
mengecil (melebar
jika overdosis)
8. Gangguan
perhatian/daya ingat
Gejala yang ditimbulkan dari penggunaan ganja
1. Rasa senang dan bahagia
2. Santai dan lemah
3. Acuh tak acuh
4. Mata merah
5..Nafsu makan meningkat
6. Mulut kering
7. Pengendalian diri dan konsentrasi kurang
8. Depresi dan sering menguap/mengantuk
Gejala-gejala dari penggunaan amfetamin
1.Kewaspadaan
meningkat
2.Bergairah
3.Rasa senang/bahagia
4.Pupil mata melebar
5.Denyut nadi dan
tekanan darah
meningkat
6.Susah tidur/insomnia
7.Hilang nafsu makan
Gejala yang ditimbulkan dari penggunaan
kokain
1,Gelisah dan denyut nadi meningkat
2. Euforia/rasa gembira berlebihan
3. Banyak bicara dan kewaspadaan
meningkat
4. Kejang dan tekanan darah meningkat
5. Berkeringat dan mudah berkelahi
6. Penyumbatan pembuluh darah
Distonia (kekakuan otot leher)
Pengaruh halusinogen: Jangka pendek:
sensasi dan perasaan berubah
secara dramatis, mengalami
flasback atau bad trips, tidak dpt
tidur, selera makan hilang, suhu
tubuh meningkat, denyut nadi naik
dan koordinasi otot terganggu.
Jangka panjang: merusak sel otak
dan daya ingat
Faktor yang mendorong penyalahgunaan napza :

1. Pengendalian diri yang lemah


2. Kondisi kehidupan keluarga
3. Temperamen sulit
4. Mengalami gangguan perilaku
5. Suka menyendiri dan berontak
6. Prestasi sekolah yang rendah
7. Tidak di terima di kelompok
8. Berteman dengan pemakai
9. Mengenal narkoba di usia dini
Faktor yang menjadi penyebab penyalahgunaan
napza

1.Faktor individual
Kebanyakan dimulai pada saat remaja, sebab pada remaja sedang
mengalami perubahan biologi, psikologi maupun sosial yang pesat.
Ciri-ciri remaja yang mempunyai resiko lebih besar menggunakan
Narkoba, seperti kurang percaya diri, mudah kecewa, agresif,
murung, pemalu, pendiam dan sebagainya.

2. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan
pergaulan kurang baik sekitar rumah, sekolah, teman sebaya,
maupun masyarakat, seperti komunikasi orang tua dan anak kurang
baik, orang tua yang bercerai, kawin lagi, orang tua terlampau sibuk,
acuh, orang tua otoriter dan sebagainya.
Upaya pencegahan penyalahgunaan Napza
1. Peran Remaja :
Pelatihan keterampilan
Kegiatan alternatif untuk mengisi waktu luang, seperti: kegiatan olah raga,
kesenian, dll.

2.  Peran Orang Tua


Menciptakan rumah yang sehat, serasi, harmonis, cinta, kasih sayang dan
komunikasi terbuka.
Mengasuh, mendidik anak yang baik.
Menjadi contoh yang baik.
Menjadi pengawas yang baik.

3.  Peran Tokoh Masyarakat dan Pemerintah


Mengikutsertakan dalam pengawasan narkoba dan pelaksanaan Undang-Undang.
Mengadakan penyuluhan, kampanye pencegahan penyalahgunaan narkoba.
Merujuk korban narkoba ke tempat pengobatan.
Merencanakan, melaksanakan dan mengkoordinir program-program pencegahan
penyalahgunaan narkoba.
Asuhan keperawatan pada klien
dengan penyalahgunaan napza
1. PENGKAJIAN

2. DIAGNOSA

3. INTERVENSI

4. IMPLEMENTASI

5. EVALUASI
1. Pengkajian
● Pengkajian merupakan tahapan pertama dari proses keperawatan.
Sebelum memulai seluruh proses, tenaga keperawatan akan
melakukan pengkajian awal terhadap kondisi klien. Klien akan
diberikan pertanyaan serta diberikan sejumlah tes baik fisik
maupun psikis,seperti :
● a. Identitas
● b. Keluhan Utama
● c. Riwayat Kesehatan
● d. Kesehatan Fungsional
● e. Data Penunjang
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan
Penyalahgunaan NAPZA berdasarkan SDKI Persatuan Perawat
Nasional Indonesia (PPNI) tahun 2016

1. Ansietas berhubungan dengan Penyalahgunaan zat


tanda dan gejala : merasa bingung, tampak gelisah, tampak
tegang, sulit tidur, frekuensi nadi meningkat, tekanan darah meningkat,
palpitasi, anoreksia

2. gangguan memori berhubungan dengan penyalahgunaan zat


tanda dan gejala : tidak mampu mengingat informasi faktual, tidak
mampu mengingat peristiwa, merasa mudah lupa.

3. Koping tidak efektif berhubungan dengan krisis situasional


tanda dan gejala : mengungkapkan tidak mampu mengatasi masalah,
penyalahgunaan zat, perilaku tidak asertif, partisipasi sosial kurang
4. Penurunan koping keluarga berhubungan dengan situasi
penyerta yang mempengaruhi orang terdekat
Tanda dan gejala : klien mengeluh/ kawatir tentang respon orang
terdekat, orang terdekat menarik diri dari klien, terbatasnya
komunikasi orang terdekat dengan klien.

5. Penyangkalan tidak efektif berhubungan dengan kecemasan


Tanda dan gejala : tidak mengakui3. dirinya mengalami bahaya, tidak
mengakui bahwa penyakit berdampak pada pola hidup, berperilaku
acuh tak acuh, menunjukkan afek yang tidak sesuai

6. Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan


pemilihan gaya hidup tidak sesuai
Tanfda dan gejala menunjukkan penolakan status kesehatan, gagal
mencapai pengendalian yang optimal
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Contoh diagnosa 1.
● Ansietas berhubungan dengan penyalahgunaan zat (D.0080)
● Tanda dan gejala:
● merasa bingung, tampak gelisah, tampak tegang, sulit tidur, frekuensi
nadi meningkat, tekanan darah meningkat, palpitasi, anoreksia

TUJUAN DAN KRITERIA HASIl


● Tingkat ansietas (L.09093) Setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama 3x24 jam, diharapkan ansietas menurun dengan kriteria hasil:
● 1. verbalisasi bingung menurun dari 2 menjadi 4
● 2. Perilaku gelisah menurun dari 2 menjadi 4
● 3. Perilaku tegang menurun dari 2 menjadi 4
● 4. pola tidur membaik dari 2 menjadi 4
● 5. Frekuensi nadi membaik dari 2 menjadi 4
● 6. tekanan darah membaik dari 2 menjadi 4
● 7. Palpitasi menurun dari 2 menjadi 4
● 8. Anoreksia menurun dari 2 menjadi 4

RENCANA TINDAKAN
● Reduksi Ansietas(I.09314)
● Observasi
● 1. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah misalkan kondisi, waktu,
stresor
● 2. Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
● 3. monitor tanda tanda ansietas
 
Teraupetik
● 4. ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan
kepercayaan
● 5. temani pasien untuk mengurangi kecemasan
● 6. motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan

Edukasi
● 7. jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin di alami
● 8. informasikan secara faktual mengenai diagnosis
pengobatan
● 9. anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
● 10. latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
4. Implementasi

● Menurut Mufidaturrohmah (2017) implementasi merupakan


pelaksanaan tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana
perawatan.
● Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan
implementasi yaitu tindakan keperawatan yang dilakukan harus
sesuai dengan intervensi yang telah direncanakan, dilakukan
dengan cara aman serta sesuai dengan kondisi klien, harus
dievaluasi terkait keefektifan dan pendokumentasian
keperawatan yang benar.
5. Evaluasi
● Menurut Mufidaturrohmah (2017) tujuan dan evaluasi
adalah untuk mengetahui sejauh mana perawatan
dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap
asuhan keperawatan yang berikat.
● a. Evaluasi Proses
● Merupakan aktivitas dari proses keperawatan dan hasil
kualitas pelayanan asuhan keperawatan. Evaluasi ini
harus dilaksanakan segera setelah perencanaan
keparawatan diimplementasikan agar dapat
mengetahui efektifitas intervensi tersebut.
● b. Evaluasi hasil
● Fokus evaluasi hasil adalah perubahan perilaku atau
status kesehatan klien pada akhir asuhan
keperawatan.
TERIMA KASIH
BY. LISA MARYATI

Anda mungkin juga menyukai