Anda di halaman 1dari 31

MODUL 5

PSIKOPATOLOGI GANGGUAN AFEKTIF, GANGGUAN ANSIETAS-


SOMATOFORM, GANGGUAN TERKAIT STRESS,
GANGGUAN PRILAKU NAPZA

KELOMPOK 7

TUTOR :
dr.Muhammad Sayuti,Sp.B(K)BD
KELOMPOK 7
Anggota:

1. Angga Wibatsu Karim


2. Asri Aprillya
3. Aviva Sintia Emira
4. Cepi Ramdhani
5. Cut Sarah Faradila
6. Dilla khairunnisa Mahira Zulmay
7. Lutfiatul Khusnia
8. Mirza Hodayatsyah
9. Rara Enggola handayani
10. Rizki Irawan
11. Shinta Putri simehate
Skenario 5: Boring 
An. G (laki-laki, 17 tahun, pelajar kelas X SMA favorit di suatu kota kecil) tertangkap sedang merokok dan
menghisap ganja di belakang sekolahnya. Selama ini ia dikenal sebagai siswa yang berprestasi, baik di bidang
intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Ia merupakan anak tunggal dan kedua orang tuanya merupakan orang
yang sibuk dengan kegiatan pekerjaan dan kegiatan sosial. Ayahnya seorang pejabat publik dan ibunya seorang
pengusaha yang sukses. Dan selama ini, ia lebih banyak diasuh oleh nenek dari pihak ibu. Pada pemeriksaan psikiatri
terhadap An. G terlihat berbadan tegap, berwajah murung dan tampak depresi. Ia mengeluh sangat kesepian
dan “boring” karena tidak ada sahabat karib, merasa jengkel kepada orangtua terutama ibu yang menjadi sangat cerewet
akhir-akhir ini kepadanya. Pasien kadang-kadang ingin mati dan ingin melakukan tentamina suicidum, merasa
hidupnya tidak berguna lagi karena merasa nilai UAS-nya “jeblok”. Dengan kejadian ini, pihak sekolah mempunyai
kebijakan untuk mengeluarkan siswa yang terlibat pemakaian ganja dan NAPZA lainnya dan akan melakukan tes urin pada
seluruh siswa. Sekolah juga menjalin kerjasama dengan BNN untuk proses rehabilitasi siswa yang membutuhkan.
Bagaimana saudara menjelaskan apa yang terjadi pada An. G serta bagaimana cara mengatasinya?
Jump 5 : Learning Objective
1. NAPZA :
a) Penyalahgunaan NAPZA
b) Faktor Peybebab
c) Penatalaksanaan
2. Gangguan Afektif :
a) Afektif Depresif/suicide dan penatalaksanaanya
b) Afektif Manik dan penatalaksanaannya
3. Gangguan Kepribadian NAPZA
4. Upaya Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA
5. Rehabilisasi Penyalahgunaan NAPZA
6. Rujukan Penyalahgunaan NAPZA
1. NAPZA
(NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, dan ZAT ADIKTIF LAINNYA)

- NARKOTIKA
UU.NO 22 TH.1997
Zat atau obat berasal dari tanaman/bukan, sintetis/semi
sintetis yang dapat menyebabkan penurunan/perubahan
kesadaran, hilang rasa, kurangi/hilangkan rasa nyeri dan
dapat menimbulkan ketergantungan.

bila masuk ke dalam tubuh akan mempengaruhi tubuh


terutama susunan saraf pusat/otak, sehingga menyebabkan
gangguan fisik, psikis dan fungsi sosial.
Golongan I
• Digunakan untuk tujuan ilmu peng
etahuan,
• tidak ditujukan untuk terapi
• potensi sangat tinggi menimbulkan
ketergantungan
• Contoh:
- Heroin/putauw : mengurangi nyeri,
menambah euforia kesenangan
- Kokain
- Ganja
Golongan II: Golongan III:
• Berkhasiat pengobatan • berkhasiat pengobatan banyak
• Sebagai pilihan terakhir dig digunakan dalam terapi atau
unakan dalam terapi atau p pengembangan ilmu pengetahuan
engembangan ilmu penget • potensi ringan mengakibatkan
ahuan ketergantungan
• Potensi tinggi mengakibatk • Contoh:
an ketergantungan - Kodein
• Contoh:
- Morfin
- Petidin
- Psikotropika
UU No. 5 tahun 1997
Zat atau obat, alamiah maupun sintetis bukan narkotika berkhasia
t psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
• GOLONGAN I: • GOLONGAN II:
- digunakan untuk kepentinga - tujuan ilmu pengetahuan
n ilmu pengetahuan berkhasiat pengobatan,
- tidak digunakan dalam terapi - dapat digunakan dalam
- potensi amat kuat mengakib terapi,
atkan ketergantungan. - potensi kuat mengakibatkan
Contoh: ketergantungan.
- Ekstasi Contoh:
- Shabu - Amfetamin
- LSD - Metilfenidat
- Ritalin
• GOLONGAN III : • GOLONGAN IV
- berkhasiat pengobatan - berkhasiat pengobatan dan
- sangat luas digunakan dalam
- banyak digunakan dalam terapi untuk tujuan ilmu
terapi tujuan ilmu penge pengetahuan
tahuan - potensi ringan
• potensi sedang mengaki mengakibatkan
ketergantungan
batkan ketergantungan
Contoh:
Contoh: - diazepam,
- fenobarbital - bromazepam,
- flunitrazepam - nitrazepam seperti pil BK, pil
Koplo
- Zat Adiktif lainnya
Bahan/zat yang berpengaruh psikoaktif selain yang disebut Nar
kotika dan Psikotropika yang menimbulkan ketergantungan.
• Contohnya :
- rokok,
- alkohol dan minuman lain yang memabukkan dapat menimbulk
an ketagihan.
a) Penyalahgunaan NAPZA

- Jenis – jenis penyalahgunaan NAPZA


a. Alkohol
manifestasi klinis :
• Gejala intoksikasi : bradikardi, hipotensi, euforia, kejang, koma, h
ilangnya refleks fisiologi
• Sistemik : hepatitis alkoholik, kanker hepar, gastritis, ulkus peptik
um, pneumonia, fetal alcohol syndrome
• Psikiatri : depresi
b. Ganja
manifestasi klinis :
• Sistemik : infertilitas, gangguan siklus haid, impotensi, menurunnya libido, infek
si saluran pernafasan akut, memicu timbulnya kanker,, serta gangguan jantung,
dan saraf
• Psikiatri : penurunan daya ingat, kesulitan belajar,, rasa cemas, panik, kebingun
gan, paranoid, depresi berat, timbulnya ide bunuh diri

Ketergantungan NAPZA dibagi menjadi 2 :


1) Ketergantungan fisik : akan mengalami gejala putus zat
2) Ketergantungan psikologis : seseorang akan mengalami kerinduan yang sangat
kuat untuk menggunakan NAPZA tersebut walaupun ia tidak mengalami gejala
fisik
b) Faktor Penyebab

1. Faktor Individu
Anak atau remaja dengan ciri-ciri tertentu mempunyai risiko lebi
h besar untuk menjadi penyalahguna NAPZA.
• Ciri-ciri tersebut antara lain :
- Cenderung memberontak dan menolak otoritas
- Cenderung memiliki gangguan jiwa lain (komorbiditas) seperti De
presi,Cemas, Psikotik, Keperibadian dissosial.
- Perilaku menyimpang dari aturan atau norma yang berlaku
- Rasa kurang percaya diri (low selw-confidence), rendah diri dan m
emiliki citra diri negatif (low self-esteem)
- Sifat mudah kecewa, cenderung agresif
2. Faktor Lingkungan
A. Lingkungan Keluarga
B. Lingkungan Sekolah
C. Lingkungan Teman Sebaya
D. Lingkungan Masyarakat/Sosial

3. Faktor NAPZA
- Mudahnya NAPZA didapat dimana-mana dengan harga “terjangkau”
- Banyaknya iklan minuman beralkohol dan rokok yang menarik untuk dicoba
- Khasiat farakologik NAPZA yang menenangkan, menghilangkan nyeri, menidur-
kan, membuat euforia/fly/stone/high/teler dan lain-lain.
c)Penatalaksanaan dan Pemeriksaan Lab

Di indonesia, tahap rehabilitasi ada 3 tahap, yaitu :


● Detoksifikasi, Detoksifikasi adalah tahap di mana dokter memberik
an obat tertentu yang bertujuan untuk mengurangi gejala putus obat
(sakau) yang muncul.

● Terapi perilaku kognitif, untuk mencari cara mengatasi keinginan m


enggunakan obat disaat kambuh, dan membuat strategi untuk mengh
indari dan mencegah kambuhnya keinginan menggunakan obat.

● Bina lanjut. Tahap ini memungkinkan pasien ikut serta dalam kegiat
an yang sesuai dengan minat. Pasien bahkan dapat kembali ke sekola
h atau tempat kerja, namun tetap dalam pengawasan terapis.
2. Gangguan Afektif

a. Afektif Depresif/suicide
Neurotransmiter yang terganggu
Penurunan Serotonin, Dopamin, NE
- Diagnosis DSM V
Minimal memenuhi 5 dari 9 kriteria
1. Depressed Mood
2.Menurunnya kesenangan dan ketertarikan terhadap sesu
atu
3. Kehilangan BB atau meningkatnya BB
4. Gak bisa tidur atau terlalu banyak tidur
5. Psikomotor agitation or impairment
6.Fatigue
7. Memiliki perasaan bersalah
8. Penurunan konsentrasi
9. Memiliki pikiran untuk bunuh diri

- Penatalaksanaan
• Non farmakologi • Pharmakology
Aktivitas fisik SSRIs (Selective Serotonin Reuptake)
Pola makan sehat MAOI (Monoamine Oxidase Inhibitors)
Terapi wicara TCA (trichloroacetic acid)
b) Afektif Manik
Ditunjukkan dengan suasana perasaan yang cenderung meningkat disertai deng
an peningkatan aktivitas fisik dan mental.
Dalam episode manik, dapat ditemukan tiga atau lebih gejala berikut ini :
• Rasa percaya diri berlebihan
• Waktu tidur berkurang
• Bersikap gegabah dan melakukan kegiatan – kegiatan yang berisiko
• Sering melakukan tindakan tanpa dipikirkan akibatnya lebih lanjut
• Berbicara dengan sangat cepat dan mengubah topik pembicaraan
• Penatalaksanaan
Terapi manik :
• Antipsikotik terutama pada 24 jam pertama
• lithium
3. Gangguan Kepribadian NAPZA
1. Pecandu kerap mengalami perubahan suasana hati
Bisa jadi dalam suatu waktu, ia merasa sangat senang namun dalam wak
tu sekejap, emosinya berubah menjadi sangat buruk. Perubahan suasan
a hati dipengaruhi oleh efek narkoba yang ada dalam tubuhnya

2. Depresi dan euphoria


yang cenderung mengalami depresi sebagai efek penggunaan narkoba d
an baru merasa senang setelah menggunakan obat terlarang ini

3. Mulai melakukan tindakan kriminal


tak lagi punya uang untuk mendapatkannya, bisa jadi mereka menjadi le
bih kasar dan melakukan tindakan kriminal seperti memaksa orang lain
memberikan uang atau bahkan mencuri dan tindakan melawan hukum
4. Kondisi kesehatan fisik kronis
Penyalahgunaan obat terlarang dalam jangka panjang pada pecandu narkoba d
apat meningkatkan risiko untuk berbagai penyakit dan kondisi fisik, termasuk penya
kit jantung, tekanan darah tinggi HIV / AIDS.

5. Perubahan penampilan
Cukup banyak pecandu narkoba yang mengalami perubahan fisik, ciri-ciri pengg
una narkoba biasanya terlihat kurus, sulit untuk fokus, hidung yang terasa terus gata
l, muka yang terlihat tirus, mata yang terlalu kering atau merah, pupil melebar, keru
sakan gigi
4. Upaya Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA

Menurut BNN tahun 2004 :


1. Pencegahan primer
pencegahan dini yang ditujukan  individu, keluarga, kelompok atau
komunitas yang memiliki risiko tinggi terhadap penyalahgunaan NAPZ
A,

2. Pencegahan sekunder :
Pencegahan sekunder ditujukan pada kelompok atau komunitas yang
sudah menyalahgunakan NAPZA
3. Pencegahan tersier
mereka yang sudah pernah menjadi penyalahguna NAPZA dan telah mengikuti prog
ram terapi dan rehabilitasi. untuk menjaga agar tidak kambuh lagi.
5. Rehabilitasi Penyalahgunaan NAPZA

1. Pengertian Rehabilitasi
Rehabilitasi terhadap pecandu narkotika adalah suatu proses peng
obatan untuk membebaskan pecandu dari ketergantungan, dan masa
menjalani rehabilitasi tersebut diperhitungkan sebagai masa menjala
ni hukuman.
Rehabilitasi terhadap pecandu narkotika juga merupakan suatu ben
tuk perlindungan sosial yang mengintegrasikan pecandu narkotika ke
dalam tertib sosial agar dia tidak lagi melakukan penyalagunaan nark
otika.
2. Jenis Rehabilitasi
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika terdiri dari 2 (dua) yaitu:
1. Rehabilitasi medis, yaitu proses kegiatan pengobatan secara terpadu untuk me
mbebaskan pecandu dari ketergantungan narkotika
2. Rehabilitasi Sosial, yaitu proses kegiatan pemulihan secara terpadu baik fisik,
mental maupun social, agar bekas pecandu narkotika dapat kembali melaksana
kan fungsi social dalam kehidupan masyarakat
6. Rujukan Penyalahgunaan NAPZA

• Sistem Rujukan Kesehatan adalah :


Suatu tatanan Kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan
tugas dan tanggung jawab secara timbal balik, kepada pihak yang ber
wenang dan dilakukan dengan cara yang rasional.
Alur Rujukan Penyalah
gunaan Narkotika

Anda mungkin juga menyukai