Anda di halaman 1dari 4

MODUL 1

Penyakit tropis, Global dan Penyakit karantina

Skenario 1 Mencari solusi yang tepat

Dokter di Puskesmas Pulo sedang menyusun program terkait banyaknya kasus yang muncul
selama 1 bulan terakhir, banyak ditemukannya kasus diare pada anak anak dan juga kasus keracunan
pestisida

Hasil survey dari bagian promosi kesehatan di puskesmas menunjukkan hasil yang kurang
baik meliputi kondisi rumah sehat, pengelolaan sampah, saluran pembuangan air limbah, sumber air
bersih, kurang tersedianya jamban, dan kebiasaan petani yang tidak menggunakan APD saat
penggunaan pestisida.

Puskesmas yang berada dekat pelabuhan laut ini, juga berperan aktif bersama dengan
kantor kesehatan pelabuhan setempat juga terlibat dengan pengawasan penyakit karantina di
pelabuhan. Pemerintah sudah memiliki standar pengawasan dan pengelolaan bagi penyakit-penyakit
karantina. Bagaimana saudara menjelaskan berbagai faktor lingkungan kasus di atas dengan
terjadinya penyakit serta pengelolaannya?

Jump 1 Terminologi

1. Penyakit Tropis : Penyakit tropis merupakan penyakit infeksi yang banyak terjadi di wilayah
beriklim tropis, termasuk Indonesia. Penyebab Penyakit tropis bisa disebabkan oleh berbagai
jenis infeksi, mulai dari infeksi virus, bakteri, jamur, hingga parasit. Penyakit tropis pada
umunya bersifat menular, penyebaran atau penularan penyakit tersebut bisa terjadi secara
langsung antara satu orang ke orang lainnya misalnya melalui droplet atau melalui hewan
pembawa penyakit (vektor), seperti nyamuk dan serangga serta faktor kebersihan diri dan
lingkungan yang kurang baik
2. Penyakit Global : Istilah penyakit global merujuk kepada penyakit yang terjadi akibat adanya
sebaran kuman pathogen baik dari hewan atau manusia yang tingkat kejadiannya meliputi
beberapa Negara baik Negara berkembang maupun Negara maju. Pemahaman umum
tentang penyakit global berkaitan dengan penyakit infeksi yang menular baik lewat udara,
air,kontak langsung, atau melalui vector. Kejadian bersifat global dan menjadi ancaman
terhadap kesehatan global.
3. Karantina : Kekarantinaan Kesehatan adalah upaya mencegah dan menangkal keluar atau
masuknya penyakit dan/atau faktor risiko kesehatan masyarakat yang berpotensi
menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat.
4. Pestisida : Pestisida adalah substansi (zat) kimia yang digunakan untuk membunuh atau
mengendalikan berbagai hama

Jump 2 Rumusan Masalah

1. Mengapa bisa terjadi kasus diare pada anak dan keracunan pestisida?
- Diare : Buruknya sanitasi lingkungan membuat tempat berkembang biaknya berbagai
macam penyakit dan sebagai penyebab utama penyakit yang timbul dari buruknya
kesehatan lingkungan. Riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan
bahwa diare merupakan penyakit menular dengan angka morbiditas dan mortalitas yang
masih tinggi. Survei morbiditas yang dilakukan oleh Direktorat Jendral Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan dari tahun 2000 sampai
dengan 2010 terlihat kecenderungan penderita penyakit diare naik.
Diare merupakan penyakit dengan ciri konsistensi feses cair, frekuensi buang air
besar meningkat. Diare terjadi pada musim hujan pada umumnya disebabkan karena
penurunan kualitas hidup bersih, sehingga meningkatkan perkembangan virus, bakteri
dan parasit. Mikroorganisme pathogen biasanya muncul dari saluran drainase yang
kotor kemudian mencemari air bersih yang dikonsumsi

- Keracunan pestisida : pestisida merupakan zat kimia yang digunakan untuk membunuh
dan mengenadalikan hama, dimana hama tersebut berupa serangga yang dapat
merusak berbagai tumbuhan dan hasil panen. Penggunaan pestisida yang tidak tepat
dapat memberikan akibat keracunan.
Keracunan pestisida karena partikel pestisida terhisap lewat hidung merupakan
terbanyak kedua setelah kulit. Gas dan partikel semprotan yang sangat halus (kurang
dari 10 mikron) dapat masuk ke paru-paru, sedangkan partikel yang lebih besar (lebih
dari 50 mikron) akan menempel di selaput lendir atau kerongkongan

2. Apa program yang dapat dibuat dalam permasalahan yang terjadi selama 1 bulan
terakhir?
- Diare : Perubahan perilaku tidak akan terjadi jika belum muncul kesadaran atas
pentingnya sanitasi lingkungan. Untuk menumbuhkan kesadaran ini, pertama kali perlu
dilakukan usaha untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang perilaku hidup
bersih dan sehat terutama sanitasi lingkungan sehingga nantinya dapat mengurangi
angka kesakitan diare. perlu adanya intervensi melalui program sosialisasi sanitasi
lingkungan sedini mungkin, dengan memperkenalkan pengetahuan pentingnya
kebersihan air, sanitasi dan higinitas (Water Sanitation and Hygiene) sebagai hak asasi
manusia karena merupakan elemen esensial untuk hidup sehat, bermartabat dan
sejahtera.
1. Kebersihan tangan
2. Pengelolaan dan penanganan tinja yang tepat

- Pestisida : Untuk meningkatkan kualitas kesehatan petani dan menghindari dampak


intoksikasi akut dan jangka panjang dari penggunaan pestisida, diperlukan strategi untuk
mengantisipasi aspek dampak melalui pendekatan Ergonomi Total. TEA (Total
Ergonomics Approach) adalah merupakan suatu pendekatan yang mencakup
pendekatan SHIP (Systemic, Holistic, Interdisciplinary and Participatory)
3. Berdasarkan hasil survey promosi kesehatan puskesmas, apa saja dampak yang dapat
ditimbulkan?
4. Apa saja pencegahan yang dapat dilakukan dalam kasus keracunan pestisida pada petani
tersebut?

Untuk menghindari bahaya akibat terkontaminasi, maka ada beberapa petunjuk dalam
pemakaian pestisida mulai dari membeli pestisida, mengangkut pestisida, menyimpan pestisida,
menyiapkan pestisida, menyemprotkan pestisida, selesai menyemprot, sampai pengamanan kaleng
pestisida
1) Membeli pestisida hendaknya memperhatikan beberapa hal, antara lain: membeli pestisida
diharapkan di tempat penjualan resmi, membeli pestisida yang masih mempunyai label (merek dan
keterangan singkat tentang pemakaian dan bahayanya), belilah pestisida yang wadahnya masih
utuh, tidak bocor;

2) Wadah pestisida saat pengangkutan seharusnya tertutup rapat dan ditempatkan terpisah dari
makanan dan pakaian yang bersih;

3) Pestisida harus disimpan dalam wadah atau pembungkus aslinya, yang labelnya masih utuh dan
jelas, diletakkan tidak terbalik, bagian yang dapat dibuka berada di sebelah atas, serta disimpan di
tempat khusus yang jauh dari jangkauan anak-anak, hewan piaraan, makanan, bahan makanan dan
alat-alat makan, jauh dari sumur, serta terkunci, tidak ada kebocoran, tidak boleh kena sinar
matahari langsung, tidak boleh terkena air hujan, jika pada suatu saat pestisida yang tersedia di
rumah lebih dari satu wadah dan satu macam, dalam penyimpanannya harus dikelompokkan
menurut jenisnya dan ukuran wadahnya, ruang tempat menyimpan pestisida harus mempunyai
ventilasi;

4) Saat menyiapkan pestisida ada beberapa hal yang bisa dijadikan petunjuk yaitu: semua kulit,
mulut, hidung, mata, dan kepala harus tertutup. Karena itu pakailah baju lengan panjang, celana
panjang, masker yang menutupi leher, dan sarung tangan karet, gunakan alat khusus untuk menakar
dan mengaduk larutan pestisida yang akan dipakai. Jangan gunakan tangan, apabila lubang
semprotan tersumbat, bersihkan dengan air atau benda yang lunak, jangan ditiup, jauhkan anak-
anak dan binatang peliharaan dari tempat penyiapan pestisida, pakailah pakaian yang menutup
semua kulit, baju lengan panjang, celana panjang, sarung tangan karet, masker penutup mulut,
hidung dan leher, penutup kepala, kaca mata, dan sepatu. Saat menyemprot harus searah arah
angin dan tubuh tidak lagi mengenai tanaman yang sudah disemprot, lokasi jauh dari
orang/binatang, jangan menyemprot dengan alat semprot yang rusak, jangan makan, minum, dan
merokok saat bekerja, cuci anggota badan dengan sabun sebelum makan dan minum setelah
menyemprot;

5) Setelah selesai menyemprot juga harus memperhatikan beberapa hal, antara lain: sisa pestisida
dan air bekas mencuci alat yang digunakan untuk menyiapkan pestisida jangan sampai mencemari
sumber air (sumur, bak), saluran air, dan kolam ikan. Pakaian kerja yang bekas dipakai ditempatkan
pada tempat khusus untuk dicuci dan tidak digabung dengan pakaian lain atau pakaian keluarga
yang lain. Cuci pakaian dan mandi sampai bersih;

6) Pengamanan wadah bekas pestisida diharapkan memperhatikan hal-hal berikut: kaleng dan
bungkus pestisida ditanam di lubang jauh dari sumber air, kaleng bekas jangan dipakai sebagai
tempat makan atau keperluan lain.

5. Penyakit apa saja yang membutuhkan karantina?


(1) Pes (Plague);
(2) Kolera (Cholera);
(3) Demam kuning (Yellow fever);
(4) Cacar (smallpox);
(5) Tifus bercak wabahi - Typhus exanthematicus infectiosa (Louse borne typhus);
(6) Demam balik-balik (Louse borne Relapsing fever);
6. Dimana saja lokasi kekarantinaan dapat dilaksanakan?

1. Kekarantinaan Kesehatan di Pintu Masuk


a. Pelabuhan

b. Bandar Udara

c. Pos Lintas Batas Darat Negara

2. Kekarantinaan Kesehatan di wilayah selain pintu masuk

à Tempat atau lokasi yang diduga terjangkit penyakit menular dan/atau terpapar

faktor risiko kesehatan masyarakat yang dapat menimbulkan kedaruratan kesehatan

masyarakat yang di dasarkan pada hasil penyelidikan epidemiologi dan/atau

pengujian laboratorium

a. Rumah

b. Area/wilayah

c. Rumah sakit

d. Pembatasan sosial berskala besar

7. Apa standar pengawasan dan pengelolaan bagi penyakit-penyakit karantina?


8. Bagaimana dampak terbesar jika penyakit karantina ini tidak dikelola dan diberi
pengawasan yang baik dan benar?

Dari aspek kesehatan masyarakat, media lingkungan yang perlu mendapat perhatian dalam
mewujudkan kualitas Lingkungan Bandar Udara atau Pelabuhan yang sehat adalah upaya untuk
mengawasi agen penyebaran penyakit (fisik, kimia, mikrobiologis), media perantara (air, udara,
makanan/minuman, vektor penyakit seperti serangga dan binatang pengerat, sampah dan
limbah, manusia beserta perilakunya), pengamatan penyakit dan keluhan masyarakat yang
terkait dengan kegiatan di Pelabuhan dan Bandar Udara. Hal ini sejalan dengan diberlakukannya
International Health Regulation (IHR) 2005, dimana Indonesia telah sepakat untuk
melaksanakannya secara penuh pada Tahun 2014 melalui kegiatan pengawasan/pengamatan
penyakit di Pelabuhan dan Bandar Udara, agar penyakit-penyakit menular potensial wabah tidak
berkembang menjadi kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia (Public Health
Emergency of International Concern)

Jump 3 Hipotesa

Anda mungkin juga menyukai