Narendra adalah seorang dokter yang bekerja di salah satu rumah sakit yang mendapat
tugas dari Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe untuk membantu korban gempa dan tsunami di Palu
dan Donggala. Narendra sangat penasaran dengan penyebab bencana gempa dan tsunami tersebut,
yang telah menimbulkan korban jiwa yang begitu banyak. Setelah membaca beberapa artikel,
Narendra dapat mengetahui bahwa gempa dan tsunami yang terjadi di Palu dan Donggala termasuk
dalam klasifikasi bencana alam.
Sejak ditetapkannya status tanggap darurat, seluruh elemen pemerintah seperti BPBD,
BASARNAS, TNI, POLRI dan dinas terkait lainnya beserta seluruh relawan ikut serta dalam proses
tanggap darurat. Narendra bepikir, bagaimana pembagian tugas mereka dalam tanggap darurat? Di
lokasi bencana, Narendra melihat posko-posko sudah dikoordinasikan oleh seorang TNI yang
ditunjuk oleh pemerintah daerah setempat untuk menjadi leader dalam tanggap darurat bencana.
Narendrapun semakin penasaran, apakah fokus penanganan bencana hanya dilakukan saat terjadi
bencana saja? Jika tidak, bagaimana konsep manajemen bencana yang selama ini dijalankan oleh
pemerintah? Apakah pemerintah juga melaksanakan pengkajian risiko bencana serta melakukan
upaya mitigasi bencana? Narendra juga ingin tahu apakah dalam manajemen bencana ada prinsip
serta regulasi khusus mengingat bencana adalah salah satu kejadian yang dapat menimbulkan
banyak korban jiwa.
Jump 1
1. Tsunami : Tsunami adalah rangkaian gelombang laut yang mampu menjalar dengan
kecepatan hingga lebih 900 km per jam, terutama diakibatkan oleh gempabumi yang terjadi
di dasar laut.
2. Gempa bumi : Gempabumi adalah berguncangnya bumi yang disebabkan oleh tumbukan
antar lempeng bumi , patahan aktif aktivitas gunungapi atau runtuhan batuan
3. BPBD : Badan Penanggu;angan Bencana Daerah adalah perangkat daerah yang dibentuk
dalam rangka melaksankan tugas dan fungsi untuk melaksankan penanggulangan bencana.
4. Basarnas : Badan Nasional pencarian dan Pertolongan (BASARNAS) adalah lembaga
pemerintah Non kementerian yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan dibidang
pencarian dan pertolongan
5. TNI : Tentara Nasional Indonesia (TNI) adalah menegakkakn kedaulatan negara,
mempertahankan keutuhan wilayah negara kesatuan Indoneisa yang berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NRI) Tahun 1945 serta
melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan
gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.
6. POLRI : Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) sebagai organisasi negara yang bertugas
menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat semenjak berdiri tahun 1946 telah
mengalami beberapa perubahan struktur
7. Mitigasi : serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana.
Jump 2 dan 3
1. Mengapa dokter bisa mendapatkan tugas untuk membantu korban bencana alam dan
mengapa dokter harus mengetahui penanggulangan bencana?
4. Bagaimana cara menyelamatkan diri dan mitigasi dari tsunami dan gempa bumi?
- Tsunami : Sebesar apapun bahaya tsunami, gelombang ini tidak datang setiap saat.
Janganlah ancaman bencana alam ini mengurangi kenyamanan menikmati pantai dan
lautan.
• Jika berada di sekitar pantai, terasa ada guncangan gempabumi, air laut dekat pantai surut
secara tiba-tiba sehingga dasar laut terlihat, segeralah lari menuju ke tempat yang tinggi
(perbukitan atau bangunan tinggi) sambil memberitahukan teman-teman yang lain. • Jika
sedang berada di dalam perahu atau kapal di tengah laut serta mendengar berita dari pantai
telah terjadi tsunami, jangan mendekat ke pantai. Arahkan perahu ke laut.
• Jika gelombang pertama telah datang dan surut kembali, jangan segera turun ke daerah
yang rendah. Biasanya gelombang berikutnya akan menerjang.
• Jika gelombang telah benar-benar mereda, lakukan pertolongan pertama pada korban. Jika
berada di sekitar pantai, terasa ada guncangan gempabumi, air laut dekat pantai surut
secara tiba-tiba sehingga dasar laut terlihat, segeralah lari menuju ke tempat yang tinggi
(perbukitan atau bangunan tinggi) sambil memberitahukan teman-teman yang lain.
• Jika sedang berada di dalam perahu atau kapal di tengah laut serta mendengar berita dari
pantai telah terjadi tsunami, jangan mendekat ke pantai. Arahkan perahu ke laut.
• Jika gelombang pertama telah datang dan surut kembali, jangan segera turun ke daerah
yang rendah. Biasanya gelombang berikutnya akan menerjang.
• Jika gelombang telah benar-benar mereda, lakukan pertolongan pertama pada korban.
- Gempa Bumi :
Membangun bangunan vital/strategis atau bangunan lainnya yang mengundang
konsentrasi banyak manusia di wilayah rawan gempabumi menggunakan konstruksi
yang tahan terhadap gempa.
• Tidak membangun permukiman dan aktifitas penduduk diatas, pada atau dibawah
tebing
• Tidak mendirikan bangunan diatas tanah timbunan yang tidak memenuhi tingkat
kepadatan yang sesuai dengan daya dukung tanah terhadap konstruksi bangunan
diatasnya
• Pemetaan mikrozonasi di wilayah rawan gempa bumi
• Perlu adanya RUTR dan RTRW yang dituangkan dalam peraturan daerah yang
berwawasan dan mempertimbangkan aspek kebencanaan sehingga prinsip bangunan
berkelanjutan dapat tercapai
• Membangun kewaspadaan masyarakat dan pemerintah daerah melalui pelatihan
antisipasi jika sewaktu-waktu terjadi gempa bumi.
• Menyiapkan alur dan tempat evakuasi bencana
• Menyelenggarakan pendidikan dini melalui jalur pendidikan formal dan non-formal
tentang gempa bumi dan bahayanya di wilayah rawan gempa bumi
• Membangun alur dan tempat pengungsian serta bukit-bukit untuk menghindar dari
gelombang tsunami
5. Mengapa seluruh elemen seperti BPBD, BASARNAS< TNI dan POLRI dan relawan ikut serta
dalam proses ranggap darurat tersebut?
- TNI : besarnya kerawanan bencana alam di Indonesia, TNI Angkatan Darat berkewajiban
untuk berperan secara aktif. Upaya penanggulangan berbagai peristiwa bencana alam
tertuang pada UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI. Pasal 7 ayat (2) b point 12
mengamanatkan bahwa TNI: “membantu menanggulangi akibat bencana alam,
pengungsian dan pemberian bantuan kemanusiaan”. Pasal tersebut merupakan bagian
dari tugas Operasi Militer Selain Perang (OMSP) TNI.
TNI merupakan instansi yang paling efektif, terorganisasi dan mobile dalam konteks
penanggulangan bencana di wilayah kedaulatan Republik Indonesia. Namun demikian
kemampuan dan kekuatan TNI AD baik dari aspek Sumber Daya Manusia (SDM), Alutsista,
Sarpras maupun peranti lunaknya masih terbatas. Kondisi tersebut, jika dihadapkan pada
luas wilayah, bentuk sumber daya nasional Indonesia belum seluruhnya diberdayakan untuk
menunjang tugas penanggulangan bencana alam. Guna mengatasi berbagai keterbatasan
dan tantangan pelaksanaan tugas penanggulangan bencana di daerah, TNI AD perlu
mewujudkan suatu sinergitas dengan segenap potensi nasional dan sumber daya yang
tersedia. Potensi nasional yang perlu diberdayakan dalam penanggulangan bencana tersebut
meliputi berbagai stakeholder. Instansi yang terlibat BNPB/ BPBD selaku titik utama (focal
point), Basarnas, PMI, Ormas sosial
- POLRI: Terkait dengan manajemen bencana, Kapolri telah menerbitkan Peraturan
Kapolri no. 17 tahun 2009 tentang Manajemen Penanggulangan bencana. Dalam perkap
tersebut, diatur beberapa hal terutama tentang Komando Pengendalian Lapangan (KPL)
yaitu sistem organisasi modular (bongkar pasang) untuk menanggulangi bencana. Sistem
komando ini bersifat terpadu dimana instansi yang terlibat, bekerja sama sebagai satu
tim untuk membuat sasaran dan strategi Bersama. KPL yang dibentuk oleh kepolisian
kemudian menyerahkan tugas dan tanggung jawab kepada KPL yang dibentuk oleh
BNPB/BPBD. Setelah menyerahkan tugas dan tanggung Membangun Kepemimpinan
Kolaboratif Polri dalam Manajemen Bencana 4 | KBP. PURWOKO YUDIANTO PKN I LAN
ANGK. XLIII 2019 jawab kepada BNPB/BNPD, Polri tetap melaksanakan tugas sesuai
dengan kebutuhan di bawah koordinasi KPL yang dibentuk oleh BNPB/BPBD dan
menugaskan perwakilannya dalam struktur organisasi KP
BNPB menangani semua bencana seperti gempa bumi, banjir bandang, dan tanah longsor.
Sementara itu, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) adalah Lembaga Pemerintah
Nonkementerian yang bertugas melakukan pertolongan dan evakuasi saat terjadi bencana.
Basarnas melakukan pencarian korban jika dalam suatu bencana ada korban yang hilang.
Basarnas juga melakukan koordinasi dengan BNPB dalam pelaksanaan operasi pencarian dan
pertolongan korban bencana.(*)
8. Bagaimana konsep manajemen bencana yang dilaksanakan oleh pemerintah saat ini?
Manajemen bencana adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan terusmenerus oleh seluruh
lapisan masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha dengan tujuan untuk meningkatkan
kegiatan dalam segi perencanaan dan mengurangi dampak dari bencana, mengambil
tindakan segera serta melaksanakan pemulihan setelah terjadinya bencana.
Kegiatan yang dilakukan dalam manajemen bencana berfokus pada upaya meningkatkan
inovasi yang dihasilkan dalam penanggulangan bencana dalam rangka meningkatkan
partisipasi masyarakat. Manajemen bencana adalah proses yang berkesinambungan dan
terpadu dimulai dari perencanaa, pengorganisasian, koordinasi dan langkah-langkah yang
perlu dilakukan antara lain:
1) Pencegahan dari bahaya atau ancaman bencana,
2) Mitigasi atau pengurangan risiko bencana terhadap berbagai bencana, keparaham dan
konsekuensinya,
3) Peningkatan kapasitas,
4) Kesiapsiagaan terhadap berbagai macam bencana,
5) Respon cepat terhadap situasi bencan maupun bencana yang mengancam,
6) Menilai keparahan atau besarnya efek yang ditimbulkan akibat bencana,
7) Evakuasi adalah prose penyelamatan dan pemberian bantuan, dan
8) Rehabilitasi dan rekonstruksi
9. Bagaimana pelasanaan pengkajian risiko bencana dan upaya mitigasi bencana yang ada
saat ini?
- Manajemen Risiko Bencana adalah Proses identifikasi ,analisis dan kuantifikasi
kebolehjadian kerugian (probability of losses ) agar kebolehjadian Kerugian (probability
of losses) agar digunakan untuk mengambil tindakan pencegahan atau mitigasi dan
pemulihan.
Jenis-Jenis Bencana di Indonesia Beragam bencana pernah terjadi di Indonesia. Jenis-jenis
bencana di Indonesia dapat disimpulkan secara implisit melalui UU No. 24/2007, yaitu:
a. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa
yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus,
banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
b. Bencana non-alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian
peristiwa non-alam yang antara lain berupa kegagalan teknologi, kegagalan modernisasi,
epidemi, dan wabah penyakit.
c. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa
yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau
antarkomunitas masyarakat, dan teror
Survei Potensi Desa 2019 yang digelar Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, dari setiap 15
desa/kelurahan di Indonesia, hanya satu yang memiliki sistem peringatan dini bencana alam.