Tammero’do Utara
ABSTRAK
Gempa bumi adalah getaran asli dari dalam bumi, bersumber di dalam bumi yang kemudian
merambat ke permukaan bumi akibat rekahan bumi pecah dan bergeser dengan keras. Gempa bumi
biasanya disebabkan oleh pergeseran kerak bumi. Gempa bumi yang berpusat di dasar laut akan
memicu terjadinya tsunami. Kondisi wilayah desa Tammerodo Utara terdiri atas dataran rendah,
sepanjang pesisir pantai dari hamparan bukit-bukit yang membentang termasuk sebagai salah satu
wilayah yang rentan akan terjadinya gempa bumi dan berpotensi tsunami di Sulawesi Barat. Jika
kekuatan gempa cukup besar dapat memicu bangunan hancur atau roboh dan berakibat pada korban
jiwa. Karena gempa bumi dan tsunami tidak dapat diprediksi datangnya, maka penting untuk
mengetahui dan mempelajari bagaimana sebaiknya respon dan tindakan yang dapat dilakukan ketika
akan, saat, dan pasca terjadinya bencana gempa bumi dan tsunami.
Earthquakes are natural vibrations in the earth, sourced in the earth, which then migrates to
the earth's surface because of a rupture that shatters and shifts violently. Earthquakes are usually
caused by a shift in the earth's crust. An earthquake centered on the ocean floor would trigger a
tsunami. The condition of the village of north tammerodo consists of lowland, along the coast of
rolling hills and including one of the most vulnerable areas of an earthquake and a potential tsunami
in west sulawesi. If the force of an earthquake is big enough to trigger a building crash or collapse
and result in loss of life. Since earthquakes and tsunamis are unpredictable, it is important to know
and learn how best the responses and actions that can be taken when will, when, and in the aftermath
of an earthquake and tsunami disaster.
PENDAHULUAN
Bencana merupakan suatu proses alam atau bukan alam yang menyebabkan korban jiwa,
harta dan mengganggu tatanan kehidupan. Gempa bumi adalah getaran asli dari dalam bumi,
bersumber di dalam bumi yang kemudian merambat ke permukaan bumi akibat rekahan bumi pecah
dan bergeser dengan keras. Penyebab gempa bumi dapat berupa dinamika bumi (tektonik), aktivitas
gunung api, akibat meteor jatuh, longsoran (di bawah muka air laut), ledakan bom nuklir di bawah
permukaan. Gempa bumi tektonik merupakan gempa bumi yang paling umum terjadi merupakan
getaran yang dihasilkan dari peristiwa pematahan batuan akibat benturan dua lempeng secara
perlahan-lahan itu yang akumulasi energi benturan tersebut melampaui kekuatan batuan, maka batuan
di bawah permukaan. Tsunami, kata ini berasal dari Jepang, tsu berarti pelabuhan, nami berarti
gelombang. Tsunami dipergunakan untuk gelombang pasang yang memasuki pelabuhan. Pada laut
lepas misal terjadi gelombang pasang sebesar 8 m tetapi begitu memasuki daerah pelabuhan yang
menyempit tinggi gelombang pasang menjadi 30 m. Tsunami biasa terjadi jika gempa bumi berada di
dasar laut dengan pergerakan vertikal yang cukup besar. Tsunami juga bisa terjadi jika terjadi letusan
gunungapi di laut atau terjadi longsoran di laut (LIPI,2010)
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memiliki catatan gempa bumi
berulang dengan periode waktu berbeda, bahkan tercatat dua kali tsunami terjadi yang dipicu oleh
fenomena gempa. Koordinator Gempa bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan bahwa
Sulawesi memiliki lebih dari 45 segmen sesar aktif. Menurutnya, para ahli kebumian telah
mempelajari karakteristik wilayah Sulawesi (BNPB, 2021).
Fenomena gempa bumi yang terjadi di wilayah Sulawesi Barat (Sulbar) merupakan kejadian
berulang. Menghadapi potensi bahaya gempa, kekuatan bangunan sangat penting untuk dievaluasi dan
diperkuat sehingga aman bagi para penghuni yang memanfaatkan bangunan yang masih berdiri
pascagempa M6,2. Secara khusus, wilayah Majene dan Mamuju pernah terdampak gempa secara
berulang dengan periode waktu berbeda. Daryono mengatakan bahwa fenomena gempa di wilayah itu
tercatat sejak 1967. Historis gempa merusak dan pernah terjadi tsunami, antara lain gempa Majene
M6,3 pada 1967, kemudian 23 Februari 1969 dengan magnitude 6,9. Dua kejadian ini memicu
terjadinya tsunami. Total lebih dari 100 warga meninggal dunia pada dua peristiwa tersebut.
Selanjutnya gempa Mamuju M5,8 pada 6 September 1972, gempa Mamuju M6,7 pada 8 Januari
1984, dan kejadian sebelum kejadian kemarin yaitu pada 7 November 2020, Rangkaian gempa ini
bersifat merusak. Lalu, gempa Majene yang terjadi pada dua hari berurutan yaitu 14 Januari 2021
dengan M5,9 dan 15 Januari 2021 dengan M6,2 (BNPB, 2021).
Oleh karena itu, kami mahasiswa KKN Reguler Angkatan XLVI Universitas Negeri
Makassar tahun 2022 sebagai bentuk pengabdian kami terhadap masyarakat khususnya di Desa
Tammerodo Utara untuk melaksanakan kegiatan Pelatihan dan Simulasi Tanggap Bencana Alam
Gempa Bumi dan Tsunami dengan bekerja sama dengan KSR PMI Unit Sendana yang bertujuan
untuk memberikan edukasi mengenai mitigasi bencana gempa dan tsunami agar dampak dari bencana
yang mungkin akan terjadi dapat diminimalisir.
METODE KEGIATAN
Kegiatan Pelatihan dan Simulasi Tanggap Bencana Gempa Bumi dan Tsunami
diselenggarakan oleh mahasiswa KKN Reguler Angkatan XLVI bekerja sama dengan KSR PMI Unit
Sendana. Kegiatan ini berlangsung selama satu hari di Aula Kantor Desa Tammerodo Utara. Kegiatan
ini diikuti oleh berbagai kalangan usia mulai dari anak-anak, remaja, dan dewasa. Tahapan kegiatan
ini diawali dengan pembukaan oleh Kepala Desa Tammerodo Utara, kemudian pembahasan materi
oleh KSR PMI Unit Sendana dan dilanjutkan dengan simulasi tanggap bencana gempa dan tsunami.
Materi yang dibahas terdiri atas dua materi pembahasan yaitu manajemen bencana dan pertolongan
pertama.
DAFTAR PUSTAKA
Arief, M. N. (2010). Gempa Bumi, Tsunami dan Mitigasinya. Jurnal Geografi, 67-68.
Suwaryo, P. A. (2017). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan Masyarakat dalam
Mitigasi Bencana Alam Tanah Longsor. Proceeding 6th University Research Colloquium
2017: Seri Humaniora, Sosial, dan Agama.
Yanuarto, T. (2021, Februari Rabu). Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Retrieved from
Pembelajaran Gempa Sulbar, Fenonema dan Dampak Kerusakan Bangunan:
https://bnpb.go.id/berita/pembelajaran-gempa-sulbar-fenonema-dan-dampak-kerusakan-
bangunan