Anda di halaman 1dari 4

Nama : Zhinda Nur Maulidia

Kelas : 3A
NIM : P1337421020042
MK : Manajemen Siaga Bencana

Tugas TM 5
Manajemen Siaga Bencana
TsunamiSKENARIO
BENCANA TSUNAMI
Waktu Kejadian
Aktivitas normal
07.00
Tanda-tanda alam - hewan menunjukkan perilaku diluar kebiasaan

Gempa kuat dirasakan oleh masyarakat. Kepanikan luar biasa. Sulit berdiri
07.55
selama kira-kira 1 menit

BMKG mengirimkan berita peringatan dini tsunami :


07.58 ”PERINGATAN TSUNAMI DI ............ , GEMPA MAG. 8,5 SR, 14 JULI 2009,
07:57:30, LOKASI 3,3 LU-95,8 BT KDLM 30 KM Berpotensi Tsunami ::

08.10 Fasilitas kritis rusak/tidak berfungsi, seperti listrik dan jaringan telepon selular

08.25 Dikabarkan oleh masyarakat di pesisir pantai, bahwa air laut terlihat surut jauh

08.29 Dikabarkan oleh masyarakat di pesisir pantai, bahwa air laut terlihat surut jauh

08.34 Gelombang pertama tsunami menghempas pesisir barat, dan sisi tenggara (teluk)

Gelombang pertama tsunami reda. Gelombang balik masih berulang terjadi.


09.02 Bangunan runtuh. Korban gempa dan tsunami bergelimpangan. Seluruh jaringan
komunikasi seluler dan telepon terputus.

Dua jam berlalu....

11.03 Masyarakat pesisir melihat gelombang balik di pantai tidak lagi terjadi.

11.15 BMKG NTWC mengirimkan informasi ”Kejadian tsunami berakhir”.


BAGAIMANAKAH UPAYA YANG BISA DILAKUKAN SEBAGAI BAGIAN DARI
MITIGASI BENCANA TSUNAMI BERDASARKAN SKENARIO DIATAS ?

Terdapat empat upaya pendekatan dalam melakukan upaya mitigasi bencana yaitu
pendekatan teknis, manusia, administratif, dan kultural. Mitigasi bencana tsunami yang
dapat dilakukan berdasarkan empat pendekatan tersebut adalah:

1. PENDEKATAN TEKNIS

• Pendekatan secara teknis dalam mitigasi bencana tsunami mengarah dalam


pembuatan sistem, rancangan, teknis pengamanan, atau membuat material yang
dapat memberikan efek dalam mengurangi dampak terjadinya bencana
tsunamiSalah satu yang dapat dilakukan ialah pembangunan sistem peringatan
dini tsunami, seperti Tsunami Early Warning System.

• Hal lain yang dapat dilakukan yaitu pembangunan rumah yang tahan terhadap
bahaya tsunami sebagai sebuah rencana kedaruratan dalam menghadapi tsunmi

• Kemudian dapat juga membangunan tembok penahan tsunami pada garis pantai
yang berisiko, seperti bangunan pemecah ombak atau penahan gelombang.

• Penanaman mangrove serta tanaman lainnya sepanjang garis pantai, meredam


gaya air tsunami juga dapat dilakukan sebagai bentuk mitigasi bencana
tsunami.

• Pembangunan tempat-tempat evakuasi yang aman di sekitar daerah


pemukiman. Tempat atau bangunan ini harus cukup tinggi dan mudah diakses
untuk menghidari ketinggian tsunami.

2. PENDEKATAN MANUSIA
• Hal ini dilakukan supaya dapat membentuk pemahaman masyarakat untuk
mengatahui dan sadar mengenai bencana tsunami, sehingga dalam pendekatan
ini perilaku dan cara hidup manusia dapat diperbaiki. Misalnya dengan
memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang karakteristik dan
pengenalan bahaya tsunami.

• Selain mengenai pengenalan bahaya masyarakat perlu mengetahui bagaimana


memahami cara penyelamatan jika terlihat tanda-tanda tsunami.
• Masyarakat juga perlu dikenalkan dengan peta rawan bencana, peta risiko
bencana tsunami, guna menambah pemahaman masyarakat mengenai bencana
tsunami.

• Sasaran pendidikan tsunami adalah masyarakat di wilayah yang rawan gempa


dan tsunami. Di Indonesia wilayah yang rawan gempa dan tsunami terdapat
diseluruh pantai mulai dari ujung Aceh, pantai barat Sumatera, pantai selatan
Jawa, Bali, NTB, NTT kemudian membelok ke kepulauan Maluku. Juga
terdapat diseluruh pantai di kepulauan Sulawesi dan pantai timur laut Papua
(Tika, 2009).

3. PENDEKATAN ADMINISTRATIF
• Pendekatan ini dilakukan oleh pihak pemerintah / organisasi secara
administratif dalam melakukan manajemen bencana, misalnya menyusun
payung hukum yang efektif dalam mewujudkan upaya-upaya mitigasi bencana
seperti penyusunan produk hukum yang mengatur pelaksanaan upaya mitigasi,
pengembangan peraturan dan pedoman perencanaan dan pelaksanaan bangunan
penahan bencana, serta pelaksanaan peraturan dan penegakan hukum terkait
mitigasi.

• Memberikan perlindungan kepada kehidupan masyarakat, infrastruktur, dan


lingkungan pesisir serta pemerintah juga perlu menyelenggarakan sebuah
simulasi terhadap bencana tsunami sebagai bentuk upaya mitigasi bencana
dalam pendekatan administratif.

• Hal penting lainnya yang perlu pemerintah dan organisasi lakukan adalah
melakukan peningkatan peran dan kerjasama yang sinergis dari berbagai pihak,
pengembangan forum koordinasi dan integrasi program antar sektor, antar level
birokrasi, guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam penanggulangan
bencana, khususunya bencana tsunami.

4. PENDEKATAN KULTURAL
• Masih banyak anggapan oleh masyarakat bahwa terjadinya bencana adalah
takdir yang harus diterima dengan apa adanya, namun tetap dengan tidak
melupakan untuk melakukan tindakan pencegahan dan penanggulangan yang
sebenarnya dapat mereka lakukan.
• Dalam hal ini masyarakat sebaiknya diberikan pemahanan secara lebih dengan
melakukan pendekatan yang sesuai dengan kultur masyarakat sekitar, yang
dapat dilakukan juga selain dengan pemahaman kita dapat mendorong
keberlanjutan aktivitas ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat
pesisir melalui melakukan kegiatan mitigasi yang mampu meningkatkan nilai
ekonomi kawasan, meningkatkan keamanan dan kenyamanan kawasan pesisir
untuk kegiatan perekonomian (Kemendagri, 2006).

• Hal tersebut akan lebih diterima oleh masyarakat karena selain mereka
mengetahui hal apa yang dilakukan dalam mitigasi bencana, kegiatan ekonomi
masyrakat juga dapat meningkat.

Anda mungkin juga menyukai