Anda di halaman 1dari 6

Muhammad Salwa Gurda

1201040103
UAS Disaster Management
1. Sebutkan dan cantumkan 15 materi assessment, masing-masing 5 materi assessment pada
kategori merah, kuning dan hijau. Dan setiap jawaban tidak boleh sama satu dengan lainnya.
Kategori Merah:
1. Pendarahan tidak terkontrol
2. Korban tidak mampu mengikuti perintah sederhana seperti “buka mata” atau “gerakkan
jari”
3. Luka terbuka di perut
4. Frekuensi nafas ≥30x
5. Durasi pemeriksaan pengisian kapiler ≥ 2 detik. (Pemeriksaan pengisian kapiler dengan
cara menekan di atas ujung kuku jari sehingga menjadi pucat. Bila tekanan dilepas ujung
jari menjadi merah lagi. Durasi kembali memerah adalah durasi yang dihitung)
Kategori Kuning :
1. Korban mampu mengikuti perintah sederhana seperti “buka mata” atau “gerakkan jari”
2. Frekuensi nafas <30x
3. Durasi pemeriksaan pengisian kapiler < 2 detik.
4. Luka bakar medium tanpa ada masalah jalan nafas
5. Cedera punggung
Kategori Hijau:
1. Luka bakar ringan
2. Bengkak
3. Korban mampu berjalan
4. Korban tidak memiliki masalah jalan nafas
5. Rasa sakit ringan
2. Bagaimana dengan tugas kelompok yang Anda buat, sejauhmana analisa dan narasinya
dalam mengatasi sebuah bencana serta memberikan solusi terhadap hal tersebut?
Tugas kelompok yang saya kerjakan membahas tentang gempa bumi. Analisa yang diberikan
tentang kategori bencana tersebut sudah mencukupi. Dimulai dari definisi, penyebab, jenis-jenis,
proses terjadi gempa bumi, serta daerah rawan gempa bumi. Solusi pencegahan tentunya minim,
karena gempa bumi (terutama teknonik) merupakan jenis bencana yang sulit di praduga dan
dicegah. Maka solusi yang kami dapat berikan ialah ketika bencana terjadi dan pasca bencana.
Hal-hal seperti untuk menyegerakan diri ke lapangan terbuka, menghindari bangunan rawan
runtuh, dan tetap di luar bangunan selama beberapa menit setelah kejadian.
3. Sebutkan 8 prinsip pokok manajemen Bencana dan bagaimana siklus dan fase manajemen
Bencana itu sendiri
Prinsip-prinsip penanggulangan bencana menurut UU No. 24 tahun 2007 adalah
1. cepat dan tepat
2. prioritas
3. koordinasi dan keterpaduan
4. berdaya guna dan berhasil guna
5. transparansi dan akuntabilitas
6. kemitraan
7. pemberdayaan
8. nondiskriminatif dan nonproletisi.
Untuk fase manajemen bencananya, terdiri dari 4 fase, yaitu :
1. Fase mitigasi bertujuan untuk mengurangi dampak negatif dari bencana. Misalnya,
dengan melakukan zonasi dan mengatur bangunan sesuai dengan kode-kode bangunan
yang berlaku, melakukan analisis kerentanan, serta memberikan pembelajaran kepada
masyarakat.
2. Fase persiapan melibatkan perencanaan tanggap darurat terhadap bencana. Contohnya
adalah merencanakan kesiapsiagaan, melaksanakan latihan keadaan darurat, serta
membangun sistem peringatan yang efektif.
3. Fase respons melibatkan upaya untuk meminimalkan kerusakan akibat bencana.
Misalnya, melakukan operasi pencarian dan penyelamatan, serta mengambil tindakan
darurat yang diperlukan.
4. Fase pemulihan bertujuan untuk mengembalikan masyarakat ke kondisi normal setelah
bencana. Contohnya adalah menyediakan tempat tinggal sementara, memberikan bantuan
keuangan kepada korban, serta memberikan perawatan kesehatan yang dibutuhkan.
Keempat fase manajemen bencana ini tidak selalu harus ada secara terpisah atau dilaksanakan
dalam urutan yang telah disebutkan. Fase-fase ini sering saling tumpang tindih, dan durasi setiap
fase tergantung pada tingkat keparahan kerusakan yang diakibatkan oleh bencana. Oleh karena
itu, dalam mengambil tindakan di setiap fase, penting untuk memahami karakteristik juga
intensitas dari setiap jenis bencana yang terjadi.

4. Respon (tanggap darurat) apa yang anda lakukan ketika dihadapkan pada suatu bencana
dihadapan Anda. Dan, sebutkan 10 bencana yang melanda Indonesia sejak 2017-2023 beserta
jumlah data korban dan daerah terjadinya bencana. Apa saja respon anda terhadap peristiwa
tersebut!
Respon pertama tentu menyelamatkan diri, kemudian setelah bencana selesai terjadi, adalah
mengevaluasi dampak bencana, menganalisa dampak, serta srategi dan aksi paling optimal yang
bisa dilakukan pada saat itu.
Banjir : Gresik 2022-01-03
Tuban 2022-09-09
Kota Bandar Lampung 2022-01-16
Longsor : Kota Semarang 2022-12-28
Kebumen 2022-03-31
Pesawaran 2022-10-22
Gempa Bumi : Cianjur 2022-11-21
Pesisir Barat 2022-09-13
Tuban 2022-05-09
Luwu Timur 2022-09-12

5. Mengapa di Indonesia sangat rentan bencana? Sebutkan 7 alasan yang mendasarinya!


1. Terkhusus bagi bencana gempa bumi dan gunung Merapi, hal ini disebabkan karena Indoensia
berada di wilayah pertemuan tiga lempeng tektonik yang juga biasa disebut dengan istilah ring of
fire.
2. Aktivitas Vulkanik. Indonesia memiliki lebih dari 130 gunung berapi aktif, termasuk Gunung
Merapi, Gunung Sinabung, dan Gunung Agung. Letusan gunung berapi dapat menyebabkan
kerusakan yang signifikan, termasuk aliran lava, awan panas, dan hujan abu vulkanik.
3. Cuaca Ekstrem. Indonesia juga mengalami cuaca ekstrem seperti banjir, tanah longsor, dan
kekeringan. Musim hujan yang intens dan topografi yang berbukit-bukit meningkatkan risiko
banjir dan tanah longsor, sementara musim kemarau yang panjang dapat menyebabkan
kekeringan.
4. Perubahan Iklim. Perubahan iklim global berdampak pada meningkatnya frekuensi dan
intensitas bencana alam di Indonesia. Peningkatan suhu global dapat menyebabkan kenaikan
permukaan air laut dan cuaca yang lebih ekstrem, seperti badai tropis yang lebih kuat.
5. Infrastruktur yang Rentan. Kondisi infrastruktur yang seringkali belum memadai atau kurang
tahan terhadap bencana alam membuat Indonesia lebih rentan. Banyak daerah di Indonesia yang
memiliki akses terbatas terhadap jalur transportasi, jaringan listrik, dan fasilitas kesehatan yang
memadai, sehingga sulit untuk memberikan tanggapan yang cepat dan efektif ketika bencana
terjadi.
6. Aktivitas Tektonik Subduksi. Indonesia terletak di wilayah yang mengalami proses tektonik
subduksi, di mana lempeng samudra tenggelam di bawah lempeng benua. Hal ini menyebabkan
zona subduksi yang rentan terhadap terjadinya gempa bumi dengan magnitudo tinggi dan dapat
memicu tsunami. Contohnya adalah zona subduksi Sunda di lepas pantai Sumatera dan Jawa
yang sering mengalami gempa dan tsunami.
7. Keberagaman Sumber Daya Alam. Meskipun keberagaman sumber daya alam adalah
kekayaan bagi Indonesia, namun juga meningkatkan risiko bencana. Hutan yang luas
menyebabkan risiko kebakaran hutan yang sering terjadi, sementara tambang dan pengeboran
minyak dapat menyebabkan dampak lingkungan yang berpotensi merusak, seperti tanah longsor
atau kerusakan ekosistem.

6. Buatlah kesimpulan sebanyak minimal 1000 karakter pada tugas kelompok; gempa bumi,
tanah longsor, gunung meletus, banjir, puting beliung, tsunami, bencana sosial dan bencana
non alam.
Manajemen bencana merupakan pendekatan yang krusial dalam menghadapi berbagai
ancaman bencana alam dan non alam yang sering terjadi di Indonesia, seperti gempa bumi, tanah
longsor, gunung meletus, banjir, puting beliung, tsunami, bencana sosial, dan bencana non alam.
Kombinasi dari faktor geografis, geologis, iklim, dan sumber daya alam yang kompleks membuat
Indonesia menjadi salah satu negara yang rawan terhadap bencana. Dalam konteks manajemen
bencana, penanganan bencana alam mencakup langkah-langkah yang terdiri dari empat fase utama,
yaitu mitigasi, persiapan, respons, dan pemulihan. Pada fase mitigasi, upaya dilakukan untuk
meminimalkan dampak negatif bencana dengan melakukan zonasi dan pengaturan bangunan,
analisis kerentanan, dan pembelajaran publik. Selanjutnya, fase persiapan melibatkan perencanaan
tanggap darurat, latihan keadaan darurat, dan sistem peringatan untuk meningkatkan kesiapsiagaan.
Fase respons berfokus pada upaya memperkecil kerusakan yang disebabkan oleh bencana melalui
pencarian dan pertolongan, serta tindakan darurat yang cepat dan efektif. Terakhir, fase pemulihan
bertujuan untuk mengembalikan masyarakat ke kondisi normal melalui penyediaan perumahan
sementara, bantuan keuangan, dan perawatan kesehatan.
Gempa bumi merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi di Indonesia akibat
aktivitas tektonik di sepanjang Cincin Api Pasifik. Gempa bumi dapat menyebabkan kerusakan
struktural, kerugian jiwa, dan terkadang memicu tsunami. Dalam manajemen bencana, mitigasi
gempa dilakukan dengan menerapkan standar bangunan yang tahan gempa, membangun sistem
peringatan dini, serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan tindakan evakuasi saat gempa
terjadi. Tanah longsor juga merupakan bencana alam yang sering terjadi, terutama saat musim
hujan.
Dalam keseluruhan manajemen bencana, kerjasama antara pemerintah, lembaga terkait,
masyarakat, dan sektor swasta merupakan hal yang sangat penting. Diperlukan koordinasi yang
baik, pengelolaan informasi yang efektif, serta pengembangan kapasitas dan kesadaran masyarakat
dalam menghadapi bencana. Lebih lanjut, penelitian dan pengembangan teknologi juga diperlukan
untuk meningkatkan kemampuan dalam deteksi dini, mitigasi, dan respons terhadap bencana.
Dalam konteks Indonesia, manajemen bencana memiliki peran yang sangat penting dalam
mengurangi dampak bencana alam dan non alam yang sering terjadi. Dengan implementasi yang
baik dari langkah-langkah mitigasi, persiapan, respons, dan pemulihan, diharapkan dapat
meningkatkan ketahanan dan kesiapsiagaan masyarakat, mengurangi kerugian jiwa dan harta
benda, serta mempercepat proses pemulihan pasca bencana.

7. Sebutkan 7 fungsi dari management disaster.


a. Managerialisasi respon terhadap bencana
b. Pengendalian situasi bencana dan darurat
c. Mendesain kerangka persiapan untuk membantu orang yang rentan bencana untuk
menghindari bencana, mengatasi dampak, atau mengobati dampak bencana
tersebut.
d. Mengurangi atau mencegah kerugian karena bencana
e. Menjamin terlaksananya bantuan terhadap korban bencana
f. Mencapai pemulihan yang cepat dan efektif.
g. Memberikan gambaran rencana untuk pengurangan atau pencegahan kerugian
karena bencana.
8. Rapid assessment dilakukan dalam rangka? Lalu yang tidak termasuk kelompok rentan apa
saja?
Rapid assessment dilakukan sebagai asesmen awal dan cepat tanggap sesegera mungkin setelah
terjadi bencana (1 X 24 Jam <Maks 1 minggu>)
Yang tidak termasuk kelompok rentan adalah mereka yang bukan: bayi, balita, anak-anak, ibu
mengandung/menyusui, disabilitas, dan lansia. (UU No.24 tahun 2007)
9. Sebutkan 5 Fase rekontruksi dan Fase recovery pada tahapan bencana!
a. Bantuan Darurat
• Mendirikan pos komando bantuan
• Mendirikan tenda-tenda penampungan, dapur umum, pos kesehatan dan pos
koordinasi.
• Mendistribusikan obat-obatan, bahan makanan dan pakaian.
b. Inventarisasi kerusakan
c. Evaluasi kerusakan
d. Pemulihan (Recovery)
e. Rehabilitasi (Rehabilitation)
f. Rekonstruksi
g. Evaluasi
10. Ketika kita mengalami bencana di sebuah gedung yang bertingkat, anda berada pada tingkat
yg paling tinggi yakni di lantai 30, apa yg akan anda lakukan?
Tindakan saya bergantung pada jenis bencana. Jika memungkinkan untuk
menyelamatkan diri melalui tangga darurat, maka itu yang akan dilakukan. Jika jenis bencana
memutus akses pada tangga darurat maka jika masih memungkinkan menungggu evakuasi, maka
akan ditunggu, Jika tidak memungkinkan (misal kebakaran atau pondasi mulai rubuh) maka akan
mencari alternatif atau perlatan di dalam Gedung yang bisa mengurangi dampak jatuh ketika
terjun (Misal benda berbentuk kurva untuk meluncur, tali, dsb.)

Anda mungkin juga menyukai