Disusun oleh :
Anis Nurul Fataya M. (P17410201001)
Fitri Eka Setyawati (P17410201002)
Hidayatul Munawaroh (P17410201003)
Titin Rahmatul H (P17410201007)
Nadlifah Hidayati (P17410201011)
Wasitha Nouvaliza H (P17410201012)
Anissa Ayu A (P17410201027)
Anggi Ravika Arifin (P17410201028)
Farhan Isro’ Arobi (P17410201030)
Asma’ul Khusnah (P17410201035)
Ika Misbahatun N (P17410201042)
Anis Zuhrufah (P17410201051)
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan. Atas
karunia-Nya berupa nikmat iman dan kesehatan ini akhirnya penulis bisa menyelesaikan
makalah bertema Pancasila. Tidak lupa shawalat serta salam tercurahkan bagi Baginda
Agung Rasulullah SAW yang syafaatnya akan kita nantikan kelak.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran akan dengan senang hati saya terima.
Kelompok 2
BAB 1
PENDAHULUAN
Secara umum kegiatan manajemen bencana dapat dibagi dalam kedalam tiga kegiatan utama,
yaitu:
Kegiatan pada tahap pra bencana ini selama ini banyak dilupakan, padahal justru kegiatan
pada tahap pra bencana ini sangatlah penting karena apa yang sudah dipersiapkan pada tahap
ini merupakan modal dalam menghadapi bencana dan pasca bencana. Sedikit sekali
pemerintah Bersama masyarakat maupun swasta memikirkan tentang langkah-langkah atau
kegiatan-kegiatan apa yang perlu dilakukan didalam menghadapi bencana atau bagaimana
memperkecil dampak bencana. Kegiatan saat terjadi bencana yang dilakukan
segera pada saat kejadian bencana, untuk menanggulangi dampak yang
ditimbulkan, terutama berupa penyelamatan korban dan harta benda, evakuasi
dan pengungsian, akan mendapatkan perhatian penuh baik dari pemerintah
bersama swasta maupun masyarakatnya. Pada saat terjadinya bencana
biasanya begitu banyak pihak yang menaruh perhatian dan mengulurkan tangan
memberikan bantuan tenaga, moril maupun material. Banyaknya bantuan yang
datang sebenarnya merupakan sebuah keuntungan yang harus dikelola dengan
baik, agar setiap bantuan yang masuk dapat tepat guna, tepat sasaran, tepat
manfaat, dan terjadi efisiensi.
Kegiatan pada tahap pasca bencana, terjadi proses perbaikan kondisi masyarakat yang
terkena bencana, dengan memfungsikan kembali prasarana dan sarana pada keadaan semula.
Pada tahap ini yang perlu diperhatikan adalah bahwa rehabilitasi dan rekonstruksi yang akan
dilaksanakan harus memenuhi kaidah-kaidah kebencanaan serta tidak hanya melakukan
rehabilitasi fisik saja, tetapi juga perlu diperhatikan juga rehabilitasi psikis yang terjadi
seperti ketakutan, trauma atau depresi. Dari uraian di atas, terlihat bahwa titik lemah dalam
siklus manajemen bencana adalah pada tahapan sebelum/pra bencana, sehingga hal inilah
yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan untuk menghindari atau meminimalisasi dampak
bencana yang terjadi.
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat ditentukan tujuan penulisan makalah ini adalah :
PEMBAHASAN
Definisi bencana yang dikeluarkan oleh Departemen Energi dan SumberDaya Mineral
(ESDM) adalah suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam, manusia
atau keduanya yang mengakibatkan korban manusia, kerugian harta benda, kerusakan
lingkungan, kerusakan sarana prasarana, dan fasilitas umum serta menimbulkan gangguan
terhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat. Bencana alam adalah salah satu factor
yang bisa mengakibatkan rusaknya lingkungan hidup. Bencana alam bila dilihat dari
penyebabnya, dapat dibedakan sedikitnya menjadi tiga jenis, yaitu geologis, klimatologis, dan
ekstra-terestial. Berikut adalah macam-macam bencana alam yang terjadi di Indonesia,
diantaranya: Tsunami, Banjir, Kebakaran, Longsor, Gunung Berapi, Kekeringan dan Abrasi.
a. Penetapan status darurat siaga bencana atau tanggap darurat bencana harus
didasarkan pada kajian atau penilaian kondisi daerah perihal penyebaran
COVID- 19 yang dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) dan Dinas Kesehatan kabupaten/kota/provinsi.
b. Setelah dilakukan kajian atau penilaian kondisi daerah perihal penyebaran
COVID-19, Gubernur, Bupati/Walikota menetapkan status bencana COVID-
19.
Tahap tanggap darurat dilakukan saat kejadian bencana terjadi. Kegiatan pada tahap
tanggap darurat pada pandemi covid-19 dapat dilakukan dengan cara 5M, antara lain :
1. Menjaga jarak minimal 1 meter
2. Mencuci tangan sebelum, saat dan sesudah bepergian
3. Menggunakan masker saat bepergian
4. Membatasi Mobilisasi dan Interaksi
5. Menghindari kerumunan.
1. Lakukan pengelompokan
Evakuasi warga berdasarkan penggolongan orang terdampak Covid-19.
Sebaiknya, pasien Covid-19 tidak dirawat di daerah dengan risiko bencana tinggi agar
tidak perlu dilakukan mobilisasi pasien saat bencana terjadi. Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) dan pemerintah daerah disarankan perlu menyiapkan
protokol evakuasi khusus untuk melakukan evakuasi pasien dan pekerja medisnya.
BPBD perlu berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempat, agar memiliki data dan
mengetahui lokasi-lokasi penderita Covid-19 yang tinggal di area terdampak bencana
tersebut.
2. Tanda khusus
Berikan tanda khusus bagi penderita saat evakuasi. Seperti memberikan pita
dengan warna khusus di tangan, serta masker dengan tanda khusus atau tanda lainnya.
Perlu ditetapkan TES dan TEA khusus untuk kasus positif yang terpisah dari
masyarakat yang sehat. Ini juga perlu ditekankan pada pekerja sosial untuk membantu
evakuasi kasus positif Covid-19 dengan dilengkapi APD dan peralatan P3K.
4. Sosialisasi masif
Lakukan sosialisasi yang massif sebelum pelaksanaan evakuasi. Siapkan
rencana evakuasi dan protocol Kesehatan bagi masyarakat. Seperti menjaga jarak,
menggunakan masker, menjaga kebersihan diri dan sekitarnya saat evakuasi dengan
melakukan sosialisasi akan hal ini sejak dini.
5. Evaluasi kondisi RS
Evaluasi rumah sakit yang menangani pasien Covid-19 terdampak bencana
alam. Jika terdampak, pihak rumah sakit agar mempertimbangkan merujuk pasien
Covid-19 ke rumah sakit rujukan lain tedekat.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran